PENDAHULUAN
Anggrek merupakan tanaman hias yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi
bila dibanding dengan jenis tanaman hias lainnya. Iklim tropis Indonesia cocok
anggrek alam yang bermutu. Salah satu jenis anggrek yang banyak diminati
spesies, dengan penyebaran yang sangat luas. Mulai dari ujung timur India, seluruh
asia, China Dan diseluruh kepulauan Pasifik yang mencakup australia dan austria.
dan lamanya waktu yang diperlukan biji untuk berkecambah. Hal ini dikarenakan
ukuran biji anggrek sangat kecil dan tidak mempunyai endosperm sebagai cadangan
mendapatkan tanaman baru yang mempunyai sifat sama dengan induknya dalam
masih memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, saat ini di beberapa
negara maju telah banyak dikembangkan suatu sistem perbanyakan tanaman secara
vegetatif yang lebih cepat dengan hasil yang lebih banyak lagi, yaitu dengan sistem
kultur jaringan. Kultur jaringan sering disebut juga perbanyakan tanaman secara in
khusus dan alat-alat yang serba steril. Sistem perbanyakan tanaman dengan kultur
jaringan ini dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak dan
dalam waktu yang singkat. Tanaman baru yang dihasilkkan mempunyai sifat-sifat
biologis yang sama dengan sifat induknya. Sistem budidaya jaringan juga memiliki
keuntungan lain yaitu penghematan tenaga, waktu, tempat dan biaya. ( Daizy,
1994).
dapat digunakan untuk memperbanyak tanaman anggrek secara tepat. Selain untuk
paling umum digunakan dalam perbanyakan anggrek secara in vitro. ( Bey dkk
karena dapat mengaktifkan reaksi enzimatik, terutama pada benih (Wilkins, 1989).
hutan ) dapat tumbuh dan berkembang biak, akan tetapi presentasi hidupnya kecil
dan juga perkembngan nya lambat, sehingga dapat mempengarui jumlah anggrek.
Bahwa :
sempurna.
• Hal hal mendasar pada saat sterilisasi alat dan bahan juga akan
Oleh karena itu, dalam pkl ini saya mempelajari dan memfokuskan
Dari hasil identifikasi diatas, maka masalah yang penulis rumuskan adalah :
Dengan Baik ?
1.4. Tujuan
Dari hasil perumusan masalah tersebut, maka tujuan pkl ini adalah :
1. Mengetahui cara atau teknik dalam kultur jaringan secara in vitro pada
TINJAUAN PUSTAKA
Dendrobium berasl dari kata “dendro” yang berarti pohon, dan “bios” yang
berarti hidup. Anggrek ini merupakan salah satu jenis anggrek yang paling populer.
pengusaha anggrek biasanya memulai usaha nya dengan menanam anggrek ini,
dendrobium merupakan salah satu genus anggrek yang terbesar yang terdapat pada
jepang, taiwan dan korea. Anggrek dendrobium di asia tenggara menjadi andalan
Thailand, Indonesia dan Filipina. Sebarannya lalu meluas ke selandia baru dan
tahiti. Dendrobium kebanyakan tumbuh liar di daerah tropis seperti asia dan dalam
jumlah yang tebatas di temukan di selatan Amerika serikat dan bekas jajahan
sebagai tanaman hias ruang atau taman. Bunganya sangat bervariasi dan
batang terbatas. Batang ini tumbuh terus dan akan berhenti setelah mencapai batas
maksimum. Pertumbuhan ini akan dilanjutkan oleh anakan baru yang tumbuh di
rhizoma atau batang di bawah tanah. Dari rhizoma ini akan keluar tunas anakan
baru. Di antara rhizoma dan daun ada semacam umbi yang disebut pseudobulb
(umbi palsu).
membutuhkan sinar matahari dengan sedang sampai tinggi, tergantung dari jenis
Dendrobium. Apabila suhu terlalu tinggi dapat dibantu dengan pengkabutan dengan
Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar
dan sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000
spesies (Gunawan, 2006). Salah satu genus yang mempunyai posisi sangat tinggi
dalam kultur dan industri bunga potong di indonesia adalah anggrek Dendrobium
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
1. Kelopak (sepal)
2. Mahkota (petal)
3. Lidah (Labelum)
Dodson.2000).
Sepal yang dimiliki anggrek terdiri atas tiga helai dan si sela-sela
sepal terdapat dua helai petal. Sedangkan labelum atau lidah bunga
2.3.2. Buah
merupakan rusuk sejati dan yang tiga lainnya adalah tempat melekatnya dua
tepi daun buah yang berlainan. Di tempat bersatunya tepi daun buah tadi dalam
satu buah anggrek sebesar kelingking terdapat ratusan ribu bahkan jutaan biji
anggrek yang sangat lembut dalam ukuran yang sangat kecil (Gambar 3).
bantuan fungi (jamur) yang disebut mikoriza yang bersimbiosis dengan biji-biji
anggrek tersebut. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai, hifa atau benang dari
fungi tersebut dicerna sehingga terjadi pelepasan nutrisi sebagai bahan energi yang
anggrek.
Buah anggrek berbentuk seperti kapsul dan di dalamnya terdapat banyak biji
dengan ukuran sangat kecil. Endosperm tidak terdapat pada biji anggrek padahal
endosperm berfungsi sebagai cadangan makanan dan sangat berperan saat terjadi
2.3.3. Daun
Helaian daun anggrek berdaging berwarna hijau tua. Permukaan daun dilapisi
kutikula (lapisan lilin) yang dapat melindungi dari serangan hama dan penyakit.
Daun anggrek memiliki ciri khas bertulang daun sejajar, sedangkan bentuknya
berbeda-beda, ada yang memanjang dan ada yang membulat tergantung pada
Batang dan daun anggrek mengandung klorofil, hal ini sangat membantunya
hutan yang minim cahaya. Klorofil pada batang anggrek tidak mudah hilang atau
terdegradasi walaupun daun-daunnya telah gugur, oleh sebab itu anggrek juga
Batang anggrek yang menebal merupakan batang semu yang dikenal dengan
sebagai penyimpan air dan makanan untuk bertahan saat keadaan kering (Bose dan
Battcharjee, 1980). Batang Anggrek ada dua tipe yang dipengaruhi oleh titik
1. Monopodial
Anggrek tipe monopodial hanya memiliki satu batang dan satu titik
tumbuh. Batang utama terus tumbuh dan tidak terbatas panjangnya, bentuk
batangnya ramping dan tidak berumbi. Tangkai bunga akan keluar di antara
dua ketiak daun. Anggrek jenis ini dapat diperbanyak dengan cara stek
2. Simpodial
atas telah maksimal. Batang utama baru muncul dari dasar batang utama.
Pada anggrek simpodial terdapat suatu penghubung dari tunas satu ke tunas
lainnya yang disebut rhizome. Anggrek jenis ini dapat diperbanyak dengan
cara split, pemisahan keiki, stek batang dan biji, Kelompok anggrek
Akar anggrek berbentuk silindris dan berdaging, lunak, mudah patah denagn
ujung akar yang meruncing licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering akar
akan tampak berwarna putih keperak-perakan pada bagian luarnya dan hanya pada
bagian ujung akar saja yang berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang
telah tua menjadi coklat dan kering, kemudian akan digantikan oleh akar yang baru
(Gambar 6).
mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman. Fungsi lain dari akar adalah
atau tidaknya dapat dilihat dari akarnya. Akar udara terdapat lapisan velamen yang
berongga dan berfungsi untuk menyerap air dan udara. Akar ini juga dapat
yang hidup dalam akar tumbuhan. Mycorhiza hidup secara simbiosis yaitu dengan
memfiksasi
tumbuh di daerah pada ketingian tempar lebih dari 1000 mdpl. Dendrobium
umumnya menyukai daerah panas dari pada daerah dingn, tetapi beberapa jenis
Dendrobium hanya bisa tumbuh di daerah dingin misalnya Dendrobium nobile dan
2.4.3. Cahaya
lain tanpa merugikan inangnya. Oleh karena itu, Dendrobium hanya membutuhkan
intensitas cahaya dan lama penyinaran terbatas. Besarnya intensitas cahaya yang
matahari terik di siang hari, kisaran intensitas cahaya matahari sekitar 7000 – 10000
fc. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut Dendrobium membutuhkan
penyinaran 10 jam per hari. Lama penyinaran di bawah itu masih bisa membuat
petumbuhan dan pembungaan, sehingga tanpa cahaya yang cukup, tanaman tidak
2.4.4. Kelembaban
85 % dengan kisaran itu maka penguapan yang terjadi pada siang hari bisa dicegah.
tanaman terserang penyakit. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara, media
tanaman tidak boleh terlalu basah oleh karena itu hindari penyiraman menjelang
malam. Saat kelembaban tinggi dan suhu meningkat meupakan kondisi yang sangat
membuat udara menjadi kering sehingga berdampak pada daun dan bulb
kekurangan air. Hal tersebut dapat di atasi dengan penyiraman tanaman dengan cara
kelembaban juga mempengaruhi kadar air dalam jaringan tanaman. Apabila kadar
air terganggu, maka proses trnasformasi zat hara dalam tanaman ikut terhambat,
2.4.5. Suhu
tinggi memacu proses metabolisme dan suhu udara rendah memperlambat lajunya.
cara meningkatkan kelembaban, kenaikan suhu di siang hari bisa ditekan dengan
yang cukup, hal tersebut merupakan syarat yang mutlak apalagi saat musim
kemarau datang. Dendrobium memang menyukai air tetapi tidak boleh berlebihan.
Air digunakan saat pertumbuhan vegetatif, tunas-tunas muda tumbuh dan sebelum
berbunga. Namun, keperluan air berkurang saat tangkai bunga tumbuh dan
2.4.7. Angin
kesehatan anggrek. Namun angin yang bertiup terlalu kencang dapat mematahkan
tangkai-tangkai bunganya. Keaadan angin yang sesuai adalah angin yang bertiup
minimal memiliki 4-6 pseudobulb sudah dapat diperbanyak dengan cara split.
Sebelum bertunas, potongan diletakkan pada media tanam seperti yang digunakan
sebelum tanaman displit. Setelah bertunas, memiliki akar baru dan daun tanaman
memanfaatkan hormon pertumbuhan IBA, NAA, atau juga IAA. Ketika tanpa
hormon pertumbuhan anggrek yang displit adalah tiga pseudobulb, maka setelah
diberi hormon pertumbuhan anggrek dapat displit satu pseudobulb. IAA atau IBA
memacu tumbuhnya akar yang pada akhirnya dapat memacu pertumbuhan tunas.
( Soeryowinoto 1986 )
Dendrobium. Selain pada ujung pseudobulb, keiki dapat juga muncul pada tangkai
bunga yang bunganya sudah luruh. Keiki biasanya muncul ketika kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan atau ketika dalam suatu pot, akar
pseudobulb atau tangkai bunga yang terdapat keiki. Pseudobulb ikut dipotong
pertumbuhan awal keiki. Keiki kemudian ditempelkan pada pohon atau media lain
seperti arang dan dibiarkan hingga memiliki lebih dari satu pseudobulb. Ketika
sudah memiliki lebih dari satu pseudobulb, keiki sudah bisa ditanam di media yang
mempunyai sifat genetik tidak jauh berbeda dengan induknya. Namun perbanyakan
konvensional secara vegetatif ini tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk
tanaman bunga potong, karena jumlah anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini
sangat terbatas.
Perbanyakan ini harus dibantu oleh media khusu karena benih anggrek tidak
mempunyai cadangan makanan seperti halnya benih tanaman lain. Perbanyakan ini
bisa kangsung terjadi secara alami dengan bantuan jamur micorhyza yang nantinya
akan bersimbiosis, atau bisa juga dilakukan oleh manusia dengan perlakuan
tertentu. Perlakuan oleh manusia misalnya dengan cara mengolesi batang pohon
yang akan di jadikan media semai dengan tepung kanji higga tumbuh jamur.
Kemudian benih yang sudah disiapkan dicampur dengan putih telur lalu disemai
pada batang yang sudah ditumbuhi jamur terlebih dahulu ( Soeryowinoto 1986 ).
teknik kultur jaringan atau kultur in vitro. Metode kultur in vitro adalah teknik
tunas, dan akar ) dan jaringan generatif ( seperti : ovule , embrio dan biji ) oleh
karena itu , metode ini juga bisa dilakukan secara generatif maupun vegetatif.
baik berupa sel, jaringan atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Kultur
jaringan dicirikan oleh kondisi kultur yang aseptik, penggunaan media kultur
buatan dengan kandungan nutrisi dan hormon yang dibutuhkan Tanaman, serta
kondisi ruang kultur yang suhu dan pencahayaannya terkontrol. Pelaksanaan teknik
kultur jaringan ada berdasarkan atas teori sel yang dikemukakan oleh “Schleiden
sangat mungkin mendapatkan bibit yang unggul, tahan terhadap serangan hama
yaitu memperoleh sifat fisiologi dan morfologi yang sama persis dengan tanaman
induknya sehingga penyediaan bibit akan selalu terpenuhi dan bibit yang akan
yaitu:
1. Kultur biji (seed culture), kultur yang menggunakan biji sebagai bahan
tanam.
ujung akar, pucuk aksilar, helaian daun, tangkai daun, buku batang (internode),
Teknik kultur jaringan melalui biji atau embrio (seksual) dilakukan dengan
alasan biji tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan) atau biji berukuran
sangat kecil. Selain itu, teknik kultur jaringan juga bertujuan untuk mendapatkan
keseragaman bibit dalam jumlah besar dan waktu yang relatif singkat. Tanaman
baru yang bersifat unggul diharapkan dapat diperoleh melalui teknik kultur jaringan
dalam teknik kultur jaringan. Hal ini bertujuan membebaskan segala jenis
kontaminan baik yang berasal dari bakteri, jamur dan mikroba lainnya (Tuhuteru et
al., 2012). Pemilihan eksplan yang tepat adalah tahap pertama dalam tiga tahap
yang dilakukan dalam kultur jaringan. Eksplan tersebut harus disterilisasi dan
kemudian baru dapat ditanam pada media. Tahap kedua adalah multiplikasi atau
perbanyakan tunas pada media dengan melakukan subkultur. Tahap ketiga adalah
Media mempunyai 2 fungsi utama, yaitu untuk menyuplai nutrisi dan untuk
memacu pertumbuhan melalui zat pengatur tumbuh. Adanya variasi media untuk
dan Skoog (MS), Gamborg (B5), Linsmaier, Nitsch dan Woody Plant Medium
(WPM). Selain media, zat pengatur tumbuh juga memegang peranan penting dalam
melakukan teknik kultur. Zat pengatur tumbuh adalah kelompok hormon, baik
jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada
stok. Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan-
bahan kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering
menimbang karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari
kimia oleh mikroba penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan
dengan cennat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan
di lemari es, dan larutan stok yang terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi
suatu keperluan, media yang telah dirumuskan dapat diubah atau diperbarui, dengan
mengganti zat-zat tertentu, atau menambah zat lain. Untuk melakukan perubahan
hanya unsur-unsur hara makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat yang pada
umumnya berupa gula untuk menggantikan karbon yang biasanya didapat melalui
plasma nutfah. Media kultur jaringan untuk pelestarian berbeda dengan media
yang hanya dibutuhkan tanaman dalam konsentrasi yang sangat sedikit. Zat
Golongan auksin yaitu IAA(Indole Acetic Acid), NAA ( Naphtalene Acetic Acid ),
amino purin), dan Zeatin (Lestari, 2011). Sitokinin alami yang paling banyak
seimbang maka eksplan akan membentuk massa sel yang bersifat meristematik dan
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu fungsi membran sel dan
media, pengambilan (uptake) dari zat pengatur tumbuh dan garam- garam lain, dan
METODOLOGI
Januari 2019 sampai 27 Februari 2019. Dan untuk waktu kerja mulai dari pukul
Handoyo Budi Orchids Jl. Bondowoso No. 9A, Gading Kasri, Klojen, Kota Malang,
3.2.1 Alat
3.2.2 Bahan
9. KOH
10. M2
11. Mn,Zn,H3PO4
14. EDTA
16. M3
17. Vitamin B8
18. No6
19. Vitamin
3.3.1. Orientasi
pengarahan ( tugas – tugas ) secara umu yang berhubungan dengan ruang lingkup
3.3.2. Observasi
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui lokasi, situasi, dan kondisi
peserta PKL dipersilahkan untuk melakukan pengamatan dari satu tempat ke tempat
3.3.3. Adaptasi
pendekatan – pendekatan serta pengenalan lebih jauh dengan pembimbing dan para
beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan pekerjaan atau kegiatan – kegiatan yang
3.3.4. Simulasi
Diskusi dilakukan oleh peserta PKL dengan pembimbing atau karyawan instansi
setelah seluruh kegiatan selesai. Diskusi dapat juga dilakukan di setiap waktu jeda
penyerahan program rencan kerja yang di lanjutkan dengan diskusi bersama untuk
mencocokkan program kerja yang dibawa oleh mahasiswa peserta PKL dengan
Kegitan pertama yang kami pelajari adalah pembuatan media tanam mulai dari
sub kultur dan media akhir, pembutan media ini dilakukan setiap hari selama masa
PKL, yang di sesuaikan dengan stok yang masih ada. Kegiatan keduan setelah
seminggu di kenalkan dengan cara pembuatan media kami beranjak penyiapa bahan
eksplan yang diawali dengan seleksi buah yang telah siap untuk di sebar. Kegiatan
ketiga belajar cara sebar benih yang baik dan benar, dan juga belajar cara
sebar benih . kegiatan ke empat adalah proses inkubais tanaman yang telah
melewati proses transplanting, proses ini membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan
sampai bibit siap di panen ,kegiatan terakhir adalah proses panen bibit tanaman
anggrek yang umurnya sudah sekitar 3-4 bulan dari masa transplanting, dengan
a. Data Primer
dan dokumentasi dengan pembimbing lapang dan karyawan Handoyo Budi Orchid.
b. Data Sekunder
Diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada seperti: Jurnal penelitian, E-
book, Buku dan laporan PKL. Bertujuan untuk membantu mencari referensi
berdiri atas prakarsa Ir. Budi Sugiarto. Beliau merupakan lulusan fakultas
pertanian, Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Prgoram Studi Ilmu Penakit
Bakteri, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur. Beliau pada tahun 1998
mulai menekuni usaha tanaman hias dan pada tahun berikutnya mulai bekerja
Prima Malang. Beliau juga diberi kesempatan untuk tugas belajar ke Landcaster,
lumajang, jawa timur. Ir. Budi Sugiarto mulai menekuni bidang Landscaping
dan Gardening pada tahun 1995 dan baru setelah itu beliau mulai menekuni
terletak di Jl. S. Parman No. 101 Malang dan bernama Budi Orchids. Faktor
pendidikan, hobi bertanam dan merawat anggrek, serta tekadnya yang ingin
Orchids pindah ke Jl. Bondowoso No. 9A, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan
Klojen, malang , Jawa timur. Dan pada saat itu berganti nama menjadi Handoyo
Budi Orchids. Hal ini terjadi karena Ir. Budi sugiarto bekerja sama dengan
Handoyo Budi Orchids pada tahun 2005 telah memiliki kebun anggrek
sendiri yang beralamat di Jl. Telasih, Desa Ngijo, Kecamatan Karang Ploso,
Malang. Handoyo Budi Orchids pada tahun 2007 mulai membangun kebung
baru di daerah tidar atas dasar kerja sama dengan seorang notaris Bernama Eko
tersebut bisa di manfaatkan sebagai ajang promosi, akan ada produk dan
Visi:
tanaman hias.
keinginan konsumen.
Pimpinan
Pimpinan operasional
Bendahara
1. Pemimpin Utama
2. Pimpinan operasional
kegiatan, setiap hari, dan bertanggung jawab atas keadaan serta keputusan yang
diambil
4. Koordinator Laboratorium
imkubasi.
5. Koordinator Pemasaran
semua kebijakan dan yang telah ditetapkan perusahaan dan bertanggung jawab
6. Koordinator Kebun
Orchids Beralamat di Jl. Bondowoso No. 9A, Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan
Klojen Malang. Sedangkan kebun Handoyo Budi Orchids Beralamat di Jl. Telasih,
Orchids memiliki luas 3000 m2, untuk kebun dan ruang inkubasi 1000 m2 yang
Transportasinya mudah
kuantitas dan kualitas dari sumber daya manusia (SDM) yang mampu bekerja
Orchids merupakan orang orang yang terampil, telaten, tekun, dan mau belajar
mengevaluasi kegagalan agar kegagalan tersebut tidak terulang. Oleh karena itu
dengan adanya Sumber Daya Manusia tersebut Handoyo Budi Orchids mampu
menghasilkan bibit dan tanaman anggrek yang berkualitas dan berdaya saing.
(HBO, 2019)
Malang. Usaha yang mulai dirintis sejak tahun 2000 ini berkembang dengan pesat
kultur, serta Ruang inkubasi. Selain itu terdapat juga kebun Karangploso, Sarana
Dendrobium
bibit Anggrek Dendrobium spp. secara in vitro di handoyo budi orchids Malang.
kolom blangko kosong yang telah di berikan oleh pihak Fakultas Pertanian
lapang industri Handoyo Budi Orchids. Hasil pemeriksaan tersebut ternyata tidak
harinya.
pada media yang digunakan. Media kultur tidak hanya menyediakan unsur unsur
hara makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat yang pada umumnya berupa gula
merupakan kegiatan awal yang paling penting sehingga memerlukan ketelitian serta
bahan, sehingga komposisi media tepat dan baik untuk pertumbuhan tanaman yang
mulai dari pembersihan botol kultur jaringan. Botol ini dicuci mengunakan detergen
sampai bersih lalu dibilas menggunakan air sampai benar-benar bersih dan
dikeringkan di rak-rak botol kultur. Jika sudah benar-benar kering botol kultur
sudah siap digunakan sebagai wadah media. Setelah botol siap digunakan, botol
langsung ditata sesuai tatanan yang telah di tentukan oleh pihak industri. Kegiatan
selanjutnya setelah botol disiapkan adalah pembuatan larutan stok media yaitu
pisang, kecambah, air kelapa, dan lain-lain. dalam pembuatan media seperti media
Karena fungsinya juga berbeda, media sub kultur digunakan untuk proses sebar
dendrobium
penyiapan alat dan bahan. Alat yang digunakan dalam pembuatan media yaitu
autoclaf, beaker glass, pipet, pengaduk, panci, pisau timbangan, blender, corong,
lap, saringan, spatula, batang pengaduk dan botol kultur. Dan bahan yang di
seperti pisang. Ditimbang kira-kira beratnya 600g dan pisang tersebut di blender
sebanyak 100 gram, jika bahan sudah siap semua selanjutnya masukkan semua
Larutan media kemudian ditera/sampai 4L atau 4000 ml, lalu diaduk sampai
homogen. Setelah itu kemudian pengukuran pH, pada yang diinginkan adalah pH
5,3 apabila lebih dari 5,3 maka di tambah kan Hcl dan apabila kurang dari 5,3 harus
diinginkan atau mencapai pH 5,3. Media kemudian di tuangkan pada botol yang
telah disipkan dan menutupnya menggunakan tutup karet yang telah disiapkan.
Media lalu disterilisasidalam autoklaf manual pada tekanan 17,5 Psi, suhu 121oC
pencetakan media.
untuk tanaman yang dikulturkan secara in vitro Pada dasarnya sama denga
kebutuhan yang di tumbuhkan di tanah meliputi unsur hara makro dan mikro. Unsur
hara makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak meliputi: N, P, K, Ca,
Mg, dan S. Sedangkan unsur-unsur hara mikro yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah sedikit meliputi : Fe, Cu, Mn, Zn, B, Mo dan Co. Hasil yang lebih baik akan
didapatkan bila menambahkan vitamin vitamin, Asam amino, dan Zat pengatur
tumbuh. Hal ini cukup sinergis dengan apa yang dilakukan di Handoyo Budi
Orchids.
VW. Media tersebut diberi tambahan vitamin b Kompleks dan myo-inositol serta
bahan bahan organik lain seperti : Air kelapa, pisang, air rebusan toge, dan lain lain.
air kelapa. Air kelapa mengandung diphenyl urea yang mepunyai aktivitas seperti
Pisang juga merupakan bahan organik yang kaya akan unsur hara yang
diperlukn oleh tanaman, seperti : protein, Lemak, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin C,
Vitamin B1, air dan kalori. Selain pisang dan air kelapa, bahan lain yang digunakan
yaitu arang aktif. Tujuan penambahan arang aktif pada komposisi anggrek
dendrobium adalah sebagai anti racun terhadap senyawa fenolik yang dihasilkan
tingkat cahayayang sampai ke bagian eksplan yang terdapat dalam media (Livy
Winata, 1988)
Agar agar adalah campuran polisakarida yang dipeoleh dari beberapa spesie
algae. Hasil analisi unsur diperoleh data bahwa agara agar mengandung sedikit
unsur : Ca, Mg, K dan Na. (deberegh,1982 dalam gunawan 1992 ). Air yang
digunakan adalah air ledeng, berbeda dengan air yang digunakan oleh perusahaan
negara yaitu menggunakan air aquades, air ledeng ini dapat dikonsumsi oleh
manusia, sehingga dapat digunakan untuk tanaman juga dan juga hal ini bertujuan
anggrek dendrobium yaitu pH, pH adalah nilai yang menyatakan derajat keasaman.
dalam kultur in vitro mempunyai toleransi sempit yang berkisar antara pH 5,0 – 6,0
encer, sedangkan pH yang ˃ 5,3 akan menyebabkan media menjadi keras sehingga
Media yang telah selesai dibuat dan di masukkan ke dalam botol kultur
kemudian selanjutnya disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC , tekanan 17,5
Psi dan selama 23 menit. Pemanasan dalam autoklaf pada suhu 121oC bertujuan
untuk mematikan mikroba dan bakteri. Uap air yang ada dalam bejana autoklaf
yang tertutup rapat sehingga tekanan yang ditimbulkan melampaui tekanan normal.
Dan pada tekanan 17,5 Psi – 20 Psi dapat mematikan mikroba dan bakteri penyebab
kontaminan.
anggrek dendrobium yang jelas jenis, varietas, dan juga spesiesnya serta
harus bebas dari hama dan penyakit. Indukan yang telah siap di polinasi,
selam 3 hari atau pada bunga yang sudah mulai mengeluarkan aroma wangi.
Persilangan lebih baik dilakukan pada pagi hari, berkisar pada pukul 09.00
dari indukan betina, setelah itu pollen indukan jantan diambil dan di
penyakit. Buah siap dipanen ketika berumur 4 - 4,5 bulan setelah dilakukan
polinasi atau dapat dilihat dari warna buah yag berwarna kekuningan pada
ujung buah.
al. (2010) dalam pemilihan induk jantan dan betina yang akan disilangkan
termasuk sifat yang dominan, seperti ukuran bunga, warna dan bentuk
yang kuat, tidak cepat layu atau gugur, mempunyai tangkai putik dan bakal
buah yang lebih pendek agar tabung polen (pollen tube) dapat dengan
mudah mencapai kantong embrio yang terdapat pada bagian bawah bakal
buah..
Penentuan buah anggrek yang siap dipanen dan siap di sebar pada
media kultur jika sudah memenuhi kriteria yang di tetapkan seperti masak
fisiologis dan masak kalender. Apabila dilihat dari masak kalender buah
yang siap di panen berumur antara 4 – 4,5 bulan, dan apabila dilihat dari
segi masak fisiologisnya buah itu memeliki tanda antar lain seperti,
yang tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. ( herdayono, 2007 ).
Gambar 11. Proses polinasi dan buah hasil polinasi Anggrek Denrobium
sangat penting dalam kegiatan kultur in vitro, oleh karena itu eksplan
korek api, bunsen, rak botol, cawan petri, spidol, botol yang berisi media
tebar, tisu, pinset panjang, kapas, batang pengaduk, kaporit, alkohol, dan
Enkas yang akan digunakan tebar benih di bersihkan dari debu debu
dan bahan dibersihkan dengan tisu yang telah di basahi dengan alkohol
membersihkan bagian sekitar dari tutup botol tersebut, mulai dari dalam
da luar area mulut botol dengan kaporit. Dan setelah itu mulut botol di
bakar menggunakan bunsen spirtus hingga merata. Setelah itu alat alat
dengan alkohol dan dibakar secara merata. Buah anggrek yang sudah siap
ditebar , di belah secara sejajar dan melintang agar buah bisa di buka dan
benih dapat di ambil. Benih yang ada pada buah tersebut kemudian
tanggal mulai tebar dan kode Anggrek. Botol hasil tebar kemudian di
tutup plastik dan diikat dengan karet lalu disimpan di ruang inkubasi. Dan
setelah semua selesai kotoran bekas tisu dan kapas tadi di buang dari
dengan teknik sterilisasi dan penyiapan enkas pada sterilisasi eksplan. Alat
dan bahan yang digunakan antara lain : media sub kultur yang sudah
dibersihkan, pinset, spatula. Sama seperti proses tebar benih, semua alat
Pada saat sub kultur mulut botol media dan indukan dan di oleskan secara
merata.
Plb yang sudah mencapai umur 3 bulan setelah tebar benih saatnya
secara merata sehingga plb menempel pada media. Mulut botol kemudian
di olesi kaporit lalu ditutup dengan tutup dengan tutup botol yang
penanam, kode dan tanggal dengan menggunakan spidol. Alat alat dan
ditutup plastik dan diikat dengan karet lalu di simpan di ruang inkubasi.
menggandakan plb atau bahan tanam seperti tunas atau embrio serta
dilakukan di dalam laminar air flow cabinel yang dilengkapi dengan lampu
UV dan blower yang dapat mengatur sikulasi udara steril. Kegiatan yang
handoyo budi orchids dilakukan pada sebuah enkas. Enkas ( sterile hood )
adalah bentuk lama dari alat penabur, sehingga fungsinya tetap sama dengan
laminar air flow cabinet. Kesterilan bisa tetap terjaga karena di dalamnya
hampir habis. Oleh karena itu sub kultur harus segera dilakukan karena hal
kultur biasa dilakukan pada masa 3 bulan setelah tebar. Yusnita (2004)
menyebutkan bahwa sub kultur yang terlalu banyak dapat menurunkan mutu
meningkat.
yang tidak steril dalam green house yang mempunyai suhu kamar 27oC dan
diberi rak-rak. Hal ini tentu saja bertolak belakang dengan yang
mengatakan bahwa suatu ruangan tidak mutlak steril seperti ruang inkubasi
terkontrol ternyata bisa tetap dilakukan dan hasil kultur jaringan nya juga
masih bisa tetap hidup. Menurut Ir. Budi Sugiarto (2008) hal tersebut karena
botol kultur yang digunakan adalah botol kultur yang panjang dan memiliki
mulut lebih kecil jika dibandingkan dengan botol kultur pendek (botol
dilakukannya proses sub kultur. Pada kegiatan transplanting alat dan bahan
hampir sama dengan streilisasi eksplan dan media sub kultur. Alat dan
bahan yang digunakan antara lain : media sub kultur yang sudah
dibersihkan, pinset, spatula. Sama seperti proses tebar benih, semua alat
alkohol kemudian dibakar secara merata sampai 3 menit atau dirasa cukup.
Pada saat sub kultur mulut botol media dan indukan dan di oleskan secara
merata.
Setalah itu hasil tanaman yang sudah di sub kultur di pindahkan media
tanaman lainya. setelah selesai di tata di dalam MA, kemudian botol di tutup
kembali dan sebelum di tutup, tutup dari botol di olesi dengan kaporit. Botol
telah di sediakan.
anggrek yang masih sangat kecil yang bertujuan agar anggrek tersebut
benih dan sub kultur dengan mengusahakan hasil kultur yang steril. Plb-plb
bakteri pada permukaan eksplan atau pada media. Hal ini bisa di sebabkan
oleh human eror, media kurang steril, tempat penyimpanan dan lain lain.
Menurut trubus (2005) ruangan yang sudah steril dapat saja berubah
menjadi tidak steril pada saat musim hujan, sehingga dapat membawa
masuknya bakteri dan jamur dari luar serta dapat meningkatkan kelembaban
kontaminasi juga berasal dari eksplan baik intenal maupun eksternal, seperti
: air yang digunakan, botol kultur dan juga alat-alat yang digunakan kurang
Lingkungan baru tersebut dapat berupa rumah kaca, rumah plastik, atau juga
screen house. Proses aklimatisasi dimulai dari penyiapan alat dan bahan
yang digunakan yaitu : pot, kawat, bayclean, air mengalir, label, planlet
kegiatan aklimatisasi ini adalah membuat larutan bayclean 10%. Planlet siap
perakaran yang cukup. Botol di isi dengan air bersih kemudian di kocok
secara perlahan agar akar tanaman juga dapat longgar dan menjadi mudaj
kawat berbentuk U.
Kemudian palnlet tersebut di tanam pada pot yang telah di sediakanm satu
sehat ( ditandai dengan daun kaku dan muncul akar baru ) segera dilakukan
sekali pada pagi hari. Fungsi utama pemberian pupuk yang mengandung
iklim mikro di rumah kaca, ruamh platik sangat berbeda jauh dengan
kondisi iklim mikro di dalam botol. Tahapan ini juga menentukan seberapa
kuat bibit dari tanaman anggrek. Apabila kondisi iklim nya cocok seperti
Handoyo Budi Orchids Malang terdiri atas beberapa tahapan kegiatan, yaitu
1. Persiapan
3. Sterilisasi ekspalan
5. Sub kultur
6. Transplanting akhir
7. Aklimatisasi.
Hal tersebut sudah relevan dengan apa yang didapatkan oleh mahasiswa
5.2. Saran
dresler, F.B. dan dandsun C.W. 2000. Fisiologi Tumbuhan, Jilid 3. Penerbit ITB
pada Komposisi Media dan Zat Tumbuh yang Berbeda. Jurnal Biologi
Gamborg OL, Shyluk JP. 1981. Nutrition, media and characteristic of plant cell
Jakarta. 72 hlm.
Yogyakarta:Kanisius.
No.1.
Bandung. 90 hlm.
http://kasopanjang.blogspot.com/2010/01/anggrek-dendrobium.html (22
februari 2019)
Universitas Lampung
Aksara