KAJIAN PUSTAKA
lebih 25000 – 30000 spesies (Tuhuteru et al., 2012). Tanaman Angggrek memiliki
bentuk dan warna khas dan unik. Dikarenakan hal tersebut menjadikan tanaman
Anggrek sebagai salah satu tumbuhan bunga populer yang banyak berasal dari
Indonesia (Wulanesa, 2017) dan peminat tanaman anggrek pun sangat banyak karena
timbul karena adanya perbedaan tempat asal tumbuhnya. Anggrek sering bergantung
pada tanaman lain untuk hidup dan berkembang. Lebih dari 70% dari semua spesies
anggrek adalah epifit. Sebagian besar keragamannya terpusat di kawasan tropis dan
7
8
ciri umbi semu berdaging dan bunganya muncul dari batang yang tua dan tidak
berdaun. Dendrobium anosmum ditinjau dari nama jenisnya ”anosmum” yang berarti
harum menunjukkan bahwa anggrek ini memiliki bunga yang beraroma. Dendrobium
anosmum adalah epifit yang menempel pada batang atau cabang batang. Bunganya
tersusun dalam tandan dengan kuntum bunga mencapai puluhan dan menjuntai ke
bawah. Bunga pada anggrek jenis ini berukuran 8-10 cm, kelopak bunga berwarna
merah muda hingga berwarna ungu. Bunganya memiliki aroma yang sangat kuat,
anosmum terdapat di Kebun Raya Purwodadi yaitu Jawa Timur, Kalimantan Timur,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku dan Papua (Tuhuteru et al., 2012).
9
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Orchidales
Family : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
China menggunakan jenis Dendrobium sebagai obat herbal (Zhao et al., 2007).
Lebih dari 60 spesies Dendrobium digunakan sebagai antioksidan, stimulasi imun, dan
obat (Silalahi dan Nisyawati, 2015). Tanaman Anggrek juga memiliki senyawa bioaktif
karbohidrat, dan terpenoid (Maridass et. al., 2008). Adapun senyawa metabolit yang
memberikan warna ungu terhadap tanaman ini sehingga tampak menarik yaitu senyawa
Kultur jaringan atau budidaya in vitro adalah suatu metode untuk mengisolasi
bagian dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan atau organ yang serba steril,
ditumbuhkan pada media buatan yang steril, dalam botol kultur yang steril dan dalam
kondisi yang aseptik, sehingga bagian-bagian tersebut dapat memperbanyak diri dan
bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman utuh
(sempurna) dikondisi in vitro (didalam gelas). Jadi Kultur in vitro dapat diartikan
11
sebagai bagian jaringan yang dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan petri dari
kaca atau material tembus pandang lainnya. Secara teoritis teknik kultur jaringan dapat
dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan, hewan, bahkan juga manusia,
karena berdasarkan teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), bahwa setiap sel
memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan
mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel
Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama. jadi, kultur jaringan berarti membudidayakan suatu
jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya
(Pramono, 2007)
Sebelum melakukan kultur jaringan untuk suatu tanaman, kegiatan yang pertama
harus dilakukan adalah memilih bahan induk yang akan diperbanyak. Tanaman
tersebut harus jelas jenis, spesies, dan varietasnya serta harus sehat dan bebas dari hama
dan penyakit. Tanaman indukan sumber eksplan tersebut harus dikondisikan dan
dipersiapkan secara khusus di rumah kaca atau greenhouse agar eksplan yang akan
dikulturkan sehat dan dapat tumbuh baik serta bebas dari sumber kontaminan pada
jaringan yaitu sebagai berikut yang dimulai dari Pembuatan media, Inisiasi, Sterilisasi,
12
antara lain kultur meristem, kultur protoplasma, kultur kalus, Kultur suspense, kultur
Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara
lain:
2. Dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan
3. Mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat,
aktif membelah (Lestari, 2011). Inisiasi pembentukan kalus dimulai dari hasil
13
pembelahan sel pada jaringan induk. Pertumbuhan kalus sendiri merupakan hasil
interaksi yang sangat komplek antara eksplan, ZPT, komposisi suatu medium dan
auksin yang lebih tinggi dibandingkan dengan sitokinin akan membuat eksplan
membentuk akar sedangkan hormone sitokinin yang lebih tinggi akan menyebabkan
pembentukan tunas. Kandungan auksin dan sitokinin yang seimbang akan memberikan
sitoplasmik yang biasanya ditandai dengan meningkatnya respirasi dan jaringan akan
mengalami lignifikasi yang cukup kuat hingga menyebabkan kalus bertekstur keras dan
kompak, ada juga yang friable dan lunak sehingga mudah terpecah-pecahmenjadi
serpihan-serpihan kecil. Kalus dapat berwarna kekuningan, putih dan hijau (Lestari,
2011).
Adapun kelebihan dari kultur kalus sendiri. Kelebihan kultur kalus adalah sel-sel
kalus dapat dipisahkan dengan mudah dan diinduksi lagi untuk berdiferensiasi menjadi
embrio somatic sehingga mampu menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak dan
identik seperti tanaman induknya karena kalus secara genetik memebrikan sifat
Kultur suspensi sel merupakan kultur yang menggunakan media cair dengan
pengocokan yang terus menerus menggunakan shaker dan menggunakan sel atau
agregat sel sebagai bahan eksplannya, biasanya eksplan yang digunakan berupa kalus
atau jaringan meristem. Kultur suspensi sel tanaman pada umumnya digunakan untuk
transformasi dan pada skala besar yang digunakan untuk produksi metabolit sekunder.
tabung erlenmeyer yang selalu digogjok dengan mesin shaker dan dilakukan subkultur
secara teratur dengan interval waktu yang cukup pendek (antara 1-2 minggu) (Hutami,
2009).
Kultur suspensi diambil dari kalus yang telah ditumbuhkan, tetapi tidak selalu
dari kultur kalus, kultur suspense juga bias diambil dari beberapa eksplan.
Pertumbuhan dalam kultur suspensi sel lebih cepat daripada kultur kalus dan juga lebih
mudah dikontrol dengan pergantian maupun penambahan media. Adapun tujuan dari
kultur suspense antara lain adalah mikropropagasi, multiplikasi akan lebih cepat terjadi
tidak memiliki fungsi langsung pada fotosintesis, pertumbuhan atau respirasi, transport
15
karbohidrat, protein dan lipid. Metabolit sekunder yang seringkali hanya dijumpai pada
satu spesies atau sekelompok spesies berbeda dari metabolit primer (asam amino,
nukelotida, gula, lipid) yang dijumpai hampir di semua kingdom tumbuhan. (Mastuti,
2016).
Metabolit sekunder memiliki banyak manfaat dan terus menjadi kajian penelitian.
menghambat efek karsinogenik, selain itu metabolit sekunder juga dapat dimanfaatkan
sebagai antiagen pengendali hama yang ramah lingkungan (Samsudin & Khoiruddin,
2009).
Klasifikasi sederhana yang bias kita temukan dari metabolit sekunder meliputi
kelompok utaama antara lain, terpene (semacamnya sebagai volatil, glikosida jantung,
karotenoid dan sterol), fenolik (seperti fenolik asam, kumarin, lignan, stilbena,
flavonoid, tanin dan lignin) dan mengandung senyawa nitrogen (seperti alkaloid dan
glukosinolat).
Sejumlah pemisahan tradisional teknik dengan berbagai sistem pelarut dan Spray
mengidentifikasi metabolit sekunder. Struktur dan fungsi kimia yang berbeda disaring,
biasanya menggunakan berbagai adsorben dan eluen melalui kromatografi kolom (CC)
2.5 Terpenoid
Terpenoid adalah keluarga produk alami terbesar dan paling beragam, mulai dari
strukturnya dari linear ke molekul polikliklik dan dalam ukuran dari hemiterpen lima
karbon ke alamikaret, yang terdiri dari ribuan unit isoprena. Semua terpen disusun oleh
Banyak molekul yang memberikan rasa dan mengeluarkan bau aromatik, seperti
dua unit isoprena, dan sesquiterpen (C15), dengan tiga unit isoprena. Adapaun bioaktif
lainnya berupa senyawa, seperti diterpen (C20), triterpen (C30) dan tetraterpen (C40)
2.5.1 Saponin
Saponin adalah steroid dan glikosida triterpen. Keberadaan kedua elemen yaitu
larut lemak (steroid atau terpen) dan larut air (gula) di satu molekul membuat saponin
bersifat seperti sabun (berbuih setelah dikocok dengan air). Toksisitas saponin
menggangu sistem pencernaan atau merusak membran sel setelah diabsorbsi ke dalam
2.6 Fenolik
Senyawa fenolik tersebar luas di alam. Struktur kimianya dapat sangat bervariasi,
termasuk fenol sederhana (C6), seperti turunan asam hidrobenzoat dan katekol, serta
polimer rantai panjang dengan berat molekul tinggi, seperti katekol melanin (C6)6,
flavonoid (C6-C3-C6) adalah senyawa fenolik dengan berat molekul menengah yang
isoflavon (seperti daidzein dan genistein) dan lainnya dibentuk oleh beberapa cabang
seperti: trans cinnamin acid, p-coumaric acid dan derivatnya seperti cafeic acid, (2)
phenylpropanoid lactone disebut cumarin, (3) derivat asam benzoat. Salah satu
dirinya ke ikatan gadan DNA dan terikat pada basa pirimidin siton dan timin, memblok
Dari bagian tumbuhan yang terurai akan mengeluarkan berbagai metabolit primer
tumbuhan yang ada di dekatnya maka dapat meningkatkan aksesnya terhadap cahaya,
air dan nutrien. Senyawa alelopati adalah senyawa yang dikeluarkan tumbuhan yang
2.6.3 Lignin
Lignin terikat secara kovalen dengan selulosa dan polisakarida lain di dinding sel
alkohol yang berbeda, yaitu: coniferyl, coumaryl, dan sinapyl alkohol yang disintesis
dari phenylalanin melalui berbagai derivat asam sinamat. Lignin dijumpai di dinding
sel berbagai tipe jaringan pendukung yaitu trakeid dan elemen pembuluh di xilem,
terdapat pada penebalan dinding sekunder tetapi juga ada di dinding primer dan lamela
batang dan jaringan pembuluh, memungkinkan pertumbuhan ke atas dan membawa air
dan minreral di dalam jaringan xilem dibawah tekanan negatif. Selain berperan dalam
suport mekanik lignin juga berfungsi sebagai pelindung yang signifikan pada
tumbuhan. Struktur lignin yang kaku dan kuat menyebabakan lignin tidak mudah
2.6.4 Flavonoid
menunjukkan tiga cincin umum struktur kimia (C6 – C3 – C6). Kelas utama flavonoid
adalah anthocyanin (merah menjadi ungu) pigmen, flavonol (pigmen kuning tidak
pucat), flavanol (pigmen tidak berwarna yang menjadi coklat setelah oksidasi), dan
secara luas dalam jumlah yang berbeda, sesuai dengan spesies tanaman, organ, tahap
(Kitamura, 2006).
2.6.4.1 Anthosianin
sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin dengan penambahan atau
keberadaan karotenoid maka dapat dipahami banyaknya variasi warna bunga dan buah
yang dapat dilihat di alam. Evolusi warna bunga ini dapat disebabkan karena
terseleksinya polinator berdasarkan warna bunga yang disukai. Selain warna sebagai
20
Dua kelompok utama flavonoid yang dijumpai di bunga adalah flavon dan
flavonol. Flavonoid jenis ini mengabsorbsi cahaya pada panjang gelombang yang lebih
pendek daripada yang diserap antosianin. Namun hal ini menguntungkan lebah
untukmengetahui posisi madu di bunga. Flavon dan flavonol tidak terbatas di bunga;
senyawa ini juga terdapat di daun semua tumbuhan hijau. Dua jenis flavonoid ini
melindungi sel dari radiasi UV-B yang berlebih karena senyawa ini terakumulasi di
lapisan epidermal daun dan batang dan mengabsorbsi daerah UV-B sementara panjang
gelombang yang dibutuhkan untuk fotosintesis tetap tidak terganggu (Mastuti, 2016).
2.6.4.3 Isoflavonoid
berubah. Isoflavon banyak dijumpai di legume. Isoflavon juga dikenal sebagai senyawa
bakteri atau fungal untuk memcegah perluasan invasi pathogen (Mastuti, 2016).
21
2.6.5 Tanin
Polimer fenol tumbuhan yang bersifat pertahanan selain lignin adalah tanin.
Tanin dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu tanin yang mudah terhidrolisis dan
tanin terkondensasi. Tanin yang mudah terhidrolisis merupakan polimer gallic dan
ellagic acid yang berikatan ester dengan sebuah molekul gula, sedangkan tanin
Buah muda seringkali mengandung tanin dalam jumlah banyak yang terkonsentrasi di
2.7.1 Alkaloid
lebih dari 15.000 dan dijumpai di sekitar 20% spesies tumbuhan berpembuluh. Atom
nitrogen biasanya bagian dari cincin heterosiklik, cincin yang mengandung atom
nitrogen dan karbon. Alkaloid adalah kelompok yang memiliki efek farmakologis pada
hewan vertebrata. Sebagaimana namanya, alkaloid adalah alkalin. Pada nilai pH yang
umum dijumpai di sitosol (pH 7.2) atau vakuola (pH 5-6) atom nitrogen bersifat proton,
Alkaloid disintesis dari asam amino, khususnya lisin, tirosin dan triptofan. Tetapi
lintasan terpen. Beberapa tipe berbeda termasuk nikotin dan derivatnya diperoleh dari
alkaloid; cincin pyrolidon nikotin muncul dari ornitin. Nicotinic acid juga konstituen
NAD+ dan NADP+ yang merupakan carrier electron pada metabolism (Mastuti, 2016).
tumbuhan. Dua kelompok grup ini adalah sianogenik glikosida dan glukosinolat, tidak
bersifat toksik tetapi ketika tanaman hancur akan dirombak menghasilkan racun
volatile. Sianogenik glikosida terkenal dengan gas beracun yang disebut hydrogen
Ekstraksi merupakan suatu praktek atau kegiatan menarik kandungan kimia yang
dapat larut agar terpisah dari bahan yang tidak larut berupa pelarut cair (Depkes, 2000).
Adapun tujuan ekstrak ultrasonic ini yaitu mencari komponen kimia atau zat aktif dari
23
tanaman obat, hewan yang umumnya mengandung senyawa yang mudah larut dalam
pelarut organic (Adrian, 2000). Prinsip ekstraksi yaitu melarutkan senyawa polar pada
pelarut polar sedangkan senyawa nonpolar dengan pelarut nonpolar. Pemilihan pelarut
harus dipertimbangkan berdasarkan beberapa hal antara lain, titik didih, sifat
organic menembus dinding sel lalu masuk ke rongga sel yang mengandung zat aktif.
Zak aktif tersebut larut dalam pelarut organik di luar sel, kemudian larutan terpekat
akan berdifusi keluar sel dan proses ini diulangi sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel (Adrian, 2000). Difusi adalah proses
Ekstraksi non konvensional yang banyak digunakan saat ini yaitu ekstraksi
ultrasonic untuk mempengaruhi perubahan yang terjadi pada proses kimia. Proses
ekstraksi ultrasonic dibantu oleh getaran ultrasonic yang menghasilkan energi untuk
menumbuk dinding sel jaringan pada bahan yang diekstrak. Pori-pori tumbuhan akan
terbuka karena tumbukan tersebut sehingga komponen senyawa pada bahan akan larut
ke dalam pelarut akibat proses difusi (Novak et al., 2008). Firdaus et al (2010)
karena mempunyai titik didih yang rendah yaitu 79ºC sehingga proses pemekatan
memerlukan panas yang tidak terlalu tinggi, tidak terlalu beracun sehingga cenderung
tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan yang dapat dengan cepat memisahkan
antara bahan alam yang memiliki kandungan fitokimia tertentu dengan bahan alam
yang tidak memiliki kandungan fitokimia tertentu. Skrining fitokimia merupakan tahap
gambaran tentang golongan senyawa yang terkandung dalam tanaman yang sedang
diteliti. Metode skrining fitokimia dilakukan dengan melihat reaksi pengujian warna
dengan menggunakan suatu pereaksi warna. Hal penting yang berperan penting dalam
skrining fitokimia adalah pemilihan pelarut dan metode ekstraksi (Kristianti et al.,
yang terkandung dalam tanaman daun gatal meliputi pemeriksaan alkaloid, glikosida,
maupun non numerik lainnya. Tujuan utama analisis kualitatif adalah mengidentifikasi
25
komponen dalam zat kimia. Umumnya analisis kualitatif hanya dapat diperoleh
indikasi kasar dari komponen penyusun suatu analit. Analisis kualitatif biasanya
digunakan sebagai langkah awal untuk analisis kuantitatif. Pada berbagai cara analisis
modern, seperti cara-cara analisis spektroskopi dapat dilakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif secara bersamaan, sehingga waktu dan biaya analisis dapat ditekan
dua fase, yaitu fase diam dan fase gerak (Deisntrop, 2007). Kromatografi lapis tipis
Kromatografi Lapis Tipis merupakan metode analisis yang akurat, cepat dan
senyawa non polar dan konstituen yang sulit menguap selain itu dapat mendeteksi
prinsip adsorpsi desorpsi. Kromatografi adsorpsi didasarkan pada retensi zat terlarut
Fase diam pada kromatografi lapis tipis (KLT) berupa padatan penyerap yang
dihasilkan pada sebuah plat datar dari gelas, plastik atau alumina sehingga membentuk
26
lapisan tipis dengan ketebalan tertentu. Fase diam atau penyerap yang bisa digunakan
sebagai pelapis plat adalah silika gel (SiO2), selulosa, alumina (Al2O3) (Day et al.,
silika gel, dimana telah tersedia plat yang siap pakai. Fase diam yang biasanya
digunakan yaitu silica gel GF 254. Maksud angka 254 ini yaitu plat akan menampakkan
noda atau bercak saat disinari dengan UV 254 nm. Silika gel GF254 artinya silica gel
yang terdapat pada plat kromatografi lapis tipis (KLT) yaitu gypsum dengan
fluoresensi pada panjang gelombang 254 nm karena adanya gugus kromofor dan
bercak atau noda akan tampak berwarna gelap sehingga dapat dihitung jarak nodanya
2.10 Spektrofotometri
dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas
fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat lebih di deteksi dan cara ini
diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma, grating atau celah optis. Pada fotometer
27
filter dari berbagai warna yang mempunyai spesifikasi melewatkan trayek pada
akan diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang
elektromagnetik meliputi suatu daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma
gelombang pendek berenergi tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki
Asnah, 2012)
Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak umumnya
terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekul 4 dapat
menyerap radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung
electron, baik yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang
lebih tinggi. Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada
bagaimana erat elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen
tunggal erat ikatannya dan radiasi dengan energy tinggi, atau panjang gelombang
menghubungkan antara absrobansi cahaya dengan konsentrasi pada suatu bahan yang
a(tetapan absorpsivitas molar), b (tebal kuvet), c(konsentrasi pada suatu bahan yang
Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan yang berwarna
maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap secara selektif dan
radiasi sinar lainnya akan diteruskan. Absorbansi maksimum dari larutan berwarna
terjadi pada daerah warna yang berlawanan dengan warna yang diamati, misalnya
larutan berwarna merah akan menyerap radiasi maksimum pada daerah warna hijau.
Dengan kata lain warna yang diserap adalah warna komplementer dari warna yang
memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain
itu, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat
oleh detector dan tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah