Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum

Tanaman Hias dan Biofarmaka

AKLIMATISASI PADA TANAMAN ANGGREK

NAMA : Nur Reski


NIM : G011191048
KELAS : Tanaman Hias dan Biofarmaka A
KELOMPOK : 4 (Empat)
ASISTEN : 1. Khusnul Khatima
2. Andi Fatmawati
3. Kamsinar Nasir

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki kekayaan ragam spesies anggrek yang sangat penting
untuk dilestarikan karena spesies-spesies tersebut semakin mendekati kepunahan.
Berbagai spesies perlu diteliti kekerabatannya dalam rangka mendukung program
pemuliaan tanaman. Keunggulan tanaman anggrek ditentukan oleh warna, ukuran,
bentuk, susunan, jumlah kuntum bunga per tangkai, panjang tangkai dan daya
tahan kesegaran bunga (Hartati dan Darsana, 2014).
Anggrek merupakan tanaman hias yang sangat populer karena memiliki
jenis yang beragam. Bunganya dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti
upacara keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ucapan selamat serta ungkapan
sukacita maupun dukacita. Anggrek yang banyak digemari salah satunya adalah
jenis Dendrobium sp. Permintaan pasar domestik terhadap bunga anggrek juga
masih tinggi yaitu sebanyak 16.205.949 tangkai pada tahun 2009 dan meningkat
menjadi 20.727.891 tangkai tahun 2012 (Febrizawati et al., 2014).
Tanaman anggrek merupakan tanaman yang memiliki tipe pertumbuhan
cukup lambat, dengan kecepatan tumbuh yang berbeda-beda tergantung pada
jenisnya. Tipe pertumbuhan yang lambat membutuhkan waktu yang lama untuk
terjadi pembungaan sehingga perlu upaya pemberian perlakuan untuk merangsang
pembungaan. Secara fisiologis pembungaan anggrek tidak hanya dirangsang dari
faktor internal tetapi juga dapat dirangsang dari luar tubuh tanaman, salah satunya
adalah dengan pemberian pemupukan dan zat pengatur tumbuh. Jenis Media
tanam yang sesuai juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan pembungaan bunga
pada tanaman anggrek (Herliana et al., 2019).
Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan percobaan untuk dapat
mengetahui bagaimana pertumbuhan tanaman anggrek khususnya dalam proses
aklimatisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
dalam praktikum ini ialah sebagai berikut:
1. Apa itu aklimatisasi dan bagaimana cara melakukannya?
2. Apa saja yang menjadi faktor penentu dalam keberhasilan aklimatisasi?
1.3 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mempelajari mengenai
proses aklimatisasi, jenis media tanam serta faktor penentu keberhasilan dalam
proses aklimatisasi tanaman anggrek (Dendrobium sp.).
Kegunaan dari praktikum ini adalah untuk memberi pemahaman mengenai
proses aklimatisasi, jenis media tanam serta faktor penentu keberhasilan dalam
proses aklimatisasi tanaman anggrek (Dendrobium sp.)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Anggrek (Dendrobium sp.)


Dendrobium merupakan salah satu anggrek yang berpotensi untuk terus
dikembangkan karena memiliki beragam jenis bentuk, warna dan ukurannya.
Selain itu anggrek dendrobium juga dapat dijadikan sebagai bunga potong
maupun sebagai bunga pot. Produksi anggrek potong tahun 2007 menduduki
urutan ke 5 setelah gladiol yaitu sebanyak 9.484.393 (Andalasari et al., 2014)
Menurut Widiasteoty (2016) mengatakan bahwa tanaman anggrek
Dendrobium sp. diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
Spesies : Dendronbium sp.
Anggrek Dendrobium merupakan tanaman epifit sehingga penyerapan unsur
hara dari akar sangat terbatas. Penyerapan unsur hara pada tanaman anggrek
Dendrobium 90% terjadi melalui daun. Tanaman anggrek Dendrobium memiliki
laju pertumbuhan yang sangat lambat yang dipengaruhi oleh pemeliharaan, yang
dilakukan diantaranya konsentrasi pupuk yang diberikan pada tanaman. Untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman anggrek Dendrobium salah satu caranya
yang dapat dilakukan yaitu dengan pemberian pupuk melalui daun, karena dalam
pupuk daun sudah terdapat unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek.
Salah satu pupuk yang biasa digunakan dan sudah banyak diperdagangkan adalah
pupuk daun Growmore (Febrizawati et al., 2014).
Anggrek Dendrobium adalah salah satu genus anggrek favorit bagi pecinta
banyak anggrek. Hal ini dikarenakan anggrek ini mampu beradaptasi dengan
berbagai kondisi lingkungan tumbuh. Anggrek Dendrobium tumbuh dalam
lingkungan alam di gurun di Australia beriklim dingin di daerah Himalaya. Selain
itu anggrek dendrobium memiliki kemampuan menerima langsung sinar matahari
tanpa membahayakan dirinya dan selama musim dingin, Dendrobium
membutuhkan air yang sangat sedikit. Jenis angrek ini merupakan salah satu jenis
anggrek yang banyak disukai konsumen, karena bunganya tahan lama dan tidak
mudah rontok, dengan bentuk dan warna bunga yang sangat bervariasi, serta
mudah dalam pengepakan untuk bunga potong (Tuhuteru et al., 2012).
2.2 Pengertian Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan proses adaptasi tanaman asal in vitro yang
sebelumnya ditumbuhkan di dalam botol kultur dengan suplai media yang
lengkap. Aklimatisasi juga merupakan proses pengkondisian planlet atau tunas
mikro di lingkungan baru yang aseptik di luar botol, dengan media tanah, pakis,
sabut kelapa, atau arang sehingga planlet dapat bertahan dan terus menjadi benih
yang siap ditanam di lapangan (Romodhon, 2017).
Aklimatisasi merupakan adaptasi planlet/tunas dari lingkungan terkendali
(in vitro) ke lingkungan in vivo sebelum ditanam dilapang. Populasi tunas/planlet
mutan yang diperoleh dari hasil induksi mutasi secara in vitro tanaman perlu
diaklimatisasi agar bisa dilanjutkan evaluasi lebih lanjut dirumah kaca dan
lapangan. Selanjutnya ditanam dilapang untuk memperoleh produktivitas dan
kandungan nutrisinya. Keberhasilan untuk meningkatkan produktivitas dan
keunggulan suatu tanaman salah satunya diawali dengan penggunaan benih/bibit
unggul yang bermutu (Slamet, 2011).
Sebelum ditanam sebagai bibit dalam pot, bibit anggrek hasil perbanyakan
in-vitro memerlukan suatu tahap penyesuaian terhadap cekaman lingkungan yang
baru, yang disebut tahap aklimatisasi. Tahap aklimatisasi merupakan tahap yang
paling krusial untuk menentukan keberhasilan perbanyakan tanaman melalui
kultur in-vitro, sehingga perlu mendapat perhatian (Dwiyani, 2012).
2.3 Tujuan Aklimatisasi
Aklimatisasi merupakan tahap akhir dalam teknik kultur jaringan dan
merupakan tahapan penentu keberhasilan kultur jaringan tanaman. Bibit anggrek
yang telah diaklimatisasi membutuhkan suplai unsur hara untuk mendukung
pertumbuhannya. Pupuk daun merupakan pupuk dengan kandungan nitrogen
tinggi, yang diaplikasikan dengan cara penyemprotan melalui daun. Pemupukan
dengan teknik ini merupakan yang paling efektif karena unsur hara dapat diserap
secara optimal melalui stomata daun dan juga akar, khususnya pada aklimatisasi
bibit tanaman anggrek (Ayuningtyas, 2021).
Aklimatisasi bertujuan agar planlet tersebut dapat beradaptasi pada
lingkungan eksternal. Pada saat aklimatisasi faktor suhu, cahaya, dan media tanam
sangat menentukan keberhasilan aklimatisasi. Aklimatisasi sangat menentukan
abaca hasil kultur jaringan. Aklimatisasi yang baik akan menghasilkan bibit abaca
yang berkualitas dan begitu sebaliknya. Disebabkan pentingnya aklimatisasi,
maka pada makalah ini dibahas tentang keragaan bibit abaca (Musa textilis Nee)
hasil kultur jaringan (in-vitro) selama aklimatisasi di rumah kasa (Budi, 2016).
Prosedur pembiakan dengan kultur jaringan baru dikatakan berhasil jika
plantlet dapat diaklimatisasi ke kondisi eksternal dengan tingkat keberhasilan
yang tinggi. Tahap ini merupakan tahap kritis karena kondisi iklim mikro di
rumah kaca, rumah plastik dan lapangan sangat jauh berbeda dengan kondisi iklim
mikro di dalam botol. Planlet lebih bersifat heterotrofik karena sudah terbiasa
tumbuh dalam kondisi suhu dan kelembaban tinggi, aseptik serta cukup suplai
hara mineral dan sumber energi (Slamet, 2011).
1.4 Jenis Media Tanam pada Aklimatisasi
Media tumbuh bagi bibit merupakan lingkungan baru dalam proses
aklimatisasi. Media tumbuh yang baik bagi anggrek harus memenuhi beberapa
persyaratan, antara lain tidak cepat melapuk dan terdekomposisi, tidak menjadi
sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai aerasi dan drainase yang baik serta
lancar, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara optimal, dapat
mempertahankan kelembaban di sekitar akar. Pertumbuhan anggrek
membutuhkan pH media antara 5 sampai dengan 6, ramah lingkungan serta
mudah diperoleh dan relatif murah harganya (Sudartini et al., 2020).
Media tanam merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan
keberhasilan aklimatisasi dan pembesaran bibit anggrek. Media tanam yang dapat
digunakan untuk anggrek yaitu moss sphagnum, pakis, akar kadaka, sabut kelapa
atau cocopit, arang kayu, pecahan bata, atau potongan kulit pinus. Masing-masing
media mempunyai kelebihan dan kekurangan. Penggunaan media dapat
dikobinasikan dengan komposisi tertentu untuk memenuhi kebutuhan anggrek
akan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan (Erfa et al., 2019).
Pilihan jenis media yang akan digunakan harus mempertimbangkan
beberapa faktor misalnya lingkungan, pertumbuhan tanaman dan susunan unsur
haranya. Didaerah bercurah hujan tinggi, hindari penggunaan media moss atau
pakis karena kemampuan menahan airnya cukup tinggi. Akibat air yang
berlebihan, tanaman mudah menggugurkan daun dan busuk karena akar napas
anggrek yang menyukai kondisi terbuka tidak mampu bernapas akibat tergenang
air. Selain itu media moss atau pakis dipilih pada usia semai karena pada saat itu,
tanaman menjadi sangat peka terhadap perubahan kondisi lingkungan sehingga
bila ingin bertahan hidup kesediaan air dan makanan harus tercukupi. Sebaliknya,
media berupa potongan bata atau genting tidak digunakan didaerah panas atau
didaerah dengan curah hujan kecil karena daya menahan airnya kurang baik.
Akibatnya tanaman anggrek mengalami kekurangan cairan atau dehidrasi,
kemudian mengering dan mati (Yosepa et al, 2013).
1.5 Faktor Keberhasilan Aklimatisasi pada Tanaman Anggrek
Faktor yang penting diperhatikan dalam tahap aklimatisasi adalah
pemupukan. Pemberian pupuk pada tanaman anggrek mengutamakan tiga unsur
hara yang diperlukan, yaitu unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Unsur
N berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan vegetatif, unsur P untuk
merangsang pertumbuhan generatif, inisiasi akar, dan pendewasaan tanaman, dan
unsur K sebagai katalisator. Keberhasilan aklimatisasi juga dapat dipengaruhi oleh
kemampuan tanaman dalam mengendalikan kondisi lingkungan, dan media
tumbuh di dalam rumah kaca (Sumarta et al, 2021).
Faktor-faktor lain yang harus diperhatikan untuk keberhasilan aklimatisasi
adalah dengan menghindari terjadinya infeksi oleh cendawan atau bakteri dengan
membuang sisa-sisa medium (agar) sampai bersih dan gunakan media tanam steril
sebagai substrat aklimatisasi, musnahkan semua hama dan pathogen, seperti siput,
serangga, cendawan, dan bakteri, menghindari kerusakan akar dengan menanam
planlet pada media tanam yang telah disterilkan, suhu udara, kelembaban udara,
dan intensitas cahaya. Hal tersebut perlu diperhatikan demi mendapatkan hasil
produksi yang sempurna (Anshori, 2021).
Keberhasilan aklimatisasi juga dipengaruhi kemampuan mengendalikan
kondisi lingkungan, dan media tumbuh di rumah kaca. Keberhasilan aklimatisasi
planlet sungkai dipengaruhi oleh cara penanganan saat pengeluaran plantlet dari
botol kultur, media tumbuh saat di rumah kaca (harus steril) dan lingkungan
mikro plantlet disungkup selama 2 minggu sampai muncul daun baru hingga
tanaman bias tumbuh dengan baik (Wulandari dan Sukma, 2014).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilakukan di Galeri dan Klinik Tanaman, Universitas
Hasanuddin, pada 22 April 2022 pukul 16:00 WITA – Selesai.
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pot, pinset, ember.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah bibit kultur jaringan
tanaman anggek, air, media mos, bakterisida, dan fungisida,
3.3 Prosedur Praktikum
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Mengeluarkan anggrek dari botol
c. Memisahkan anggrek dari agar-agar menggunakan air
d. Merendam dengan larutan fungisida dilanjutkan dengan bakterisida selama
masing-masing 15 menit
e. Merendam media tanam dengan air kemudian mengangkat dan memeras
hingga kelembaban media tanam cukup, yaitu sekitar 40%.
f. Memasukkan media tanam kedalam pot hingga terisi setengah bagian pot
g. Menutupi bagian akar anggrek dengan media dengan cara melilit-lilit
kemudian menyimpannya kedalam pot yang telah berisi setengah media
tanam tadi.
h. Melakukan hal yang sama hingga anggrek habis
i. Melakukan pengamatan setiap hari selama dua pekan
j. Melaporkan hasil pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Berdasarkan percobaan dan pengamatan metode aklimatisasi pada tanaman
anggrek jenis Dendrobium maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Pengamatan Aklimatisasi Tanaman Anggrek
Paramete Pot Yang Diamati Rata- Presentase
r Pot 1 Pot II Pot III Pot IV Rata Tumbuh
Jumlah
5 7 5 5 5,5 100%
Tanaman
Jumlah
20 27 16 20 20,75 100%
daun
Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2022
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa proses
aklimatisasi pada tanaman anggrek dinyatakan berhasil dengan persentasi
keberhasilan 100% namun memiliki hasil jumlah daun yang berbeda-beda.
Keberhasilan suatu proses aklimatisasi merupakan hal yang paling
diinginkan dalam sebuah praktikum. Keberhasilan ini bisa tercapai karena
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman selama proses aklimatisasi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Romodhon (2017) yang menyatakan bahwa untuk mencapai
keberhasilan maka perlu memperhatikan faktor-faktor pertumbuhan tanaman.
Salah satu faktor diantaranya yaitu faktor lingkungan. Faktor lingkungan seperti
kelembaban adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman anggrek.
Setiap tanaman memiliki jumlah daun yang berbeda-beda. Hal ini
disebabkan penggunaan media tanam yaitu berupa mos yang dapat menyerap air
dan menjaga kelembaban sehingga tanaman mempengaruhi jumlah daun setiap
tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Herliana et al. (2018) yang mengatakan
bahwa penggunaan media tanam yang dapat menyerap air dapat mempengaruhi
pertumbuhan jumlah daun pada tanaman misalnya penggunaan media mos.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikun diatas maka dapat disimpulkan bahwa proses
aklimatisasi pada tanaman anggrek dinyatakan berhasil dengan persentasi
keberhasilan 100% namun memiliki hasil jumlah daun yang berbeda-beda.
Keberhasilan ini ditentukan oleh penggunaan media tanam dan faktor-faktor yang
mesti di perhatikan dalam proses aklimatisasi.
Aklimatisasi merupakan proses adaptasi tanaman asal in vitro yang
sebelumnya ditumbuhkan di dalam botol kultur dengan suplai media yang
lengkap. Aklimatisasi juga merupakan proses pengkondisian planlet atau tunas
mikro (jika pengakaran dilakukan secara in vitro) di lingkungan baru yang aseptik
di luar botol, dengan media tanah, pakis, sabut kelapa, atau arang sehingga planlet
dapat bertahan danterus menjadi benih yang siap ditanam di lapangan
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih memperhatikan kegiatan praktikum ini agar
pengaplikasian dan pemahamannya lebih mendalam lagi dan mengusahakan
menyediakan alat dan bahan sesuai prosedur yang ada dan juga asisten lebih aktif
dalam mendampingi praktikan sehingga praktikan tidak kangkabut dalam selama
proses praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Andalasari T D, Yafisham, dan Nuraini. 2014. Respon Pertumbuhan Anggrek
Dendrobium Terhadap Jenis Media Tanam dan Pupuk Daun. Jurnal
Penelitian Pertanian Terapan Vol. 14 (3): 167-173

Ansori M L. 2021. Pengaruh Jenis Media Tanam Terhadap Aklimatisasi Planlet


Anggrek Bulan (Phalaenopsis Sp.) Hibrida. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru

Ayuningtyas, U., Budiman, B., dan Azmi, T. K. K. 2021. Pengaruh Pupuk Daun
Terhadap Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium Dian Agrihorti Pada
Tahap Aklimatisasi. Jurnal Pertanian Presisi (Journal Of Precision
Agriculture). Vol. 4(2): 148-159.

Budi, U. S. 2016. Keragaan Klon-Klon Abaca (Musa textilis Nee) Hasil Kultur In-
Vitro pada Fase Aklimatisasi

Dwiyani. 2012. Respon Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium sp. pada Saat
Aklimatisasi terhadap Beragam Frekuensi Pemberian Pupuk Daun.
AGROTROP, 2(2): 171- 175

Erfa, L., Maulida, D., Sesanti, R. N., & Yuriansyah, Y. 2019. Keberhasilan
Aklimatisasi dan Pembesaran Bibit Kompot Anggrek Bulan (Phalaenopsis)
Pada Beberapa Kombinasi Media Tanam. Jurnal Penelitian Pertanian
Terapan, 19(2), 121-126.

Febrizawati , Murniati , Sri Yoseva. 2014. Pengaruh Komposisi Media Tanam


Dengan Konsentrasi Pupuk Cair Terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek
Dendrobium (Dendrobium Sp.). Jom Faperta Vol 1 No 2.

Hartati S dan L Darsana. 2014. Karakterisasi Anggrek Alam secara Morfologi


dalam Rangka Pelestarian Plasma Nutfah. J. Agron. Indonesia 43 (2) : 133 -
139

Herliana Okti, Tri Harjoso, Eny Rokhminarsi. 2019. Pemberdayaan Mantan


Buruh Migran Melalui Introduksi Budidaya Anggrek Dendrobium Sp
dengan Berbagai Jenis Media Tanam dan Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza
di Kabupaten Banyumas. Jurnal Panrita Abdi, 2019, Volume 3, Issue 1.

Herliana, O. E., Rokhminarsi, S. Mardini dan Jannah, M. 2018. Pengaruh Jenis


Media Tanam dan Aplikasi Pupuk Hayati Mikoriza terhadap Pertumbuhan,
Pembungaan dan Infeksi Mikoriza pada Tanaman Anggrek Dendrobium sp.
Jurnal Kultivasi. Vol. 17 (1): 550-556

Romodhon, S. 2017. Pengaruh Berbagai Media Tanam terhadap Aklimatisasi


Anggrek Dendrobium sp. Skripsi. Program Studi Agroteknologi Fakultas
Pertanian Universitas Medan Area. Medan.
Slamet S, 2011. Perkembangan Teknik Aklimatisasi Tanaman Kedelai Hasil
Regenerasi Kultur In Vitro. Jurnal Penelitian dan Pengembangan
Pertanian, 30(2), pp.48-54.

Sudartini T , Darul Zumani , Della Diantini. 2020. Pengaruh Sungkup Dan Jenis
Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Bibit Anggrek Dendrobium Saat
Aklimatisasi. Media Pertanian Vol. 5, No. 1, Mei 2020, Pp. 31-43 Issn :
2085-4226

Sumarta, Y.P., Pehulisa, R.R. And Tobing, P.U.A.L., 2021. Faktor Yang
Mempengaruhi Aklimatisasi Pada Tanaman Anggrek.

Tuhuteru, S., M.L. Hehanussa, dan S.H.T. Raharjo. 2012. Pertumbuhan dan
Perkembangan Anggrek Dendrobium anosmum pada Media Kultur In Vitro
dengan Beberapa Konsentrasi Air Kelapa. Agrologia 1(1): 1-12.

Widyastoety, D., Nina, S., dan Muchdar, S., 2016. Potensi Anggrek Dendrobium
dalam Meningkatkan Variasi dan Kualitas Anggrek Bunga Potong. Jurnal
Litbang Pertanian. Vol. 29(3): 101-106.

Wulandari, T. dan Sukma, D. 2014. Karakterisasi Morfologi dan Pertumbuhan


Populasi Planlet Anggrek Phalaenopsis Hasil Persilangan Selama Tahap
Aklimatisasi. Jurnal Hortikultura Indonesia. Vol. 5 (3): 137-147.

Yosepa, T., C. Siregar, E. Gusmayanti. 2013. Pengaruh Penggunaan Jenis Media


terhadap Aklimatisasi Anggrek Dendrobium sp. (hibrida). Sains Mahasiswa
Pertanian. 2 (2): 1-2
LAMPIRAN

Gambar 1. Alat dan bahan Gambar 2. Pengarahan

Gambar 3. Pemisahan dari media agar Gambar 4. Perendaman Fungisida

Gambar 5. Perendaman bakterisida Gambar 6. Penanaman

Anda mungkin juga menyukai