TINJAUAN PUSTAKA
Dendrobium berasl dari kata “dendro” yang berarti pohon, dan “bios” yang
berarti hidup. Anggrek ini merupakan salah satu jenis anggrek yang paling populer.
pengusaha anggrek biasanya memulai usaha nya dengan menanam anggrek ini,
dendrobium merupakan salah satu genus anggrek yang terbesar yang terdapat pada
jepang, taiwan dan korea. Anggrek dendrobium di asia tenggara menjadi andalan
Thailand, Indonesia dan Filipina. Sebarannya lalu meluas ke selandia baru dan
tahiti. Dendrobium kebanyakan tumbuh liar di daerah tropis seperti asia dan dalam
jumlah yang tebatas di temukan di selatan Amerika serikat dan bekas jajahan
sebagai tanaman hias ruang atau taman. Bunganya sangat bervariasi dan
batang terbatas. Batang ini tumbuh terus dan akan berhenti setelah mencapai batas
maksimum. Pertumbuhan ini akan dilanjutkan oleh anakan baru yang tumbuh di
rhizoma atau batang di bawah tanah. Dari rhizoma ini akan keluar tunas anakan
baru. Di antara rhizoma dan daun ada semacam umbi yang disebut pseudobulb
(umbi palsu).
membutuhkan sinar matahari dengan sedang sampai tinggi, tergantung dari jenis
Dendrobium. Apabila suhu terlalu tinggi dapat dibantu dengan pengkabutan dengan
Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar
dan sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000
spesies (Gunawan, 2006). Salah satu genus yang mempunyai posisi sangat tinggi
dalam kultur dan industri bunga potong di indonesia adalah anggrek Dendrobium
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Orchidales
Famili : Orchidaceae
Genus : Dendrobium
1. Kelopak (sepal)
2. Mahkota (petal)
3. Lidah (Labelum)
Dodson.2000).
Sepal yang dimiliki anggrek terdiri atas tiga helai dan si sela-sela
sepal terdapat dua helai petal. Sedangkan labelum atau lidah bunga
2.3.2. Buah
merupakan rusuk sejati dan yang tiga lainnya adalah tempat melekatnya dua
tepi daun buah yang berlainan. Di tempat bersatunya tepi daun buah tadi dalam
satu buah anggrek sebesar kelingking terdapat ratusan ribu bahkan jutaan biji
anggrek yang sangat lembut dalam ukuran yang sangat kecil (Gambar 3).
Biji-biji anggrek tidak memiliki endosperm sebagai cadangan makanan ,
bantuan fungi (jamur) yang disebut mikoriza yang bersimbiosis dengan biji-biji
anggrek tersebut. Dalam kondisi lingkungan yang sesuai, hifa atau benang dari
fungi tersebut dicerna sehingga terjadi pelepasan nutrisi sebagai bahan energi yang
anggrek.
Buah anggrek berbentuk seperti kapsul dan di dalamnya terdapat banyak biji
dengan ukuran sangat kecil. Endosperm tidak terdapat pada biji anggrek padahal
endosperm berfungsi sebagai cadangan makanan dan sangat berperan saat terjadi
2.3.3. Daun
Helaian daun anggrek berdaging berwarna hijau tua. Permukaan daun dilapisi
kutikula (lapisan lilin) yang dapat melindungi dari serangan hama dan penyakit.
Daun anggrek memiliki ciri khas bertulang daun sejajar, sedangkan bentuknya
berbeda-beda, ada yang memanjang dan ada yang membulat tergantung pada
spesies. Tipe daun menunjukkan keadaan habitat anggrek. Menurut pertumbuhan
Batang dan daun anggrek mengandung klorofil, hal ini sangat membantunya
hutan yang minim cahaya. Klorofil pada batang anggrek tidak mudah hilang atau
terdegradasi walaupun daun-daunnya telah gugur, oleh sebab itu anggrek juga
Batang anggrek yang menebal merupakan batang semu yang dikenal dengan
sebagai penyimpan air dan makanan untuk bertahan saat keadaan kering (Bose dan
Battcharjee, 1980). Batang Anggrek ada dua tipe yang dipengaruhi oleh titik
1. Monopodial
Anggrek tipe monopodial hanya memiliki satu batang dan satu titik
tumbuh. Batang utama terus tumbuh dan tidak terbatas panjangnya, bentuk
batangnya ramping dan tidak berumbi. Tangkai bunga akan keluar di antara
dua ketiak daun. Anggrek jenis ini dapat diperbanyak dengan cara stek
2. Simpodial
atas telah maksimal. Batang utama baru muncul dari dasar batang utama.
Pada anggrek simpodial terdapat suatu penghubung dari tunas satu ke tunas
lainnya yang disebut rhizome. Anggrek jenis ini dapat diperbanyak dengan
cara split, pemisahan keiki, stek batang dan biji, Kelompok anggrek
simpodial yaitu genus Cattleya, Coelogyne, Dendrobium,
Akar anggrek berbentuk silindris dan berdaging, lunak, mudah patah denagn
ujung akar yang meruncing licin dan sedikit lengket. Dalam keadaan kering akar
akan tampak berwarna putih keperak-perakan pada bagian luarnya dan hanya pada
bagian ujung akar saja yang berwarna hijau atau tampak agak keunguan. Akar yang
telah tua menjadi coklat dan kering, kemudian akan digantikan oleh akar yang baru
(Gambar 6).
mengantarkan zat hara ke seluruh bagian tanaman. Fungsi lain dari akar adalah
atau tidaknya dapat dilihat dari akarnya. Akar udara terdapat lapisan velamen yang
berongga dan berfungsi untuk menyerap air dan udara. Akar ini juga dapat
yang hidup dalam akar tumbuhan. Mycorhiza hidup secara simbiosis yaitu dengan
memfiksasi
tumbuh di daerah pada ketingian tempar lebih dari 1000 mdpl. Dendrobium
umumnya menyukai daerah panas dari pada daerah dingn, tetapi beberapa jenis
Dendrobium hanya bisa tumbuh di daerah dingin misalnya Dendrobium nobile dan
2.4.3. Cahaya
lain tanpa merugikan inangnya. Oleh karena itu, Dendrobium hanya membutuhkan
intensitas cahaya dan lama penyinaran terbatas. Besarnya intensitas cahaya yang
matahari terik di siang hari, kisaran intensitas cahaya matahari sekitar 7000 – 10000
fc. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut Dendrobium membutuhkan
penyinaran 10 jam per hari. Lama penyinaran di bawah itu masih bisa membuat
petumbuhan dan pembungaan, sehingga tanpa cahaya yang cukup, tanaman tidak
2.4.4. Kelembaban
85 % dengan kisaran itu maka penguapan yang terjadi pada siang hari bisa dicegah.
tanaman terserang penyakit. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara, media
tanaman tidak boleh terlalu basah oleh karena itu hindari penyiraman menjelang
malam. Saat kelembaban tinggi dan suhu meningkat meupakan kondisi yang sangat
membuat udara menjadi kering sehingga berdampak pada daun dan bulb
kekurangan air. Hal tersebut dapat di atasi dengan penyiraman tanaman dengan cara
kelembaban juga mempengaruhi kadar air dalam jaringan tanaman. Apabila kadar
air terganggu, maka proses trnasformasi zat hara dalam tanaman ikut terhambat,
2.4.5. Suhu
tinggi memacu proses metabolisme dan suhu udara rendah memperlambat lajunya.
cara meningkatkan kelembaban, kenaikan suhu di siang hari bisa ditekan dengan
yang cukup, hal tersebut merupakan syarat yang mutlak apalagi saat musim
kemarau datang. Dendrobium memang menyukai air tetapi tidak boleh berlebihan.
Air digunakan saat pertumbuhan vegetatif, tunas-tunas muda tumbuh dan sebelum
berbunga. Namun, keperluan air berkurang saat tangkai bunga tumbuh dan
2.4.7. Angin
kesehatan anggrek. Namun angin yang bertiup terlalu kencang dapat mematahkan
tangkai-tangkai bunganya. Keaadan angin yang sesuai adalah angin yang bertiup
minimal memiliki 4-6 pseudobulb sudah dapat diperbanyak dengan cara split.
Sebelum bertunas, potongan diletakkan pada media tanam seperti yang digunakan
sebelum tanaman displit. Setelah bertunas, memiliki akar baru dan daun tanaman
memanfaatkan hormon pertumbuhan IBA, NAA, atau juga IAA. Ketika tanpa
hormon pertumbuhan anggrek yang displit adalah tiga pseudobulb, maka setelah
diberi hormon pertumbuhan anggrek dapat displit satu pseudobulb. IAA atau IBA
yang digunakan antara 25-50 ppm. Zat tersebut dioleskan pada ujung bawah
memacu tumbuhnya akar yang pada akhirnya dapat memacu pertumbuhan tunas.
( Soeryowinoto 1986 )
Dendrobium. Selain pada ujung pseudobulb, keiki dapat juga muncul pada tangkai
bunga yang bunganya sudah luruh. Keiki biasanya muncul ketika kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan atau ketika dalam suatu pot, akar
pseudobulb atau tangkai bunga yang terdapat keiki. Pseudobulb ikut dipotong
pertumbuhan awal keiki. Keiki kemudian ditempelkan pada pohon atau media lain
seperti arang dan dibiarkan hingga memiliki lebih dari satu pseudobulb. Ketika
sudah memiliki lebih dari satu pseudobulb, keiki sudah bisa ditanam di media yang
mempunyai sifat genetik tidak jauh berbeda dengan induknya. Namun perbanyakan
konvensional secara vegetatif ini tidak praktis dan tidak menguntungkan untuk
tanaman bunga potong, karena jumlah anakan yang diperoleh dengan cara-cara ini
sangat terbatas.
2.5.2. Perbanyakan generatif secara konvensional
Perbanyakan ini harus dibantu oleh media khusu karena benih anggrek tidak
mempunyai cadangan makanan seperti halnya benih tanaman lain. Perbanyakan ini
bisa kangsung terjadi secara alami dengan bantuan jamur micorhyza yang nantinya
akan bersimbiosis, atau bisa juga dilakukan oleh manusia dengan perlakuan
tertentu. Perlakuan oleh manusia misalnya dengan cara mengolesi batang pohon
yang akan di jadikan media semai dengan tepung kanji higga tumbuh jamur.
Kemudian benih yang sudah disiapkan dicampur dengan putih telur lalu disemai
pada batang yang sudah ditumbuhi jamur terlebih dahulu ( Soeryowinoto 1986 ).
teknik kultur jaringan atau kultur in vitro. Metode kultur in vitro adalah teknik
tunas, dan akar ) dan jaringan generatif ( seperti : ovule , embrio dan biji ) oleh
karena itu , metode ini juga bisa dilakukan secara generatif maupun vegetatif.
baik berupa sel, jaringan atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Kultur
jaringan dicirikan oleh kondisi kultur yang aseptik, penggunaan media kultur
buatan dengan kandungan nutrisi dan hormon yang dibutuhkan Tanaman, serta
kondisi ruang kultur yang suhu dan pencahayaannya terkontrol. Pelaksanaan teknik
kultur jaringan ada berdasarkan atas teori sel yang dikemukakan oleh “Schleiden
sangat mungkin mendapatkan bibit yang unggul, tahan terhadap serangan hama
yaitu memperoleh sifat fisiologi dan morfologi yang sama persis dengan tanaman
induknya sehingga penyediaan bibit akan selalu terpenuhi dan bibit yang akan
yaitu:
1. Kultur biji (seed culture), kultur yang menggunakan biji sebagai bahan
tanam.
ujung akar, pucuk aksilar, helaian daun, tangkai daun, buku batang (internode),
Teknik kultur jaringan melalui biji atau embrio (seksual) dilakukan dengan
alasan biji tidak mempunyai endosperm (cadangan makanan) atau biji berukuran
sangat kecil. Selain itu, teknik kultur jaringan juga bertujuan untuk mendapatkan
keseragaman bibit dalam jumlah besar dan waktu yang relatif singkat. Tanaman
baru yang bersifat unggul diharapkan dapat diperoleh melalui teknik kultur jaringan
dalam teknik kultur jaringan. Hal ini bertujuan membebaskan segala jenis
kontaminan baik yang berasal dari bakteri, jamur dan mikroba lainnya (Tuhuteru et
al., 2012). Pemilihan eksplan yang tepat adalah tahap pertama dalam tiga tahap
yang dilakukan dalam kultur jaringan. Eksplan tersebut harus disterilisasi dan
kemudian baru dapat ditanam pada media. Tahap kedua adalah multiplikasi atau
perbanyakan tunas pada media dengan melakukan subkultur. Tahap ketiga adalah
Media mempunyai 2 fungsi utama, yaitu untuk menyuplai nutrisi dan untuk
memacu pertumbuhan melalui zat pengatur tumbuh. Adanya variasi media untuk
dan Skoog (MS), Gamborg (B5), Linsmaier, Nitsch dan Woody Plant Medium
(WPM). Selain media, zat pengatur tumbuh juga memegang peranan penting dalam
melakukan teknik kultur. Zat pengatur tumbuh adalah kelompok hormon, baik
jaringan secara umum sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada
stok. Larutan stok dibuat dengan tujuan untuk memudahkan pengambilan bahan-
bahan kimia khususnya yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, tak perlu sering
menimbang karena hal ini kurang praktis. Larutan stok disimpan di dalam lemari
kimia oleh mikroba penyebab kontaminasi. Pembuatan larutan stok harus dilakukan
dengan cennat, sebab larutan stok yang terlalu pekat akan mengalami pengendapan
di lemari es, dan larutan stok yang terkontaminasi tidak boleh digunakan lagi
suatu keperluan, media yang telah dirumuskan dapat diubah atau diperbarui, dengan
mengganti zat-zat tertentu, atau menambah zat lain. Untuk melakukan perubahan
hanya unsur-unsur hara makro dan mikro, tetapi juga karbohidrat yang pada
umumnya berupa gula untuk menggantikan karbon yang biasanya didapat melalui
plasma nutfah. Media kultur jaringan untuk pelestarian berbeda dengan media
yang hanya dibutuhkan tanaman dalam konsentrasi yang sangat sedikit. Zat
Golongan auksin yaitu IAA(Indole Acetic Acid), NAA ( Naphtalene Acetic Acid ),
amino purin), dan Zeatin (Lestari, 2011). Sitokinin alami yang paling banyak
seimbang maka eksplan akan membentuk massa sel yang bersifat meristematik dan
harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu fungsi membran sel dan
media, pengambilan (uptake) dari zat pengatur tumbuh dan garam- garam lain, dan