Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL

ANALISIS VEGETASI STRATA HERBA DIKAWASAN


BUKIT GOA KABUPATEN MUSI RAWAS

Oleh :

DHEDE FAURIZA
NIM. 4218012

Proposal Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan


Untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) LUBUKLINGGAU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis hantarkan kepada Allah Subahanahu


Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini tepat pada waktunya.
Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW yang
mana ia telah membawa umatnya dari alam yang gelap hingga sampai alam yang
terang benderang serta kaya akan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan saat
ini. Dengan proposal yang berjudul “ Analisi Vegetasi Strata Herba di Kawasan
Bukit Goa Kabupaten Musi Rawas “ ini dapat bermanfaat dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti. Selanjutnya dalam proposal ini telah penulis selesaikan
dengan semaksimal mungkin. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan dari proposal ini serta proposal ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis masih dapat berharap atas kritikan dan saran
yang membangun dari pembaca.

Lubuklinggau, 06 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Fokus dan Subfokus Penelitian..........................................................
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................
1.5 Manfaat Penelitian .............................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................


2.1 Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian........................
2.2 Hasil Penelitian Relevan......................................................................

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN.....................................................


3.1 Seting Penelitian..................................................................................
3.2 Metode dan Prosedur Penelitian..........................................................
3.3 Data Dan Sumber Data........................................................................
3.4 Teknik pengumpulan data....................................................................
3.5 Prosedur Analisis Data........................................................................
3.6 Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumatera merupakan salah satu wilayah yang kaya akan sumber
daya alam, khususnya hutan ialah salah satu sumber daya yang
sangat penting bagi kehidupan manusia sehingga eksistensinya
harus tetap terjaga. Untuk menjaga dan melestarikan sumber daya
alam tersebut dilakukan dengan membuat taman nasional yang
khususnya berada di Sumatera yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat
(TNKS) (Kausar, 2010:13).
Vegetasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari sekelompok
besar tumbuhan yang tumbuh dan menghuni suatu wilayah.
Vegetasi juga didefinisikan sebagai keseluruhan tumbuhan dari
suatu area yang berfungsi sebagai area penutup lahan, yang terdiri
dari beberapa jenis seperti herba, perdu, pohon, yang hidup
bersama-sama pada suatu tempat dan saling berinteraksi antara satu
dengan yang lain sehingga membentuk suatu vegetasi.3 Salah satu
tumbuhan yang terdapat di dalam suatu vegetasi yaitu tumbuhan
herba. (Maridi, dkk,2015:29)
Herba adalah tumbuhan yang umumnya merupakan habitus
batang yang pendek dan mempunyai jaringan yang lebih lunak
(herbacius) jika dibandingkan dengan tumbuhan yang berkambium
dan tersebar dalam bentuk kelompok, individu atau soliter pada
berbagai kondisi habitat seperti tanah yang lembab atau berair,
tanah kering, bebatuan dan habitat dengan naungan yang rapat.
(Yatim Wildan,2003:908)
Vegetasi herba merupakan salah satu vegetasi tumbuhan
penyusun hutan yang ukurannya jauh lebih kecil jika dibandingkan
dengan semak ataupun pohon. Kehadiran vegetasi herba sangat
bermanfaat bagi ekosistem hutan. Serasah daun yang jatuh dapat
didekomposisikan menjadi unsur hara yang dapat dimanfaatkan
kembali untuk tanaman. Melihat pentingnya dampak kehadiran
vegetasi herba dalam suatu kawasan hutan, maka perlu adanya
upaya pengkajian tentang vegetasi herba tersebut. (Deddy Anaputra,
dkk,2015:27)
Dalam hal ini bukit goa yang berada di kabupaten Musi Rawas
termasuk kawasan yang di Jadikan zona pemanfaatan Dan
pengembangan bagi ekosistem.
Bukit Goa ini memiliki ketinggian ± 370 m dpl sehingga
kawasan hutan tropis ini memiliki kelembapan yang cukup tinggi.
Berdasarkan letak geografis dan kondisi yang tersebut di atas,
diperkirakan kawasan wisata hutan Bukit Goa memiliki kekayaan
tumbuhan herba yang cukup tinggi. Pemanfaatan Bukit goa sebagai
sebuah kawasan hutan masih sebatas pemanfaatan kepariwisataan.
Sehingga untuk inventarisasi data mengenai strata tumbuhan sangat
penting dilakukan untuk mengetahui bidang keilmuan tersebut.
Terbentuknya pola keanekaragaman dan struktur spesies vegetasi
hutan merupakan proses yang dinamis, erat hubungannya dengan
kondisi lingkungan, baik biotik maupun abiotik.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian
dengan judul “Analisis vegatasi Strata Herba di Bukit Goa
Kabupaten Musi Rawas”.

1.2 Fokus dan Sub Fokus Penelitian


Fokus yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu mengetahui
Indeks Nilai Penting (INP) dan mengetahui Indeks Deversitas
(keanekaragaman) jenis strata herba yang terdapat di bukit goa
kabupaten musi rawas, Sedangkan sub fokus penelitian yaitu untuk
mengetahui pengaruh lingkungan abiotik di kawasan bukit goa
kabupaten musi rawas.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Berapa rerata Indeks Nilai Penting tertinggi pada strata herba


yang ditemui ?

2. Bagaimana pengaruh faktor lingkungan abiotik di kawasan


bukit goa kabupaten musi rawas?

3. Apasaja Indeks Deversiti jenis strata herba di bukit goa yang


paling banyak di temui pada setiap area Kajian ?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui terata Indeks Nilai Penting tertinggi pada
strata herba yang ditemui.
2. Untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan abiotik di
kawasan bukit goa Kabupaten Musi Rawas.
3. Untuk mengetahui Indeks Deversiti jenis strata herba di bukit
goa yang paling banyak di temui pada setiap area Kajian

1.5 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
referensi mata kuliah ekologi tumbuhan, serta referensi tambahan
pada proses pembelajaran. Di jenjang kuliah maupun sekolah. dan
memberikan informasi bagi masyarakat sekitar tentang vegetasi
tumbuhan strata Herba dan hubungannya dengan lingkungan agar
kelestarian alam dapat terjaga.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Konseptual Fokus dan Subfokus Penelitian


Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan
(komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat
tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka
kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya
kitacukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili
habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak
contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip
penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar
individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas,
tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan,
dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik
berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita
tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat
mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik
Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka
dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat
mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur
agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang
mewakili jika menggunakan metode jalur (Suprianto, 2001).
Indeks Nilai Penting (INP) atau Important Value Index
merupakan indeks kepentingan yang menggambarkan pentingnya
peranan suatu vegetasi dalam 21 ekosistemnya.Apabila nilai INP
suatu jenis vegetasi bernilai tinggi, maka jenis itu sangat
mempengaruhi kestabilan ekosistem tersebut (Fachrul, 2007).
Indeks Nilai Penting (INP) dapat digunakan unutk menentukan
dominansi jenis tumbuhan terhadap jenis tumbuhan lainnya, karena
dalam suatu komunitas yang bersifat heterogen data parameter
sendiri-sendiri dari nilai frekuensi, kerapatan, dan dominansinya
tidak dapat menggambarkan secara menyeluruh, maka untuk
menentukan nilai pentingnya yang mempunyai kaitan dengan
struktur komunitasnya dapat diketahui dari indeks nilai pentingnya.
Yaitu suatu indeks yang dihitung berdasarkan jumlah seluruh nilai
kerapatan relatif (KR), frekuensi relatif (FR) dan dominansi relatif
(DR) (Fachrul, 2007)
Indeks keanekaragaman spesies merupakan indeks yang
menyatakan struktur komunitas dan kestabilan ekosistem. Semakin
baik indeks keragaman spesies maka suatu ekosistem semakin
stabil. Indeks keragaman ini biasa menggunakan indeks Shannnon,
indeks Margalef, dan indeks Simpson (Indriyanto 2012)

2.2 Hasil Penelitian Relevan


Penelitian yang relevan dalam penelitian ini yaitu hasil
penelitian yang dilakukan oleh Asna Susanti (2016) dengan judul
“Analisis Vegetasi Herba Di Kawasan Daerah Aliran Sungai
Krueng Jreue Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar Sebagai
Referensi Matakuliah Ekologi Tumbuhan “ Spesies herba yang di
temukan dalam penelitian terdiri dari 34 spesies dari 16 familia
yang berhabitus herba. menunjukkan bahwa famili yang
mendominasi pada lokasi penelitian adalah famili Asteraceae
sebanyak 11 spesies, Poaceae sebanyak 6 spesies, Euphobiaceae 3
spesies, Piperaceae 2 spesies sementara famili-famili lainnya yaitu
Acanthaceae, Amaranthaceae, Araceae, Cyathaceae, Cyperaceae,
Mimosaceae, Oxalidaceae, Passifloraceae, Pteridaceae, Rubiaceae,
Solanaceae dan Verbenaceae hanya1 spesies. Indeks nilai penting
tumbuhan herba pada seluruh titik pengamatan tumbuhan herba
yang sangat dominan adalah (Axonopus compressus) hal ini dapat
dilihat dari Indeks Nilai Penting yaitu 71,37% dengan jumlah
individu sebanyak 350, sedangkan tumbuhan herba yang memiliki
nilai indeks penting paling rendah 0,2117% salah satunya adalah
(Capsicum frutescens).
Penelitian yang di lakukan oleh Sri Wulan P. (2018) Dengan
Judul “ Analisis Vegetasi Herba Di Kawasan Manifestasi Geothermal
Desa Weh Porak Kabupaten Bener Meriah Sebagai Penunjang Praktikum
Ekologi Tumbuhan “ . Berdasarkan hasil penelitian seluruh jenis
tumbuhan herba di kawasan manifestasi geothermal desa Weh
Porak Kabupaten Bener Meriah terdapat 30 spesies tumbuhan herba
dari 20 familia. Komposisi familiayang mendominasi berdasarkan
tabel 4.5adalah dari familia Asteraceae terdiri dari 7 spesies,
Poaceae 3 spesies, Oxalidaceae 2 spesies, Rubiaceae 2 spesies,
sementara famili-famili lainnya yaitu famili Umbellifelarae,
Acanthaceae, Araceae, Solanaceae, 56 Mimosaceae, Cyperaceae,
Euphorbiaceae, Malvaceae, Polygalaceae, Piperaceae,
Menispermaceae, Adiantaceae,Campanulaceae, Commelinaceae,
Plantaginaceae dan Dryopteridaceae hanya 1 spesies. Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa indeks nilai penting total spesies
tumbuhan tingkat herba di kawasan manifestasi geothermal desa
Weh Porak Kabupaten Bener Meriah berjumlah 200. Indeks nilai
penting tertinggi terdapat pada spesies Rumput Paitan (Axonopus
compressus Sw.) sebanyak 27,27% dengan jumlah individu 267 dan
Babandotan (Ageratum conyzoides L.) memiliki indeks nilaipenting
25,89% dengan jumlah individu sebanyak 215 individu, sedangkan
tumbuhan herba yang memiliki indeks nilai penting paling rendah
0,69% salah satunya adalah Sirih Hutan (Piper caducibracteum)
dengan jumlah individu hanya 1 individu.
Penelitian yang di lakukan oleh Elpi purwanti (2017) dengan
judul “ Analisi Vegetasi Strata Herba Di Bukit Cogong Kabupaten
Musi Rawas “ Berdasarkan hasil penelitian Indeks Nilai Penting
(INP) Vegetasi strata herba di bukit Cogong adalah Vegetasi Herba
yang mempunyai rerata indeks nilai penting (INP) tertinggi adalah
miana(Celeus benth) memiliki rerata sebesar 35%, sedangkan
Vegetasi yang mempunyai rerata indeks nilai penting (INP)
terendah adalahtumbuhan binahong (Anredera cordilalia) 6%.
Indeks diversiti jenis strata herba di bukit cogong yang paling
banyak adalah Celosia Asculenta, Cynum asiticum, Strobilentes,
dan Curcuma lengga memiliki rerata indeks diversitas tertinggi H’
sebesar 0,36 dan0,34.Merimia manmosa 0,36 dan Lasia spinosa.
Pengaruh lingkungan abiotik pada vegetasi strata herba di bukit
cogong, sangat mempengaruhi spesies tumbuhan yang hidup
dikawasan bukit cogong dengan kisaran suhu udara 28,6
kelembapan udara 92,3 suhu tanah 27,6 pH tanah 6,3 dan
kelembapan tanah 1,6.
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Seting Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Sumber harta Kec. Sumberharta
kawasan Bukit Goa Kabupaten Musi Rawas. Alasan peneliti
memilih lokasi ini karena peneliti ingin menganalisi vegetasi
strata herba dan kawasan ini masih belum banyak di eksplor.
Lokasi penelitian dapat
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai pada bulan September sampai Januari
2022 dari tahap prasurvei hingga dilaksanakan tindakan.

3.2 Metode dan Prosedur Penelitian


Metode Penelitian adalah cara yang digunakan peneliti untuk
mencapai tujuan penelitian. Pada penelitian ini menggunakan metode
kualitatif deskriptif. Menurut sugiono, penelitian kualitatif adalah
penelitian dimana peneliti di tempatkan pada instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan analisi data
bersifat induktif (sugiono. 2010:9)
Indriyanti, (2012:10) Menyatakan bahwa Metode yang
digunakan metode Point Intercept, Metode ini dilakukan dengan
menyentuh herba menggunakan rangka besi yang telah dirancang
sedemikian rupa seperti yang terdapat pada Rangka besi tersebut
kemudian diletakkan di atas tumbuhan sampai tusuk-tusuk besi
menyentuh tumbuhan yang berada di bawahnya. Jadi, hanya
tumbuhan yang tersentuh tusuk besi itulah yang dihitung.
Sedangkan menurut Sugiyono, (2010:14) metode point
intercept adalah metode dengan menggunakan batang penyentuh
herba yang berada di bawah garis titik sentuh. Selain digunakan
untuk menganalisis wilayah yang ditumbuhi tumbuhan rendah yang
rapat, metode point intercept juga dapat digunakan untuk
menganalisa mulai dari tumbuhan bawah sampai pohon. Beberapa
keunggulan dari metode point intercept yaitu metode ini memiliki
tingkat pengukuran yang lebih akurat dan lebih efisien
dibandingkan dengan metode line intercept, terutama untuk jenis
tumbuhan herba. Adapun kelemahan dari metode ini adalah sulit
untuk menganalisis spesies minor yang ada di suatu komunitas
tanpa menggunakan jumlah point transek yang sangat banyak.

3.3 Data Dan Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini disesuaikan dengan jenis
data yang dikumpulkan. Maka berdasarkan hal tersebut, sumber
data dalam penelitian ini adalah:
1. Sumber Data Primer, adalah data yang diperoleh dari sumber
data pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data
berupa interview dan observasi. Dalam penelitian kualitatif,
jumlah sumber data atau responden tidak ditentukan
sebelumnya, sebab apabila telah diperoleh informasi yang
maksimal, maka tujuan menelaah sudah terpenuhi. Oleh karena
itu konsep sampel dalam penelitian kualitatif adalah berkaitan
dengan bagaimana memilih responden dan situasi sosial tertentu
yang dapat memberikan informasi yang mantap dan terpercaya
mengenai focus peneliti.
2. Sumber Data Skunder, adalah data yang diperoleh dari sumber
yang tidak langsung, biasanya berupa data dokumentasi dan
arsip-arsip penting. Sumber data tertulis tersebut nantinya akan
dieksplorasi dengan teknik dokumentasi dan kajian kepustakaan
yang terdiri dari buku-buku, majalah ilmiah, arsip dan dokumen
pribadi. Tempat dan peristiwa, dimana peneliti memperoleh data
antara lain meliputi proses pengambilan keputusan, rencana
pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
Penentuan sumber data pada orang yang diwawancarai
dilakukan secara purposive, yaitu dipilih dengan pertimbangan
dan tujuan tertentu. (Sugiyono.2009:219)

3.4 Teknik pengumpulan data


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan :

1. Wawancara

Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2015:72) wawancara adalah


pertemuan yang dilakukan oleh dua orang untuk bertukar
informasi mupun suatu ide dengan cara tanya jawab, sehingga
dapat dikerucutkan menjadi sebuah kesimpulan atau makna dalam
topik tertentu.

2. Observasi

Widoyoko (2014:46) Observasi merupakan “ pengamatan dan


pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak
dalam suatu gejala pada objek penelitian”

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2018:476) Dokumentasi adalah suatu cara


yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam
bentuk buku, arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang
berupa laporan serta keterangan yang dapat mendukung penelitian.

3.5 Prosedur Analisis Data


Analisis data adalah sebagai bagian dari proses pengujian
data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk
menarik kesimpulan penelitian. (Indriantoro.2002:11)
Analisis data dalam penelitian dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan
data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah
melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila
jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum
memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi,
sampai tahap tertentu, diperoleh data yang dianggap kredibel. Melis
and Humberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.
Aktivitas dalam analisis data yaitu:
a. Data Reduction (Reduksi data) merupakan proses berfikir
sintesif yang memerlukan kecerdasan dan keluasan dan
kedalaman wawasan yang tinggi. Sedangkan mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting dicari.
b. Data Display (penyajian data), penyajian data dapat dilakukan
dalam uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya.
c. Conclusion drawing/verification merupakan kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah
bila ditemukan bukti-bukti yang kuat yang menduung pada
tahap pegumpulan data di berikutnya. (Sugiyono.2009:249)

Dalam penelitian kualitatif aspek proses lebih ditekankan dari


pada hanya sekedar hasil. Dalam proses analisis kualitatif terdapat
tiga bagian kegiatan utama yang saling berkaitan dan terjadi secara
bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan atau verifikasi. Sedangkan analisisnya manggunakan
analisis interaktif dari ketiga komponen utama tersebut.
Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah sejak awal akan tetapi
mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara atau masalah
bayangan dan akan berkembang setelah penelitian berada di
lapangan.

3.6 Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk menguji keabsahan data kualitatif dapat dilakukan
melalui strategi tertentu, yaitu:
1. Triangulation
Yaitu teknik menggunakan multi investigasi, multi sumber atau
data, atau multi metode untuk mengkonfirmasi temuan yang
muncul.
2. Member check
Yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada
pemberi data.
3. Long term observation
Yaitu melakukan perpanjangan pegamatan dimana peneliti
berada di lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data
tercapai.
4. Peer examination
Yaitu Teknik dilakukan melalui berdiskusi dengan teman
sejawat tentang hasil sementara atau hasil akhir yang dilakukan
peneliti.
5. Participatory of collaborative modes of research
Yaitu tehnik ini menekankan pada partisipasi dalam
keseluruhan pase penelitian mulai dari konseptual studinya,
menulisnya hingga menghasilkan temuan.
6. Researcher’s biases
Yaitu menekankan kemampuan peneliti mengklarifikasi
asumsiasumsinya dan orientasinya terhadap sebuah teori.
7. Analisis kasus negative
Yaitu teknik dengan melihat kasus negative, yaitu teknik
dengan melihat kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan
hasil penelitian hingga ada saat tertentu
8. Thick description
Yaitu teknik ini digunakan untuk menguji keteralihan (validasi
ekstrenal) dimana seorang meneliti dituntut melaporkan hasil
penelitian dengan menguraikannya seteliti mungkin.
9. Auditing
Yaitu melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.
Teknik ini digunakan untuk menguji dependability
(realiabilitas). (Lexy J.Moleong.2002:1)

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, peneliti menyimpulkan


menggunakan data teknik dalam pengumpulan data untuk
menjamin keabsahan data, yaitu:
1. Triangulation
Triangulasi teknik pemerikasaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data
itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah
melalui sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda
melalui metode kualitatif. .(Ibid.2002:178)
Hal ini dapat dicapai melalui; (1) membandingkan data hasil
pengamatan dengan data wawancara. (2) membandingkan apa
yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi. (3) membandingkan apa yang
dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa
yang dikatakannya sepanjang waktu (4) membandingkan
keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang rakyat biasa, orang yang berpendidikan
menengah atau tinggi, orang berada dan orang pemerintah dan
(5) membandingkan wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.
2. Member Check
Member Check yaitu proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Teknik dilakukan peneliti dengan
menunjukkan dan mengkonfirmasi kembali data-data yang
telah diperoleh sebelumnya kepada informan yang sama. .
(Ibid.2002:178)
DAFTAR PUSTAKA

Indriyanto. (2002). Ekologi Hutan, Jakarta: Bumi Aksara.

Deddy Anaputra. (2015) . Komposisi Jenis Tumbuhan Herba di


Areal Kampus Universitas Tadulako Palu, Jurnal Biocelebes,
9(2), 27.

Hidayat Musclich. (2017). Analisis Vegetasi Dan Keanekaragaman


Tumbuhan Di Kawasan Manifestasi Geotermal Ie Suum
Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar. Jurbal
Biotik, 5(2), 114-124.

Michael, M. (1992). Ekologi Umum, Jakarta: Universitas


Indonesia.

Indah Asmayannur. (2012). Analisis Vegetasi Dasar di Bawah


Tegakan Jati Emas (Tectona grandis) dan Jati Putih (Gmilena
arborea) di Kampus Universitas Andalas. Jurnal Biologi
Universitas Andalas, 1(2), 173.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif


dan R dan D. Bandung: ALFABETA.

Anda mungkin juga menyukai