2023
Diusulkan Oleh :
UNIVERSITAS KHAIRUN
KOTA TERNATE
2023
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KARYA LOMBA
KARYA TULIS ILMIAH
Judul karya tulis : Status kesehatan karang sebagai aspek vital dalam
mendukung pengelolaan dan
pengawasan kawasan konservasi perairan pulau-pulau kecil
di Pulau Moti, Kota Ternate.
Nama ketua : Nur Afifa Asyiqin
Nama Anggota : 1) Nabila Umar
2) Marshanda Honga
Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul di
atas benar merupakan karya orisinal yang dibuat oleh penulis dan belum pernah
dipublikasikan atau dilombakan diluar kegiatan “Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional
Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo 2023” yang diselenggarakan oleh
Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo. Demikian pernyataan ini kami buat
dengan sebenarnya, dan apabila terbuktiterdapat pelanggaran didalamnya, maka kami
siap untuk didiskualifikasi dari kompetisiini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami
Mengetahui,
Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan, Kerjasama, dan Alumni
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmat-nya maka kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban dari tim kami.
Terumbu karang, sebagai ekosistem laut yang luar biasa, memiliki peran penting
dalam menjaga keseimbangan lingkungan laut. Sayangnya, terumbu karang saat ini
merupakan ancaman serius yang dapat mengakibatkan kerusakan dan mempengaruhi
kesehatannya secara keseluruhan. Faktor-faktor seperti perubahan iklim, polusi, dan
aktivitas manusia telah menyebabkan tekanan besar pada terumbu karang di seluruh
dunia.
Oleh karena itu,kita perlu Menyadari betapa pentingnya peran terumbu karang dalam
ekosistem laut dan kehidupan manusia, melalui kata pengantar ini, semoga kita dapat
lebih memahami kerusakan yang terjadi serta komitmen untuk menjaga kesehatan
terumbu karang. Mari bersama-sama berusaha, berkolaborasi, dan mengambil tindakan
nyata untuk melestarikan keindahan dan keberagaman hayati terumbu karang demi
generasi mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Pulau Moti merupakan salah satu pulau kecil yang berada di lepas pantai barat
Pulau Halmahera dan tepat di garis Wallacea. Tak heran, jika pulau kecil ini
memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dengan satu spesies endemik yaitu hiu
berjalan (walking shark) sebagai penghuni ekosistem terumbu karang, lamun dan
mangrove. Salah satu ekosistem vital yang memegang peranan penting dalam
memberikan kontribusi terhadap pangan, ekonomi dan ketahanan iklim di masa
depan adalah ekosistem terumbu karang. Meskipun wilayah perairan ini
dikategorikan sebagai salah satu dari hot-spot of biodiversity, satu kenyataan yang
paradoksal karena setiap tahun, kawasan ini menerima limpahan sampah plastik
yang berasal dari Samudera Pasifik bagian barat laut seperti China dan Philipina.
Belum lagi sistem penanganan limbah industri pertambangan juga telah menjadi
ancaman yang serius terhadap ekosistem pesisir dan laut di wilayah ini termasuk
terumbu karang. Dampak global seperti El-Nino Southern Oscillation (ENSO),
gelombang panas (heat wave) dan Indian Ocean Dipole (IOD) juga telah
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap degradasi terumbu karang seperti
pemutihan karang (bleaching coral) dan penyakit karang lainnya. Fenomena-
fenomena ini memberikan dampak terhadap kerusakan karang sebagaimana yang
telah terjadi di beberapa wilayah Indonesia dan negara-negara yang termasuk dalam
kelompok segitiga terumbu karang dunia (coral triangle). Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kondisi kesehatan karang dengan menggunakan benthic index
pada dua kedalaman perairan yang berbeda yaitu pada kedalaman 3 dan 7 meter.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran data dan informasi
awal mengenai kondisi kesehatan karang yang kiranya dapat dijadikan landasan
dalam pengawasan dan pengelolaan kawasan pesisir terutama area konservasi di
Pulau Moti.
Data-data yang diperoleh dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi langsung
di lapangan dengan menggunakan peralatan scuba diving. Metode sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan underwater photo
transect (UPT) melalui garis transect sejauh 50 meter sejajar garis pantai dengan
penempatan kuadran yang berukuran 44 x 58 cm yang ditempatkan selang-seling
sebanyak 50 buah pada setiap transects. Hasil Foto kemudian dianalisis untuk
pengidentifikasian bentuk hidup (life form) karang dengan menggunakan perangkat
lunak CPCe (Coral Point Count with Excel).
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa tutupan karang hidup pada kedalaman 3
dan 7 meter masing-masing sebesar 59,93% dan 56,71%, karang mati yang
ditumbuhi alga sebesar 15,80% dan 28,79%, tutupan fleshy seaweeds senilai 0,07%
dan 0,33%. Dari hasil analisis index kesehatan karang menunjukkan bahwa
ekosistem terumbu karang yang berlokasi di Kelurahan Figur, Pulau Moti berada
dalam kondisi sehat dengan tingkat pemulihan (resiliensi) yang tinggi. Temuan ini
menunjukkan bahwa meskipun perairan pulau-pulau kecil ini telah menjadi hot-
spot baru bagi sampah plastic yang berasal di wilayah timur jauh, tidak memberikan
dampak yang signifikan terhadap kesehatan karang di ekosistem setempat. Selain
itu peristiwa ENSO yang terjadi pada tahun 2022/2023 juga belum memberikan
dampak terhadap kerusakan karang di Pulau Moti. Meskipun demikian, para
pemangku kepentingan terutama pemerintah daerah, ilmuwan dan pihak swasta
serta masyarakat sudah seharusnya memberikan perhatian penuh terhadap
monitoring intensif dan pengawasan melekat tidak hanya ekosistem terumbu karang
tetapi ekosistem pesisir secara holistic dalam mengelola kawasan pesisir di Pulau
ini. Adapun strategi-strategi yang perlu ditempuh antara lain penyadartahuan
kepada masyarakat setempat agar tidak menggunakan alat tangkap yang
mengancam kerusakan plasmanutfah ekosistem terumbu karang. Kolaborasi
bersama instansi terkait guna memitigasi dampak pengelolaan sampah dan limbah
industry yang terintegrasi.
Kata kunci : Kesehatan karang, benthic index, tutupan
BAB 1
PENDAHULUAN
Terumbu karang, salah satu ekosistem laut yang penting, mengalami kerusakan
yang signifikan dan faktor-faktor penyebabnya perlu dipahami. Ada beberapa
faktor yang berkontribusi terhadap kerusakan terumbu karang yang perlu
diperhatikan. Memahami faktor-faktor penyebab kerusakan terumbu karang sangat
penting untuk melindungi dan memulihkan ekosistem ini. Bagi manusia juga
terumbu karang mempunyai potensial yang besar sebagai sumber makanan maupun
di jadikan sebagai mata pencarian, dan terumbu karang merupakan ekosistem yang
mudah terkena terhadap kerusakkan dan hal ini di sebabkan oleh manusia dan juga
alam. Terumbu karang yang mudah terkena dengan kerusakan yang di sebabkan
oleh manusia dann juga alam. Seperti pada banyaknya masyarakat pesisir yang
terpacu untuk melakukan aktivitan pemanfaatan penambangan terumbu karang
banyak terjadi penambangan terumbu karang yang di lakukan oleh masyarakat
pesisir kelurahan tersebut dan di gunakan sebagai bahan baku produksi kapur sirih.
Dan adanya aktivitas tersebut berdampak pada kondisi ekosistem terumbu karang
sepanjang perairan pesisir kelurahan tersebut. Selain penambangan dampak
kerusakan terumbu karang juga di akibatkan oleh nelayan yang melakukan
penangkapan ikan dengan cara meracun ikan ikan yang berada di sekitar terumbu
karang dan kegiatan ini sangat berdampak pada ekosistem terumbu karang yang
menjadi mati dan memutih. (Hermina Manlea)
Selain ulah manusia ekosistem terumbu karang juga rusak akibat faktor alam seperti
derasnya gelombang. Hal ini dapat mempengaruhi ekosistem terumbu karang dan
mengakibatkan patahan patahan yang lebih besar bahkan karang tersebut mati.
Karang yang mati karena masa ketuaannya akan muncul tunas baru pada sisi tubuh
karang dengan munculnya tunas baru. (Yulius M. Sama)
2.4 Strategi dan Solusi Untuk Menjaga Kesehatan dan Mencegah Kerusakan
Menjaga kesehatan dan mencegah kerusakan terumbu karang sangat penting untuk
memastikan kelangsungan hidup dan keberlanjutan ekosistem ini. Strategi sebagai
suatu bentuk pemikiran rasional yang disusun secara sistematis. Salah satu strategi
yang dapat dilakukan adalah memberikan perlindungan hukum dengan membuat
dan memberlakukan regulasi yang melindungi terumbu karang dari kerusakan,
seperti larangan penangkapan ikan di sekitar terumbu karang, larangan pemindahan
terumbu karang, dan larangan penggunaan bahan kimia berbahaya. (Wa Ode Nur
Hudaya)
Selain itu, penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya
menjaga terumbu karang dengan mengedukasi mereka mengenai dampak negatif
dari aktivitas yang merusak terumbu karang. Strategi ini juga baik untuk kita.
Kampanye sosialisasi dan penyebaran informasi melalui media massa dan media
sosial dapat membantu meningkatkan kesadaran masyarakat. Pengelolaan terumbu
karang yang berkelanjutan juga harus diterapkan dengan mengatur wisata bahari,
penangkapan ikan yang berkelanjutan, dan pendirian zona konservasi. Upaya
pemantauan dan penelitian terhadap terumbu karang juga perlu dilakukan untuk
memahami perubahan kondisi dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang
tepat. Melibatkan masyarakat lokal dalam upaya pelestarian terumbu karang dan
membangun kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga lingkungan
juga penting untuk menjaga keberlanjutan inisiatif dan menghasilkan pengaruh
positif terhadap terumbu karang. Kawasan konservasi perairan adalah sesuatu yang
diusahakan untuk melindungi ekosistem yang akan dilaksanakan untuk semua
ekosistem berdasarkan kriteria sosial, budaya, ekonomi maupun ekologis.
Pada umumnya konservasi telah menjadi syarat dan kepentingan yang harus
dipenuhi sebagai penyelerasan atas kebutuhan ekonomi masyarakat serta harapan
untuk terus menjaga sumber daya yang ada bagi masa depan Hajifu (2011). KKP
adalah salah satu sarana pengelolaan yang paling banyak digunakan dalam
konservasi terumbu karang. Secara sederhana, KKP didefinisikan sebagai kawasan
laut yang dikelola secara aktif untuk konservasi. Definisi tersebut luas dan meliputi
berbagai tatanan pengelolaan yang memungkinkan, dengan berbagai macam cara
dan kewenangan pengelolaan.Dengan mengimplementasikan strategi ini secara
komprehensif, diharapkan dapat menjaga kesehatan terumbu karang dan
melindungi ekosistem yang kaya ini.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Pelaksanaan pengambilan data ini dilakukan pada bulan Maret 2023 lokasi
pengumpulan data di kawasan konservasi Pulau Moti kota Ternate di Kelurahan
Figur dengan posisi geografis 0⁰ 25’54,23’ - 0⁰ 28’52,1” lintang utara dan 127⁰ 22’
49,26” - 127⁰26’28,47 bujur timur.
Alat dan bahan yang di gunakan dalam pelaksanaan pengumpulan data pada
kawasan konservasi pualu moti di sajikan dalam tabel 1.
Prosedur pengambilan data terdiri dari dua tahapan yaitu pengambilan data
dan analisis data.
3.3.2. Tahap Pengambilan Data
Pada tahap analisis data, terumbu karang yang diambil dengan metode UPT
merupakan foto-foto bawah air sebanyak 50 foto untuk setiap titik transek
kedalaman perairan yang berbeda, sehingga total foto yang dianalisis adalah
sebanyak 100 buah. Untuk mendapatkan data-data kuantitatif berdasarkan foto-foto
bawah air yang dihasilkan dari motede UPT ini, analisis data dilakukan terhadap
setiap frame guna menduga persentase tutupan kategori dan substrat (Giyanto,
.2010). Titik yang digunakan dengan menentukan banyaknya titik acak (random
point) yang dipakai untuk menganalisis foto. Tepat pada posisi titik yang telah
ditentukan secara acak oleh piranti lunak CPCe (Coral Point Count With Excel).
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1. Contoh karang meja (Acropora tabulate) yang ditemukan di lokasi penelitian.
Gambar 4.2. Contoh karang bercabang (Acropora branching) yang ditemukan di lokasi penelitian
Gambar 4.3. Bintang laut biru (Mega benthos) yang berasosiasi dengan terumbu karang
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa indeks kesehatan satu dimensi
dari ekosistem terumbu karang di KFPM memiliki nilai yang tinggi karena
prosentase tutupan karang hidup di dua kedalaman yang berbeda berada pada
kisaran > 35%. Sedangkan tingkat resiliensi atau pemulihan terumbu karang juga
ditemukan tinggi karena prosentase tutupan fleshy seaweeds yang rendah yaitu
kurang < 3%.
5.1 Saran
Dari hasil penelitian ini juga memberikan data dan informasi bahwa potensi
gangguan kesehatan ekosistem terumbu karang di KFPM berada pada score yang
rendah namun dibutuhkan perhatian dari berbagai pemangku kepentingan dalam
mengambil langkah-langkah strategi guna memproteksi kawasan konservasi ini
dari berbagai ancaman anatara lain penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan,
pencegahan pembuangan limbah industri dan rumah tangga ke laut serta langkah-
langkah antisipatif dalam memitigasi dampak perubahan-perubahan iklim baik di
skala regional maupun global.
DAFTAR PUSTAKA
(Malinda1*, Volume 13, No. 2, 2020) (I. Nagelkerken1, Sea Ecol Prog SerVol. 202:
175–192, 2000 Diterbitkan 28 Agustus)
(Gaol1), 27 Januari 2015)
(BPS Kota Ternate, 2022) ”Pencatatan Kecamatan Moti Dalam Angka”
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nim : 05182311003
Nim. : 05182311004
Nim : 05182311010