Oleh:
ADITYA DIANPANGESTU NOVIANDHIE
B0A019002
Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan Magang pada Program Studi D-III Budidaya
Ikan, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
dapat disusun dan selesainya Laporan Magang yang berjudul “PENDEDERAN IKAN
GURAME (Osphronemus gouramy) DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS
(UPTD) BIAT KUTASARI, PURBALINGGA, JAWA TENGAH” yang dilaksanakan
selama 26 hari dari tanggal 3 Januari sampai dengan 28 Januari 2022, di UPTD BIAT
Kutasari Purbalingga, Jawa Tengah.
Telah selesainya Magang ini, penyusun menyampaikan terima kasih sebesar -
besarnya kepada :
1. Dr. Hendro Pramono, M.S. selaku Wakil Dekan I Fakultas Biologi Unsoed yang
telah memberikan izin pelaksanaan Magang,
2. Drs. Sugiharto, M.Si. selaku Koordinator Program Studi D-III Budidaya Ikan dan
Dosen Pembimbing Magang yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
Magang, membimbing serta mendampingi selama pelaksanaan dan penyusunan
Laporan Magang,
3. Sudarto, S.Pi. selaku Kepala di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar Kutasari yang
telah memberi izin untuk melaksanakan Magang,
4. Purnomo, S.Pi., M.Si. selaku Pembimbing Lapangan Magang yang telah yang
telah membimbing dan mendampingi selama di Lapangan,
5. Drs. Endang Pulungsari selaku dosen pembimbing Akademik, yang telah
mengarahkan dan membimbing untuk pelaksanaan Magang,
6. Ibu, Bapak, Adik, serta Keluarga yang telah memberikan dukungan moral
maupun spiritual,
7. Agung Nugroho, S.T. yang telah memberikan semangat dan mengarahkan.
Semoga Laporan Magang ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penentu
kebijakan serta sebagai sumber referensi ilmiah.
Purwokerto, 14 Maret 2022
Penulis
ii
DAFTAR ISI
halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
halaman
1. Gambar 3.1. Ikan Gurame......................................................................................12
iv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
1. Lampiran 1. Logbook/Catatan Kegiatan Magang.............................................34
2. Lampiran 2. Sertifikat Kegiatan Magang….....................................................38
v
RINGKASAN
Ikan Gurami merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dipilih
untuk dipelihara oleh pembudidaya ikan air tawar. Namun pemeliharaan ikan gurame
secara intensif sampai saat ini masih dirasakan cukup sulit. Kesulitannya terutama
mendapatkan benih dalam jumlah banyak. Produksi optimal akan didapatkan apabila
benih yang dipelihara merupakan benih yang unggul. Salah satu cara apabila ingin
mendapatkan benih yang unggul yaitu dengan melakukan pendederan pada ikan
gurame. Pendederan merupakan suatu kegiatan pemeliharaan benih ikan gurame
setelah periode larva sampai dihasilkan ukuran benih tertentu yang siap untuk
didederkan. Tujuan dari Magang ini ialah untuk mengetahui pendederan ikan gurami
dan sarana dan prasarana pendukung yang digunakan untuk pendederan ikan gurami di
UPTD BIAT Kutasari, Purbalingga. Metode yang digunakan dalam kegiatan Magang
ialah dengan partisipasi aktif, observasi, wawancara, dan pengambilan data sekunder.
Kegiatan Pendederan yang dilakukan di UPTD BIAT Kutasari meliputi pemilihan
lokasi, persiapan wadah, persiapan pakan, penyeleksian larva, penebaran larva,
pemeliharaan benih, pemanenan benih. Sarana dan prasarana pendukung dalam
pembenihan ikan gurami ialah kolam induk, bak fiber, bokor, selang, penggaris, ember
plastik, sendok plastik, gayung, seser, jaring, anjang-anjang, timbangan digital, cacing
sutra (tubufex sp.), serabut kelapa, molase, daun sente/talas, pelet, air, alat
dokumentasi, dan alat tulis.
vi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan gurame merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke
seluruh perairan Asia Tenggara dan Cina, ikan gurame termasuk dalam pemakan
tumbuhan (herbivora). Ikan gurame (Osphronemus gouramy) adalah salah satu jenis ikan
air tawar yang sudah lama dikenal orang dan telah banyak dibudidayakan. Namun usaha-
usaha penelitian yang dilakukan untuk menunjang kearah budidaya yang intensif belum
banyak dilaksanakan (Sitanggang & Sarwono, 2002). Ikan gurami (Osphronemus
gouramy) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke seluruh
perairan Asia Tenggara dan Cina. Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal gurami,
rasa dagingnya yang gurih dan lezat sangat digemari masyarakat. Gurami termasuk salah
satu dari 12 komoditas untuk pemenuhan gizi masyarakat, untuk meningkatkan produksi
dan pendapatan masyarakat, ikan gurami banyak dikembangkan oleh para petani hal ini
dikarenakan permintaan pasar yang cukup tinggi dan pemeliharaannya yang relatif
mudah. Namun salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi ini memiliki
hambatan pertumbuhan tetapi dapat diatasi dengan pemberian pakan berkualitas dalam
jumlah yang cukup (Ricky, 2008).
Usaha ikan gurame sangat menguntungkan karena perdagangan ikan gurame sudah
bisa dimulai sejak dari telur didalam sarang, benih yang berukuran kecil ataupun besar,
sebagai indukan atau sebagai ikan gurame konsumsi. Bahkan sekarang telah dijual jenis
ikan gurame untuk ikan hias ditaman atau di akuarium (Sitanggang & Sarwono).
Dihabitat aslinya ikan gurame hidup diperairan tawar yang tergenang seperti rawa,
dan danau. Bahkan ikan gurame dapat hidup diperairan tergenang yang keruh dan tidak
dapat ditinggali oleh ikan tawes dan ikan mas. Gurame dapat bertelur dan dapat
berkembang biak di air yang kotor dan keruh sekalipun. Gurame juga lebih menyukai
perairan yang jernih dan tenang. Namun ikan gurame akan hidup sengsara diperairan
yang digenangi tanaman yang mengapung di air seperti eceng gondok. Hal ini karena
ikan gurame harus mengambil udara langsung dari udara bebas dengan labirinnya
(Agromedia, 2007).
1
Gambar 1.1. Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)
(Dokumentasi pribadi, 2022)
3
masyarakat karena memiliki rasa yang lezat. Keunggulan ini menyebkan pemasaran ikan
tersebut di Kabupaten Purbalingga relatif baik dengan intensitas perdagangan yang cukup
tinggi dan nilai ekonomis yang tinggi. Pada umumnya, ikan mengalami pertumbuhan
secara terus-menerus sepanjang hidupnya. Hal ini yang menyebabkan pertumbuhan
menjadi salah satu aspek yang dipelajari dalam dunia perikanan. Dalam istilah sederhana
pertumbuhan dirumuskan sebagai pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu
waktu.apabila ditinjau lebih lanjut maka sebenarnya pertumbuhan itu merupakan suatu
proses biologi dimana banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya faktor dari
dalam tubuh ikan maupun faktor dari luar (Effendi, 2004).
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BIAT Kutasari merupakan pengembangan
Balai Benih Ikan Kutasari dan Tempat Penjualan Ikan. Balai Benih Ikan Kutasari
dibangun pada tahun 1988 dengan luas ± 2 ha yang terletak di desa Kutasari, kecamatan
Kutasari, berbatasan dengan desa wisata Karangbanja, kecamatan Bojongsari. Balai
Budidaya Ikan ini kemudian direvitalisasi dengan menggunakan anggaran DAK menjadi
tempat pembenihan yang modern, indoor hatchery serta seperangkat mesin pembuat
pellet. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BIAT Kutasari mempunyai tugas pokok
yaitu melakukan sebagian tugas teknis Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan dalam
melaksanakan kebijakan teknis operasional bidang pengembangan teknologi
pembudidayaan ikan air tawar serta pemasaran ikan. Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) BIAT Kutasari memiliki fungsi utama sebagai penghasil benih yang berkualitas.
Berdasarkan SNI 01-6485.2-2000, pendederan ikan gurame terbagi menjadi 5
diantaranya:
1. Pendederan pertama (P I) adalah pemeliharaan benih dari tingkat larva sampai ke
tingkat benih ukuran 1-2 cm
2. Pendederan kedua (P II) adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 1-2 cm sampai ke
tingkat benih ukuran 2-4 cm
3. Pendederan Ketiga (P III) adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 2-4 cm sampai
ke tingkat benih ukuran 4-6 cm
4. Pendederan keempat (P IV) adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 4-6 cm sampai
ke tingkat benih ukuran 6-8 cm
5. Pendederan kelima (P V) adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 6-8 cm sampai
ke tingkat benih ukuran 8-11 cm
Pendederan I, II, III, IV, V sama saat persiapan kolam. Adapun teknik pendederan
4
diantaranya adalah persiapan kolam, penebaran benih, pengelolaan pakan, pengendalian
kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, dan panen (Prishartono, 2004).
A. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan mengenai latar belakang dari kegiatan pelaksanaan
Magang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana proses pendederan ikan gurami (Osphronemus guramy) di UPTD BIAT
Kutasari, Purbalingga ?
b. Apa saja sarana dan prasarana pendukung yang digunakan untuk pendederan ikan
gurami (Osphronemus guramy) di UPTD BIAT Kutasari, Purbalingga ?
B. Tujuan Magang
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Magang ini yaitu :
1. Tujuan Umum adalah untuk mengenali dan mengkaji sistem kerja di Unit Pelaksana
Teknis Dinas (UPTD) Budidaya Ikan Air Tawar Purbalingga serta mendapatkan
keterampilan dalam melakukan pendederan ikan Gurami.
2. Tujuan Khusus:
1) Mengetahui dan melakukan proses pendederan ikan gurami (Osphronemus
gouramy) di UPTD BIAT Kutasari, Purbalingga.
2) Mengetahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam proses pendederan ikan
gurame (Osphronemus gouramy) di Unit Pelaksana Teknik Dinas (UPTD)
Budidaya Ikan Air Tawar Purbalingga.
C. Manfaat Magang
Manfaat yang diperoleh dari Magang ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi mahasiswa, Magang diharapkan dapat menambah ilmu pengalaman, dan
keterampilan mengenai pendederan ikan Gurami (Osphronemus gouramy).
b. Bagi program studi yakni menambah perbendaharaan studi berupa informasi
mengenai teknik pendederan ikan gurame yang dapat digunakan sebagai
pengembangan dan peningkatan kualitas pengetahuan diperkuliahan
c. Bagi Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD BIAT Kutasari yakni dapat menjalin
kerjasama antara instasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Budidaya Ikan Air
Tawar Purbalingga dengan Universitas Jenderal Soedirman, diharapkan dapat
memberi saran atau masukan supaya dapat lebih meningkatkan kegiatan teknik
pendederan ikan Gurami (Osphronemus gouramy).
5
BAB II. METODE MAGANG
A. Materi Magang
Alat yang digunakan untuk pendederan ikan gurami adalah bak fiber, bokor,
selang, penggaris, ember plastik untuk penampungan telur, baskom plastik, mangkok
plastik, sendok plastik, gayung, kolam induk, seser, jaring, anjang-anjang, timbangan
digital, alat dokumentasi, dan alat tulis..
Bahan yang digunakan untuk pendederan ikan gurami adalah cacing sutra
(Tubifex sp), serabut kelapa, molase, daun sente/talas, pellet,dan air.
B. Lokasi, dan Waktu pelaksanaan Magang
7
kepustakaan yang relevan tentang kegiatan pendederan ikan gurami.
1. Prosedur Kerja
Adapun Prosedur Kerja yang akan digunakan untuk pendederan ikan Gurami
(Osphronemus gouramy) sebagai berikut :
1) Pemilihan Lokasi Pendederan
1). Disiapkan kolam pendederan pada daerah yang memiliki ketinggian 20-500 m dpl.
2). Disiapkan lokasi pendederan pada tempat yang memiliki intensitas cahaya cukup
banyak
2. Pemilihan Wadah Pendederan
a. Akuarium
1). Disiapkan akuarium yang memiliki ukuran panjang 80 cm dan lebar 40 cm
dengan kedalaman akuarium kurang lebih 50 cm.
2). Dilakukan persiapan akuarium dengan membersihkan kotoran dan debu yang ada
di dalam akuarium.
3). Diisi akuarium yang sudah bersih dengan air sampai ketinggian kurang lebih 30
cm.
4). Ditambahkan aerasi supaya suplai oksigen dalam akuarium tercukupi.
5). Didiamkan akuarium selama 3-5 hari, hal ini bertujuan agar meningkatkan
makanan alami bagi ikan yang dipelihara.
6). Tingkat kepadatan atau kapasitas larva maksimal yang dapat didederkan di dalam
satu akuarium yaitu kurang lebih sebanyak 1000 ekor larva ikan gurame.
b. Bak Fiber
1). Disiapkan bak fiber yang memiliki ukuran panjang 200 cm dan lebar 100 cm
dengan kedalaman akuarium kurang lebih 70 cm.
2).Dilakukan persiapan dan pembersihan bak fiber dengan cara membersihkan
kotoran dan debu yang ada di dalam bak fiber.
3). Bak fiber diisi dengan air sampai ketinggian kurang lebih 40 cm.
4).Bak fiber didiamkan selama 5-7 hari dengan tujuan untuk meningkatkan
makanan alami bagi ikan yang dipelihara.
5).Tingkat kepadatan larva yang dapat didederkan dalam satu bak fiber yaitu
sekitar 1000-5000 ekor larva ikan gurame.
8
c. Kolam Permanen
1). Disiapkan kolam permanen yang memiliki ukuran panjang 4 m dan lebar 3 m
dengan kedalaman kolam kurang lebih 1,2 m.
2). Dilakukan Persiapan kolam permanen dengan membersihkan lumpur-lumpur
dan juga kotoran yang berada di dalam kolam.
3). Kolam permanen dikeringkan sekama 2-5 hari tergantung cuaca.
4). Dilakukan pengapuran kolam permanen dengan tujuan untuk menaikkan pH
tanah, membunuh hama, parasite dan juga penyakit ikan.
5). Dilakukan pemupukan kolam dengan tujuan untuk meningkatkan pakan alami
bagi ikan yang dipelihara
6). Kolam permanen diisi dengan air sampai dengan ketinggian kurang lebih 50 cm.
7). Tingkat kepadatan larva yang dapat didederkan dalam satu kolam permanen
yaitu
lebih dari 5000 ekor larva ikan gurame.
3. Persiapan Pakan
1). Disiapkan moina sp. sebagai pakan awal larva ikan gurame.
2). Disiapkan cacing sutra (Tubifex sp.) sebagai pakan larva ikan gurame setelah
berumur 1 minggu.
3). Disiapkan pellet sebagai pakan untuk larva gurame setelah larva berumur 1 bulan.
4. Penyeleksian Larva
1). Larva diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
2. Kriteria tersebut antara lain kondisi larva sehat, tidak cacat dan luka, tubuh tidak
kaku, dan gerakannya lincah.
3). Larva yang mati diambil lalu dibuang pada tempat yang sudah disiapkan.
4). Larva yang sesuai dengan kriteria diambil dan diseleksi menggunakan sendok
plastik lalu masukkan kedalam bokor.
5. Penebaran Larva
1). Benih ditebar pada waktu pagi atau sore hari untuk mencegah stress. Sebelum
ditebar, benih diadaptasi terlebih dahulu dengan air akuarium dan bak fiber.
2). Dibiarkan wadah bening mengapung dipermukaan air kolam sehingga terjadi
penyesuaian suhu.
3). Dibuka wadah agar benih keluar dengan sendirinya dan masuk ke kolam.
9
6. Pemeliharaan Larva
a. Pengelolaan Pakan
1. Diberikan pakan awal berupa monia sp. pada larva gurame selama satu minggu.
2). Diberikan pakan berupa cacing sutra (Tubifex sp.) pada larva umur satu minggu
selama satu bulan.
3). Diberikan pakan pellet pada larva umur satu bulan atau sudah bisa disebut
sebagai benih hingga masa pemeliharaan berakhir.
4). Diberikan pakan satu kali dalam sehari yaitu pagi hari.
b. Pengelolaan Kualitas Air
1). Dilakukan pengecekan suhu air secara berkala dengan suhu optimal yaitu 24-28
°C
2). Dilakukan pengecekan pH air dengan pH netral yakni antara 6,5 – 7,5.
3). Dilakukian pengecekan kecerahan air dengan cara mengukur kedalaman air
yang terkena cahaya pada tiap wadah pendederan menggunakan penggaris
dan diusahakan selalu berada pada nilai >30 cm.
4). Dilakukan penyiponan secara berkala untuk wadah pendederan akuarium dan
bak fiber supaya air tidak keruh dan air selalu berwarna hijau cerah.
7. Pemanenan Benih
1). Ikan gurame Dipuasakan selama 1 – 2 hari sebelum pemanenan
2). Dilakukan panen pada waktu pagi hari ketika suhu udara belum terlalu panas yaitu
sekitar pukul 07.00 – 08.00.
3). Kelaman air dikurangi sampai kurang dari 30 cm untuk kolam tanah
4). Dilakukan penangkapan dengan menggunakan seser berbahan halus secara hati-
hati untuk menghindari banyaknya sisik yang lepas saat penangkapan, diusahakan
benih jangan terlalu banyak dalam seser untuk meminimalisir stres. Sebaiknya
benih diitangkap sedikit demi sedikit.
5). Disediakan wadah lain sebagai tempat penampungan benih sementara. Diusahakan
jumlah benih yang berada dalam penampungan tidak terlalu padat dan disesuaikan
dengan ukuran benih.
6). Pada wadah penampungan, menggunakan air yang sama seperti dalam wadah
pemeliharaan agar suhunya tidak terlalu berbeda.
7). Dilakukan pengemasan menggunakan jirigen untuk pengangkutan jarak dekat dan
menggunakan plastik untuk pengangkutan jarak jauh.
10
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN MAGANG
A. Keadaan Umum Tempat Magang
1. Sejarah
Perkembangan teknologi dalam dunia perikanan menuntut keberadaan
sebuah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sebagai tempat kegiatan
perekayasaan dan penerapan teknologi budidaya ikan, tempat pembinaan dan
pelatihan serta berbagai pelayanan lainnya kepada para masyarakat khususnya
para pembudidaya ikan. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Purbalingga memiliki sebuah Balai Benih Ikan (BBI) Kutasari danTempat
Penjualan Ikan (TPI) Kembaran atau yang lebih dikenal dengan namapasar
ikan yang berlokasi di sebelah utara kantor Dinas Peternakan dan Perikanan.
Balai Benih Ikan dan Tempat Pemasaran Ikan merupakan peluang satu-
satunya yang dimiliki Pemerintah Kabupaten (Dinas Peternakan dan
Perikanan) untuk kegiatan perekayasaan teknologi, uji coba, penerapan
teknologi pembenihan dan pembesaran ikan, teknik transportasi benih
ikan/induk ikan, pengawasan kesehatan ikan, pembinaan dan pelatihan. Oleh
karena itu agar dapat dikelola secara profesional menjadi sebuah institusiyang
tidak saja menghasilkan pendapatan daerah tetapi juga dapat meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia maka kedua institusi tersebut digabung dan
dikembangkan menjadi Unit Pelaksana Teknis Dinas Budidaya Ikan Air
Tawar (UPTD-BIAT). Berdirinya SMK Negeri 2 yang merupakan sekolah
kejuruan pertanian yang memiliki jurusan perikanan menuntut sarana praktik
yang memadai. Salah satu sarana tersebut adalah UPTD-BIAT.
Kedekatan dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Purwokerto
memberikan kontribusi tersendiri bagi UPTD-BIAT khususnya dalam
pengawalan teknologi terbaru di bidang perikanan. UPTD-BIAT memiliki
fasilitas/peralatan yang memadai sehingga sering digunakan untuk kegiatan
praktik lapang, magang dan penelitian para siswa dan mahasiswa dari
berbagai Sekolah dan Perguruan Tinggi seperti siswa SMK Negeri 2, siswa
SUPM Temanggung, siswa SUPM Tegal, siswa SMK Negeri 2 Pekalongan ,
mahasiswa D3 Agribisnis Unsoed, D3 PSDP Unsoed, Prodi Perikanan dan
11
Ilmu Kelautan Unsoed, Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto, Fak. Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Pekalongan, Fak. Perikanan Undip, Fakultas Biologi UGM dan mahasiswa
Perguruan tinggi lainnya. Selain sebagai sarana pendidikan dan
perekayasaan
/ penerapan teknologi, intitusi ini memiliki fungsi untuk menggali sumber
pendapatan daerah yang secara langsung memberikan multiplier effect
pembangunan perekonomian di Kabupaten Purbalingga.
2. Letak Geografis
Unit Pelaksana Teknis Dinas - Budidaya Ikan Air Tawar UPT-BIAT
merupakan unsur pelaksana teknis pada Dinas Perikanan dan Peternakan dan
bertanggungjawab langsung kepada Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan
Kabupaten Purbalingga berada di Desa Kutasari pada ketinggian 375 DPL
dengan batas sbb:
a. Sebelah Utara Desa Sumingkir Kecamatan Kutasari
b. Sebelah Timur Desa Karangbanjar Kecamatan Bojongsari
c. Sebelah Selatan Desa Munjul Kecamatan Kutasari
d. Sebelah Barat Desa Karangklesem Kecamatan Kutasari
Unit Pelaksana Teknis Dinas - Budidaya Ikan Air Tawar UPT-BIAT
Kutasari beada pada jalur Wisata antara obyek wisata Bojongsari (Owabong )
12
dan Purbasari Pancuran Mas dan tepatnya di depan Taman Sanggaluri
(tamanreptil).
3. Keadaan Umum UPTD-BIAT Kutasari
13
termasuk ikan
14
yang mudah dibudidayakan karna dapat hidup disembarang tempat.
Walaupun demikian, lokasi yang tepat juga perlu di perhatikan. Kualitas
lahan akan sangat menentukan pertumbuhan ikan gurame yang dipelihara.
Ikan gurame akan tumbuh lebih optimal di daerah dengan ketinggian 20 –
500 mdpl didaerah dataran tinggi (lebih dari 800 mdpl), prtyumbuhan
gurame akan sangat lambat. Hal itu dipengaruhi oleh temperature air yang
cenderung dingin. Sitanggang &Sarwono (2002), mengatakan bahwa
pemilihan lokasi untuk pendederan ikan gurame merupakan hal yang penting
sama pentingnya dengan pemeliharaan itu sendiri. Lokasi pendederan ikan
gurame harus dekat dengan sumber air yang menjadi mata air, sungai, atau
pompa air.
2. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan dalam pendederan ikan gurame di Unit
Pelaksana Teknik Dinas (UPTD) purbalingga yaitu akuarium dan juga bak
fiber. Pendederan ikan gurame di akuarium dan juga bak fiber lebih intensif
bila dibandingkan dengan pendederan ikan gurame di kolam. Pendederan
ikan gurame di akuarium dan juga bak fiber lebih terkontrol kualitas air,
hama, penyakit, pertumbuhan, pakan, dan sebagainya. Wadah pendederan
sangat bergantung pada sifat dan karakter jenis benih ikan. Beberapa jenis
benih ikan gurame membutuhkan suhu yang sejuk, cahaya yang redup, dan
sebagainya. Persiapan wadah untuk setiap tahapan pendederan benih ikan
gurame baik akuarium atau bak fiber adalah sama. Adapun persiapan wadah
pendederah ikan gurame pada umumnya meliputi pembersihan wadah,
pengeringan wadah, dan pengisian air kolam. Tahap utama dalam persiapan
wadah pendederan adalah dengan melakukan pembersihan wadah. Baik
akuarium dan juga bak fiber dibersihkan dari segala kotoran maupun debu
hinggan benar-benar bersih. Pembersihan wadah cukup sederhana cukup
sederhana hanya dengan mengguyur seluruh bagian akuarium dan bak fiber
dengan air bersih lalu dilanjutkan dengan bagian-bagian yang masih kotor
dengan sikat/busa sampai bersih.
Akuarium dan bak fiber yang sudah bersih, dilakukan pengeringan.
Untuk akuarium dilakukan pengeringan 1-3 hari dan untuk bak fiber
tergantung cuaca. Pengeringan dilakukan untuk menyegarkan wadah dan
15
mengembalikan pada kondisi semula. Selain itu, pengeringan berfungsi
untuk
16
membunuh bakteri dan penyakit yang merugikan bagi ikan serta membunuh
predator atau competitor yang ada. Perlakuan ini sesuai dengan pernyataan
mahyuddin (2009), yang menyatakan bahwa persiapan pendederan di bak
meliputi pemasangan aerasi, pengeringan, pencucian, sanitasi, perbaikan
pengeluaran air. Pemasangan aerasi di bak bertujuan untuk mensuplai
oksigen terlarut dalam air. Pendederan benih ikan di bak, sumber oksigen
terlarut dalam air berasal dari aerasi oleh sebab itu pasangan aerasi sangat
penting dilakukan. Bak yang akan digunakan sebagai tempat pendederan
terlebih dahulu dikeringkan. Pengeringan bertujuan untukmembunuh hama
dan juga penyakit. Pengeringan dilakukan selama 2-3 hari. Pencucian bak
bertujuan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, lumut, hama, dan penyakit.
Pencucian dilakukan dengan menggosok dinding dan dasar bak. Sanitasi bak
dilakukan untuk membunuh hama dan penyakit ikan.
Pengisian air di akuarium dan bak fiber dilakukan setela kegiatan
pembersihan dan pengeringan selesai. Pengisian wadah dilakukan hingga
ketinggian air 30-40 cm. Pada ketinggian tersebut, sinar matahari masih bisa
mencapai dasar wadah. Menurut Hadino (2009), keberadaan unsur hara dan
sinar matahari merupakan syarat tumbuhnya fitoplankton di kolam. Wadah
yang telah diisi air dibiarkan selama 3-7 hari untuk memberikan kesempatan
menumbuhkan pakan alami bagi larva/benih ikan gurame. Tanda air yang
ditumbuhi plankton biasanya warna air berubah menjadi kehijauan.
Akuarium dan bak fiber yang siap digunakan dapat dilihat pada (Gambar
3.1).
17
Gambar 3.2. Bak Fiber
3. Persiapan Pakan
Pakan yang disiapkan dalam pendederan ikan gurami di Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Budidaya Ikan Air Tawar Purbalingga ada
tiga macam yaitu Moina sp., cacing sutra (Tubifex sp.) dan pellet. Pakan
awal untuk larva gurami yaitu menggunakan Moina sp.(Gambar 3.3). Setelah
berusia seminggu larva gurami diberi pakan berupa cacing sutra (Gambar
3.4) sampai larva berumur satu bulan. Pemberian cacing sutra diberikan pada
daerah-daerah dimana banyak larva bergerombol. Hal ini disebabkan oleh
pergerakan larva yang masih pasif membuat mereka sulit menggapai
makanannya sehingga dengan mendekatkan makanannya tersebut akan
memudahkan larva untuk makan. Larva yang sudah berusia satu bulan diberi
pakan berupa pellet sampai larva mencapai ukuran produksi atau dalam hal
ini larva sudah bisa disebut sebagai benih. Hal ini sesuai dengan pendapat
Halim (2011), yang menyatakan bahwa benih yang telah beumur 16 hari dan
telah mencapai ukuran 1-2,5 cm, barulah benih diberi makanan karena sudah
tidak memiliki cadangan makanan lagi. Pakan yang diberikan berupa cacing
sutra (Tubifex sp.), dosis pemberianya 30 gram dengan frekuensi satu kali
sehari. Menurut Nugroho & Sulhi (2011), pakan berfungsi sebagai energi
dan materi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Gurami merupakan ikan
pemakan segala atau dapat dikatakan sebagai omnivora. Ikan ini lebih
menyukai pakan yang ada di permukaan dan sifatnya cenderung ke arah
noktunal (aktif saat gelap). Secara umum, kriteria pakan yang baik adalah
pakan yang memiliki kandungan gizi/nutrien dan memenuhi kebutuhan
energi yang dibutuhkan ikan untuk pertumbuhan dan perkembangan.
18
Gambar 3.3. Gambar Moina sp.
20
Warna tidak terlalu hitam serta sisik tubuh lengkap tidak ada yang lepas.
Secara visual, larva yang sehat akan terlihat terbalik posisinya di dalam
wadah angkut/bak penampungan (bagian kepala mengarah ke dasar).
21
Gambar 3.6. Penebaran Larva
Suhu °C 27 28 25 - 30
PH Cm 6 7 6 - 7,5
Kecerahan Cm 30 38 > 10% penetrasi
.. cahaya sampai
. dasar perairan
Kedalaman Air Cm 30 40 30 – 50
Warna Air Hijau Hijau Hijau
23
dari benih ikan. Volume air yang diganti sebanyak % bagian dari volume air
24
dalam Akuarium. Pada saat penggantian air, kotoran yang berada didasar
akuarium dibersihkan dengan cara disipon: Penyiponan wadah pendederan
dapat dilakukan menggunakan selang plastik kecil yang berdiameter S 10 mm.
Menurut Tirta & Riski (2002), penyiponan dilakukan sampai air berkurang
kurang lebih bagian dari volume air dalam akuarium. Pengurangian air dengan
proses penyiponan yang hanya sebanyak bagian air dari dalam akuarium
adalah untuk mencegah terjadinya perubahan faktor fisik dan kimiawi air
dalam akuarium. Apabila air yang diganti terlalu banyak maka dikhwatirkan
ikan akan stres karena sifat fisik dan kimia air baru belum tentu cocok untuk
ikan tersebut.
7. Pemanenan Benih
Pemanenan benih gurami di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Budidaya Ikan Air Tawar Purbalingga dilakukan pada pagi hari. Pemanenan
benih dimulai dengan mengurangi jumlah sir yang ada dalam wadah sampai
benih mudah untuk ditangkap. Selanjutnya, tangkap benih menggunakan
seser/serok halus dengan melakukannya secara hati-hati agar tidak ada benih
yang mati. Setelah ditangkap dengan seser/serok benih dimasukkan ke dalam
ember untuk dilakukan seleksi menurut ukurannya. Tahap terakhir yaitu
memasukkan benih yang telah diseleksi tersebut ke dalam kolam produksi
dan siap dijual kepada konsumen. Menurut Nugroho & Sulhi (2011),
pemanenan benih pada pada tahap pendederan umumnya hampir sama.
25
Pertama, dipuasakan ikan selama 1 2 hari sebelum pemanenan. Dilakukan
panen pada
26
pagi hari ketika suhu udara belu terlalu panas. Dikurangi kedalaman air
sampai setengah dari awal ketinggian air. Dilakukan penangkapan dengan
menggunakan serok berbahan halus secara hati-hati untuk menghindari
banyaknya sisik yang lepas. Sebaiknya, benih ditangkap sedikit demi sedikit.
Disediakan suatu wadah lain sebagai tempat penampungan benih sementara.
Bisa menggunakan ember atau wadah penampungan lainnya. Jumlah benih di
dalam wadah penampungan juga diusahakan tidak terlalu padat dan
disesuaikan dengan ukuran benih. Pada wadah penampungan, menggunakan
air yang sama seperti dalam wadah pemeliharaan agar suhunya tidak terlalu
berbeda. Setelah itu, benih siap dipindahkan ke kolam selanjutnya dengan
aklimatisasi.
Ikan yang telah dipanen kemudian dikemas. Pengemasan dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan menggunakan jirigen dan plastik. Pengemasan
dengan menggunakan jirigen dilakukan untuk pengangkutan jarak dekat
Pengemasan jarak jauh menggunakan kantong plastik berdiameter 60 cm,
panjang 125 cm, tebal 0,1 mm, dan sebaiknya rangkap dua serta diberi
tambahan oksigen. Air yang digunakan adalah air bersih dan tidak
mengandung bahan yang membahayakan ikan. Jumlah air sekitar yaitu 1/3
bagian dari kantong plastik. Hal ini sesuai dengan pendapat Liviawaty &
Afrianto (2003), yang menyatakan bahwa sistem pengangkutan dapat
dilakukan dengan dua cara, yakni secara terbuka dan secara tertutup
tergantung jarak yang ditempuh. Sedangkan pengemasan dengan
menggunakan plastik dilakukan untuk jarak jauh. Menurut Rukmana (2007),
penanganan pascapanen ikan gurami segar meliputi aktivitas pengangkutan
dan pengemasan. Jumlah ikan yang diangkut harus disesuaikan dengan
kapasitas wadah, kandungan oksigen, ukuran ikan, serta lamanya
pengangkutan sehingga ikan yang diangkut tetap hidup sampai tujuan. Wadah
pengangkutan harus selalu dijaga pada keadaan suhu udara yang rendah.
27
Gambar 3.9. Pemanenan Larva Gurame
(Dokumentasi Pribadi, 2022)
28
BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan Praktek Kerja Lapanganyang telah dilaksanakan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Teknik pendederanikan gurami yang dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis
Dinas (UPTD) Budidaya Ikan Air Tawar Purbalingga meliputi beberapa
proses yaitu pemilihan lokasi, persiapan wadah, persiapan pakan,
penyeleksian larva penebaran larva, pemeliharaan larva dan pemanenan benih.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pendederan ikan gurami yang
dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Budidaya Ikan Air
Tawar Purbalingga yaitu suhu, pH, kecerahan, warna air dan pemberian
pakan.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada kegiatan Magang yang telah dilaksanakan
yaitu sebaiknya perlu dilakukan monitoring yang lebih lanjut terhadap faktor-faktor
yang mempengaruhi dalam pendederan ikan gurami yaitu suhu, pH, kecerahan, warna
air dan pemberian pakan. Hal ini disebabkan karena faktor tersebut merupakan faktor
utama yang mempengaruhi keberlangsungan hidup larva/benih gurami saat
pemeliharaan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, E & Sulhi, M. 2011. Sukses Budidaya Gurami di Lahan Sempit dan
Hemat Air. Jakarta: Penebar Swadaya.
Saanin, H. 1974. Taksonomi dan Kunci Taksonomi Ikan, Jilid I dan II. Bandung:
Binacipta.
Tirta & Riski, S. 2002. Usaha Pembenihan Gurami. Jakarta: Penebar Swadaya.
30
Lampiran 1. Logbook / Catatan Kegiatan Magang
LOGBOOK/CATATAN KEGIATAN
MAGANG UNIT PELAKSANA TEKNIS
DINAS
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR KUTASARI, PURBALINGGA
Mahasiswa Prodi D-III Budidaya Ikan Fakultas Biologi Unsoed
Purwokerto Purbalingga, 3 Januari s/d 28 Januari 2021
12.00–13.00 Istirahat
12.00-13.00 Istirahat
13.00-15.30 Menghitung larva benih ikan
12.00-13.00 Istirahat
14.00-15.30 Pemberian pakan indukan gurami
31
5. Jumat, 7 Januari 2022 08.00-08.30 Pemberian pakan indukan ikan
12.00-13.00 Istirahat
12.00-13.00 Istirahat
32
11.00-12.00 Pemberian Methylene blue
12.00-14.00 Istirahat
14.00-15.30 Pemberian pakan benih ikan.
10. Jumat, 14 Januari 08.00-08.30 Pemberian pakan induk ikan
2022
08.30-10.00 Membersihkan rumput daerah
bak fiber
10.00-11.30 Pemberian pakan benih ikan
gurame
12.00-13.00 Istirahat
11. Senin, 17 Januari 08.00-09.00 Pengambilan daun sente
2022
09.00-10.00 Pemberian pakan induk ikan.
12.00-13.00 Istirahat.
12.00-13.00 Istirahat
33
14.00-15.30 Membersihkan bak fiber
34
12.00-13.00 Istirahat
13.00 Pamit kepada balai dan pembimbing
magang karena telah selesai
melaksanakan magang
Purbalingga, 29 Januari 2022
35
LAMPIRAN II. SERTIFIKAT KEGIATAN MAGANG
36