Anda di halaman 1dari 15

RENCANA KERJA

MAGANG

PENDEDERAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DI UNIT


PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) BIAT KUTASARI,
PURBALINGGA, JAWA TENGAH

Oleh :
ADITYA DIANPANGESTU NOVIANDHIE
B0A019002

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PROGRAM STUDI D-III BUDIDAYA IKAN
PURWOKERTO
2022
RENCANA KERJA
MAGANG

PENDEDERAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy)


DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) BIAT
KUTASARI, PURBALINGGA, JAWA TENGAH

Oleh :
ADITYA DIANPANGESTU NOVIANDHIE
B0A019002

Diajukan sebagai Pedoman Pelaksanaan Magang pada Program Studi D-III


Budidaya Ikan, Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman,
Purwokerto.

Disetujui dan disahkan


pada tanggal ………………………

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Drs. Sugiharto, M.Si Purnomo, S.Pi., M.Si.


NIP. 19600303198703 1 004 NIP. 19760612 201406 1 001

Mengetahui,

Wakil Dekan Bidang Akademik Koordinator Program Studi D-III


Fakultas Biologi Unsoed Budidaya Ikan

Dr. Hendro Pramono, M.S. Drs. Sugiharto, M.Si.


NIP. 19590814 198603 1 004 NIP. 19600303198703 1 004

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rencana Kerja Magang yang berjudul “Pendederan Ikan Gurami (Osphronemus
gouramy) Di Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BIAT Kutasari, Purbalingga,
Jawa Tengah” yang disusun sebagai pedoman melaksanakan Magang. Dengan
selesainya penyusunan Rencana Kerja Magang ini, penulis ingin menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. Hendro Pramono, M.S. selaku Wakil Dekan I Fakultas Biologi Unsoed yang
telah memberikan izin pelaksanaan Magang,
2. Drs. Sugiharto, M.Si. selaku Koordinator Program Studi D-III Budidaya Ikan
yang telah memberikan izin untuk melaksanakan Magang, memberikan arahan,
masukan, bimbingan serta saran dalam menyusun rencana kerja Magang.
3. Sudarto, S.Pi. selaku Kepala di UPTD Budidaya Ikan Air Tawar Kutasari yang
telah memberi izin untuk melaksanakan Magang,
4. Purnomo S.Pi., M,Si. selaku Pembimbing Lapangan yang telah membimbing dan
mengarahkan dalam proses kegiatan Magang ini,
5. Drs. Endang Pulungsari selaku dosen pembimbing Akademik, yang telah
mengarahkan dan membimbing untuk pelaksanaan Magang,
6. Ibu, Bapak, Adik, serta keluarga yang telah memberikan dukungan moral maupun
spiritual,
7. Agung Nugroho, S.T yang telah memberikan semangat dan mengarahkan
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan magang ini.
Semoga rencana kerja magang ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Purwokerto, 16 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ................................................................................... 4
a. Latar Belakang ................................................................................ 4
b. Permusan Masalah ......................................................................... 5
c. Tujuan Magang ............................................................................... 5
d. Manfaat Magang ............................................................................. 6
II. MATERI DAN METODE .................................................................... 7
a. Materi ............................................................................................. 7
b. Metode Kerja Magang..................................................................... 7
III. JADWAL KEGIATAN MAGANG .................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 14

iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan gurame merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar
ke seluruh perairan Asia Tenggara dan Cina, ikan gurame termasuk dalam
pemakan tumbuhan (herbivora). Ikan gurame (Osphronemus gouramy) adalah
salah satu jenis ikan air tawar yang sudah lama dikenal orang dan telah banyak
dibudidayakan. Namun usaha-usaha penelitian yang dilakukan untuk menunjang
kearah budidaya yang intensif belum banyak dilaksanakan (Sitanggang &
Sarwono, 2002).. Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal gurami, rasa
dagingnya yang gurih dan lezat sangat digemari masyarakat. Gurami termasuk
salah satu dari 12 komoditas untuk pemenuhan gizi masyarakat, untuk
meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat, ikan gurami banyak
dikembangkan oleh para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar yang cukup
tinggi dan pemeliharaannya yang relatif mudah. Namun salah satu jenis ikan yang
mempunyai nilai ekonomis tinggi ini memiliki hambatan pertumbuhan tetapi dapat
diatasi dengan pemberian pakan berkualitas dalam jumlah yang cukup (Ricky,
2008).
Usaha ikan gurame sangat menguntungkan karena perdagangan ikan gurame
sudah bisa dimulai sejak dari telur didalam sarang, benih yang berukuran kecil
ataupun besar, sebagai indukan atau sebagai ikan gurame konsumsi. Bahkan
sekarang telah dijual jenis ikan gurame untuk ikan hias ditaman atau di akuarium
(Sitanggang & Sarwono, 2002).
Di habitat aslinya ikan gurame hidup di perairan tawar yang tergenang
seperti rawa, dan danau. Bahkan ikan gurame dapat hidup di perairan tergenang
yang keruh dan tidak dapat untuk budidaya ikan tawes dan ikan mas. Ikan gurame
dapat bertelur dan dapat berkembang biak di air yang kotor dan keruh sekalipun.
gurame juga lebih menyukai perairan yang jernih dan tenang. Namun ikan gurame
akan hidup sengsara diperairan yang digenangi tanaman yang mengapung di air
seperti eceng gondok. Hal ini karena ikan gurame harus mengambil udara
langsung dari udara bebas dengan labirinnya (Agromedia, 2007).

4
Ikan gurame memiliki bentuk badan oval agak panjang, pipih, dan punggung
tinggi. Mulut kecil, rahang atas dan bawah tidak rata. Badan berwarna kecokelatan
dengan bintik berwarna hitam pada sirip dada. Ukuran sisik besar dan pada jari
pertama sirip perut terdapat alat peraba berupa benang panjang. Ikan gurame usia
muda ditandai dengan bintik-bintik hitam didasar sirip dada. Pada ikan gurame
yang sudah tua, terdapat duri di sirip punggung dan sirip dubur yang ukurannya
akan semakin besar (Khairuman & khairul, 2003).
Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu wilayah pengembangan
budidaya perikanan air tawar di Jawa Tengah, oleh karena itu didirikan Balai
Benih Ikan yang berlokasi di Desa Kutasari Kabupaten Purbalingga. Balai Benih
Ikan (BBI) adalah sarana pemerintah untuk menghasilkan benih ikan dan untuk
membina usaha budidaya perikanan rakyat yang tersebar di wilayah tersebut
dalam rangka peningkatan produksi perikanan. Ikan gurami (Osphronemus
gouramy) termasuk salah satu jenis ikan air tawar yang dibudidayakan di BBI
Kutasari Purbalingga, yang sangat disukai dan diminati oleh masyarakat karena
memiliki rasa yang lezat. Keunggulan ini menyebkan pemasaran ikan tersebut di
Kabupaten Purbalingga relatif baik dengan intensitas perdagangan yang cukup
tinggi dan nilai ekonomis yang tinggi. Pada umumnya, ikan mengalami
pertumbuhan secara terus-menerus sepanjang hidupnya. Hal ini yang
menyebabkan pertumbuhan menjadi salah satu aspek yang dipelajari dalam dunia
perikanan. Dalam istilah sederhana pertumbuhan dirumuskan sebagai
pertambahan ukuran panjang atau berat dalam suatu waktu.apabila ditinjau lebih
lanjut maka sebenarnya pertumbuhan itu merupakan suatu proses biologi dimana
banyak faktor yang mempengaruhinya diantaranya faktor dari dalam tubuh ikan
maupun faktor dari luar (Effendi, 2004).
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BIAT Kutasari merupakan
pengembangan Balai Benih Ikan Kutasari dan Tempat Penjualan Ikan. Balai Benih
Ikan Kutasari dibangun pada tahun 1988 dengan luas ± 2 ha yang terletak di desa
Kutasari, kecamatan Kutasari, berbatasan dengan desa wisata Karangbanja,
kecamatan Bojongsari. Balai Budidaya Ikan ini kemudian direvitalisasi dengan
menggunakan anggaran DAK menjadi tempat pembenihan yang modern, indoor
hatchery serta seperangkat mesin pembuat pellet. Unit Pelaksana Teknis Dinas
5
(UPTD) BIAT Kutasari mempunyai tugas pokok yaitu melakukan sebagian tugas
teknis Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan dalam melaksanakan kebijakan
teknis operasional bidang pengembangan teknologi pembudidayaan ikan air tawar
serta pemasaran ikan. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) BIAT Kutasari
memiliki fungsi utama sebagai penghasil benih yang berkualitas.
Berdasarkan SNI 01-6485.2-2000, pendederan ikan gurame terbagi menjadi
5 diantaranya:
1. Pendederan pertama (P I) adalah pemeliharaan benih dari tingkat larva sampai
ke tingkat benih ukuran 1-2 cm
2. Pendederan kedua (P II) adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 1-2 cm
sampai ke tingkat benih ukuran 2-4 cm
3. Pendederan Ketiga (P III) adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 2-4 cm
sampai ke tingkat benih ukuran 4-6 cm
4. Pendederan keempat (P IV) adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 4-6 cm
sampai ke tingkat benih ukuran 6-8 cm
5. Pendederan kelima (P V) adalah pemeliharaan benih tingkat ukuran 6-8 cm
sampai ke tingkat benih ukuran 8-11 cm
Pendederan I, II, III, IV, V sama saat persiapan kolam. Adapun teknik
pendederan diantaranya adalah persiapan kolam, penebaran benih, pengelolaan
pakan, pengendalian kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, dan panen
(Prihartono, 2004).
B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan mengenai latar belakang dari kegiatan pelaksanaan


Magang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana proses pendederan ikan gurami (Osphronemus guramy) di UPTD
BIAT Kutasari, Purbalingga
b. Apa saja sarana dan prasarana pendukung yang digunakan untuk pendederan
ikan gurami (Osphronemus guramy) di UPTD BIAT Kutasari, Purbalingga
C. Tujuan Magang

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan Magang ini yaitu :

6
1. Tujuan Umum adalah untuk mengenali dan mengkaji sistem kerja di Unit
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Budidaya Ikan Air Tawar Purbalingga serta
mendapatkan keterampilan dalam melakukan pendederan ikan Gurami.
2. Tujuan Khusus:
1) Mengetahui dan melakukan proses pendederan ikan gurami
(Osphronemus gouramy) di UPTD BIAT Kutasari, Purbalingga.
2) Mengetahui Faktor-faktor Yang Mempengaruhi dalam proses
pendederan ikan gurame (Osphronemus gouramy) di Unit Pelaksana
Teknik Dinas (UPTD) Budidaya Ikan Air Tawar Purbalingga.

D. Manfaat Magang

Manfaat yang diperoleh dari Magang ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi mahasiswa, Magang diharapkan dapat menambah ilmu pengalaman,


dan keterampilan mengenai pendederan ikan Gurami (Osphronemus
gouramy).
b. Bagi program studi yakni menambah perbendaharaan studi berupa
informasi mengenai teknik pendederan ikan gurame yang dapat digunakan
sebagai pengembangan dan peningkatan kualitas pengetahuan
diperkuliahan
c. Bagi Unit Pelaksana Teknis Dinas UPTD BIAT Kutasari yakni dapat
menjalin kerjasama antara instasi Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Budidaya Ikan Air Tawar Purbalingga dengan Universitas Jenderal
Soedirman, diharapkan dapat memberi saran atau masukan supaya dapat
lebih meningkatkan kegiatan teknik pendederan ikan Gurami
(Osphronemus gouramy).

7
BAB II. METODE MAGANG
A. Materi Magang
Bahan yang digunakan untuk pendederan adalah benih ikan gurami ukuran
1 cm dengan kepadatan 1.500 – 2.000 benih, pakan benih berupa cacing sutra
(Tubifex sp), molase, daun sente/talas, pellet,dan air.
Alat yang digunakan untuk pendederan ikan gurami adalah bak fiber,
bokor, selang, penggaris, ember plastik untuk penampungan telur, baskom plastik,
mangkok plastik, sendok plastik, gayung, kolam induk, seser, jaring, anjang-
anjang, timbangan digital, alat dokumentasi, serabut kelapa dan alat tulis.
B. Lokasi, dan Waktu pelaksanaan Magang
Kegiatan Magang ini dilaksanakan di Lokasi Unit Pelaksana Teknis Dinas
(UPTD) Budidaya Ikan Air Tawar Biat Kutasari, Purbalingga, Jawa Tengah yang
beralamatkan di Jalan. Buper No. 3 Kutasari, Kabupaten Purbalingga, Provinsi
Jawa Tengah. Kegiatan Magang ini dilaksanakan mulai dari tanggal 3 -28 Januari
2022.
C. Metode Magang

Metode yang digunakan untuk kegiatan Magang ini adalah metode


pengamatan (survey), wawancara, dan partisipasi aktif dengan penjelasan sebagai
berikut :
1. Data primer
Data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber
datanya. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data primer antara lain
wawancara, observasi, dan partisipasi aktif di lapangan.
a. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (Observasi) adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat seluruh kegiatan di
lokasi magang
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara tanya jawab kepada pegawai dan
atau teknisi mengenai pembenihan ikan gurami.
c. Partisipasi aktif

8
Partisipasi aktif merupakan metode pengumpulan data dengan cara
mengikuti secara langsung kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi
terkait.
2. Data sekunder
Data sekunder diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang
telah ada seperti laporan penelitian dan buku panduan terkait budidaya ikan
gurami. Melakukan studi pustaka untuk mencari informasi maupun literatur
terkait dari berbagai kepustakaan yang relevan tentang kegiatan pendederan
ikan gurami.
D. Cara Kerja Magang

Adapun Prosedur Kerja yang akan digunakan untuk pendederan ikan


Gurami (Osphronemus gouramy) sebagai berikut :
1) Pemilihan Lokasi Pendederan
1). Disiapkan kolam pendederan pada daerah yang memiliki ketinggian 20-500
m dpl.
2). Disiapkan lokasi pendederan pada tempat yang memiliki intensitas cahaya
cukup banyak
2. Pemilihan Wadah Pendederan
a. Akuarium
1). Disiapkan akuarium yang memiliki ukuran panjang 80 cm dan lebar 40
cm dengan kedalaman akuarium kurang lebih 50 cm.
2). Dilakukan persiapan akuarium dengan membersihkan kotoran dan debu
yang ada di dalam akuarium.
3). Diisi akuarium yang sudah bersih dengan air sampai ketinggian kurang
lebih 30 cm.
4). Ditambahkan aerasi supaya suplai oksigen dalam akuarium tercukupi.
5). Didiamkan akuarium selama 3-5 hari, hal ini bertujuan agar meningkatkan
makanan alami bagi ikan yang dipelihara.
6). Tingkat kepadatan atau kapasitas larva maksimal yang dapat didederkan
di dalam satu akuarium yaitu kurang lebih sebanyak 1000 ekor larva ikan
gurame.

9
b. Bak Fiber
1). Disiapkan bak fiber yang memiliki ukuran panjang 200 cm dan lebar 100
cm dengan kedalaman akuarium kurang lebih 70 cm.
2). Dilakukan persiapan dan pembersihan bak fiber dengan cara
membersihkan kotoran dan debu yang ada di dalam bak fiber.
3). Bak fiber diisi dengan air sampai ketinggian kurang lebih 40 cm.
4). Bak fiber didiamkan selama 5-7 hari dengan tujuan untuk meningkatkan
makanan alami bagi ikan yang dipelihara.
5). Tingkat kepadatan larva yang dapat didederkan dalam satu bak fiber yaitu
sekitar 1000-5000 ekor larva ikan gurame.
c. Kolam Permanen
1). Disiapkan kolam permanen yang memiliki ukuran panjang 4 m dan lebar
3 m dengan kedalaman kolam kurang lebih 1,2 m.
2). Dilakukan Persiapan kolam permanen dengan membersihkan lumpur-
lumpur dan juga kotoran yang berada di dalam kolam.
3). Kolam permanen dikeringkan sekama 2-5 hari tergantung cuaca.
4). Dilakukan pengapuran kolam permanen dengan tujuan untuk menaikkan
pH tanah, membunuh hama, parasite dan juga penyakit ikan.
5). Dilakukan pemupukan kolam dengan tujuan untuk meningkatkan pakan
alami bagi ikan yang dipelihara
6). Kolam permanen diisi dengan air sampai dengan ketinggian kurang lebih
50 cm.
7). Tingkat kepadatan larva yang dapat didederkan dalam satu kolam
permanen yaitu lebih dari 5000 ekor larva ikan gurame.
3. Persiapan Pakan
1). Disiapkan moina sp. sebagai pakan awal larva ikan gurame.
2). Disiapkan cacing sutra (Tubifex sp.) sebagai pakan larva ikan gurame
setelah berumur 1 minggu.
3). Disiapkan pellet sebagai pakan untuk larva gurame setelah larva berumur 1
bulan.

10
4. Penyeleksian Larva
1). Larva diperoleh dari telur yang telah menetas dengan ukuran 1 cm
kemudian diseleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.dengan total
kepadatan 1.500 – 2.000 ekor larva gurame.
2. Kriteria tersebut antara lain kondisi larva sehat, tidak cacat dan luka, tubuh
tidak kaku, dan gerakannya lincah.
3). Larva yang mati diambil lalu dibuang pada tempat yang sudah disiapkan.
4). Larva yang sesuai dengan kriteria diambil dan diseleksi menggunakan
sendok plastik lalu masukkan kedalam bokor.
5. Penebaran Larva
1). Benih ditebar pada waktu pagi atau sore hari untuk mencegah stress.
Sebelum ditebar, benih diadaptasi terlebih dahulu dengan air akuarium dan
bak fiber.
2). Dibiarkan wadah bening mengapung dipermukaan air kolam sehingga
terjadi penyesuaian suhu.
3). Dibuka wadah agar benih keluar dengan sendirinya dan masuk ke kolam.
6. Pemeliharaan Larva
a. Pengelolaan Pakan
1. Diberikan pakan awal berupa monia sp. pada larva gurame selama satu
minggu.
2). Diberikan pakan berupa cacing sutra (Tubifex sp.) pada larva umur satu
minggu selama satu bulan.
3). Diberikan pakan pellet pada larva umur satu bulan atau sudah bisa disebut
sebagai benih hingga masa pemeliharaan berakhir.
4). Diberikan pakan satu kali dalam sehari yaitu pagi hari.
b. Pengelolaan Kualitas Air
1). Dilakukan pengecekan suhu air secara berkala dengan menggunakan
thermometer, hasil suhu optimal yaitu 24-28 ° C
2). Dilakukan pengecekan pH air dengan pH meter yakni antara 6,5 –
7,5.
3). Dilakukian pengecekan kecerahan air dengan cara mengukur
kedalaman air yang terkena cahaya pada tiap wadah pendederan
11
menggunakan penggaris dan diusahakan selalu berada pada nilai >30
cm.
4). Dilakukan penyiponan secara berkala untuk wadah pendederan akuarium
dan bak fiber supaya air tidak keruh dan air selalu berwarna hijau cerah.
7. Pemanenan Benih
1). Ikan gurame Dipuasakan selama 1 – 2 hari sebelum pemanenan
2). Dilakukan panen pada waktu pagi hari ketika suhu udara belum terlalu panas
dengan kisaran suhu 26 – 28 ° C yaitu sekitar pukul 07.00 – 08.00.
3). Kelaman air dikurangi sampai kurang dari 30 cm untuk kolam tanah
4). Dilakukan penangkapan dengan menggunakan seser berbahan halus secara
hati-hati untuk menghindari banyaknya sisik yang lepas saat penangkapan,
diusahakan benih jangan terlalu banyak dalam seser untuk meminimalisir
stres. Sebaiknya benih diitangkap sedikit demi sedikit.
5). Disediakan wadah lain sebagai tempat penampungan benih sementara.
Diusahakan jumlah benih yang berada dalam penampungan tidak terlalu
padat dan disesuaikan dengan ukuran benih.
6). Pada wadah penampungan, menggunakan air yang sama seperti dalam
wadah pemeliharaan agar suhunya tidak terlalu berbeda.
7). Dilakukan pengemasan menggunakan jirigen untuk pengangkutan jarak
dekat dan menggunakan plastik untuk pengangkutan jarak jauh.

12
BAB III. JADWAL KEGIATAN MAGANG

Purwokerto, 3 Januari – 28 Januari 2022


No. Kegiatan Minggu ke:
1 2 3 4 5 6

1. Rencana Magang
2. Pelaksanaan
Magang
3. Penulisan draft
Laporan Magang
4. Konsultasi dan
Persetujuan
Magang
5. Ujian Magang

13
DAFTAR PUSTAKA

Agromedia. 2007. Panduan Lengkap Budidaya Gurame. Jakarta. PT. Agromedia

Efendi, M.I. 2004. Pengantar Akuakultur . Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Khairuman & Khairul Amri, M. 2003. Pembenihan dan Pembesaran Gurame Secara
Intensif. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Prihartono, R. E. 2004. Permasalahn Gurame dan Solusinya. Jakarta: Penebar


Swadaya.

Ricky.B. 2008. Usaha Pemeliharaan Gurami (Osphronemus gouramy sp). Penebar


Swadaya, Jakarta.

Saanin, H. 1974. Taksonomi dan Kunci Taksonomi Ikan, Jilid I dan II. Bandung:
Binacipta.

Sitanggang, M. & Sarwono, B. 2002. Budidaya Ikan Gurame . Jakarta: Penebar


Swadaya.

14

Anda mungkin juga menyukai