RPI 10
RENCANAPENELITIANINTEGRATIF
(RPI)
TAHUN20102014
KONSERVASIFLORA,FAUNA,DANMIKROORGANISME
Jakarta,Februari2010
DisetujuiOleh:
KepalaPusat, Koordinator,
Ir.AdiSusmianto,M.Sc. Dr.Ir.TitiekSetyawati,M.Sc.
NIP.195712211982031002 NIP.196209291990032003
Mengesahkan:
KepalaBadan,
Dr.Ir.TachrirFathoniM.Sc
NIP.195609291982021001
Lembar Pengesahan..................................................................................105
Daftar Isi.....................................................................................................107
Daftar Gambar.......................................................................................... 109
I. ABSTRAK............................................................................................111
II. LATAR BELAKANG.............................................................................111
III. RUMUSAN MASALAH....................................................................... 116
IV. HIPOTHESIS......................................................................................123
V. TUJUAN DAN SASARAN...................................................................123
VI. LUARAN............................................................................................124
VII. RUANG LINGKUP..............................................................................124
VIII. KOMPONEN PENELITIAN.................................................................124
IX. METODOLOGI...................................................................................124
X. RENCANA TATA WAKTU...................................................................126
XI. RENCANA LOKASI ............................................................................ 127
XII. RENCANA BIAYA...............................................................................128
XIII. ORGANISASI..................................................................................... 131
XIV. DAFTAR PUSTAKA............................................................................132
XV. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL).......................................................135
XVI. MATRIK EVALUASI ...........................................................................142
Tidak hanya flora, satwa juga mengalami hal yang sama. Gambar 1
menunjukkan beberapa jenis satwa endemik yang dahulunya kepadatannya
melimpah di habitat aslinya dan saat ini mulai sulit ditemukan di lapangan.
Ancaman utama pada penurunan populasinya adalah akibat kerusakan dan
fragmentasi habitat, polusi, pemanfaatan jenis secara berlebihan, introduksi
jenis eksotik dan penyebaran penyakit (Primack et al., 1998). Seperti
contohnya keragaman primata dan burung yang sangat tergantung pada
tegakan hutan dan kualitas ekosistem. Dengan demikian, keanekaragaman
primata dan burung langka (besar) bisa digunakan sebagai indikator bagi
sebaran dan populasi satwa terrestrial dan arboreal lainnya seperti macan
tutul, harimua, tapir, gajah, dan mamalia lainnya yang saat ini terancam
punah. Contoh lainnya yaitu burung punai besar (Treron capellei) yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat saat ini mulai menurun populasinya di
alam. Burung ini masuk dalam ketegori Rentan (Vurnerable) berdasarkan
IUCN (2002). Sebaliknya, satwa yang di beberapa wilayah dianggap mulai
berkurang populasinya seperti Rusa (Cervus timorensis) ternyata memiliki
potensi untuk dikembang-biakan melalui penangkaran. Disamping itu
A. Pertanyaan riset
Beberapa permasalahan yang masih dihadapi sampai saat ini di dalam
pengelolaan dan pemanfaatan jenis flora, fauna dan mikroorganisma di
hampir semua kawasan hutan konservasi menimbulkan pertanyaan antara
lain:
1. Bagaiman status konservasi jenis-jenis potensial dan terancam punah
yang ada di seluruh kawasan hutan di Indonesia? Dan bagaimana pula
dengan jenis potensial yang belum dikenal (lesser-known species)?
2. Apakah kita sudah banyak memberikan kontribusi terhadap global
Convention on Biodiversity dalam memberikan informasi menyangkut
keanekaragaman hayati yang kita miliki?
3. Apakah teknologi yang kita miliki saat ini sudah memadai untuk
melakukan penilaian terhadap status konservasi jenis-jenis tersebut?
4. Apakah data (data base) keanekaragaman hayati yang ada saat ini sudah
cukup memadai untuk dapat menjawab kemampuan lingkungan untuk
mendukung kehidupan hidupan di bumi, sementara laju kerusakan
keanekaragaman hayati serta kepunahan jenis terjadi begitu cepat?
5. Apakah perangkat undang-undang atau peraturan yang ada saat ini
sudah menjamin implementasi kelestarian keanekaragaman hayati?
IV. HIPOTHESIS
Meningkatnya jumlah jenis flora dan fauna yang semakin sulit ditemukan
di habitat alaminya atau menjadi langka di sebagian besar wilayah Indonesia
memerlukan perhatian yang serius. Banyak jenis flora dan fauna yang
multi guna dan bahkan sifat ekologis serta manfaatnya belum diketahui
secara pasti. Permasalahan menyangkut hilangnya jenis flora/fauna dan
mikroorganisma memerlukan kajian yang mendalam dan juga upaya serius
untuk melakukan konservasi baik in-situ dan ek-situ demi menyelamatkan
jenis flora/fauna dan mikroorganisma yang terancam populasinya di habitat
alaminya serta menjawab status konservasi jenis-jenis tersebut di alam.
Kecepatan hilangnya keanekaragaman hayati flora secara nyata baik
ditingkat global, regional dan nasional dapat dilakukan dengan jalan
melakukan upaya pengumpulan informasi terkini dan membangun data
base menyangkut status ekologis, potensi dan persebaran alami beberapa
jenis flora/fauna dan mikroorganisma potensial, multiguna dan terancam
punah di Indonesia dan mempromosikan pemanfaatan dan pengelolaan
flora dan fauna secara lestari.
VI. LUARAN
Dari beberapa program kegiatan yang ada dibawah RPI: Teknologi
konservasi flora, fauna, dan mikroorganisme hutan konservasi dan hutan
produksi, terdapat beberapa luaran antara lain: Informasi biofisik habitat,
dinamika populasi dan keragaman genetik jenis-jenis terancam punah,
teknik pelestarian jenis flora dan fauna, teknik reproduksi jenis-jenis flora
dan fauna terancam punah, teknik pemanfaatan mikroorganisme dan
informasi bahan baku obat antidiabetesm antikolesterol dan antikanker
yang diperoleh dari tumbuhan hutan.
IX. METODOLOGI
Metode dalam melakukan berbagai aktifitas penelitan akan sangat
tergantung oleh tema penelitian yang dalam hal ini riset lebih banyak
melakukan kajian eksporasi dan identifikasi. Meskipun ada beberapa
kegiatan yang memerlukan pemetaan digital dan aplikasi lapangan untuk
melihat dampak kegiatan. Metode ataupun pendekatan yang akan
digunakan dalam melaksanakan kegiatan lapangan akan dijelaskan secara
rinci di dalam masing-masing PPTP (Proposal Penelitian Tingkat Peneliti) dan
Rencana Penelitian Tim Peneliti (RPTP). Namun pada dasarnya penelitian
1 10.1.1.1 Eksplorasi habitat dan 450 450 300 300 300 1800
10.1.1.16 populasi 6 jenis flora (ulin,
10.1.1.17 eboni, cendana, ramin, ki
10.1.1.18 beusi dan kempis)
2 10.1.2.1 Eksplorasi habitat dan 490 490 490 490 490 2400
10.1.2.16 populasi 7 jenis fauna (orang
10.1.2.17 utan, tarsius, owa jawa,
10.1.2.18 elang jawa, banteng, anoa
10.1.2.19 dan rusa)
3 10.1.3.1 Kajian keragaman genetik 6 500 500 500 500 500 2500
10.1.3.7 jenis fauna (banteng, rusa,
10.1.3.16 gajah, anoa, tarsius dan
10.1.3.18 harimau)
4 10.1.4.1 Metode pendugaan populasi 125 125 125 100 100 575
10.1.4.7 flora fauna diluar kawasan
10.1.4.14 konservasi
10.1.4.16
10.1.4.17
10.1.4.18
10.1.4.19
10.2. Teknik pelestarian jenis
flora dan fauna
5 10.2.1.1 Teknologi konservasi jenis 300 300 250 250 250 1350
10.2.1.7 flora dan fauna dataran
10.2.1.14 rendah dan dataran tinggi
10.2.1.16
10.2.1.18
10.2.1.19
6 10.2.2.1 Teknologi konservasi jenis- 200 200 200 150 150 900
10.2.2.16 jenis flora dan fauna kunci
10.2.2.17
10.2.2.19
7 10.2.3.1 Identifikasi jenis flora dan 150 150 150 100 100 650
10.2.3.7 fauna kunci pada habitat di
10.2.3.14 dataran rendah dan dataran
10.2.3.16 tinggi
10.2.3.18
10.2.3.19
8 10.2.4.1 Teknik eradikasi alien 150 150 150 150 150 750
10.2.4.7 invasive spesies flora fauna
10.2.4.14
10.2.4.16
10.3. Teknik reproduksi jenis-
jenis flora dan fauna
terancam punah
9 10.3.1.1 Teknologi penangkaran 300 300 300 300 300 1500
10.3.1.14 jenis-jenis aves, primata,
10.3.1.16 amphibi, mamalia yang
10.3.1.17 terancam punah
10.3.1.18
10.3.1.19
10 10.3.2.1 Teknologi konservasi eks-situ 250 250 250 250 210 1210
10.3.2.16 jenis ulin, cendana, eboni dan
10.3.2.17 ramin
10.3.2.18
10.4. Teknik pemanfaatan
mikroorganisme
11 10.4.1.1 Eksplorasi dan bioprospeksi 150 150 150 150 150 750
10.4.1.16 Fungi (sebagai biological
10.4.1.18 control, bioenergi, obat,
pangan dan pupuk hayati).
12 10.4.2.1 Eksplorasi dan bioprospeksi 150 150 150 150 600
10.4.2.16 Bakteri (sebagai biological
10.4.2.18 control, bioenergi, obat,
pangan dan pupuk hayati).
13 10.4.3.1 Eksplorasi dan bioprospeksi 150 150 150 150 600
10.4.3.16 yeast/khamir (sebagai
10.4.3.18 biological control, bioenergi,
obat, pangan dan pupuk
hayati).
14 10.4.4.1 Pemanfaatan dan 300 300 300 300 300 1.500
10.4.4.16 pengembangan bank
10.4.4.18 mikroba
10.5 Potensi jenis pohon
potential sebagai
bahan baku obat anti
kolesterol,diabetes dan
kanker
15 10.5.1.1 Kajian etnobotani beberapa 100 100 100 100 100 500
10.5.1.7 jenis pohon sebagai bahan
10.5.1.16 baku obat anti kolesterol,
10.5.1.17 dan diabetes
16 10.5.2.1 Kajian ekologi beberapa 75 75 75 75 100 400
10.5.2.7 jenis dipterokarpa yang
10.5.2.16 berpotensi sebagai bahan
baku obat
XIII. ORGANISASI
Penanggung jawab Program : Kepala Pusat Litbang Hutan dan
Konservasi Alam
Koordinator Program : Prof. Dr. M. Bismark
Koordinator RPI : Dr. Ir. Titiek Setyawati, MSc. (P3HKA)
Wakil Koordinator :
1. Flora : Dra. Marfuah Wardhani, Mp.
2. Fauna : Dra. Garsetiasih, Msi
3. Mikroorganisma : Ir. Ragil Irianto, MSc.
2.1 Tujuan:
Memperoleh data Teknologi Laporan Biaya untuk
tentang teknologi konservasi jenis flora kegiatan melakukan kajian
pelestarian jenis flora dan fauna dataran penelitian memadai dan
dan fauna rendah dan dataran didukung oleh
tinggi sumberdaya
manusia yang sesuai
dengan bidang
keahliannya
Kondisi iklim dan
habitat rusa
memungkina untuk
dilakukanya kajian
menyangkut biologi
dan dinamika
populasi satwa
target
2.2 Sasaran :
Kajian teknologi Teknologi Laporan Dana dan tenaga
konservasi jenis flora konservasi jenis flora kegiatan memadai.
dan fauna dataran dan fauna kunci penelitian Pelaksanaan tata
rendah dan dataran kerja formal atau
tinggi informal tidak ada
kendala
2.3 Luaran :
Ketersediaan kajian Teknologi Laporan Dana dan tenaga
teknologi konservasi konservasi jenis kegiatan memadai.
jenis flora dan fauna flora dan fauna yang penelitian Pelaksanaan tata
di dataran rendah dan tersebar di dataran kerja formal atau
datran tinggi tinggi dan dataran informal tidak ada
rendah kendala
4.1 Tujuan:
Memperoleh data Informasi tentang Laporan Kerjasama
dan informasi teknik pemanfaatan kegiatan dengan balai dan
teknik pemanfaatan mikroorganisme penelitian pemerintah daerah
mikroorganisme berjalan dengan
baik
4.2 Sasaran :
Tersedianya data Teknologi Laporan Dana dan tenaga
dan informasi pemanfaatan kegiatan memadai.
teknik pemanfaatan mikroorganisme penelitian Pelaksanaan tata
mikroorganisme kerja formal atau
informal tidak ada
kendala
4.3 Luaran :
Teknologi Informasi Laporan Dana dan tenaga
pemanfaatan tentang teknologi kegiatan memadai.
mikroorganisme pemanfaatan penelitian Pelaksanaan tata
mikroorganisme kerja formal atau
informal tidak ada
kendala