PENDAHULUAN
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global dengan
tetap berpegang pada nilai-nilai agama dan kultur kepribadian bangsa Indonesia.
Indonesia selalu dihadapkan dengan empat mata rantai yang tak terpisahkan
tersebut yang paling dominan dan mendapat perhatian utama adalah kualitas
1
mengalami kemajuan yang signifikan. Ini terbukti dari data Litbang Depdiknas
sekitar 55 % (tahun 1996) menjadi 60% (tahun 1997) dan meningkat lagi menjadi
sekitar 65% (tahun 1998). Peningkatan secara kuantitas tidak diimbangi dengan
angka yang dikemukakan oleh Human Development Index (HDI) tahun 2007
yang memaparkan bahwa kualitas mutu pendidikan negara kita berada pada
urutan 107, berarti kualitas pendidikan di negeri ini jauh di bawah negara-negara
2
ditujukan sebagai penyediaan payung hukum bagi perbaikan kualitas pendidikan
di Indonesia.
pendidikan dasar yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang sama dengan
pendidikan dasar lainnya. Pendidikan dasar (SMP) sebagai salah satu tingkat
atau jenjang pendidikan yang merupakan kelanjutan dari sekolah dasar (SD)
kepribadian, ahklah mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
oleh siswa salah satunya adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. Mata pelajaran
jenjang pendidikan mulai dari SD sampai Pergutuan Tinggi (sebagai mata kuliah
(1) Berkomunikasi secara efektif dan efesien sesuai dengan etika yang berlaku,
3
(3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif
(5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan budi
standar komptensi lulusan untuk mata pelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut:
a. Mendengarkan
berbagai karya sastra berbentuk dongeng, puisi, drama, novel remaja, syair,
b. Berbicara
karya sastra berbentuk cerita pendek, novel remaja, puisi, dan drama.
4
c. Membaca
wacana tulis, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerita pendek, drama,
d. Menulis
perasaan, dan informasi dalam bentuk buku harian, surat pribadi, pesan
poster, iklan baris, resensi, karangan, karya ilmiah sederhana, pidato, surat
pembaca, dan berbagai karya sastra berbentuk pantun, dongeng, puisi, drama
dan cerpen.
keterampilan membaca, hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
Bank Dunia pada tahun 2000 menunjukkan bahwa kemampuan membaca pelajar
dalam setahun di Indonesia hanya terbit 12 buku untuk satu juta penduduk
55 buku untuk satu juta penduduknya per tahun. Bahkan di negara-negara maju
5
mencapai 513 buku untuk setiap satu juta penduduk per tahun (Alwasilah,
2007: 58).
waktu dan jarak dalam berkomunikasi dapat lebih efesien dan suatu generasi
gudang ilmu dan membaca adalah kuncinya.” Pepatah ini menyiratkan makna
membaca semakin banyak ilmu yang didapat. Keberhasilan studi seseorang akan
menunjukkan dari hasil ujian nasional (UN) mata pelajaran bahasa Indonesia di
Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tiga tahun terakhir rata-rata Ujian
adalah 6,63, tahun ajaran 2007/2008 adalah 6,64 dan tahun ajaran 2008/2009
upaya telah dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang dan pihak-
pihak sekolah namun hasil yang diperoleh peningkatan dari tahun ke tahun belum
6
begitu berarti. Selain itu, jika dilihat dari rata-rata nilai harian keterampilan
membaca dengan tingkat KKM (Kreteria Ketuntasan Minimal) yaitu 7,00 nilai
siswa berada di bawah rata-rata KKM tersebut. Hal ini dipengaruhi juga oleh
kebiasaan dan pola membaca yang salah dari para pelajar itu sendiri. Berdasarkan
hasil survey di lapangan kondisi di atas disebabkan oleh berbagai faktor sebagai
berikut:
b. Minat siswa untuk membaca buku, sangat kurang hal ini diakibatkan karena
sampul, kertas, dan tulisan kurang menarik minat siswa untuk membacanya.
organ yang lain tidak bergerak yang mengakibatkan siswa terlalu jenuh
sarana dan prasarana lain selain buku, serta gaya mengajar guru yang kurang
7
faktor tersebut di atas bisa dikelompokkan menjadi tiga faktor utama yaitu faktor
guru, faktor siswa itu sendiri dan faktor media atau sarana pendukung.
sarana dan prasarana serta media. Diperjelas oleh Dale dalam Latuheru (1988:
23) bahwa multimedia pembelajaran yang digunakan dengan baik dalam proses
pembelajaran akan bermanfaat dalam hal; (1) perhatian anak didik terhadap materi
pelajaran akan lebih tinggi, (2) anak didik mendapatkan pengalaman yang konkrit,
(3) mendorong anak didik untuk berani bekerja secara mandiri, dan (4) hasil yang
lebih aktif belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Jonassen bahwa pembelajaran
Active , yaitu memungkinkan siswa terlibat aktif dikarenakan proses belajar yang
sebelumnya untuk memahami makna yang selama ini ada dalam pikirannya; c.
untuk saling bekerja sama, berbagi ide, saran dan pengalaman; d. Intentional,
yaitu memungkinkan siswa untuk aktif dan antusias berusaha mencapai tujuan
8
melakukan proses sosial dan dialogis di mana siswa memperoleh keuntungan dari
untuk dapat menyadari apa yang telah ia pelajari serta meningkatkan sebagai
pada pembelajaran membaca dapat lebih aktif dan berpusat pada siswa. Hasil
bahwa, daya ingat orang yang hanya membaca saja memberikan persentase
terendah, yaitu 1%. Daya ingat ini dapat ditingkatkan hingga 25%-30% dengan
bantuan media lain seperti televisi. Daya ingat makin meningkat dengan
9
Kemampuan membaca bisa dirangsang atau dibangun dengan berbagai
kapasitas yang akan membuat minat belajar akan lebih optimal dalam konteks
Kalimantan Barat.”
B. Rumusan Masalah
sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan untuk
Kalimantan Barat?”
10
C. Kerangka Berpikir
kerangka berpikir. Kerangka berpikir menjadi acuan dan titik mula yang
berpikir yang jadi acuan dalam penilitain ini dapat dilihat pada bagan berikut:
Guru
Keterampilan
Membaca
Hasil Belajar
(Kemampuan Membaca)
dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi ideal dan faktual. Sisi ideal berupa kajian
11
sekolah. Kajian ini juga mengeksplorasi hasil penelitian tentang pembelajaran
guru tidak bisa berdiri sendiri. Materi ajar tidak akan bermakna jika tidak
dikemas dengan baik. Materi (wacana) ajar tidak akan diterima dengan baik
oleh siswa bila tidak disajikan dengan baik. Di sinilah diperlukan media
pembelajaran. Hubungan komunikasi guru dan siswa akan lebih baik jika
multimedia.
D. Pertanyaan Penelitian
12
c. Apa saja faktor pendukung dan penghambat pengembangan model
E. Tujuan Penelitian.
a. Tujuan Umum
Kalimantan Barat.
b. Tujuan Khusus
Kalimantan Barat.
13
(3) Memperoleh gambaran faktor-faktor pendukung dan penghambat
F. MANFAAT PENELITIAN
sebagai berikut:
pembelajaran.
membaca.
14
menemu-kenali kekurangan dan kelemahan pembelajaran bahasa Indonesia
d) Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
lain.
e) Pada kasus dan indikasi yang menyerupai SMP di wilayah yang menjadi
G. Definisi Oprasional
siswa turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi khusus atau
15