Anda di halaman 1dari 8

Komparasi Pendidikan Karakter Indonesia dan Jepang

Disusun untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah

Komparasi Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Sri Imawati, M.Pd

Nama: Devi Diafani Dishinta (22081100001)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2024
PENDAHULUAN

Pendidikan tidak hanya sebatas pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan


anak, tetapi juga terkait dengan pendidikan karakter pada anak. Pendidikan karakter
sangat penting ditanamkan pada anak agar dapat menjadi counter yang kuat untuk
menghadapi perkembangan teknologi dan perkembangan zaman.

Seperti yang kita ketahui bersama bahwa seiring dengan perkembangan


teknologi, dunia menjadi sempit dan berbagai macam informasi dan tayangan
menjadi mudah untuk diakses, termasuk untuk anak-anak. Berbagai macam
kekerasan, kriminalitas, bahkan video atau konten yang tidak pantas untuk ditonton
anak-anak lebih mudah diakses melalui perangkat.

Hal ini berdampak negatif bagi kehidupan anak bangsa. Salah satu bukti
konkretnya adalah maraknya kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak, misalnya
pencurian, kekerasan seksual, tawuran, dan sebagainya. Berita seperti itu hampir
setiap saat disajikan baik di media cetak maupun elektronik.

Hal ini sesuai dengan apa yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nomor 58 Tahun 2009 menyebutkan bahwa setidaknya ada 5 aspek yang harus
dikembangkan pada anak, antara lain nilai agama dan moral, bahasa, kognisi, fisik-
motorik dan sosial-emosional. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat untuk mewujudkan cita-cita
bangsa, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengupayakan pembangunan
bangsa. potensi dan kemampuan peserta didik serta menjadikan mereka manusia yang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Semua lembaga satuan pendidikan di Indonesia
tanpa terkecuali memiliki peran penting dalam mewujudkan fungsi pendidikan
nasional tersebut.

Dalam tulisan ini, penulis bermaksud untuk mendeskripsikan implementasi


pendidikan karakter di dua negara berbeda di Asia yang menerapkan pendidikan
karakter, yaitu Indonesia dan Jepang. Jepang dikenal sebagai negara yang memiliki
budaya kuat yang menyatu dengan setiap masyarakat di negara tersebut, begitu juga
dengan Indonesia yang memiliki budaya yang kuat. Tulisan ini membandingkan
kedua penyelenggaraan pendidikan tersebut sehingga dapat dijadikan bahan untuk
menambah wawasan bagi masing-masing negara dalam penyelenggaraan pendidikan
karakter guna mencapai hasil yang optimal.
PEMBAHASAN

Menurut Faisol Farid (2023:115), Pendidikan karakter merupakan usaha nyata


dengan tujuan membantu seseorang untuk mendapatkan pemahaman serta
memperhatikan dan kemudian menerapkan nilai-nilai inti etika. Sikap tanggung
jawab merupakan salah satu bentuk pendidikan karakter yang harus ditanamkan sejak
dini kepada peserta didik.

Menurut Farid Syamsurrijal (2021:191), Terdapat beberapa hal yang menjadi


landasan pendidikan karakter di Indonesia, yaitu kebudayaan, ideologi bangsa, dan
agama. Kebudayaan memang menjadi landasan utama dari pendidikan karakter di
Indonesia, nilai warisan budaya yang turun temurun di wariskan pada generasi bangsa
menjadi landasan dalam berpikir, bertindak, dan mengambil keputusan. Tak dapat
dipungkiri memang terdapat banyak nilai-nilai karakter yang besumber dari
kebudayaan yang mengakar di Indonesia. Budaya gotong royong misalnya, yang
kemudian menjadi spirit kemajuan berbangsa dan bernegara, dan budaya ini lah yang
juga menjadi salah satu nilai utama dari pendidikan karakter yang digaungkan oleh
Kemendikbud.

Tidak begitu berbeda dengan landasan pendidikan karakter yang ada di Jepang,
landasan pendidikan karakter di Jepang juga di awali dari kebudayaan yang ada.
Bahkan sampai dengan saat ini Jepang dikenal sebagai Negara yang masih kuat
mempertahankan tradisi kebudayaannya di tengah zaman yang sudah modern ini.
Kebudayaan itu tidak hanya melekat pada kegiatan-kegiatan adat semata, akan tetapi
dalam keseharian juga masyarakat jepang masih mempertahanka adatnya, seperti
mengenakan pakaian adat yang masih lazim mereka kenakan dalam kehidupan
sehari-hari yakni Kimono. Makan dengan menggunakan sumpit yang masih mereka
pertahankan dan tradisi-tradisi lainnya.
Pada dasarnya pola pendidikan di sekolah-sekolah di Jepang mirip dengan di
Indonesia yang memiliki pola 6-3-3-4, dimana sistem pendidikan di negara ini telah
diatur dalam Kyoiku Kibonbo atau Hukum Dasar Pendidikan. Sama seperti di
Indonesia, pendidikan dasar ditempuh selama enam tahun, disusul pendidikan
menengah pertama dan atas masing-masing selama tiga tahun. Untuk jenjang tersier
(sarjana), dibutuhkan waktu empat tahun, kecuali fakultas kedokteran yang
membutuhkan waktu enam tahun.

Pendekatan pendidikan karakter di Indonesia antara lain pendekatan penanaman


nilai, pendekatan analisis nilai, pendekatan klarifikasi nilai, dan pendekatan
pembelajaran berbuat, selain itu terdapat juga pendekatan keteladanan. Pendekatan
pendidikan karakter di Jepang cenderung menggunakan Doutoku-kyouiku yakni
pembelajaran moral yang diberikan melalui sekolah, mulai dari jenjang SD hingga
setingkat SMA. Doutoku-kyoiku ini diintegrasikan ke dalam kurikuum sehingga tidak
terintegrasi dalam setiap mata Pelajaran.

Menurut Dian Montanesa (2021:176), Di Jepang juga ada sekolah negeri yang
biasanya disebut koritsu gakko. Sekolah negeri itu dikepalai atau diselenggarakan
oleh pemerintah kota atau yang disebur prefektur. Tetapi ada beberapa juga sekolah
yang dikelola oleh prefektur dan pemerintah pusat. Untuk sekolah swasta disebut juga
dengan shiritsu gakko yang diselenggarakan oleh badan hukum. Sistem pendidikan di
Indonesia beragam, beragam disini maksudnya adalah peserta didik merupakan siswa
yang berasal dari background suku, bahasa, culture dan keyakinan. Di Negara
Indonesia juga ada pendidikan formal dan non formal. Sistem pendidikan di
Indonesia juga disesuaikan dengan perubahan zaman, pendidikan di Indonesia
sebaiknya mengikuti perubahan era dan perubahan yang lebih inovatif dari waktu ke
waktu oleh karena itu kurikulum di Indonesia sering berubah-rubah dikarenakan
zaman yang berubah, seperti saat ini Indonesia sudah menggunakan K13 dan
Kurikulum Merdeka.
Murid atau siswa di Jepang baru mengikuti ujian mata pelajaran ketika sudah
berada di grade empat atau setara dengan anak yang berumur 10 tahun, dikarenakan
pada usia tiga tahun awal anak-anak diberikan pemahaman yang penting berkaitan
dengan tataa cara berperilaku sehari-hari serta nilai sopan santun. Di Indonesia
kedisiplinan masih harus ditingkatkan lagi begitu juga etika yang mengalami
kemerosotan, bahkan di Indonesia sangat sulit bagi anak untuk mengantri ketika
berbelanja.

Murid di Jepang lebih banyak diajarkan bagaimana memecahkan suatu masalah/


problem solving, berpikir lebih kritis dalam proses pembelajaran. Di Indonesia anak-
anak lebih sering diajak untuk menghafal oleh guru yang ada di sekolah. Di jepang
siswa setiap pulang sekolah jam 3 sore anak-anak bergotong-royong untuk
membersihkan lingkungan sekolah yang disebut dengan O-Soji, tidak ada petugas
sekolah yang bertugas untuk membersihkan lingkungan sekolah. Di Indonesia anak-
anak membersihkan sekolah di pagi hari sebelum masuk ke kelas.

Dapat disimpulkan bahwa komparasi pendidikan karakter pendidikan Indonesia


lebih mengedepankan kekayaan kognitif peserta didik, seperti nilai akademis, nilai
ujian, dan nilai ulangan harian lainnya. Sistem pendidikan Indonesia kurang
mengedepankan aspek afektif dan kognitif, hal ini perlu ditingkatkan lagi agar
pendidikan di Indonesia lebih maju dan lebih berkembang ke depannya. Indonesia
sebagai negara berkembang memiliki kesempatan yang luas untuk belajar dari
negara-negara maju seperti negara Jepang, negara Jepang terkenal dengan sistem
pendidikannya yang bagus dan juga teknologinya yang berkembang pesat.

Sistem pendidikan di Jepang merupakan sistem pendidikan yang unggul. Jepang


sebagai negara maju memiliki kelebihan-kelebihan yang bisa ditiru oleh negara lain.
seperti sistem pendidikan di Jepang yang juga memperhatikan aspek afektif, kognitif
dan psikomototik. Sopan santun, tata krama, kedisiplinan serta menanamkan nilai-
nilai norma sejak dini. Nilai lapor, nilai ujian tidak terlalu penting, hanya digunakan
untuk seleksi masuk perguruan tinggi, masuk SMA ataupun masuk SMP.

Perbandingan sistem pendidikan antara negara Indonesia dengan Jepang dijadikan


untuk bahan evaluasi untuk kelanjutan kedepannya. Tidak dipungkiri bahwa
Indonesia saat ini sudah mengalami kemajuan di bidang pendidikan, tetapi tetap harus
dilakukan evaluasi agar pendidikan di Indonesia selalu ke arah kemajuan, sehingga
mampu menciptakan generasi emas yang akan datang di masa depan.
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Montanesa, Dian. (2021). Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Jepang.


Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 1.
https://edukatif.org/index.php/edukatif/index

Syamsurrijal, Arid. (2021). Komparasi Pendidikan Karakter Indonesia dan Jepang


(Analisis Terhadap Landasan, Pendekatan, dan Problematikanya). Fitrah:
Journal of Islamic Education P-ISSN : 2723-3847 Vol 2 No. 2.
http://jurnal.staisumatera-medan.ac.id/fitrah

Farid, Fisol. (2023). Pengembangan karakter tanggung jawab siswa melalui


penguatan aktivitas guru di dalam kelas. Jurnal Pendidikan Karakter Volume
14 Nomor 2. http://dx.doi.org/10.21831/jpka.v14i2.57985

Anda mungkin juga menyukai