Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 5

Nama I Gede Mangku Putrawan


NIM 2211031114
Kelas 2E PGSD
Prodi Dharma Acarya

Judul Pentingnya Pendidikan Karakter Pada Usia Dini

Latar Belakang Kata Pendidikan jika diterjemahkan ke dalam bahasa inggris menjadi
education. Kata education berasal dari bahasa latin yaitu educatum, nah
educatum ini sendiri berasal dari kata E dan Duco, E berarti perkembangan
dari sedikit menuju banyak, sedangkan Duco berarti sedang berkembang.
Dari sini pendidikan dapat disebut sebagai upaya pengembangan
kemampuan diri. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI),
pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang ataupun
kelompok dalam upaya mendewasakan manusia melalui sebuah pengajaran
maupun pelatihan.
Driyarkara berpendapat bahwa pendidikan merupakan salah satu bentuk
usaha seseorang yang dari tidak tahu menjadi tahu. Sementera menurut
Ahmad D. Marimba pendidikan adalah suatu proses belajar yang dilakukan
secara sadar oleh seseorang untuk membentuk perkembangan jasmani dan
rohani.
Dari semua pengertian diatas maka dapat disimpulakan bahwa
pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan seseorang atau
sekelompok orang dari tidak tahu menjadi tahu dalam rangka
mengembangkan segala kemampuan diri, jasmani maupun rohani dengan
proses mengajar belajar.
Dalam pengembangan kemampuan diri harus disertai dengan
pengembangan karakter. Karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak
atau budi pekerti yang dibawa sejak lahir, yang membedakan indivisu
dengan individu yang lainya. Karakter ini biasanya terbentuk dari
pengalaman hidup dari peristiwa-peristiwa yang dialami. Karakter juga
mempengaruhi pola pikir dan perilaku manusia, dan karakter ini sulit diubah.
Dalam pendidikan selain pengetahuan, karakter siswa merupakan hal yang
sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya atau tercapai tidaknya
tujuan Pendidikan itu sendiri. Karena karakter mempengaruhi pola piker dan
sikap, maka karakter ini harus dibentuk sejak dini mengingat bahwasanya
karakter seseorang sulit untuk diubah.
Pendidikan karakter merupakan wahana pembentukan dan
pengembangan karakter siswa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KKBI) pendidikan karakter merupakan proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang maupun kelompok dalam usaha mendewasakan
manusia lewat upaya pelatuhan dan pengajaran: proses, cara, dan perbuatan
mendidik.
Menurut T. Ramli, pengertian pendidikan karakter adalah pendidikan
yang mengedepankan esensi dan makna terhadap moral dan akhlak sehingga
hal tersebut akan mampu membentuk pribadi peserta didik yang baik.
Sementara menurut Thomas Lickona, pengertian pendidikan karakter
adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia
dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
John W. Santrock berpendapat bahwa character education (Pendidikan
karakter) adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung
kepada peserta didik untuk menanamkan nilai moral dan memberi kan
pelajaran kepada murid mengenai pengetahuan moral dalam upaya
mencegah perilaku yang yang dilarang.
Dan menurut Elkind, pengertian pendidikan karakter adalah suatu
metode pendidikan yang dilakukan oleh tenaga pendidik untuk
mempengaruhi karakter murid. Dalam hal ini terlihat bahwa guru bukan
hanya mengajarkan materi pelajaran tetapi juga mampu menjadi seorang
teladan.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter adalah sebuah usaha untuk menanamkan, memahami, dan
mengubah nilai moral dan sikap peserta didik dalam upaya mencegah
perilaku-perilaku yang dilarang dengan jalan pembelajaran.
Pendidikan karakter bertujuan untuk membangun bangsa yang tangguh
dan kokoh, dimana masyarakatnya memiliki akhlak mulia, moral yang baik,
toleransi, sikap gotong royong dan sikap saling menghargai. Pendidikan
karakter memiliki fungsi sebagai pengembangan potensi dasar dalam diri
seseorang sehingga menjadi individu yang berpikiran, berhati, dan
berperilaku yang baik. Selain itu pendidikan karakter juga berfungsi untuk
membangun dan memperkuat perilaku masyarakat yang multikultur, serta
membangun dan meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam
hubungan internasional. Pendidikan ini bisa dilakukan di lingkungan
keluarga, sekolah, dan lingkungan, serta memanfaatkan berbagai media
belajar.
Pendidikan karakter haruslah sudah diberikan sedini mungkin dari anak
Usia dini maupun anak usia sekolah agar nantinya ketika anak sudah
menginjak jenjang Pendidikan yang lebih tinggi maka anak akan mampu
mempertahankan dan mengembangkan karakter yang sudah ditanamkan
sejak dini tersebut. Pendidikan ini bisa dilakukan di lingkungan keluarga,
sekolah, dan lingkungan, serta memanfaatkan berbagai media belajar.
Pendidikan Karakter ini sangat penting mengingat pada zaman sekarang
moral dan etika anak-anak di Indonesia sudah mulai menurun atau disebut
dengan istilah dekadasi degradasi moral.
Menurut Lickona (2013) ada 10 indikasi gejala penurunan moral yang
perlu mendapatkan perhatian agar berubah ke arah yang lebih baik; 1)
Kekerasan dan tindakan anarki, 2) Pencurian, 3) Tindakan Curang, 4)
Pengabaian terhadap aturan yang berlaku, 5) Tawuran antar siswa, 6)
Ketidaktoleran, 7) Penggunaan bahasa yang tidak baik, 8) Kematangan
seksual yang terlalu dini dan penyimpangannya, 9) Sikap perusakan diri, 10)
Penyalahgunaan Narkoba.
Penelitian yang dilakukan oleh Reckitt Benckiser Indonesia lewat merek
alat kontrasepsi Durex terhadap 500 remaja di lima kota besar di Indonesia
menemukan, 33 persen remaja pernah melakukan hubungan seks penetrasi.
Dari hasil tersebut, 58 persennya melakukan penetrasi di usia 18 sampai 20
tahun. Selain itu, para peserta survei ini adalah mereka yang belum menikah
(liputan6.com). Sedangkan remaja korban narkoba mencapai 1,1 juta atau
3,9 %. Data tersebut diambil pada tahun 2008, dengan mengambil sampel di
33 provinsi di Indonesia. Data Pusat Pengendalian Gangguan Sosial DKI
Jakarta menyebutkan pelajar SD, SMP, dan SMA yang terlibat tawuran
mencapai 0,08% atau sekitar 1.318 siswa dari total 1.647.835 siswa DKI
Jakarta. Bahkan, 26 siswa diantaranya meninggal dunia.
Tidak hanya itu saja tetapi masih banyak lagi kasus-kasus pelecehan
seksual yang dilakukan oleh anak dibawah umur yang berujung
pembunuhan. Kasus penganiayan terhadap guru maupun terhadap siswa-
siswa lainya. Bahkan kasus penganiayan ini juga sampai merenggut nyawa
korban, seperti penganiayan guru oleh siswanya di Madura. Pelajar yang
menjadi begal membawa senjata tajam yang waktu ini viral videonya di
sosial media.
Jika tidak segera diatasi maka penurunan karakter dan moral anak di
Indonesia akan terus menurun yang akan mengakibatkan rusaknya penerus
bangsa, masa depan bangsa akan suram dan cita-cita negara hanya akan
menjadi angan-angan saja. Oleh karena itulah sangat penting menekankan
pendidikan karakter sejak usia dini, agar anak-anak penerus bangsa tumbuh
dan berkembang menjadi insan-insan yang berkarakter dan bermoral baik.
Penurunan karakter dan moral anak-anak Indonesia dikarenakan sebuah
fator utama yaitu rendahnya pengawasan orang tua terhadap anak. Pergaulan
anak seharusnya dipantau oleh orang tua di rumah dan guru atau pendidik di
sekolah. Yang paling penting adalah pengawasan oleh orang tua sebagai
orang terdekat anak. Orang tua harus bisa membatasi pergaulan anak,dengan
siapa saja ia bergaul apa yang dilakukan, dan orang tua juga mempunyai
tugas menanamkan karakter dan moral dan baik kepada anak. Jadilah
tauladan yang baik bagi anak, begitupun bagi pendidik di sekolah juga,
jadilah pendidik yang bisa dijakan tauladan bagi peserta didik. Di samping
itu orang tua harus mengawasi anak dalam penggunaan gadget, karena
seperti yang sudah kita semua ketahui bahwa sekarang adalah zaman digital
semuanya serba digital dan menggunakan smartphone. Anak-anak pada
jenjang sekolah dasar zaman sekarang sudah sangat pandai memakai gadget,
mereka sudah bisa mengakses sosial media, search engine seperti google dan
lainnya sebagainya. Hal ini tentu saja sangat menghawatirkan, apalagi anak
bermain smartphone tanpa pengawasan orang tua, mereka dapat mengakses
hal-hal yang seharusnya belum layak dan pantas di akses oleh anak-anak.
Untuk hal inilah sebaiknya orang tua membatasi atau melarang anak-anak
sekolah dasar dalam penggunaan gadget, begitupun para pendidik di sekolah
harus mengajarkan atau memberitahu peserta didiknya agar tidak memaikan
smartphone, dan mengarahkan peserta didik untuk melakukan hal-hal positif
seperti belajar, bermain di luar dengan teman sebaya.
Tujuan dari penyusunan artikel ilmiah ini agar artikel ilmiah ini dapat
mengedukasi masyarakat khususnya orang tua dan pendidik tentang
bagaimana pentinggnya pendidikan karakter bagi anak sejak dini, khususnya
pada jenjang sekolah dasar. Diharapkan dengan membaca artikel ilmiah ini
pembaca dapat mengetahui upaya-upaya untuk mengamalkan pendidikan
karakter di lingkugan rumah tangga, sekolah, maupun dalam kehidupan
bermasyarakat. Sehinnga karakter dan masyarakat Indonesia nantinya dapat
meningkat dan kehidupan bermasyarakan, berbangsa, dan bernegara akan
menjadi aman dan tentram. Sehingga nantinya cita-cita negara dapat tewujud
ditangan anak-anak penerus bangsa yang berkarakter, bermoral yang baik,
berbudi pekerti luhur, berpengetahuan yang baik, cinta negara, menghargai
sesama dan juga bertoleransi.
Dengan permasalahan-permaslahan tersebut jadi dirasa perlu bagi
penulis untuk menuyusun artikel ilmiah mengenai “Pentingnya Pendidikan
Karakter Pada Usia Dini.”

Anda mungkin juga menyukai