Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang masih memberikan kita kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
pembuatan program kerja “Gerakan Literasi Sekolah” atau disebut GLS. Literasi
dasar yang terdiri atas baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan
kewargaan merupakan bagian dari kecakapan abad XXI. Bersama dengan
kompetensi dan karakter, ketiga hal tersebut akan bermuara pada pembelajaran
sepanjang hayat.
Sayangnya, peserta didik Indonesia, khususnya dalam keterampilan
memahami bacaan, masih tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pendidikan belum secara maksimal dapat mengembangkan kompetensi dan minat
peserta didik terhadap pengetahuan. Untuk meningkatkan kemampuan membaca
peserta didik, GLS digulirkan sejak Maret 2016.
Program GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah satu kegiatan di
dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran
sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar
pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi
pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap
perkembangan peserta didik.
Selain itu, Kegiatan GLS ditujukan bagi pemantapan Kurikulum bagi semua
mata pelajaran dengan menerapkan strategi literasi dalam pembelajaran dengan
merujuk pada higher order thinking skills (HOTS, keterampilan bernalar tingkat
tinggi), kompetensi abad XXI (kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif), dan penguatan pendidikan karakter. Terobosan penting ini hendaknya
melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Pelibatan orang tua
peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen penting dalam GLS.
Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Dra. Masroh Hidajati, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Waru;
2. Staf Wakil Kepala Sekolah;
3. Bapak/Ibu guru pembina literasi; dan
4. semua pihak yang terlibat.
Atas dukungan dalam penyusunan program kerja ini. Selanjutnya, kami mohon
bimbingan dan evaluasi senantiasa menyertai pelaksaaan agar program kerja
dapat berjalan sesuai prosedur dan tujuan sehingga kegiatan GLS berikut dapat
menjadi usaha peningkatan kualitas proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Waru.
A. LATAR BELAKANG
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengurangi angka
buta huruf. Data United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2014
mencatat bahwa tingkat kemelekhurufan masyarakat Indonesia mencapai 92,8%
untuk kelompok dewasa, dan 98,8% untuk kategori remaja. Capaian ini
sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesia telah melewati tahapan krisis literasi
dalam pengertian kemelekhurufan.
Uji literasi membaca mengukur aspek memahami, menggunakan, dan
merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Dalam PIRLS 2011,
Indonesia menduduki peringkat ke-42 dari 45 negara peserta dengan skor 428
dari skor rata-rata 500 (IEA, 2012). Sementara itu, uji literasi membaca dalam
PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57
dengan skor 402 (skor rata-rata OECD 493).
Sedangkan, PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada
peringkat ke- 64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013).
Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Posisi Indonesia
tetap pada urutan ke-64 pada PISA 2015, dengan peserta terdiri atas 72 negara.
Ini berarti ada kenaikan hanya satu angka, dari 396 pada PISA 2012 menjadi 397
pada PISA 2015. Kenaikan ini tidak cukup signifikan ketika penerapan Kurikulum
2013 yang berbasis teks sudah diberlakukan sejak tahun 2013 dan dua tahun
kemudian PISA (juga berbasis teks) ditempuh pada 2015.
Pada tahun 2016, Puspendik Kemendikbud dalam program Indonesian
National Assessment Program (INAP) atau Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia
(AKSI) menguji keterampilan membaca, matematika, dan sains peserta didik SD
kelas IV. Khusus dalam membaca, hasilnya adalah 46,83% dalam kategori
kurang, 47,11% dalam kategori cukup, dan hanya 6,06% dalam kategori baik.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi peserta didik Indonesia
masih tergolong rendah dan harus ditingkatkan. Permasalahan ini menegaskan
bahwa pemerintah memerlukan strategi khusus agar kemampuan membaca
peserta didik dapat meningkat dengan mengintegrasikan/menindaklanjuti program
sekolah dengan kegiatan dalam keluarga dan masyarakat, yang diwadahi dalam
gerakan literasi.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah digulirkan mulai Maret 2016 oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud dengan
melakukan sosialisasi dan koordinasi ke semua Dinas Pendidikan Provinsi
dan/atau Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten. Mengingat urgensi tingkat literasi
nasional yang memengaruhi kualitas pendidikan, SMP Negeri 1 Waru siap
berperan aktif melaksanakan kegiatan GLS di tingkat satuan pendidikan.
2) Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan
berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar
untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan
sehari-hari dan menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk
(grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut
untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
3) Literasi Sains
Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah
untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta,
memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi
membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk
terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains.
4) Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan
pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat
keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan
finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan
masyarakat.
B. KOMPONEN LITERASI
Menurut Clay (2001) dan Ferguson, komponen literasi informasi terdiri atas
literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi,
dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini dibutuhkan sebagai dasar
pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
1) Literasi Dini (Early Literacy), yakni kemampuan untuk menyimak, memahami
bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.
Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi
fondasi perkembangan literasi dasar.
2) Literasi Dasar (Basic Literacy), yakni kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3) Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yakni kemampuan memberikan
pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan
koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai
klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan
perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga
memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang
menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi
masalah.
4) Literasi Media (Media Literacy), yakni kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media
radio, media televisi), media digital (media internet) dan memahami tujuan
penggunaannya.
5) Literasi Teknologi (Technology Literacy), yakni kemampuan untuk memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware),
peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
Selanjutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya
mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan
mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan
dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini,
diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang
dibutuhkan masyarakat.
6) Literasi Visual (Visual Literacy), yakni pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan
kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio visual
secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak
terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan
ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik.
Minggu Pertemuan
Bulan Uraian Kegiatan
Ke- Ke-
Setiap mengawali kegiatan LLC, peserta didik bergiliran maju melakukan
story telling dengan tema bebas.
Pengenalan Literasi
Juli 4 1 Kegiatan: Membuat Mind Mapping “Apa
itu Literasi dan macam-macamnya?”
Pemetaan Kemampuan Literasi
Peserta Didik
1 2 Kegiatan: mengerjakan asesmen
diagnostik kognitif tentang literasi-
numerasi
Literasi Baca-Tulis
Kegiatan: membawa buku nonpelajaran
2 3 (fiksi/nonfiksi) untuk membuat peta
konsep identifikasi isi buku.
Agustus
3
Literasi Baca-Tulis
4 4 Kegiatan: meresume buku yang telah
dibaca
Literasi Baca-Tulis
Kegiatan: membuat teks tanggapan
5 5 terhadap buku (menilai kelebihan dan
kekurangan serta memberikan
penilaiannya terhadap buku)
Pojok Baca Kelas
1 6 Kegiatan: membuat pohon literasi kelas
(dari buku yang sudah dibaca)
Pojok Baca Kelas
2 7 Kegiatan: menyiapkan lokasi pojok baca
September di kelas
Pojok Baca Kelas
3 8
Kegiatan: melengkapai bahan bacaan
Literasi Numerasi
4 9 Kegiatan: Latihan membaca tabel dan
grafik
Oktober 1 10 Literasi Numerasi
Kegiatan: mengubah data menjadi tabel
dan grafik
Penentuan Duta Literasi
2 11 Kegiatan: Pemilihan calon duta literasi
tiap kelas
Penentuan Duta Literasi
3 12 Kegiatan: penyusunan visi dan misi
calon duta literasi kelas
Penentuan Duta Literasi
Kegiatan: penyampaian visi dan misi
4 13
calon duta literasi dalam satu angkatan
(orasi sederhana)
Penentuan Duta Literasi
1 14 Kegiatan: Pemilihan Duta Literasi
Sekolah
Penentuan Duta Literasi
2 15 Kegiatan: Pengumuman Duta Literasi
Per Angkatan
November Literasi Digital
Kegiatan: Membuat Mind Mapping “Apa
3 16
itu Literasi Digital dan contoh
penerapannya?”
Asesmen
4 17 Pengukuran Perkembangan
Kemampuan Literasi Peserta Didik
Desember
Literasi Digital
1 18 Kegiatan: membuat rangkuman konten
video
Literasi Digital
Kegiatan: pemberian materi
2 19
pengambilan gambar untuk pembuatan
video
Januari Literasi Digital
3 20 Kegiatan: pembuatan rancangan konten
video
Literasi Digital
4 21
Kegiatan: membuat video
Literasi Digital
5 22 Kegiatan: evaluasi pembuatan dan
publikasi video
Asesmen
1 23 Pengukuran Perkembangan
Kemampuan Literasi Peserta Didik
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
Februari
2 24 Kegiatan: refleksi kegiatan dan
keterampilan literasi yang telah dikuasai
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
3 25
Kegiatan: mengamati
fenomena/permasalahan terkait literasi
di lingkungan sekolah
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
Kegiatan: menentukan solusi atas
4 26
masalah yang akan dijadikan
penugasan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
1 27 Kegiatan: menyusun jadwal tahap
pengerjaan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
2 28
Maret Kegiatan: mengerjakan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
3 29
Kegiatan: mengerjakan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
4 30
Kegiatan: mengerjakan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
1 31 Kegiatan: mengerjakan dan
menyelesaikan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
2 32
April Kegiatan: konsultasi karya ke fasilitator
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
3 33
Kegiatan: revisi karya
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
4 34
Kegiatan: pemantapan karya
Asesmen
1 35 Pengukuran Perkembangan
Kemampuan Literasi Peserta Didik
Pengolahan Perkembangan Literasi
2 36 Hasil: grafik perkembangan
Mei kemampuan literasi peserta didik
Pengolahan Perkembangan Literasi
3 37 Hasil: grafik perkembangan
kemampuan literasi peserta didik
4
5
Juni