Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KERJA

GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS)


SMP NEGERI 1 WARU
TAHUN AJARAN 2023/2024

Jalan Raya Kepuh Kiriman – Waru


Kode Pos 61256 Telp / Fax. (031) 8665047
Email: smpnwaru1@gmail.com Website : smpn1warusda.co.id
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang masih memberikan kita kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
pembuatan program kerja “Gerakan Literasi Sekolah” atau disebut GLS. Literasi
dasar yang terdiri atas baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan
kewargaan merupakan bagian dari kecakapan abad XXI. Bersama dengan
kompetensi dan karakter, ketiga hal tersebut akan bermuara pada pembelajaran
sepanjang hayat.
Sayangnya, peserta didik Indonesia, khususnya dalam keterampilan
memahami bacaan, masih tergolong rendah. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pendidikan belum secara maksimal dapat mengembangkan kompetensi dan minat
peserta didik terhadap pengetahuan. Untuk meningkatkan kemampuan membaca
peserta didik, GLS digulirkan sejak Maret 2016.
Program GLS memperkuat gerakan penumbuhan budi pekerti
sebagaimana dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Salah satu kegiatan di
dalam gerakan tersebut adalah “kegiatan 15 menit membaca buku nonpelajaran
sebelum waktu belajar dimulai”. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan
minat baca peserta didik serta meningkatkan keterampilan membaca agar
pengetahuan dapat dikuasai secara lebih baik. Materi baca berisi nilai-nilai budi
pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang disampaikan sesuai tahap
perkembangan peserta didik.
Selain itu, Kegiatan GLS ditujukan bagi pemantapan Kurikulum bagi semua
mata pelajaran dengan menerapkan strategi literasi dalam pembelajaran dengan
merujuk pada higher order thinking skills (HOTS, keterampilan bernalar tingkat
tinggi), kompetensi abad XXI (kemampuan berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif), dan penguatan pendidikan karakter. Terobosan penting ini hendaknya
melibatkan semua pemangku kepentingan di bidang pendidikan, mulai dari tingkat
pusat, provinsi, kabupaten/kota, hingga satuan pendidikan. Pelibatan orang tua
peserta didik dan masyarakat juga menjadi komponen penting dalam GLS.
Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih kepada
1. Ibu Dra. Masroh Hidajati, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 1 Waru;
2. Staf Wakil Kepala Sekolah;
3. Bapak/Ibu guru pembina literasi; dan
4. semua pihak yang terlibat.
Atas dukungan dalam penyusunan program kerja ini. Selanjutnya, kami mohon
bimbingan dan evaluasi senantiasa menyertai pelaksaaan agar program kerja
dapat berjalan sesuai prosedur dan tujuan sehingga kegiatan GLS berikut dapat
menjadi usaha peningkatan kualitas proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Waru.

Sidoarjo, 21 Juli 2023

Tiim Gerakan Literasi Sekolah


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengurangi angka
buta huruf. Data United Nations Development Programme (UNDP) tahun 2014
mencatat bahwa tingkat kemelekhurufan masyarakat Indonesia mencapai 92,8%
untuk kelompok dewasa, dan 98,8% untuk kategori remaja. Capaian ini
sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesia telah melewati tahapan krisis literasi
dalam pengertian kemelekhurufan.
Uji literasi membaca mengukur aspek memahami, menggunakan, dan
merefleksikan hasil membaca dalam bentuk tulisan. Dalam PIRLS 2011,
Indonesia menduduki peringkat ke-42 dari 45 negara peserta dengan skor 428
dari skor rata-rata 500 (IEA, 2012). Sementara itu, uji literasi membaca dalam
PISA 2009 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada peringkat ke-57
dengan skor 402 (skor rata-rata OECD 493).
Sedangkan, PISA 2012 menunjukkan peserta didik Indonesia berada pada
peringkat ke- 64 dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, 2013).
Sebanyak 65 negara berpartisipasi dalam PISA 2009 dan 2012. Posisi Indonesia
tetap pada urutan ke-64 pada PISA 2015, dengan peserta terdiri atas 72 negara.
Ini berarti ada kenaikan hanya satu angka, dari 396 pada PISA 2012 menjadi 397
pada PISA 2015. Kenaikan ini tidak cukup signifikan ketika penerapan Kurikulum
2013 yang berbasis teks sudah diberlakukan sejak tahun 2013 dan dua tahun
kemudian PISA (juga berbasis teks) ditempuh pada 2015.
Pada tahun 2016, Puspendik Kemendikbud dalam program Indonesian
National Assessment Program (INAP) atau Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia
(AKSI) menguji keterampilan membaca, matematika, dan sains peserta didik SD
kelas IV. Khusus dalam membaca, hasilnya adalah 46,83% dalam kategori
kurang, 47,11% dalam kategori cukup, dan hanya 6,06% dalam kategori baik.
Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan literasi peserta didik Indonesia
masih tergolong rendah dan harus ditingkatkan. Permasalahan ini menegaskan
bahwa pemerintah memerlukan strategi khusus agar kemampuan membaca
peserta didik dapat meningkat dengan mengintegrasikan/menindaklanjuti program
sekolah dengan kegiatan dalam keluarga dan masyarakat, yang diwadahi dalam
gerakan literasi.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah digulirkan mulai Maret 2016 oleh
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud dengan
melakukan sosialisasi dan koordinasi ke semua Dinas Pendidikan Provinsi
dan/atau Dinas Pendidikan Kota/Kabupaten. Mengingat urgensi tingkat literasi
nasional yang memengaruhi kualitas pendidikan, SMP Negeri 1 Waru siap
berperan aktif melaksanakan kegiatan GLS di tingkat satuan pendidikan.

B. LANDASAN DAN DASAR HUKUM


Landasan dan dasar Hukum dalam penyusunan dan pelaksanaan program
kerja GLS SMP Negeri 1 Waru adalah sebagai berikut.
1) Sumpah Pemuda butir ketiga (3) menyatakan, “menjunjung bahasa
persatuan bahasa Indonesia”;
2) Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 31, Ayat 3: “Pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”;
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
4) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan;
5) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2009 tentang Bendera,
Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan;
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
7) Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU
Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan;
8) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007 tentang Pedoman
bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan Pengembangan Bahasa Negara
dan Bahasa Daerah;
9) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA);
10) Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
11) Permendikbud Nomor 12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019;
12) Permendikbud Nomor 23 Tahun 2013 tentang Perubahan Permendikbud No.
15 Tahun 2010 tentang SPM Dikdas di Kabupaten/Kota;
13) Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang Gerakan Pembudayaan
Karakter di Sekolah;
14) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017 tentang Sistem
Perbukuan;
15) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan
Kebudayaan; dan
16) Permendikbud Nomor 26 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 8 Tahun 2017 tentang Petunjuk
Teknis Bantuan Operasional Sekolah.

C. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan umum gerakan literasi sekolah yaitu untuk menumbuhkembangkan budi
pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang
diwujudkan dalam GLS agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Selain
itu ada pula tujuan khusus gerakan literasi sekolah diantaranya, yaitu:
1) menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran berbudaya literasi.
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat dalam hal
baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah
anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku
bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
.
D. SASARAN
Gerakan Literasi Sekolah mengajak semua pihak untuk terlibat
dalam usaha penyadaran budaya literasi, yakni:
1) Siswa sebagai sasaran utama gerakan;
2) Guru sebagai tenaga pendidik dan pembina bagi siswa;
3) Sekolah sebagai lembaga yang menjadi tempat pelaksanaan gerakan;
4) Pemerintah Daerah (Dinas Pendidikan) sebagai pembuat kebijakan;
5) Wali peserta didik dan komite sebagai pendukung pelaksanaan kegiatan;
6) Pengelola Perpustakaan sebagai pusat kegiatan baca-tulis; dan
7) Majalah Dinding sebagai saluran informasi masyarakat sekolah;
BAB II
PEMBAHASAN
A. LITERASI DASAR
Gerakan Literasi Nasional yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan menyebutkan terdapat 6 (enam) jenis literasi dasar yang wajib
dikuasai pelajar.
1) Literasi Baca-Tulis
Membaca dan menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam
sejarah peradaban manusia. Keduanya tergolong literasi fungsional dan berguna
besar dalam kehidupan sehari-hari. Literasi baca-tulis juga bermakna praktik dan
hubungan sosial yang terkait dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya
(UNESCO, 2003). Deklarasi UNESCO tersebut juga menyebutkan bahwa literasi
baca-tulis terkait pula dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan,
menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisir,
menggunakan dan mengomunikasikan informasi untuk mengatasi bermacam-
macam persoalan.

2) Literasi Numerasi
Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan
berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar
untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan
sehari-hari dan menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk
(grafik, tabel, bagan, dsb.) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut
untuk memprediksi dan mengambil keputusan.

3) Literasi Sains
Literasi sains dapat diartikan sebagai pengetahuan dan kecakapan ilmiah
untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru,
menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta,
memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi
membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk
terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains.

4) Literasi Finansial
Literasi finansial adalah pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan
pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat
keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan
finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan
masyarakat.

5) Literasi Kebudayaan dan Kewargaan


Literasi budaya merupakan kemampuan dalam memahami dan bersikap
terhadap kebudayaan Indonesia sebagai identitas bangsa. Sementara itu, literasi
kewargaan adalah kemampuan dalam memahami hak dan kewajiban sebagai
warga negara. Dengan demikian, literasi budaya dan kewargaan merupakan
kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan
sosialnya sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.
6) Literasi Digital
Menurut Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul memahami dan
menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat
luas yang diakses melalui piranti komputer. Sedangkan David Bawden
menawarkan pemahaman baru mengenai literasi digital yang berakar pada literasi
komputer dan literasi informasi. Literasi digital lebih banyak dikaitkan dengan
keterampilan teknis mengakses, merangkai, memahami, dan menyebarluaskan
informasi.

B. KOMPONEN LITERASI
Menurut Clay (2001) dan Ferguson, komponen literasi informasi terdiri atas
literasi dini, literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi media, literasi teknologi,
dan literasi visual. Dalam konteks Indonesia, literasi dini dibutuhkan sebagai dasar
pemerolehan berliterasi tahap selanjutnya. Komponen literasi tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
1) Literasi Dini (Early Literacy), yakni kemampuan untuk menyimak, memahami
bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.
Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi
fondasi perkembangan literasi dasar.
2) Literasi Dasar (Basic Literacy), yakni kemampuan untuk mendengarkan,
berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan
kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan
informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi
(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.
3) Literasi Perpustakaan (Library Literacy), yakni kemampuan memberikan
pemahaman cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan
koleksi referensi dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai
klasifikasi pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan
perpustakaan, memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga
memiliki pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang
menyelesaikan sebuah tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi
masalah.
4) Literasi Media (Media Literacy), yakni kemampuan untuk mengetahui berbagai
bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media
radio, media televisi), media digital (media internet) dan memahami tujuan
penggunaannya.
5) Literasi Teknologi (Technology Literacy), yakni kemampuan untuk memahami
kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware),
peranti lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.
Selanjutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,
mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga
pemahaman menggunakan komputer (Computer Literacy) yang di dalamnya
mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan
mengelola data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan
dengan membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini,
diperlukan pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang
dibutuhkan masyarakat.
6) Literasi Visual (Visual Literacy), yakni pemahaman tingkat lanjut antara literasi
media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan
kebutuhan belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audio visual
secara kritis dan bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak
terbendung, baik dalam bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan
ketiganya disebut teks multimodal), perlu dikelola dengan baik.

C. PRINSIP LITERASI SEKOLAH SMP NEGERI 1 WARU


Menurut Beers (2009), adapun prinsip-prinsip yang perlu ditekankan dalam
praktik gerakan literasi sekolah yang akan kami terapkan dalam pelaksanaan
program GLS SMP Negeri 1 Waru sebagai berikut.
1) Perkembangan literasi berjalan sesuai tahap yang dapat diprediksi
Tahap perkembangan anak dalam belajar membaca dan menulis saling
beriringan. Memahami tahap perkembangan literasi peserta didik membantu
sekolah untuk memilih strategi pembiasaan dan pembelajaran literasi yang tepat
sesuai kebutuhan perkembangan mereka. Oleh sebab itu, kegiatan GLS berikut
juga termasuk kegiatan pengukuran perkembangan secara berkala.

2) Program literasi yang baik bersifat berimbang


Sekolah yang menerapkan program literasi berimbang menyadari bahwa
setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang berbeda. Untuk itu, strategi
membaca dan jenis teks yang dibaca perlu divariasi dan disesuaikan dengan
jenjang pendidikan. Program literasi yang bermakna bisa dilakukan dengan
memanfaatkan bahan bacaan kaya ragam teks. Jadi, instrumen pengukuran
perkembangan literasi peserta didik akan disesuaikan dengan hierarki
pengetahuan.

3) Program literasi terintegrasi dengan kurikulum


Pembiasaan dan pembelajaran literasi di sekolah merupakan tanggung jawab
semua guru di semua mata pelajaran karena pembelajaran mata pelajaran
apapun memerlukan bahasa, terutama membaca dan menulis. Oleh sebab itu,
pembiasaan literasi akan dilakukan sebelum memulai pembelajaran untuk semua
mata pelajaran. Tidak hanya terintegrasi dengan kurikulum, kegiatan GLS juga
terintegrasi dalam kegiatan kesiswaan.

4) Kegiatan membaca dan menulis dilakukan kapanpun


Peserta didik dapat melakukan kegiatan literasi dimana saja, seperti di
sekolah maupun di rumah. Mereka juga bisa membaca dan menulis kapanpun
mereka mau ataupun saat mereka memiliki waktu luang. Peserta didik diharapkan
dapat menjadikan kegiatan membaca dan menulis sebagai kebiasaan baik
dimanapun dan kapanpun mereka berada. Oleh sebab itu, tidak hanya saat
pembelajaran, peserta didik senantiasa melakukan kegiatan literasi, contohnya
saat menulis di buku penghubung dan menulis daftar presensi kunjungan
perpustakaan.

5) Kegiatan literasi mengembangkan budaya lisan


Kelas berbasis literasi yang kuat diharapkan memunculkan berbagai kegiatan
lisan berupa diskusi mengenai buku selama pembelajaran di kelas. Kegiatan
diskusi ini juga perlu membuka kemungkinan untuk perbedaan pendapat agar
kemampuan berpikir kritis bisa diasah. Peserta didik perlu belajar untuk
menyampaikan perasaan dan pendapatnya, saling mendengarkan, dan
menghormati perbedaan pandangan. Dalam penerapannya, selama
pembelajaran, peserta didik belajar aktif menyampaikan pendapat dan memberi
tanggapan.

6) Kegiatan literasi perlu mengembangkan kesadaran terhadap keberagaman


Warga sekolah perlu menghargai perbedaan melalui kegiatan literasi di
sekolah. Bahan bacaan untuk peserta didik perlu merefleksikan kekayaan budaya
Indonesia agar mereka bisa terpajan pada pengalaman multikultural. Oleh sebab
itu, upaya pemenuhab kebutuhan bahan bacaan di beberapa titik pojok baca akan
dimaksimalkan dengan buku beragam topik.
BAB III
PROGRAM KERJA

A. Tahap Pelaksanaan GLS SMP Negeri 1 Waru


Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah memiliki tiga tahapan yaitu,
pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.
1) Pembiasaan
Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud
No. 23 Tahun 2015). Tujuan kegiatan literasi di tahap pembiasaan, diantaranya
yaitu:
 Meningkatkan rasa cinta baca di luar jam pelajaran
 Meningkatkan kemampuan memahami bacaan
 Meningkatkan rasa percaya diri sebagai pembaca yang baik
 Menumbuh kembangkan penggunaan berbagai sumber bacaan
2) Pengembangan
Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku
pengayaan. Tujuan kegiatan Literasi di Tahap Pengembangan, diantaranya yaitu:
 Mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku pengayaan
secara lisan dan tulisan
 Membangun interaksi antar peserta didik dan antara peserta didik dengan
guru tentang buku yang dibaca
 Mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis, kreatif,
dan inovatif
 Mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku
yang dibaca dengan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya
3) Pembelajaran
Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran dengan
menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.
Tujuan kegiatan literasi di tahap pembelajaran, diantaranya yaitu:
 Mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar sepanjang
hayat
 Mengembangkan kemampuan berpikir kritis
 Mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif (verbal,
tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku bacaan dan
buku pelajaran.

B. Bentuk Pelaksanaan GLS SMP Negeri 1 Waru


Berdasarkan tahap pelaksanaan, bentuk kegiatan GLS dibagi ke dalam
beberapa periode kegiatan. Pelaksanaan GLS sekolah merupakan program intervensi
pembudayaan literasi yang tepat, mudah dilaksanakan, dilakukan secara sistemik,
komprehensif, merata untuk semua komponen sekolah, berkelanjutan, dan dievaluasi
secara terukur.

1) Gerakan Literasi Sekolah Harian


NOMOR KEGIATAN KETERANGAN
Program membaca Al Quran dan Al
Pembacaan Al Quran Kitab ini dilakukan untuk menumbuhkan
1
dan Al Kitab sikap gemar membaca kitab suci untuk
menambah ketaqwaan dan keimanan.
Program ini juga bertujuan untuk melatih
siswa untuk memperdalam isi dari kitab
suci yang dianut agar diamalkan di
kehidupan sehari-hari. Selain itu,
program ini bertujuan untuk membuat
siswa terbiasa melakukan kegiatan
membaca Al Quran dan Al Kitab baik di
sekolah maupun di rumah.
Program ini merupakan program yang
krusial untuk menjamin terciptanya
kebiasaan dan budaya membaca pada
Literasi membaca rutin
warga sekolah. Kegiatan tersebut akan
2 15 menit sebelum
dibiasakan selama 15 menit setiap
pembelajaran
sebelum memulai pembelajaran dengan
membaca buku kegemaran
nonpelajaran baik fiksi maupun nonfiksi.
Kegiatan literasi yang menyatu pada
pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru untuk meningkatkan kemampuan
memahami dengan merujuk pada higher
Terintegrasi dalam order thinking skills (HOTS,
3
pembelajaran keterampilan bernalar tingkat tinggi),
kompetensi abad 21 (kemampuan
berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan
kolaboratif), dan penguatan pendidikan
karakter.
Kemampuan menuangkan gagasan
berdasarkan kemampuan berpikir
Kegiatan refleksi akhir
4 analitis, kritis, dan reflektif tentang
pembelajaran
pembelajaran yang telah diselesaikan
dalam bentuk multimoda.
Program ini ditujukan untuk membantu
perpustakaan sekolah dalam
menambah koleksi buku bacaan
Pengembangan
5 bermutu maupun inovasi lain untuk
Perpustakaan Sekolah
mendekatkan siswa kepada
perpustakaan, contohnya penambahan
slogan persuasif di lingkungan sekolah.
(Kondisional) GLBK
Pembiasaan pemanfaatan buku
(Gerakan Literasi
penghubung sebagai sarana komunikasi
Berbasis Keluarga)
antara guru dengan wali peserta didik
6 dengan pengisian Buku
sebagai bentuk gerakan literasi berbasis
Penghubung antarwali
keluarga yang dapat terukur oleh
peserta didik dengan
sekolah.
guru
2) Gerakan Literasi Sekolah Mingguan
GLS adalah program yang tingkat keberhasilannya berdasarkan tingkat
pembiasaaan. Untuk mencapai tujuan pelaksanaan, isusunlah sebuah program
rutin dengan alokasi waktu tertentu, jadwal yang terstruktur, langkah kegiatan
yang komprehensif, dan hasil yang terukur. Oleh sebab itu, SMP Negeri 1 Waru
meyiapkan waktu khusus untuk kegiatan literasi yang dilaksanakan setiap Hari
Sabtu di jam pertama bersamaan dengan kegiatan Leadership Literasi dan Cinta
Lingkungan yang dinamakan dengan program LLC. Jadwal pelaksanaan program
literasi dalam kegiatan LLC sebagai berikut.

Minggu Pertemuan
Bulan Uraian Kegiatan
Ke- Ke-
Setiap mengawali kegiatan LLC, peserta didik bergiliran maju melakukan
story telling dengan tema bebas.
Pengenalan Literasi
Juli 4 1 Kegiatan: Membuat Mind Mapping “Apa
itu Literasi dan macam-macamnya?”
Pemetaan Kemampuan Literasi
Peserta Didik
1 2 Kegiatan: mengerjakan asesmen
diagnostik kognitif tentang literasi-
numerasi
Literasi Baca-Tulis
Kegiatan: membawa buku nonpelajaran
2 3 (fiksi/nonfiksi) untuk membuat peta
konsep identifikasi isi buku.
Agustus
3
Literasi Baca-Tulis
4 4 Kegiatan: meresume buku yang telah
dibaca
Literasi Baca-Tulis
Kegiatan: membuat teks tanggapan
5 5 terhadap buku (menilai kelebihan dan
kekurangan serta memberikan
penilaiannya terhadap buku)
Pojok Baca Kelas
1 6 Kegiatan: membuat pohon literasi kelas
(dari buku yang sudah dibaca)
Pojok Baca Kelas
2 7 Kegiatan: menyiapkan lokasi pojok baca
September di kelas
Pojok Baca Kelas
3 8
Kegiatan: melengkapai bahan bacaan
Literasi Numerasi
4 9 Kegiatan: Latihan membaca tabel dan
grafik
Oktober 1 10 Literasi Numerasi
Kegiatan: mengubah data menjadi tabel
dan grafik
Penentuan Duta Literasi
2 11 Kegiatan: Pemilihan calon duta literasi
tiap kelas
Penentuan Duta Literasi
3 12 Kegiatan: penyusunan visi dan misi
calon duta literasi kelas
Penentuan Duta Literasi
Kegiatan: penyampaian visi dan misi
4 13
calon duta literasi dalam satu angkatan
(orasi sederhana)
Penentuan Duta Literasi
1 14 Kegiatan: Pemilihan Duta Literasi
Sekolah
Penentuan Duta Literasi
2 15 Kegiatan: Pengumuman Duta Literasi
Per Angkatan
November Literasi Digital
Kegiatan: Membuat Mind Mapping “Apa
3 16
itu Literasi Digital dan contoh
penerapannya?”
Asesmen
4 17 Pengukuran Perkembangan
Kemampuan Literasi Peserta Didik
Desember
Literasi Digital
1 18 Kegiatan: membuat rangkuman konten
video
Literasi Digital
Kegiatan: pemberian materi
2 19
pengambilan gambar untuk pembuatan
video
Januari Literasi Digital
3 20 Kegiatan: pembuatan rancangan konten
video
Literasi Digital
4 21
Kegiatan: membuat video
Literasi Digital
5 22 Kegiatan: evaluasi pembuatan dan
publikasi video
Asesmen
1 23 Pengukuran Perkembangan
Kemampuan Literasi Peserta Didik
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
Februari
2 24 Kegiatan: refleksi kegiatan dan
keterampilan literasi yang telah dikuasai
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
3 25
Kegiatan: mengamati
fenomena/permasalahan terkait literasi
di lingkungan sekolah
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
Kegiatan: menentukan solusi atas
4 26
masalah yang akan dijadikan
penugasan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
1 27 Kegiatan: menyusun jadwal tahap
pengerjaan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
2 28
Maret Kegiatan: mengerjakan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
3 29
Kegiatan: mengerjakan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
4 30
Kegiatan: mengerjakan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
1 31 Kegiatan: mengerjakan dan
menyelesaikan proyek
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
2 32
April Kegiatan: konsultasi karya ke fasilitator
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
3 33
Kegiatan: revisi karya
Proyek Gerakan Literasi Sekolah
4 34
Kegiatan: pemantapan karya
Asesmen
1 35 Pengukuran Perkembangan
Kemampuan Literasi Peserta Didik
Pengolahan Perkembangan Literasi
2 36 Hasil: grafik perkembangan
Mei kemampuan literasi peserta didik
Pengolahan Perkembangan Literasi
3 37 Hasil: grafik perkembangan
kemampuan literasi peserta didik
4
5
Juni

3) Gerakan Literasi Sekolah Bulanan/Semester


Pelaksanaan GLS dengan periode berikut dilaksanakan di beberapa bulan
tertentu diintegrasikan dengan program kesiswaan. Bentuk pelaksanaannya
adalah kegiatan lomba literasi yang diadakan dalam setiap peringatan hari besar
nasional dan hari besar keagamaan sebagai berikut.
NOMOR KEGIATAN KETERANGAN
1 HUT RI Lomba mading, kidungan
2 Hardiknas Lomba Pentigraf
3 Harkitnas Lomba Esai, Poster
4 Hari Pahlawan Lomba Cipta Puisi
5 Hari Kesaktian Pancasila Lomba Orasi
6 Hari Sumpah Pemuda Lomba Pojok Baca Kelas
7 Maulid Nabi Lomba Pidato
8 Muharam Lomba Mini Drama
9 Isra Miraj Lomba Story Telling
10 Class Meeting Lomba Literasi Digital/Debat Ilmiah

4) Gerakan Literasi Sekolah Tahunan


Rencana kegiatan GLS yang diadakan tahunan adalah acara yang dilakukan
satu tahun sekali dan kumpulan hasil yang dituai dari rangkaian program harian,
mingguan, dan bulanan. Beberapa program tersebut sebagai berikut.
NOMOR KEGIATAN KETERANGAN
1 Pemilihan Duta Literasi Oktober—November

2 Lomba Festival Literasi Sidoarjo Juli—Agustus

3 Pemberian Penghargaan Mei

4 Penyusunan Antologi Puisi Februari

5 Penyusunan Antologi Cerpen Februari

6 Penyusunan Antologi Esai Februari

C. Susunan Tim Pembina GLS SMP Negeri 1 Waru


Pembina dalam pelaksanaan GLS SMP Negeri 1 Waru terdiri atas guru
pengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jawa, dan
Matematika. Para pembina akan membimbing setiap tahap pelaksanaan sampai
dengan evaluasi tiap kelas di tiap jenjang dengan rincian sebagai berikut.

NO NAMA TUGAS KETERANGAN

1. Dra. Masroh Hidajati, M.Pd. Penanggung Jawab Kepala Sekolah

2. Lilik Isnawangsih, S.Ag. M.Pd. Monitoring Waka Kurikulum


Guru Bahasa
3. Indria Wulandari, S.Pd. Kepala Program
Indonesia
Guru Bahasa
4. Firdha Rahmawati, S.Pd. Koordinator Program
Jawa
Guru Bahasa
5. Dra. Ninik Ambarwati Anggota
Inggris
Guru Bahasa
6. Lailatus Soimah, S.Pd. Anggota
Inggris
7. Murni Oktavianti, S.Pd. Anggota Guru PJOK

8. Siti Rokayah, S.Pd. Anggota Guru Matematika


Guru Bahasa
9. Tirta Sari Megahari, S.Pd. Bendahara
Indonesia
Guru Bahasa
10. Nela Adela, S.Pd. Anggota
Indonesia
Guru Bahasa
11. Himmatul Uliyah, S.Pd. Anggota
Indonesia
Guru Bahasa
12. Siti Masruroh, S.Pd. Anggota
Indonesia
Cinthiya Akbar Wahyunica, Guru Bahasa
13. Anggota
S.Pd. Indonesia
Guru Bahasa
12. Siti Ulfi Kurotin Fadilah, S.Pd. Anggota
Jawa

D. Target Hasil Pelaksanaan GLS SMP Negeri 1 Waru


Target hasil pelaksanaan GLS antara lain:
1) Peningkatan Kemampuan Literasi
Peningkatan kemampuan literasi akan diketahui dari proses pengukuran
menggunakan asesmen secara berkala.
2) Rangkaian Kegiatan Literasi
Sebagai bentuk integrasi dengan kurikulum dan kesiswaan, hasil kegiatan
literasi, seperti lomba akan didokumentasikan sebagai bukti proses peningkatan
keterampilan literasi sekolah.
3) Pojok Baca
Salah satu target hasil pelaksanaan GLS adalah pemenuhan pojok baca dan
bahan bacaan multimoda yang topiknya mengusung tema multikultural yang
sesuai tingkat keterbacaan siswa SMP di setiap kelas dan beberapa titik sekolah
(4 pendopo mading dan 2 pendopo halaman sekolah).
4) Duta Literasi
Sesuai dengan sasaran uatama kegiatan, pemilihan Duta Literasi dari siswa
bertujuan untuk meyukseskan program kerja. Duta LIterasi adalah siswa-siswa
yang terbentuk dari suatu pemilihan seleksi yang bertujuan untuk
mengembangkan hal-hal yg berterkaitan dengan literasi. Selanjutnya, duta literasi
akan selalu berusaha untuk mengembangkan literasi di sekolah, yaitu menumbuh
kembangkan minat baca dan tulis para siswa. Siswa yang berprestasi dalam
kegiatan literasi sekolah akan mendapat penghargaan.
5) Hasil Karya
Dari berbagai bentuk pelaksanaan kegiatan, target pencapaian lainnya
adalah penerbitan antologi karya siswa. Penerbitan antologi akan melalui
beberapa proses pengolahan, pengumpulan, pemilihan, pembetulan, dan
pemublikasian.
Seluruh hasil pelaksanaam kegiatan GLS akan ditargetkan untuk
dipublikasikan di mading sekolah, perpustakaan, pojok baca sekolah, radio
sekolah, dibacakan setelah upacara bendera hari Senin, dilombakan, dan
dikomersialkan.

Anda mungkin juga menyukai