Anda di halaman 1dari 6

ARTIKEL KARYA ILMIAH

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN BERBAHASA


INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

DOSEN PENGAMPU :
Silvia Sandi Wisuda Lubis, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:

Rina Diati 210703004


Zuriyati 210703006
Putri Lily Nurainum Diani 210703007
Rauzatul Jinan 210703008
Fitri Mutia Auliani 210703028

PRODI BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY BANDA ACEH
SEMESTER GENAP
2022
1. Pendahualuan
Pendidikan adalah hal yang sangat peting dalam kehidupan manusia, karena
pendidikan dapat menjadikan manusia yang bermartabat. Pendidikan juga menentukan
nasib dan masa depan suatu bangsa. Karakter adalah suatu hal yang sedang hangat dan
banyak dibicarakan dalam dunia pendidikan. Hal ini berlatar belakang dengan adanya
fakta yang menunjukkan bahwa karakter pendidikan pada zaman globalisasi seperti saat
ini merosot tajam, pendidikan dianggap sebagai suatu media yang paling jitu dalam
mengembangakan potensi diri baik berketerampilan, berwawasan, dan berbahasa. Oleh
karena itu pendidikan secara terus menerus dibangun dan dikembangkan agar dari proses
pelaksanaannya menghasikan generasi yang diharapkan seperti menunjukkan berbahasa
indonesia yang baik dan benar.
Sebagaimana kita ketahui bersama, sistem pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban dalam rangka
mencerdaskan bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:389) karakter
merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dari yang lain. Dengan demikian, karakter dapat dipahami sebagai sikap, tingkah laku dan
perbuataan baik atau buruk yang berhubungan dengan norma sosial. Oleh karena itu erat
kaitannya dengan karakter dan pendidikan.
Pendidikan karakter dapat di pengaruhi oleh banyak hal. Diantaranya keluarga,
lingkungan, teman dan bahasa. Salah satu yang paling berpengaruh adalah bahasa, dalam
berkomunikasi bahasa merupakan suatu keharusan dan modal yang mampu menujukkan
identitas diri, baik dari situasi formal maupun non formal. Bahasa pada dasarnya
pernyataan pikiran seseorang dengan pentaraan nama benda atau sesuatu dan ucapan yang
merupakan cermin dari ide seseorang dalam arus udara lewat mulut. Dapat disimpulkan
bahwa bahasa alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa memberikan kemungkinan yang jauh lebih luas
daripada yang dapat diperoleh dengan mempergunakan media. Bahkan bahasa yang
dianggap sebagai budaya berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter seseorang.
Seperti yang ditekankan pada pernyataan diatas, bahasa juga memiliki peranan dalam
pengelolaan dan menciptakan generasi penerus yang memiliki nilai lebih. Dengan alasan
inilah, perlunya menganalisa lebih jauh bagaimana pendidikan karakter dalam
pembelajaran karakter.

2. Pembahasan
Pendidikan karakter didefinisikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mendidik dan memberdayakan peserta didik untuk memiliki karakter yang baik.
Karakter ini mampu menjadikan setiap peserta didik untuk bisa menjalani
kehidupannya dengan baik dan bermanfaat bagi sesamanya. Pendidikan karakter ini
berkaitan erat dengan faktor psikologis setiap peserta didik. Dimana pendidikan
karakter ini pada akhirnya juga sebagai upaya meningkatkan kecerdasan emosional
dan spiritual peserta didik.
Pendidikan karakter ini memiliki banyak tujuan yang ingin dicapai. Pertama,
pendidikan karakter bertujuan untuk mengembangkan setiap potensi dasar peserta
didik agar bisa memiliki hati, pikiran dan perilaku yang baik. Kedua, pendidikan
karakter bertujuan agar setiap peserta didik mengembangkan perilaku toleransi dan
keberagaman, dimana hal ini sangat penting mengingat Indonesia adalah
masyarakatnya multikultural. Ketiga, menciptakan generasi yang beradab. Lima nilai
karakter yang menjadi fokus penguatan pendidikan karakter ini, yaitu :
1. Religius
Karakter pertama yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah religius. Hal
ini sesuai dengan sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Karakter
religius ini berhubungan erat dengan bagaimana setiap peserta didik mampu
menjalankan kepercayaannya masing-masing, beribadah sesuai kepercayaannya,
menghormati perbedaan agama yang ada dan bisa hidup rukun dengan sesamanya.
Karakter religius ini juga menginginkan peserta didik tumbuh sebagai individu yang
toleran, anti perundungan dan tidak memaksakan kehendak pribadinya kepada orang
lain.
2. Nasionalis
Karakter nasionalis ini bertujuan agar peserta didik menjadi individu yang
mencintai tanah airnya. Mendahulukan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi
maupun kelompoknya. Karakter nasionalis ini tercermin dalam tindakan yang selalu
menghargai dan mengapresiasi kebudayaan bangsa. Nasionalisme ditunjukkan dalam
bentuk kepedulian terhadap sesamanya, disiplin dan taat pada hukum yang berlaku.
3. Integritas
Karakter integritas ini bertujuan agar setiap peserta didik menjadi pribadi yang
berkomitmen dan penuh rasa tanggung jawab

.
4. Mandiri
Karakter mandiri bertujuan agar setiap peserta didik mampu mandiri dalam
menjalankan kehidupannya. Kemandirian itu artinya tidak bergantung dengan orang
lain. Dan mampu mengambil keputusannya sendiri.
5. Gotong Royong
Karakter gotong royong bertujuan menjadikan setiap peserta didik untuk bisa
saling bekerjasama dengan sesamanya. Mampu berkomunikasi yang baik dan saling
membantu dengan sesamanya.1
Bahasa mencerminkan bangsa. Itulah kira-kira gambaran bagaimana
hubungan bahasa dengan pendidikan karakter. Bahasa yang notabene alat
komunikasi mempunyai dampak yang besar terhadap perilaku manusia. Hal
tersebutlah yang meyakini setiap tuturan yang diucapkan manusia mempunyai
karakter tersendiri. Karakter yang diungkapkan dalam hal ini merujuk pada
2
pedoman Kementrian Pendidikan Nasional mengenai delapan belas karakter yang
menjadi petunjuk pendidikan karakter, diantaranya religius, jujur, disiplin, kerja
keras, semangat kebangsaan, cinta tanah air, peduli lingkungan, peduli sosial,
tanggung jawab, rasa igin tahu, gemar membaca, kreatif, mandiri, demokratis,
cinta damai, menghargai prestasi, tileransi dan komunikatifHubungan pendidikan
karakter dengan pembelajaran Bahasa Indonesia itu sama penting. Hal ini
dikarenakan antara keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain. Di sisi lain
Bahasa Indonesia memiliki perana yang sangat penting yaitu bahasa memiliki
fungsi sebagai lat komunikasi dalam berbagai kontek. Baik komunikasi secara
tulis maupun lisan. Hal ini dapat dilihat dari pemakaian bahasa di dalam
masyrakat akademik yang dapat difungsikan pada penulisan karya ilmiah seperti
ringkasan buku, makalah seminar, lokakarya, skripsi, tesis, dan disertasi. Semua
karya tersebut sebagai wujud komunikasi tulis dalam dunia akademik. Demikian
pula komunikasi lisan dapat dilihat wujudnya pada waktu civitas akademik
memeberikan materi di kelas, seminar, orasi ilmiah, dan pidato pengukuhan
doctor maupun guru besar.
Penggunaan tutur bahasa seseorang dalam berkomunikasai dapat diketahui
tingkat intelektualitas seseorang. Jika seorang yang memiliki daya intelektual yang
tinggi maka bahas yang digunakan teratur, mudah dipahami, kata-kata yang
11
Eni Sulistiyowati. 2013.Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam. Vol. 8 (2), h. 316-320.
2
diucapkan dapat meyakinkan pendengarnya, terlihat tenang pada saat berbicaram
dan kata-kata. Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia yang
digunakannya pun sopan dan santun.
Kesopanan seseorang juga dapat dilihat dari bahasa yang digunakannya
dalam berkomunikasi dengan orang lain. Pendidikan karakter dengan proses
pembelajaran Bahasa Indonesia memiliki hubungan satu dengan yang lain.
Pendidikan karakter terkandung dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat nilai-nilai pendidikan karakter
diantaranya kejujuran, intelektualitas, sopan santun, dan rasional. Pendidikan
berbasis karakter merupakan salah satu upaya dalam pembaharuan di dunia
pendidikan, besar pengaruhnya penanaman karakter pada anak dianggap sebagai
hal pokok. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan peserta dididk sangat
penting untuk ditingkatkan.

Dalam penguasaan Bahasa Indonesia ada dua yaitu:

1. Penguasaan bahasa yang pasif meliputi:


a) Mendengarkan.
Mendengarkan adalah mengarahkan perhatian dengan sengaja kepada
suatu suara atau menangkap pikiran orang yang berbicara dengan alat
pendengaran kita, dengan tepat dan teratur.
b) Membaca
Membaca adalah menangkap pikiran dan perasaan orang lain dengan
perantara tulisan. Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit
yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi
juga melibatkan aktivitas visual, berkir, psikolinguistik, dan metakognitif.2

22
Antilan Purba.1996. Bahasa Indonesia Kompetisi Komunikatif. Medan: USU

Anda mungkin juga menyukai