OLEH:
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................4
C. TUJUAN PENILITIAN............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................................7
METODE PENELITIAN.........................................................................................................................7
A. WAKTU DAN TEMPAT PENILITIAN...................................................................................7
B. ALAT DAN BAHAN..................................................................................................................7
C. LANGKAH KERJA..................................................................................................................8
D. METODE PRAKTIKUM.........................................................................................................8
BAB IV....................................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................................9
A. HASIL.........................................................................................................................................9
1. PENGUKURAN TAHAP I......................................................................................................9
2. PENGUKURAN TAHAP II..................................................................................................12
3. PENGUKURAN TAHAP III.................................................................................................15
4. PRESENTASE KEHIDUPAN...............................................................................................18
B. PEMBAHASAN.......................................................................................................................19
BAB V...................................................................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................................................22
A. KESIMPULAN........................................................................................................................22
B. SARAN......................................................................................................................................22
LAMPIRAN...........................................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal
dari benua Amerika, tepatnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan).Awalnya kacang
tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa,kemudian menyebar ke benua Asia
sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007). Kacang tanah (Arachis
hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau komoditas kacang-kacangan
yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam
pola pangan penduduk Indonesia. Marzuki (2007) menyatakan bahwa kacang tanah
mengandung lemak 40-50%, protein 27%, karbohidrat 18%, dan vitamin.Kacang tanah
dimanfaatkan sebagai bahan pangan konsumsi langsung atau campuran makanan
seperti roti, bumbu dapur, bahan baku industri, dan pakan ternak,sehingga kebutuhan
kacang tanah terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah
penduduk (Balitkabi, 2008). Produksi kacang tanah dalam negeri belum mampu
mencukupi kebutuhan sehingga Indonesia masih memerlukan substitusi impor dari luar
negeri.Oleh sebab itu pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi dalam
negeri melalui intensifikasi, perluasan areal pertanaman, penggunaan bibit unggul,
pemeliharaan yang baik danpemupukan yang tepat (Adisarwanto, 2000).
Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan
bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, pangan, serta
meningkatnyakapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia. Rendahnya produksi
kacang tanah di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti rendahnya kualitas
benih, kurangnya pengetahuan petani tentang pemupukan, ketersediaan varietas unggul
yang masih terbatas, pengelolaan tanah, rendahnya bahan organik, pembuatan drainase
yang buruk (tingginya pencucian), periode kekeringan yang cukup lama. Di samping
hal di atas pemberian pupuk dalam bentuk pupuk organik dan pupuk
anorganikmerupakan hal penting dalam peningkatan produksi kacang tanah(Suprapto,
2006). Pemupukan merupakan salah satu teknik yang menentukan tingkat pertumbuhan
suatu tanaman. Tanah mengandung unsur hara tersedia dalam jumlah terbatas.Sebagian
besar kebutuhan hara harus dipenuhi melalui pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk
menjaga dan meningkatkan ketersediaan zat yang berisi satu unsur hara atau lebih
dalam tanah yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur hara yang habis terserap
dari dalam tanah sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik dan akan mampu
berpotensi secara maksimal (Novizan, 2007).
Secara umum manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang tidak tersedia
ditanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pupuk merupakan salah satu sarana
produksi terpenting dalam budidaya tanaman, sehingga ketersediaanya diperlukan
untuk keberlanjutan produktivitas tanah dan tanaman (Sutejo, 1995). Pupuk kandang
sapi adalah pupuk yang berasal dari sisa bahan makanan ternak sapi yang telah
tercampur dengan kotoranya, baik dalam bentuk cair maupun padat. Pupuk kandang
sapi dapat berguna sebagai sumber humus, sebagai sumber unsur hara makro dan
mikro, sebagai pembawa mikroorganisme yang menguntungkan dan juga sebagai
pemacu pertumbuhan. Selain itu, pupuk kandang sapi mampu meningkatkan kandungan
unsur hara dalam tanah dan juga memberikan pengaruh yang baik terhadap sifat fisik
dan kimia tanah karena mendukung kehidupan jasad renik. Dengan demikian, pupuk
kandang mempunyai kemampuan untuk membuat tanah menjadi subur (Souri, 2001).
Pupuk NPK merupakan salah satu pupuk anorganik yang mengandung lebih dari satu
unsur hara, sehingga pupuk ini disebut juga pupuk majemuk (Sutedjo, 2002 dan
Rinsema, 1983). Pupuk NPK mengandung unsur hara,nitrogen, fospor, dan kalium.
Pupuk ini sangat baik untuk mendukung masa pertumbuhan tanaman. Selain itu
keuntunganya adalah unsur hara yang disumbangkan dapat memenuhi kebutuhan hara
tanaman (Marsono, 2007). Interaksi (interaction) merupakan faktor-faktor perlakuan
yang berpengaruh tidak bebas atau dependen terhadap satu faktor dengan faktor lainya
dalam suatu penelitian.
Faktor–faktor tersebut berinteraksi jika terjadi pengaruh perubahan taraf dari
faktor satu begitupun sebaliknya terhadap faktor taraf lainya terjadi perubahan.
Interaksi dari kedua faktor tersebut dapat disimbolkan dengan AxB. Pengaruh dari
interaksi merupakan sebuah fenomena penting di dalam suatu percobaan faktorial
(Malau, 2005). Dalam penggunaan pupuk kandang sapi dan pupuk NPK diduga ada
pengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman yang diakibatkan
oleh kombinasi kedua perlakuan pupuk tersebut yang akan menimbulkan sebuah
interaksi. Interaksi yang diduga terjadi dengan penggunaan pupuk kandang sapi akan
mampu meningkatkan kesuburan tanah, selain itu juga memperbaiki struktur tanah
dengan pemantapan agregat tanah, aerasi, dan daya menahan air, serta kapasitas tukar
kation (KTK) serapan terhadap unsur hara.Kemudian interaksi yang diduga terjadi
dengan pengguaan pupuk NPK akan mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi
kebutuhan pertumbuhan tanaman karena pupuk NPK mengandung unsur hara lengkap
yang mudah dan cepat tersedia, serta dapat merangsang pertumbuhan tanaman baik
pada pertumbuhan batang, daun dan akar. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
melakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan
pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
B. RUMUSAN MASALAH
a) Bagaimana Pengaruh cekaman air terhadap tanaman kacang tanah?
b) Bagaimana Pengaruh pengaplikasian pupuk terhadap tanaman kacang tanah?
C. TUJUAN PENILITIAN
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh cekaman air dan pengaplikasian pupuk
terhadap tanamn kacang tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
A. HASIL
1. PENGUKURAN TAHAP I
a. Tinggi tanaman
ULANGA
PERLAKUAN N T1(cm) T2(cm) T3(cm) RATA-RATA
K3P3 1 16 15 19 16,7
K3P1 1 25 23 28 25,3
K2P3 1 24 22 18 21,3
K2P2 1 16 20 28 21,3
K1P2 1 20,5 18 20 19,5
K1P1 1 18 22 29 23
K3P2 1 15 17 22 18
K1P3 1 18 24 28 23,3
K2P1 1 16 20 26 20,7
K1P2 2 16 20 25 20,3
K1P1 2 23 23 21 22,3
K3P3 2 15 20 22 19
K2P1 2 24 18 26 22,7
K3P2 2 17 30 20 22,3
K3P1 2 14 23 27 21,3
K2P3 2 19,5 15 22 18,8
K1P3 2 10 15 18 14,3
K2P2 2 16 19 23 19,3
K1P1 3 18 20 17 18,3
K2P3 3 24 25 21 23,3
K2P1 3 30 17 25 24
K1P2 3 29 27 23 26,3
K2P2 3 19 20 26 21,7
K3P2 3 24 25 20 23
K1P3 3 22 25,5 19 22,2
K3P1 3 17 20 17 18
K3P3 3 18 25 19 20,7
Tabel 1.data tinggi tanaman minggu 1
b. Jumlah Daun
ULANGA
PERLAKUAN N T1 T2 T3 RATA-RATA
K3P3 1 40 48 24 37,3
K3P1 1 64 32 76 57,3
K2P3 1 32 48 64 48
K2P2 1 22 48 52 40,7
K1P2 1 28 32 48 36
K1P1 1 24 60 108 64
K3P2 1 20 48 52 40
K1P3 1 32 56 48 45,3
K2P1 1 24 44 56 41,3
K1P2 2 44 80 132 85,3
K1P1 2 68 96 104 89,3
K3P3 2 44 80 92 72
K2P1 2 72 92 144 102,7
K3P2 2 64 80 128 90,7
K3P1 2 60 96 120 92
K2P3 2 16 52 76 48
K1P3 2 12 40 44 32
K2P2 2 72 32 32 45,3
K1P1 3 80 116 64 86,7
K2P3 3 104 144 96 114,7
K2P1 3 140 56 112 102,7
K1P2 3 144 164 136 148
K2P2 3 80 128 188 132
K3P2 3 72 54 92 72,7
K1P3 3 120 64 96 93,3
K3P1 3 84 84 56 74,7
K3P3 3 64 100 92 85,3
Tabel 2.Pengukuran jumlah daun minggu pertama
c. Jumlah Anakan
ULANGA
PERLAKUAN N T1 T2 T3 RATA-RATA
K3P3 1 2 3 1 2
K3P1 1 4 2 4 3,3
K2P3 1 2 5 5 4
K2P2 1 2 3 3 2,7
K1P2 1 1 2 3 2
K1P1 1 1 5 6 4
K3P2 1 1 2 3 2
K1P3 1 2 4 3 3
K2P1 1 1 2 3 2
K1P2 2 4 5 8 5,7
KP1 2 3 6 8 5,7
K3P3 2 4 5 7 5,3
K2P1 2 5 6 7 6
K3P2 2 3 6 7 5,3
K3P1 2 3 7 6 5,3
K2P3 2 1 2 4 2,3
K1P3 2 1 2 2 1,7
K2P2 2 5 2 2 3
K1P1 3 5 8 5 6
K2P3 3 5 3 5 4,3
K2P1 3 8 2 8 6
K1P2 3 10 9 10 9,7
K2P2 3 6 5 12 7,7
K3P2 3 4 6 3 4,3
K1P3 3 3 5 4 4
K3P1 3 5 5 5 5
K3P3 3 2 9 6 5,7
Tabel 3.Pengukuran jumlah anakan minggu 1
2. PENGUKURAN TAHAP II
ULANGA
PERLAKUAN N T1(cm) T2(cm) T3(cm) RATA-RATA
K3P3 1 24 24 24 24,0
K3P1 1 33 35 33 33,7
K2P3 1 26 35 35 32,0
K2P2 1 31 36 34 33,7
K1P2 1 29 32 35 32,0
K1P1 1 35 40 30 35,0
K3P2 1 22 29 24 25,0
K1P3 1 34 39 34 35,7
K2P1 1 35 33 36 34,7
K1P2 2 36 35 34 35,0
K1P1 2 30 36 37 34,3
K3P3 2 33 32 35 33,3
K2P1 2 34 32 37 34,3
K3P2 2 32 35 40 35,7
K3P1 2 36 36 32 34,7
K2P3 2 28 31 33 30,7
K1P3 2 30 26 30 28,7
K2P2 2 36 36 35 35,7
K1P1 3 28 30 32 30,0
K2P3 3 26 32 28 28,7
K2P1 3 32 30 27 29,7
K1P2 3 31 27 25 27,7
K2P2 3 36 36 35 35,7
K3P2 3 26 26 32 28,0
K1P3 3 35 35 36 35,3
K3P1 3 35 37 30 34,0
K3P3 3 32 35 31 32,7
a. Tinggi tanaman
Tabel 4.Pengukuran tinggi tanaman minggu ke 2
b. Jumlah Daun
2. Pengukuran tahap 2
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tertinnggi pada
parameter pengukuran tinggi tanaman adalah pada perlakuan K2P2 (U3),K3P2 (U2)
dan K1P3 (U1) yaitu dengan nilai rata-rata adalah 3,57 dan nilai terendahnya adalah
24,0 yang terdapat pada perlakuan K3P3 yang terdapat pada U1 .Pada pengukuran
jumlah daun yang menjadi nilai rata-rata tertinggi adalah perlakuan K3P2 (U2) dengan
nilai 478,7 sedangkan untuk nilai rata-rata terendahnya adalah pada perlakuan K3P3
(U1) dengan nilai 50,7.Pada parameter pengukuran jumlah cabang yang memiliki nilai
rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan K3P2 (U2) dengan nilai rata-rata nya adalah
8,2 dan untuk nilai terendahnya adalah pada perlakuan K3P3 (U1) dengan nilai rata-
ratanya adalah 3,7. Ketersediaan K yang sangat tinggi dan telah melebihi batas
kebutuhan akan menyebabkan penambahan kalium tersebut tidak berpengaruh dalam
peningkatan pertumbuhan tanaman, terganggunya keseimbangan unsur hara
menyebabkan terjadinya efek penekanan oleh salah satu unsur terh adap unsur yang
lainnya yang mengakibatkan terjadinya akumulasi salah satu unsur hara dalam tanaman
(Buckman dan Brady 2015).
3. Pengukuran Tahap 3
Pada tabel yang terlampir di atas dapat dilihat yang menjadi nilai rata-rata
tertinggi pada parameter pengukuran tinggi tanaman adalah perlakuan K2P1(U2)
dengan nilai rata-rata adalah 50,3 dan dengan nilai terendahnya adalah pada perlakuan
K1P2(U1) dengan nilai rata-ratanya adalah 30,6.pada pengukuran jumlah daun yang
menjadi nilai rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan K3P2(U3) dengan nilai rata-
ratanya adalah 248 sedangkan untuk nilai terndahnya adalah pada peralkuan
K3P2(U1) dengan nilai rata-ratanya adalah 129,3.Untuk jumlah cabang yang menjadi
nilai rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan K1P2(U3) dengan nilai rata-rata adalah
10,3 dan yang menjadi nilai terendah adalah pada perlakuan K1P3(U2) dengan nilai
rata-ratanya adalah 6,7.
Agustina (2014), menyatakan bahwa unsur hara yang tersedia dalam keadaan cukup
dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, maka dapat meningkatkan hasil tanaman. Hal
serupa disampaikan Dwidjoseputro (2017), meningkatnya pertumbuhan dan hasil
tanaman dibutuhkan unsur hara makro maupun mikro dan apabila tidak terpenuhi
maka akan menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman.
2.Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7 HST.
3. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari bila tidak hujan atau pada waktu yang
diperlukan sesuai kebutuhan tanaman. Penyiraman dilakukan tidak perlu basah
karena tanah becek atau air yang menggenang akan menyebabkan polong dan
perakaran membusuk.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perlakuan yang paling cepat respon terhadap pemumpukan adalah
pemumpukan dengan dosis 0,5 kg atau K1,karena dpat dilihat dalam pengukuran
tahap 1 hampir semua parameter pengukuran terdapat K1.Pada pengukuran tahap
2,prameter yang paling banyak muncul adalah K3 dengan dosis pupuk 1,5 terlebih
lagi pada parameter perhitungan jumlah cabang.
B. SARAN
Adapun saran dari saya adalah pada penilitin pengaruh air pada kacang tanah
adalah sebaiknya pada saat penyiraman dilakukan dengan giat agar mencapai hasil
yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Kasno, A., dan. D. Harnowo.2014. Karakteristik varietas unggul kacang tanah dan adopsinya
oleh petani. Iptek Tanarnan Pangan 9(1): 13-23. Puslitbang Tanaman Pangan.
Lukitas, W. 2006. Uji daya hasil lima kultivar kacang tanah [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor. Marzuki R. 2009. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta (ID): Panebar Swadaya.
[Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. 2008. Teknologi
Produksi Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian.
Malang (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
RM Kurniawan, H Purnamawati - Buletin Agrohorti, 2017 - jurnal.ipb.ac.i
HAR Mazuki - 1987 - books.google.com
RAR Sinaga - 2019 - repository.uhn.ac.id
HS MANIK - 2022 - repository.uhn.ac.id
J Siregar, R Halawa… - JURNAL AGROTEKDA, 2021 - jurnal.darmaagung.ac.id
FBWB Waruwu, L Indra, RJ Sumbayak - Jurnal Agrotekda, 2021 - jurnal.darmaagung.ac.id
LAMPIRAN