Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENILITIAN PENGARUH PEMBERIAN DOSIS

PUPUK DAN PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN


KACANG TANAH(Arachys hypogea.L)

OLEH:

ARKAJEL JERIANUS SEDA WEA (11210058)


YULIUS BULU (11210048)
MAXIMUS CEUNFIN (11210035)
MARIA INOSENSIA MALI (11210031)
EGIDIUS BRIA (1210032)
YUDITA NENO (11210050)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIMOR
KEFAMENANU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan
penelitian ini tentang “Pengaruh cekaman air dan pengaplikasian pupuk terhadap
tanamn kacang tanah”, guna memenuhi tugas Mata Kuliah FISIOLOGI
TANAMAN.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikan penelitian
ini. Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis menyampaikan permohonan maaf
yang sebesar-besarnya.
Besar harapan penulis agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan masyarakat umum. Penulis juga mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun, agar dapat membantu penulis dalam membuat
laporan penelitian kedepannya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................4
C. TUJUAN PENILITIAN............................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................................4
BAB III....................................................................................................................................................7
METODE PENELITIAN.........................................................................................................................7
A. WAKTU DAN TEMPAT PENILITIAN...................................................................................7
B. ALAT DAN BAHAN..................................................................................................................7
C. LANGKAH KERJA..................................................................................................................8
D. METODE PRAKTIKUM.........................................................................................................8
BAB IV....................................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................................................9
A. HASIL.........................................................................................................................................9
1. PENGUKURAN TAHAP I......................................................................................................9
2. PENGUKURAN TAHAP II..................................................................................................12
3. PENGUKURAN TAHAP III.................................................................................................15
4. PRESENTASE KEHIDUPAN...............................................................................................18
B. PEMBAHASAN.......................................................................................................................19
BAB V...................................................................................................................................................22
PENUTUP.............................................................................................................................................22
A. KESIMPULAN........................................................................................................................22
B. SARAN......................................................................................................................................22
LAMPIRAN...........................................................................................................................................23
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal
dari benua Amerika, tepatnya dari daerah Brazilia (Amerika Selatan).Awalnya kacang
tanah dibawa dan disebarkan ke benua Eropa,kemudian menyebar ke benua Asia
sampai ke Indonesia (Purwono dan Purnamawati, 2007). Kacang tanah (Arachis
hypogaea L.) merupakan tanaman polong-polongan atau komoditas kacang-kacangan
yang bernilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu sumber protein dalam
pola pangan penduduk Indonesia. Marzuki (2007) menyatakan bahwa kacang tanah
mengandung lemak 40-50%, protein 27%, karbohidrat 18%, dan vitamin.Kacang tanah
dimanfaatkan sebagai bahan pangan konsumsi langsung atau campuran makanan
seperti roti, bumbu dapur, bahan baku industri, dan pakan ternak,sehingga kebutuhan
kacang tanah terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah
penduduk (Balitkabi, 2008). Produksi kacang tanah dalam negeri belum mampu
mencukupi kebutuhan sehingga Indonesia masih memerlukan substitusi impor dari luar
negeri.Oleh sebab itu pemerintah terus berupaya meningkatkan jumlah produksi dalam
negeri melalui intensifikasi, perluasan areal pertanaman, penggunaan bibit unggul,
pemeliharaan yang baik danpemupukan yang tepat (Adisarwanto, 2000).
Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan
bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, pangan, serta
meningkatnyakapasitas industri pakan dan makanan di Indonesia. Rendahnya produksi
kacang tanah di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor seperti rendahnya kualitas
benih, kurangnya pengetahuan petani tentang pemupukan, ketersediaan varietas unggul
yang masih terbatas, pengelolaan tanah, rendahnya bahan organik, pembuatan drainase
yang buruk (tingginya pencucian), periode kekeringan yang cukup lama. Di samping
hal di atas pemberian pupuk dalam bentuk pupuk organik dan pupuk
anorganikmerupakan hal penting dalam peningkatan produksi kacang tanah(Suprapto,
2006). Pemupukan merupakan salah satu teknik yang menentukan tingkat pertumbuhan
suatu tanaman. Tanah mengandung unsur hara tersedia dalam jumlah terbatas.Sebagian
besar kebutuhan hara harus dipenuhi melalui pemupukan. Pemupukan bertujuan untuk
menjaga dan meningkatkan ketersediaan zat yang berisi satu unsur hara atau lebih
dalam tanah yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur hara yang habis terserap
dari dalam tanah sehingga tanaman akan tumbuh dengan baik dan akan mampu
berpotensi secara maksimal (Novizan, 2007).
Secara umum manfaat pupuk adalah menyediakan unsur hara yang tidak tersedia
ditanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pupuk merupakan salah satu sarana
produksi terpenting dalam budidaya tanaman, sehingga ketersediaanya diperlukan
untuk keberlanjutan produktivitas tanah dan tanaman (Sutejo, 1995). Pupuk kandang
sapi adalah pupuk yang berasal dari sisa bahan makanan ternak sapi yang telah
tercampur dengan kotoranya, baik dalam bentuk cair maupun padat. Pupuk kandang
sapi dapat berguna sebagai sumber humus, sebagai sumber unsur hara makro dan
mikro, sebagai pembawa mikroorganisme yang menguntungkan dan juga sebagai
pemacu pertumbuhan. Selain itu, pupuk kandang sapi mampu meningkatkan kandungan
unsur hara dalam tanah dan juga memberikan pengaruh yang baik terhadap sifat fisik
dan kimia tanah karena mendukung kehidupan jasad renik. Dengan demikian, pupuk
kandang mempunyai kemampuan untuk membuat tanah menjadi subur (Souri, 2001).
Pupuk NPK merupakan salah satu pupuk anorganik yang mengandung lebih dari satu
unsur hara, sehingga pupuk ini disebut juga pupuk majemuk (Sutedjo, 2002 dan
Rinsema, 1983). Pupuk NPK mengandung unsur hara,nitrogen, fospor, dan kalium.
Pupuk ini sangat baik untuk mendukung masa pertumbuhan tanaman. Selain itu
keuntunganya adalah unsur hara yang disumbangkan dapat memenuhi kebutuhan hara
tanaman (Marsono, 2007). Interaksi (interaction) merupakan faktor-faktor perlakuan
yang berpengaruh tidak bebas atau dependen terhadap satu faktor dengan faktor lainya
dalam suatu penelitian.
Faktor–faktor tersebut berinteraksi jika terjadi pengaruh perubahan taraf dari
faktor satu begitupun sebaliknya terhadap faktor taraf lainya terjadi perubahan.
Interaksi dari kedua faktor tersebut dapat disimbolkan dengan AxB. Pengaruh dari
interaksi merupakan sebuah fenomena penting di dalam suatu percobaan faktorial
(Malau, 2005). Dalam penggunaan pupuk kandang sapi dan pupuk NPK diduga ada
pengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan pertumbuhan tanaman yang diakibatkan
oleh kombinasi kedua perlakuan pupuk tersebut yang akan menimbulkan sebuah
interaksi. Interaksi yang diduga terjadi dengan penggunaan pupuk kandang sapi akan
mampu meningkatkan kesuburan tanah, selain itu juga memperbaiki struktur tanah
dengan pemantapan agregat tanah, aerasi, dan daya menahan air, serta kapasitas tukar
kation (KTK) serapan terhadap unsur hara.Kemudian interaksi yang diduga terjadi
dengan pengguaan pupuk NPK akan mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi
kebutuhan pertumbuhan tanaman karena pupuk NPK mengandung unsur hara lengkap
yang mudah dan cepat tersedia, serta dapat merangsang pertumbuhan tanaman baik
pada pertumbuhan batang, daun dan akar. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik
melakukan penelitian untuk melihat pengaruh pemberian pupuk kandang sapi dan
pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi kacang tanah (Arachis hypogaea L.).
B. RUMUSAN MASALAH
a) Bagaimana Pengaruh cekaman air terhadap tanaman kacang tanah?
b) Bagaimana Pengaruh pengaplikasian pupuk terhadap tanaman kacang tanah?

C. TUJUAN PENILITIAN
Mahasiswa dapat mengetahui pengaruh cekaman air dan pengaplikasian pupuk
terhadap tanamn kacang tanah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kacang tanah adalah tanaman palawija, yang tergolong dalam family


Leguminoceae sub-famili Papilionoideae, genus Arachis dan Hypogea. Sebagai
tanaman pangan, kacang tanah menduduki peringkat ketiga setelah padi dan kedelai.
Sedangkan dalam komoditas kacang-kacangan, kacang tanah menduduki peringkat
kedua setelah kedelai (Kasno, A., &Harnowo, D. (2014). Indonesia sendirinya adalah
negara dengan peringkat keenam sebagai produsen kacang tanah terbesar didunia
Keadaan tersebut berbanding terbalik dengan ketersediaan bahan, pasalnya Indonesia
masih melakukan import kacang tanah dari negara lain guna memenuhi kebutuhan
Nasional. Hal ini dikarenakan para petani masih memfavoritkan varietas lokal
dibandingkan varietas unggul yang telah di rilis oleh Balai Penelitian Kacang-
Kacangan dan Umbi-Umbian (BALITKABI). Maka dari itu Pemerintah gencar
memperkenalkan varietas unggul kacang tanah kemasyarakat guna membantu
peningkatan produksi kacang tanah dalam negeri.
Tanaman kacang tanah termasuk dalam suku (family) Papilionaceae dan
diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi :
Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Leguminales Famili : Papilionaeae
Genus : Arachis Spesies : Arachis hypogeal L. 2.1.1 Morfologi Kacang Tanah Kacang
tanah tersusun atas organ akar, batang, daun, bunga, buah dan biji. Karakteristik
morfologi kacang tanah tersusun sebagai berikut: Akar kacang tanah mempunyai akar
tunggang, namun akar primernya tidak tumbuh secara dominan. Yang berkembang
adalah perakaran serabut, yamg merupakan akar sekunder. Akar kacang tanah akan
tumbuh sedalam 40 cm. Akar tanaman kacang tanah bersisbiosis dengan bakteri
Rhizombiumradiicola. Bakteri ini terdapat pada bintil-bintil (nodula-nodula) akar
tanaman kacang dan hidup bersimbiosis saling menguntungkan. Keragaman terlihat
pada ukuran, jumlah dan 8 sebaran bintil. Jumlah bintil beragam dari sedikit hingga
banyak dari ukuran kecil hingga besar, dan terdistribusi pada akar utama atu akar
lateral. Sebagian besar aksesi memiliki bintil akar dengan ukuran sedang dan menyebar
pada akar lateral (Trustinah, 2015).
Batang kacang tanah termasuk jenis perdu, tidak berkayu. Tipe percabangan pada
kacang tanah ada empat, yaotu berseling (alternate), tidak beraturan dengan bunga pada
batang utama, sequensial dan tidak beraturan tanpa bunga pada batang utama. Pigmen
antosianin pada batang kacang tanah memberikan warna berbeda pada tanaman
sehingga dapat digolongkan menjadi dua, yaitu warna merah dan warna ungu. Batang
utama ada yang memiliki sedikit bula dan ada juga yang memiliki banyak bulu
(Trustina, 2015). Daun kacang tanah berbentuk lonjong, terletak berpasangan
(majemuk), dan bersirip genap. Tiap tangkai daun terdiri atas empat helai anak daun.
Daun muda berwarna hijau kekuning-kuningan, setelah tua menjadi hijau tua. Helaian
daun terdiri dari empat anak daun dengan tangkai daun agak memanjang
(Ardisarwanto, T., Widyastuti, E.S., 2007). Penyerbukan pada tanaman kacang tanah
adalah (self pollination) penyerbukaan mandiri yang terjadi pada malam hari. Dari
semua bunga tumbuh hanya 70-75% yang membentuk bakal polong (ginofora). Bunga
mekar selama 24 jam, kemudian layu, dan gugur. Fase berbunga 3-6 minggu setelah
masa tanam, bunga yang mekar bervariasi tergantung pada varietas masing-masing
(Rukmana, 2007).
Pemeliharaan tanaman kacang tanah menurut Rahmianael al. (2015) memiliki 7
tahapan. Tahapan pertama adalam penyulaman, penyulaman dilakukan apabila ada
benih yang mati atau tidak tumbuh, penyulaman ini dilakukan setelah 9 3-7 hari setelah
tanam. Tahapan kedua adalah peyiangan, penyiangan ini dilakukan untuk menghindari
hama dan penyakit tanaman serta agar tanaman terhindar dari gulma (5-7 hari).
Selanjutnya dilakukan pembubuhan, dengan cara mengumpulkan tanah didaerah
barisan sehingga membentuk gundukan yang membentuk memanjang barisan tanaman.
Tahap selanjutnya adalah pemupukan, jenis dan dosis yang dianjurkan dalam
pemupukan yaitu Urea=60-90 kg/ha ditambah TSP=60-90 kg/ha ditambah KCl=50
kg/ha. Selanjutnya pengairan dan penyiraman. Pengairan dilakukan untuk menjaga
kelembaban, mulsa diberikan ketika musim kemarau agar tetap lembaa, pada saat
tanaman berbunga kegiatan penyiraman ini sebaiknya tidak dilakukan agar tidak
mengganggu proses penyerbukan. Tahapan keenam adalah penyemprotan pestisida,
penyemprotan untuk mengusir ataupun memberantas hama sebaiknya dilakukan sore
ataupun malam hari dengan obat dan dosis yang disesuaikan dengan jenis hama yang
menyerang tanaman tersebut. Terakhir adalah pemeliharaan lain, hal-hal lain yang
sangan menunjang pemeliharaan dapat dilakukan misalnya pemangkasan, perambatan,
pemeliharaan tunas dan bunga serta sanitasi lingkungan lahan. 2.1.3 Jenis dan Varietas
Kacang tanah yang dibudidayakan di Indonesia digolongkan atas tiga golongan,
berdasarkan tipe pertumbuhan, umur tanaman dan pola percabangan.
Berdasarkan tipe pertumbuhannya tanaman kacang tanah dibedakan menjadi dua
yaitu tipe tegak dan juga tipe menjalar. Tipe Tegak (Bruch Type) pada umumnya lurus
atau sedikit miring ke atas. Masyarakat lebih menyukai kacang tanah dengan tipe tegak,
karena umurnya lebih genjah (kira-kira 100-120 hari), pengambilan 10 hasilnyapun
lebih mudah dilakukan. Karena buah kacang tanah tipe tegak ini hanya terdapat pada
ruas-ruas dekat rumpun, maka buah kacang (polong) ini dapat masak secara serempak
(Mashudi, 2007). Tipe Menjalar ( Runner Type) kacang tanah tipe ini tumbuh ke
samping, hanya bagian ujung cabangnya yang mengarah keatas. Batang utama dari
kacang tanah yang bertipe menjalar ini lebih panjang dari pada batang utama kacang
tanah tipe tegak. Buahnya muncul pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah, karena
itu proses penuaan tidak dapat bersamaan.
Jenis kacang tanah ini tidak banyak disukai oleh masyarakat, sebab umumnya
umur tanaman tipe ini mencapai 5-6 bulan (Mashudi, 2007). Berdasarkan umurnya,
jenis tanaman kacang tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu kacang tanah
dengan umur panjang (6-7 bulan) yang mempunyai biji 3-4 dalam setiap buahnya
(Trustinah, 2012). Dan berumur pendek (genjah) dengan umur 3-4 bulan) yang disukai
para petani karena umurnya yang pendek. Kacang tanah genjah ini memiliki tiga
golongan yaitu a) Jenis kacang tanah yang mempunyai kulit ari merah muda. Jenis ini
biasanya buahnya besar-besar, bijinya antara 1-2 butir. Hasilnya memuaskan karena itu
banyak disukai banyak orang b) Kacang tanah yang mempunyai kulit ari merah muda.
Buah kacang tanah jenis ini besar, berbiji antara 1-3 butir. Kacang tanah golongan ini
kurang disukai, karena hasilnya kurang memuaskan. c) Jenis kacang tanah yang
mempunyai kulit ari merah jambu. Pada umumnya kacang tanah jenis ini mempunyai
cirri-ciri buahnya kecil, buah berbiji 1 butir, enak rasanya dan hasilnya tidak begitu
banyak (Mashudi, 2007).
Berdasarkan pola percabangan kacang tanah (ada tidaknya buku subur pada
batang utama dan susunan buku subur pada cabang lateral) dibedakan menjadi dua tipe
yaitu Spanis Valencia dan Virginia. a) Tipe Spanis memiliki karakteristik dengan dua
biji/polong, sedikit berparuh, polong sedikit berpinggang dan retikula agak halus, umur
lebih genjah, pola percabangan sequential dan pertumbuhan tegak. b) Tipe Valencia
memiliki karakteristik dengan tiga biji/polong atau lebih, polong sedikit berpinggang
dan retikula agak halus, pola percabangan sequential dan tipe pertumbuhan tegak. c)
Tipe Viginia memiliki karakteristik dengan dua biji/polong, ukuran polong dan biji
tergolong besar, polong agak berparuh, sedikit agak berpinggang, retikula agak halus-
sedikit kasar, pola percabangn alternate dan tipe pertumbuhan prostrate hingga tegak
(Kasno&Harnomo, 2014)
Varietas menurut kamus besar bahasa indonesia adalah kelompok tanaman
(seperti perdu) dalam jenis atau spesies tertentu yang dapat dibedakan dari kelompok
lain (KBBI, 2017). Varietas unggul berasal dari varietas liar, varieas lokal, varietas
introduksi, galur homosigot, mutan atau genus-genus yang sama dan mempunyai
potensi hasil tinggi serta sesuai dengan target pemuliaan yang diinginkan. Demi
menghasilkan varietas unggul dengan sifat yang diinginkan (umur pendek, hasil tinggi,
tahan terhadap hama dan penyakit) haruslah menempuh prosedur pemuliaan yang
sistematis (Suhartina, 2005). Varietas unggul berarti memiliki keriteria yang
didinginkan guna meningkatkan produktifitas duatu tanaman tertentu. Pada kacang
tanah tidak dipungkiri varietas unggul sangat erat kaitannya dengan ketahanan akan
penyakit 12 dan hama. Penyakit kacang tanah dapat disebabkan oleh jamur, bakteri dan
virus. Dilaporkan penyakit daun pada kacang tanah dapat mengakibatkan kehilangan
hasil lebih dari 50% penyakit tersebut bercak daun awal, bercak daun lambat dan karat,
penyakit lainnya yang juga diangap penting dalam pertumbuhan kacang tanah adalah
layu bakteri, busuk leher akar serta penyakit yang disebabkan virus dan jamur
(Hardaningsi, S., &Sumartini, 2015). Kacang tanah memiliki karakteristik yang
berbeda-beda dari setiap varietasnya, banyak perbedaan dari setiap varietas. Baik dari
warna batang, warna daun, warna bunga, warna gimnofor, warna biji hingga bentuk
tanaman. Kebutuhan akan pemakaian kacang tanah mempunyai perbedaan, untuk
pasokan industry kacang garing, biasanya digunakan varietas berbiji dua. Untuk
keperluan lain bias dipilih kacang tanah biji tiga atau 4 (Balitkabi, 2008). Sedangkan
varietas unggul kacang tanah yang memiliki biji (polong) dua salah satu contohnya
adalah varietas jerapah, kancil, bisan, dan tuban. Untuk varietas unggul kacang tanah
yang memiliki biji (polong) lebih dari dua ( tiga atau empat) salah satu contohnya
adalah turangga, domba, kelinci, dan singa.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENILITIAN


Penelitian ini dilakukan di lahan pertanian Universitas Timor, selama kurang lebih
tiga bulan, Sejak tanggal 3 Maret sampai 25 Mei 2023.

B. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah linggis, parang, meter,
penggaris, kamera, alat tulis, ember dan tali rafia. Bahan yang dibutuhkan adalah Cirit
sapi dan Benih kacang tanah lokal
C. LANGKAH KERJA
Langkah awal yang dilakukan peneliti adalah membersikan lahan yang akan
digunakan untuk menanam kacang. Pembersihan lahan dilakukan pada tanggal 3 Maret
2023.
Setelah lahan dibersihkan, peneliti membuat bedeng sebanyak 27 bedeng dengan
ukuran 1 m2. Bedeng yang sudah dibuat, dibagi menjadi 3 bagian, dimana setiap
bagian terdapat 9 bedeng. Ketiga bagian bedeng tersebut disebut ulangan.
Setelah bedeng dibuat, peneliti melakukan pengaplikasian pupuk. Seteah pengaplikasian
pupuk dilanjutkan dengan penanaman. Penanaman dilakukan dengan jarak 20 cm per
lubang. Setiap lubang diisi dengan 3 benih kacang tanah.Penyiraman dilakukan sesuai
dengan perlakuan penyiraman yang di berikan.Penyiangaan gulma dilakukan setiap hari
sabtu dan penggemburan tanah dilakukan juga saa bersamaan dengan penyiangan.
D. METODE PRAKTIKUM
Metode percobaan yang digunakan pada praktikum Kesuburan Tanah dan pemupukan
adalah Rancangan Acak Kelompok (Randoimized Block Design). Rancangan Acak
Kelompok adalah suatu rancangan acak yg dilakukan dengan mengelompokkan satuan
percobaan ke dalarn grup€rup yang hornogeny dinamakan kelompok dan kemudian
menentukan perlakuan secara acak di dalam masing-masing kelompok. Penelitian
menggunakan Rancangan Acak ke kelompok (Randoimized Block Design) Faktorial
dengan dua faktor yang diteliti.
Faktor pertama adalah perlakuan pupuk kandang sapi(K) dengan dosis:
 K1 = 0,5 kg
 K2 =1 kg
 K3 =1,5 kg

Faktor kedua adalah perlakuan penyiraman(P) dengan dosis:


 P1 =
 P2 =
 P3 =

Dengan kombinasi perlakuan:


K1P1 K2P1 K3P1
K1P2 K2P2 K3P2
K1P3 K2P3 K3P3
 Jumlah ulangan: 3
 Jumlah PlotPraktikum : 27
 Ukuran Plot: 1x1 meter
 Jarak Kacang Tanah: 20 cm
 Jumlah tanaman/plot: 25
 Jur.nlah Sample/plot: 3 sampel
 Jumlah Sampel Keseluruhan: 81 sampel
 Jarak Antar Plot: 30 cm
 Jarak Seluruh Tanama:20 cm
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL
1. PENGUKURAN TAHAP I
a. Tinggi tanaman
ULANGA
PERLAKUAN N T1(cm) T2(cm) T3(cm) RATA-RATA
K3P3 1 16 15 19 16,7
K3P1 1 25 23 28 25,3
K2P3 1 24 22 18 21,3
K2P2 1 16 20 28 21,3
K1P2 1 20,5 18 20 19,5
K1P1 1 18 22 29 23
K3P2 1 15 17 22 18
K1P3 1 18 24 28 23,3
K2P1 1 16 20 26 20,7
K1P2 2 16 20 25 20,3
K1P1 2 23 23 21 22,3
K3P3 2 15 20 22 19
K2P1 2 24 18 26 22,7
K3P2 2 17 30 20 22,3
K3P1 2 14 23 27 21,3
K2P3 2 19,5 15 22 18,8
K1P3 2 10 15 18 14,3
K2P2 2 16 19 23 19,3
K1P1 3 18 20 17 18,3
K2P3 3 24 25 21 23,3
K2P1 3 30 17 25 24
K1P2 3 29 27 23 26,3
K2P2 3 19 20 26 21,7
K3P2 3 24 25 20 23
K1P3 3 22 25,5 19 22,2
K3P1 3 17 20 17 18
K3P3 3 18 25 19 20,7
Tabel 1.data tinggi tanaman minggu 1
b. Jumlah Daun
ULANGA
PERLAKUAN N T1 T2 T3 RATA-RATA
K3P3 1 40 48 24 37,3
K3P1 1 64 32 76 57,3
K2P3 1 32 48 64 48
K2P2 1 22 48 52 40,7
K1P2 1 28 32 48 36
K1P1 1 24 60 108 64
K3P2 1 20 48 52 40
K1P3 1 32 56 48 45,3
K2P1 1 24 44 56 41,3
K1P2 2 44 80 132 85,3
K1P1 2 68 96 104 89,3
K3P3 2 44 80 92 72
K2P1 2 72 92 144 102,7
K3P2 2 64 80 128 90,7
K3P1 2 60 96 120 92
K2P3 2 16 52 76 48
K1P3 2 12 40 44 32
K2P2 2 72 32 32 45,3
K1P1 3 80 116 64 86,7
K2P3 3 104 144 96 114,7
K2P1 3 140 56 112 102,7
K1P2 3 144 164 136 148
K2P2 3 80 128 188 132
K3P2 3 72 54 92 72,7
K1P3 3 120 64 96 93,3
K3P1 3 84 84 56 74,7
K3P3 3 64 100 92 85,3
Tabel 2.Pengukuran jumlah daun minggu pertama
c. Jumlah Anakan
ULANGA
PERLAKUAN N T1 T2 T3 RATA-RATA
K3P3 1 2 3 1 2
K3P1 1 4 2 4 3,3
K2P3 1 2 5 5 4
K2P2 1 2 3 3 2,7
K1P2 1 1 2 3 2
K1P1 1 1 5 6 4
K3P2 1 1 2 3 2
K1P3 1 2 4 3 3
K2P1 1 1 2 3 2
K1P2 2 4 5 8 5,7
KP1 2 3 6 8 5,7
K3P3 2 4 5 7 5,3
K2P1 2 5 6 7 6
K3P2 2 3 6 7 5,3
K3P1 2 3 7 6 5,3
K2P3 2 1 2 4 2,3
K1P3 2 1 2 2 1,7
K2P2 2 5 2 2 3
K1P1 3 5 8 5 6
K2P3 3 5 3 5 4,3
K2P1 3 8 2 8 6
K1P2 3 10 9 10 9,7
K2P2 3 6 5 12 7,7
K3P2 3 4 6 3 4,3
K1P3 3 3 5 4 4
K3P1 3 5 5 5 5
K3P3 3 2 9 6 5,7
Tabel 3.Pengukuran jumlah anakan minggu 1
2. PENGUKURAN TAHAP II
ULANGA
PERLAKUAN N T1(cm) T2(cm) T3(cm) RATA-RATA
K3P3 1 24 24 24 24,0
K3P1 1 33 35 33 33,7
K2P3 1 26 35 35 32,0
K2P2 1 31 36 34 33,7
K1P2 1 29 32 35 32,0
K1P1 1 35 40 30 35,0
K3P2 1 22 29 24 25,0
K1P3 1 34 39 34 35,7
K2P1 1 35 33 36 34,7
K1P2 2 36 35 34 35,0
K1P1 2 30 36 37 34,3
K3P3 2 33 32 35 33,3
K2P1 2 34 32 37 34,3
K3P2 2 32 35 40 35,7
K3P1 2 36 36 32 34,7
K2P3 2 28 31 33 30,7
K1P3 2 30 26 30 28,7
K2P2 2 36 36 35 35,7
K1P1 3 28 30 32 30,0
K2P3 3 26 32 28 28,7
K2P1 3 32 30 27 29,7
K1P2 3 31 27 25 27,7
K2P2 3 36 36 35 35,7
K3P2 3 26 26 32 28,0
K1P3 3 35 35 36 35,3
K3P1 3 35 37 30 34,0
K3P3 3 32 35 31 32,7
a. Tinggi tanaman
Tabel 4.Pengukuran tinggi tanaman minggu ke 2
b. Jumlah Daun

PERLAKUAN ULANGAN T1 T2 T3 RATA-RATA


K3P3 1 76 76 76 76,0
K3P1 1 88 176 124 129,3
K2P3 1 100 152 184 145,3
K2P2 1 140 124 144 136,0
K1P2 1 120 100 76 98,7
K1P1 1 148 260 104 170,7
K3P2 1 40 64 48 50,7
K1P3 1 144 176 124 148,0
K2P1 1 80 92 116 96,0
K1P2 2 116 160 116 130,7
K1P1 2 136 160 208 168,0
K3P3 2 140 96 132 122,7
K2P1 2 180 136 120 145,3
K3P2 2 160 216 156 177,3
K3P1 2 168 176 144 162,7
K2P3 2 100 152 1184 478,7
K1P3 2 124 92 92 102,7
K2P2 2 180 136 120 145,3
K1P1 3 148 152 124 141,3
K2P3 3 100 100 112 104,0
K2P1 3 184 124 132 146,7
K1P2 3 108 156 100 121,3
K2P2 3 176 164 184 174,7
K3P2 3 220 128 128 158,7
K1P3 3 140 128 164 144,0
K3P1 3 160 192 104 152,0
K3P3 3 220 204 224 216,0
Tabel 5.Pengukuran jumlah daun minggu ke 2
c. Jumlah Cabang
ULANGA
PERLAKUAN N T1 T2 T3 RATA-RATA
K3P3 1 2 4 5 3,7
K3P1 1 3 6 7 5,3
K2P3 1 3 7 9 6,3
K2P2 1 4 6 8 6
K1P2 1 6 8 9 7,7
K1P1 1 5 7 8 6,7
K3P2 1 4 5 8 5,7
K1P3 1 3 6 8 5,7
K2P1 1 4 6 7 5,7
K1P2 2 5 6 8 6,3
KP1 2 6 7 9 7,3
K3P3 2 6 7 7 6,7
K2P1 2 7 8 7 7,3
K3P2 2 8 9 8 8,3
K3P1 2 6 8 7 7
K2P3 2 6 7 8 7
K1P3 2 5 7 8 6,7
K2P2 2 7 7 10 8
K1P1 3 6 9 7 7,3
K2P3 3 6 4 7 5,7
K2P1 3 10 4 9 7,7
K1P2 3 7 7 13 9
K2P2 3 7 7 5 6,3
K3P2 3 5 7 6 6
K1P3 3 7 6 6 6,3
K3P1 3 3 11 8 7,3
K3P3 3 3 10 7 6,7
Tabel 6.Pengukuran jumlah cabang
3. PENGUKURAN TAHAP III

PERLAKUAN ULANGAN T1(cm) T2(cm) T3(cm) RATA-RATA


K3P3 1 40,1 30,9 30,2 33,7
K3P1 1 40,3 40,5 40,3 40,4
K2P3 1 40,5 50 40,8 43,8
K2P2 1 30,9 50,2 40,8 40,6
K1P2 1 30,3 30,8 30,7 30,6
K1P1 1 40,3 40,5 40 40,3
K3P2 1 40,3 40,4 30,8 37,2
K1P3 1 50 50 40,2 46,7
K2P1 1 40,3 40,3 50 43,5
K1P2 2 50,3 40,8 40,5 43,9
K1P1 2 40,5 40,4 50 43,6
K3P3 2 50 `45 40,5 45,3
K2P1 2 50,7 40 60,2 50,3
K3P2 2 50,3 50,2 40,4 47,0
K3P1 2 40,3 50,5 50 46,9
K2P3 2 40,3 40,3 40,8 40,5
K1P3 2 30,9 40,4 30,9 34,1
K2P2 2 40 40 30,3 36,8
K1P1 3 40,2 40,6 50,1 43,6
K2P3 3 40,3 40,2 34 38,2
K2P1 3 50,7 40 60 50,2
K1P2 3 50,3 40,8 40,5 43,9
K2P2 3 50 40,5 40,7 43,7
K3P2 3 40,5 40,4 40,3 40,4
K1P3 3 40,8 40,4 40,8 40,7
K3P1 3 40,3 40,3 40,5 40,4
K3P3 3 40,9 30,6 40,6 37,4
a. Tinggi tanaman
Tabel 7.pengukuran Jumlah anakan minggu ke 3
b. Jumlah Daun
PERLAKUA ULANGA
N N T1 T2 T3 RATA-RATA
K3P3 1 108 168 132 136,0
K3P1 1 120 152 132 134,7
K2P3 1 108 160 224 164,0
K2P2 1 140 192 132 154,7
K1P2 1 104 128 228 153,3
K1P1 1 92 162 148 134,0
K3P2 1 120 108 160 129,3
K1P3 1 112 260 126 166,0
K2P1 1 128 168 148 148,0
K1P2 2 180 188 216 194,7
K1P1 2 224 192 172 196,0
K3P3 2 172 192 160 174,7
K2P1 2 192 92 292 192,0
K3P2 2 200 284 204 229,3
K3P1 2 188 240 188 205,3
K2P3 2 228 236 276 246,7
K1P3 2 116 136 160 137,3
K2P2 2 140 224 160 174,7
K1P1 3 216 260 148 208,0
K2P3 3 132 112 112 118,7
K2P1 3 232 180 164 192,0
K1P2 3 132 160 272 188,0
K2P2 3 200 276 300 258,7
K3P2 3 232 288 224 248,0
K1P3 3 216 308 216 246,7
K3P1 3 272 128 140 180,0
K3P3 3 236 256 164 218,7
Tabel 8.pengukuran jumlah daun mingg ke 3
c. Jumlah Cabang
ULANGA
PERLAKUAN N T1 T2 T3 RATA-RATA
K3P3 1 3 6 7 5,3
K3P1 1 4 8 9 7
K2P3 1 5 9 13 9
K2P2 1 5 9 11 8,3
K1P2 1 8 9 11 9,3
K1P1 1 7 9 11 9
K3P2 1 6 7 10 7,7
K1P3 1 5 6 9 6,7
K2P1 1 6 9 8 7,7
K1P2 2 7 6 9 7,3
KP1 2 7 8 10 8,3
K3P3 2 8 9 8 8,3
K2P1 2 9 9 10 9,3
K3P2 2 10 10 9 9,7
K3P1 2 7 9 8 8
K2P3 2 7 7 9 7,7
K1P3 2 7 8 9 8
K2P2 2 8 8 11 9
K1P1 3 7 11 9 9
K2P3 3 8 6 9 7,7
K2P1 3 11 6 11 9,3
K1P2 3 9 9 13 10,3
K2P2 3 9 8 7 8
K3P2 3 7 9 8 8
K1P3 3 9 8 7 8
K3P1 3 5 13 9 9
K3P3 3 4 11 8 7,7
Tabel 9.Pengukuran jumlah daun minggu ke 3
4. PRESENTASE KEHIDUPAN
ULANGA TANA
PERLAKUAN N M HIDUP PERSEN
K3P3 1 25 15 0,6
K3P1 1 25 16 0,6
K2P3 1 25 21 0,8
K2P2 1 25 22 0,9
K1P2 1 25 22 0,9
K1P1 1 25 20 0,8
K3P2 1 25 23 0,9
K1P3 1 25 20 0,8
K2P1 1 25 21 0,8
K1P2 2 25 22 0,9
K1P1 2 25 21 0,8
K3P3 2 25 21 0,8
K2P1 2 25 21 0,8
K3P2 2 25 20 0,8
K3P1 2 25 22 0,9
K2P3 2 25 20 0,8
K1P3 2 25 20 0,8
K2P2 2 25 20 0,8
K1P1 3 25 21 0,8
K2P3 3 25 20 0,8
K2P1 3 25 20 0,8
K1P2 3 25 21 0,8
K2P2 3 25 23 0,9
K3P2 3 25 22 0,9
K1P3 3 25 23 0,9
K3P1 3 25 20 0,8
K3P3 3 25 21 0,8
Tabel 10.presentase tanaman yang hidup per setiap perlakuan
B. PEMBAHASAN
1. Pengukuran tahap 1
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa tinggi tanaman yang paling
tertinggi adalah pada perlakuan K1P2 (U3) dengan nilai rata-rata (26,3)dan dengan
nilai terendah adalah pada perlakuan K1P3 (U2) dengan nilai rata-ratanya adalah 14,3.
Pada jumlah daun yang paling tertinggi adalah K1P2 (U3) dengan nilai rata-rata (148)
dan nilai terendahnya adalah pada perlakuan K1P3 (U2) dengan nilai rat-ratanya adalah
23.Pada parameter pengukura jumlah cabang yang memiliki nilai rata-rata tertingginya
adalah K1P2 (U3) dengan nilai rata-rata adalah (9,7) cabang dan nilai terendah pada
jumlah cabang adalah pada perlakuan K1P3(U2) dengan nilai 1,7.Jadi pada pengukuran
tahap 1 dapat disimpulkan bahwa perlakuan K1P2 dengan K1=0,5 kg memiliki reaksi
yang cepat terhadap tanaman.Hal ini didukung oleh pendapat dari (Saragih, 2008) yang
berbunyi pupuk kandang sapi dapat menambah tersedianya unsur hara bagi tanaman.
Pada perlakuan penyiraman P tidak dilakukan secara pasti sehingga dapat
disimpulkan bahwa penyiraman (P) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang
tanah,jadi yang berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan kacang tanah cepat adalah
kompisisi pupuk yang pas dengan komposisi tanah.Yang menjadi alasan cepatnya
pertumbuhan tanaman kacang tanah adalah karena sdikitnya komposisi pupuk sehingga
memudahkan mikroorganisme untuk mengurai pupuk tersebut.

2. Pengukuran tahap 2
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata tertinnggi pada
parameter pengukuran tinggi tanaman adalah pada perlakuan K2P2 (U3),K3P2 (U2)
dan K1P3 (U1) yaitu dengan nilai rata-rata adalah 3,57 dan nilai terendahnya adalah
24,0 yang terdapat pada perlakuan K3P3 yang terdapat pada U1 .Pada pengukuran
jumlah daun yang menjadi nilai rata-rata tertinggi adalah perlakuan K3P2 (U2) dengan
nilai 478,7 sedangkan untuk nilai rata-rata terendahnya adalah pada perlakuan K3P3
(U1) dengan nilai 50,7.Pada parameter pengukuran jumlah cabang yang memiliki nilai
rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan K3P2 (U2) dengan nilai rata-rata nya adalah
8,2 dan untuk nilai terendahnya adalah pada perlakuan K3P3 (U1) dengan nilai rata-
ratanya adalah 3,7. Ketersediaan K yang sangat tinggi dan telah melebihi batas
kebutuhan akan menyebabkan penambahan kalium tersebut tidak berpengaruh dalam
peningkatan pertumbuhan tanaman, terganggunya keseimbangan unsur hara
menyebabkan terjadinya efek penekanan oleh salah satu unsur terh adap unsur yang
lainnya yang mengakibatkan terjadinya akumulasi salah satu unsur hara dalam tanaman
(Buckman dan Brady 2015).

3. Pengukuran Tahap 3
Pada tabel yang terlampir di atas dapat dilihat yang menjadi nilai rata-rata
tertinggi pada parameter pengukuran tinggi tanaman adalah perlakuan K2P1(U2)
dengan nilai rata-rata adalah 50,3 dan dengan nilai terendahnya adalah pada perlakuan
K1P2(U1) dengan nilai rata-ratanya adalah 30,6.pada pengukuran jumlah daun yang
menjadi nilai rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan K3P2(U3) dengan nilai rata-
ratanya adalah 248 sedangkan untuk nilai terndahnya adalah pada peralkuan
K3P2(U1) dengan nilai rata-ratanya adalah 129,3.Untuk jumlah cabang yang menjadi
nilai rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan K1P2(U3) dengan nilai rata-rata adalah
10,3 dan yang menjadi nilai terendah adalah pada perlakuan K1P3(U2) dengan nilai
rata-ratanya adalah 6,7.
Agustina (2014), menyatakan bahwa unsur hara yang tersedia dalam keadaan cukup
dan sesuai dengan kebutuhan tanaman, maka dapat meningkatkan hasil tanaman. Hal
serupa disampaikan Dwidjoseputro (2017), meningkatnya pertumbuhan dan hasil
tanaman dibutuhkan unsur hara makro maupun mikro dan apabila tidak terpenuhi
maka akan menghambat pertumbuhan dan produksi tanaman.

4. Peresentase tanaman yang hidup


Rata-rata presentase nilai yang terdapat pada tabel di atas adalah 6,8 dan 9,dengan
nilai presentase nilai terendah adalah nilai 6 yang terdapat pada perlakuan K3P3 dan
K3P1 yang berada di ulangan 1.Sedangkan nilai 8 dan 9 mecangkup hampir semua
perlakuan dan ulangan.Menurut(Hartanti Y tjevi.2019)
Metode pemeliharaan tanaman adalah sebagai berikut:
1.Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila benih mengalami tidak tumbuh maka
penyisipan akan dilakukan dengan cara membuat lubang lagi dan ditanam kembali.

2.Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 7 HST.

3. Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari bila tidak hujan atau pada waktu yang
diperlukan sesuai kebutuhan tanaman. Penyiraman dilakukan tidak perlu basah
karena tanah becek atau air yang menggenang akan menyebabkan polong dan
perakaran membusuk.

4.Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian dilakukan jika ada serangan hama dan penyakit. Jika masih dalam
skala kecil atau sedikit maka pengendaliannya menggunakan manual yaitu dengan
menggunakan tangan. Dan jika sudah dalam skala besar maka pengendaliannya
menggunakan insektisida contohnya furadan. Untuk tanaman yang berpenyakit
segera dicabut, dibuang dan dimusnahkan, sanitasi lingkungan dan menanam
varietas tanaman yang tahan penyakit.
BAB V

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perlakuan yang paling cepat respon terhadap pemumpukan adalah
pemumpukan dengan dosis 0,5 kg atau K1,karena dpat dilihat dalam pengukuran
tahap 1 hampir semua parameter pengukuran terdapat K1.Pada pengukuran tahap
2,prameter yang paling banyak muncul adalah K3 dengan dosis pupuk 1,5 terlebih
lagi pada parameter perhitungan jumlah cabang.

B. SARAN
Adapun saran dari saya adalah pada penilitin pengaruh air pada kacang tanah
adalah sebaiknya pada saat penyiraman dilakukan dengan giat agar mencapai hasil
yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Kasno, A., dan. D. Harnowo.2014. Karakteristik varietas unggul kacang tanah dan adopsinya
oleh petani. Iptek Tanarnan Pangan 9(1): 13-23. Puslitbang Tanaman Pangan.
Lukitas, W. 2006. Uji daya hasil lima kultivar kacang tanah [skripsi]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor. Marzuki R. 2009. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta (ID): Panebar Swadaya.
[Balitkabi] Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian. 2008. Teknologi
Produksi Kacang Tanah. Balai Penelitian Tanaman Kacangkacangan dan Umbi-umbian.
Malang (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
RM Kurniawan, H Purnamawati - Buletin Agrohorti, 2017 - jurnal.ipb.ac.i
HAR Mazuki - 1987 - books.google.com
RAR Sinaga - 2019 - repository.uhn.ac.id
HS MANIK - 2022 - repository.uhn.ac.id
J Siregar, R Halawa… - JURNAL AGROTEKDA, 2021 - jurnal.darmaagung.ac.id
FBWB Waruwu, L Indra, RJ Sumbayak - Jurnal Agrotekda, 2021 - jurnal.darmaagung.ac.id
LAMPIRAN

Gbr.1 Pengaplikasian pupuk gbr.2 Pembersihan lahan

Gbr.3 pemilihan benih Gbr.4 penyiraman

Anda mungkin juga menyukai