SKRIPSI
Oleh:
TEGUH SURAMANA SITEPU
210306131
SKRIPSI
Oleh:
TEGUH SURAMANA SITEPU
Tanggal lulus:
ABSTRAK
ternak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efek BIS termodifikasi dalam
ransum terhadap penampilan dan kolonisasi bakteri Patogen pada ayam pedaging.
i
ABSTRACT
TEGUH SURAMANA SITEPU, 2023, "Effect of Feeding Modified Palm Kernel Meal
Agriculture, University of North Sumatra starting from September - November 2023 using
the complete randomized design method. The parameters analyzed were body weight gain,
its capacity to inhibit colonization of harmful bacteria in livestock. The purpose of this
study was to determine the effect of modified BIS in rations on the appearance and
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Suka Dame pada tanggal 11 Januari 2002 dari ayah danibu.
Tahun 2020 penulis lulus dari SMAN 1 TIGAPANAH, dan pada tahun 2021 masuk
ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Selain itu penulis juga aktif dalam organisasi ekstrauniversitas PERMATA GBKP
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Pedaging’.
kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan, memelihara dan
mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bu Nevy
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf
pengajar dan pegawai Program Studi Peternakan serta semua rekan mahasiswa
yang tak dapat disebutkan satu persatu di sini yang telah membantu penulis dalam
iv
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT .............................................................................................................. ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
PENDAHULUAN .................................................................................................. 9
Latar Belakang..................................................................................................... 9
Tujuan Penelitian ............................................................................................... 12
Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 12
Kegunaan Penelitian .......................................................................................... 12
TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................ 13
Bungkil Inti Sawit ............................................................................................. 13
Performans Ayam Pedaging .............................................................................. 14
Konsumsi Ransum ......................................................................................... 14
Pertambahan Bobot Badan............................................................................. 15
v
DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Konsumsi Ransum Standar Ayam Pedaging ................................................ 15
vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang
komersil yang biayanya sangat besar yaitu dapat mencapai 60 - 70% dari complete
biaya produksi (Murtidjo, 1987). Untuk mengurangi biaya produksi yang cukup
susunan ransum atau bahan pakan konvensional. Bahan pakan konvensional yaitu
bahan yang biasa digunakan oleh peternak yang bisa diramu sendiri menjadi sebuah
biaya yang lebih mahal. Mahalnya ransum ternak unggas disebabkan karenaselama
ini Indonesia masih mengimport sebagian kebutuhan bahan ransum ternak unggas
seperti bungkil kedelai, tepung ikan dan sebagian jagung belum bisa seluruhnya
disuplai oleh produksi dalam negeri yang mengakibatkan naik turunnya harga
ransum ternak unggas lebih banyak tergantung pada bahan baku yang diimport.
karena adanya beberapa faktor pembatas yang terdapat dalam Bungkil Inti Sawit
tersebut, diantaranya kandungan serat kasar tinggi, daya guna protein dan energi
9
Bungkil inti sawit (BIS) adalah produk samping industri pengolahan kelapa
sawit yang mempunyai ketersediaan tinggi di Sumatera Utara. Sampai sejauh ini
Bungkil Inti Sawit hanya digunakan sebagai salah satu komponen ransum untuk
ternak monogastrik atau ruminansia. Penggunaan Bungkil Inti Sawit pada ternak
monogastrik terbatas karena adanya struktur mannan dalam ikatan yang sulit
Bungkil Inti Sawit sebagai mannanoligosakarida (MOS) yang sejauh ini lebih
dan dimasa yang akan dating akan dapat dijadikan alternatif antibiotik yang
Salah satu faktor pembatas penggunaan Bungkil Inti Sawit terutama pada
ternak monogastrik adalah kandungan serat yang tinggi dan komponen dominannya
adalah berupa mannose yang mencapai 56,4% dari absolute dinding sel. Bungkil
Inti Sawit dan ada dalam bentuk ikatan β-mannan (Daud et al., 1993). Selanjutnya
Tafsin (2007) melaporkan komponen gula yang terdeteksi dari ekstraksi Bungkil
Inti Sawit tersusun atas komponen mannose, glukosa dan galaktosa dengan rasio
prebiotik yang akan meningkatkan kesehatan ternak. Sundu et al. ( 2006) menduga
(MOS) yang akan memperbaiki kesehatan dan sistem kekebalan ternak unggas.
Untuk meningkatkan kualitas ransum ayam yang berasal dari limbah pabrik
10
perkebunan seperti bungkil inti sawit teknologi fermentasi dipandang cukup baik
untuk mengatasinya.
perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan mutu bahan pakan baik dari
struktur mannan yang terdapat pada Bungkil Inti Sawit sebagai pengendali e. coli
mikroba patogen. Bakteri seperti salmonella, e.coli, dan vibrio cholera mempunyai
pada saluran pencernaan (Community for Food and Nutrtition Strategy, 2002).
Bungkil Inti Sawit yang termodifikasi untuk digunakan sebagai bahan ransum pada
11
Tujuan Penelitian
pedaging.
Hipotesis Penelitian
Kegunaan Penelitian
12
TINJAUAN PUSTAKA
Bungkil inti sawit (BIS) merupakan produk sampingan dari proses ekstraksi
inti sawit. 100ton bundel sawit menghasilkan 4 ton inti sawit, menghasilkan 45-
46% minyak dan 45-46% BIS (Susanto dan Ade, 2013). Menurut Halawa dkk
(2011), BIS merupakan bahan pengganti pangan yang mempunyai nilai gizi sangat
baik. Menurut Mairizal (2018), BIS mengandung serat kasar 16,89%, protein kasar
17,15%, lemak kasar 8,45%, Ca 0,64% dan fosfor 0,45%, serta energi metabolisme
sebesar 2682 Kkal/kg. Pemanfaatan BIS pada pangan sangat terbatas yaitu hanya
sekitar 7% pada pangan (Sinurat, 2012). Didukung masukan dari Pasaribu (2018).
BIS masih sangat terbatas penggunaannya sebagai bahan pakan unggas karena
kualitas gizinya yang kurang optimal, termasuk kandungan serat kasarnya yang
tinggi. Menurut Susanto dan Ade (2013), nilai kecernaan tepung inti sawit sangat
rendah ditinjau dari kecernaan komponen baik protein maupun asam amino.
Tepung inti sawit kaya akan NSP dengan struktur utama galaktomannan,
glukomanan, dan mannan, dan kandungan mannannya sekitar 35,2% (Carré 2002;
Fan et al. 2014). Didukung oleh pendapat Ribeiro dkk. (2011), komponen
karbohidrat BIS mengandung selulosa, β-mannan, dan lignin dalam jumlah tinggi.
Kadar mannan dalam BIS pada pakan unggas di atas 40% dapat menyebabkan
13
Performans Ayam Pedaging
Konsumsi Ransum
Konsumsi ransum adalah jumlah yang dikonsumsi oleh ternak dalam jangka
kebutuhan zat nutrisi oleh kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan. Menurut
masuknya sejumlah nutrisi yang ada di dalam kebutuhan ransum tersebut yang telah
tersusun dari berbagai jenis bahan ransum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
hidupnya, kebutuhan energi, untuk fungsi tubuh dan memperlancar reaksi sintesis
dari tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa ternak ayam dapat mengkonsumsi
1992). Bagi ayam pedaging jumlah konsumsi yang banyak bukanlah merupakan
jaminan untuk mencapai pertumbuhan puncak. Kualitas dari bahan ransum dan
Dalam mengkonsumsi ransum ternak dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain;
umur, palatabilitas ransum, aktifitas ternak, energi ransum dan tingkat protein. Juga
ditentukan oleh kualitas dan kuantitas dari ransum yang diberikan serta
umur dan berdasarkan atas kebutuhan, hal ini bertujuan selain untuk
14
mengefisienkan jumlah ransum pada ternak juga untuk mengetahui sejauh mana
badan merupakan salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan.
(Maynard, 1984).
dalam bentuk dan berat dari jaringan bangunan seperti urat daging, tulang, jantung,
otak dan semua jaringan tubuh lainnya (kecuali jaringan lemak) dan alat tubuh. Dari
sudut kimiawi pertumbuhan murni adalah suatu penambahan dalam jumlah protein
dan zat mineral yang tertimbun dalam tubuh. Penambahan dalam berat akibat
15
Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor keturunan, hormon dan pakan serta
manajemen yang meliputi program pemberian ransum yang baik, tempat ransum
yang sesuai, air yang cukup, tempat program pemberian pakan yang baik. Selain itu
pertumbuhan dipengaruhi oleh strain, jenis kelamin, dan umur (Anggorodi, 1991).
16