Anda di halaman 1dari 8

KOLAM INDOOR SEBAGAI SOLUSI KEGIATAN AKUAKULTUR

Oleh :

Rani Retnani Widiamar 2014111009

Rafli Arief Primawan 2014111037

Shinta Nur’Aini,AS 2014111003

Wahlul Nasrulloh 2014111017

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

JURUSAN PERIKANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah penduduk dunia saat ini telah mencapai 7,5 miliar orang. Dari zaman dahulu
manusia mendapatkan makanan dari hasil menangkap di sungai, danau, dan laut. Seiring
berjalannya waktu, semakin banyak permintaan manusia untuk memakan ikan. Sedangkan ikan
di laut semakin sulit ditangkap oleh nelayan dan membutuhkan waktu yang lama untuk
menangkap ikan di lautan luas tersebut. Solusi atas permasalahan tersebut adalah dengan
membuat kolam buatan dan melakukan kegiatan budidaya ikan.

Potensi perikanan di Indonesia saat ini masih sangat besar, termasuk usaha budidaya
yang saat ini masih sedikit di minati oleh masyarakat Indonesia. Budidaya ikan merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting saat ini dan masa yang akan datang. Hal ini dikarenakan ikan
merupakan salah satujenis pangan yang sangat dibutuhkan oleh manusia yang mempunyai harga
jual relatif murah dan mempunyai kandungan gizi yang lengkap. Dengan mengkonsumsi ikan
maka kebutuhan gizi manusia akan terpenuhi. Oleh karena itu kemampuan sumberdaya manusia
untuk memproduksi ikan budidaya sangat dibutuhkan. Dalam budidaya sendiri memiliki
perkembangan teknik yang dari waktu ke waktu semakin efektif dan efisien sehingga
memudahkan para pembudidaya ikan.

Kegiatan budidaya ikan umumnya membutuhkan lahan tanah kolam yang berukuran
sangat luas serta berlokasi di dekat sungai, danau, atau lautan. Nyatanya, dengan perkembangan
teknologi yang semakin maju pembudidaya dapat memelihara ikan di dalam ruangan (indoor)
dengan lahan yang lebih kecil tetapi tetap menghasilkan panen ikan yang setara dengan kolam
berukuran besar. Oleh karena itu, perlunya pengetahuan tentang budidaya di kolam indoor
sebagai solusi permasalahan dalam akuakultur.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari kolam indoor?

2. Desain dari kolam indoor?

3. Teknologi apa yang dapat menunjang kolam indoor?

4. Bagaimana kualitas air dalam kolam indoor?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan untuk makalah ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengertian dari kolam indoor.

2. Untuk mengetahui desain dari kolam indoor.

3. Untuk mengetahui teknologi yang dapat menunjang kolam indoor.

4. Untuk mengetahui kualitas air dalam kolam indoor.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kolam Indoor

Kolam indoor atau lebih spesifiknya indoor tanks system merupakan kegiatan budidaya
pada kolam yang dilakukan pada ruangan tertutup. Kolam indoor umumnya menggunakan air
yang selalu sama dan tidak terlalu sering diganti. Penggunaan alat-alat bantuan sangat diperlukan
dalam melakukan kolam tertutup seperti aerator, pembuat arus, filter, pompa air, heater dan
lainnya. Kolam tertutup menggunakan sistem resirkulasi sehingga air yang digunakan tidak
terlalu banyak atau sering diganti. Kolam indoor sering digunakan dalam melakukan budidaya
atau memelihara ikan hias yang eksotis baik perairan tawar maupun asin.

Menurut Setyono (2012), sistem kolam tertutup memiliki kelebihan dalam mempermudah
pembudidaya dalam mengontrol kondisi akuakultur secara menyeluruh meliputi kualitas air,
pemberian pakan hingga pencegahan penyakit. Selain itu predator dan parasite sangatlah jarang
atau tidak ditemui, karena kolam tertutup menggunakan sistem perairan resirkulasi dan sejak
benih ditebar selalu dipantau. Kepadatan biota air yang dipelihara dapat dilakukan dengan
densitas yang tinggi. Adapun kekurangan pada sistem kolam tertutup seperti biaya investasi yang
sangat tinggi, memerlukan fasilitas yang canggih untuk water treatment yang baik sehingga
ketergantungan dengan listrik pula tinggi, memerlukan tenaga kerja yang berpengalaman atau
memiliki bekal ilmu dibidang sistem kolam tertutup, pengontrolan sering dilakukan dan teratur
karena kegiatan budidaya pada kolam indoor jika tidak dipantau secara teratur maka akan
menyebabkan kesempatan terjadinya fatal error yang akan terjadi seperti penyakit dan polusi.

2.2 Desain Kolam Indoor

Kolam indoor atau kolam tertutup memiliki konstruksi-konstruksi penyusun untuk membentuk
sebuah desain kolam indoor yang baik, salah satunya adalah wadah budidaya (tank)
2.2.1 Wadah Budidaya (tank)

Tangki yang digunakan pada kolam indoor menurut Priono dan Satyani (2012), harus
memiliki persayaratan karakteristik yang optimal sesuai dengan standarisasi dalam melakukan
kegiatan budidaya. Syarat karakteristik wadah budidaya yang baik antara lain tidak mudah bocor,
bahannya tidak mempengaruhi kehidupan ikan, mudah dikelola dan kuat juga tahan lama. Jenis-
jenis tangki yang digunakan pada kegiatan kolam indoor antara lain aquarium, bak fiber glass,
kolam beton/semen, dan kolam terpal. Wadah budidaya yang digunakan dalam budidaya kolam
indoor umumnya tidak seluas dan sebesar kolam outdoor, dikarenakan budidaya indoor
dilakukan dalam ruangan yang terbatas namun kegiatan budidaya indoor lebih terpantau
sehingga komoditas yang sering dibudidayakan yaitu ikan hias dan ikan-ikan yang membutuhkan
perawatan lebih

2.3 Teknologi Penunjang Kolam Indoor

2.3.1 Bioflok
Salah satu teknologi yang dapat mengatasi permasalahan limbah akuakultur yaitu bioflok.
Penggunaan bioflok di perairan dapat memberi manfaat seperti sumber pakan tambahan untuk
ikan, mengatasi limbah akuakultur, dan mengurangi nitrogen sehingga dapat memperbaiki
kualitas air. Terbentuknya bioflok dihasilkan dari sisa pakan, metabolisme dan feses dari
kegiatan budidaya. Sisa pakan dan feses yang terbuang di perairanakan menghasilkan nitrogen
anorganik. Nitrogen anorganik dapat diubah menjadi proteinsel tunggal dengan adanya
penambahan materi karbon di perairan dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan ikan atau
udang. Pakan yang dicerna oleh ikan hanya sekitar 25% dan sisanya sekitar 75% baik berupa N-
organik maupun Nanorganik dibuang keperairan sebagai limbah. Perbandingan antara unsur
karbon (C) dengan nitrogen (N) (C:N rasio), sangat penting di perlukan dalam sistem bioflok
supaya bakteri dapat tumbuh dengan baik yang berpengaruh terhadap struktur pembentukan flok.
Nilai ideal perbandingan unsur karbon dengan nitrogen untuk bioflok adalah minimal 1:12
(Husain et al., 2015)

2.4 Kualitas Air

Ikan yang hidup dalam kolam indoor membutuhkan ketersediaan oksigen yang memadai.
Kandungan DO 1 – 2 mg/l dalam beberapa jam saja sudah bisa membunuh organisme air.
Sedangkan kandungan DO 2 – 5 mg/l yang terjadi terus menerus dalam waktu lama, bisa
menghambat pertumbuhan organisme air. Maka, kandungan DO yang baik untuk pertumbuhan
organisme air yaitu 5 mg/l sampai 12dengan titik jenuh (saturasi) oksigen. Menurut referensi,
Boyd dan Tucker (1998), aktivitas akuakultur setidaknya memiliki pH 6,5 – 9. Disamping itu,
pH optimum untuk biota laut 7,5 – 8,5.

Suhu ideal untuk budidaya perikanan berkisar antara 25 – 31 C. Suhu perairan yang
berfluktuasi drastis akan berdampak negatif pada pertumbuhan embrio ikan. Sedangkan
kedalaman perairan yang ideal untuk budidaya ikan berkisar antara 70 – 120 cm. Jangan terlalu
dangkal, tetapi jangan juga terlalu dalam. Jika terlalu dangkal, akan membuat perubahan yang
besar pada suhu. Jika terlalu dalam, terjadi perbedaan suhu yang sangat mencolok yaitu antara air
bagian atas (termasuk juga permukaan) dan bagian bawahnya (dasar air), serta sinar matahari
yang tidak mencapai dasar perairan yang imbasnya akan memperlambat dan atau menghambat
pertumbuhan fitoplankton.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

indoor atau lebih spesifiknya indoor tanks system merupakan kegiatan budidaya pada
kolam yang dilakukan pada ruangan tertutup. Kolam indoor atau kolam tertutup memiliki
konstruksi-konstruksi penyusun untuk membentuk sebuah desain kolam indoor yang baik,
diantaranya ada wadah budidaya (tangki). Syarat karakteristik wadah budidaya yang baik antara
lain tidak mudah bocor, bahannya tidak mempengaruhi kehidupan ikan, mudah dikelola dan kuat
juga tahan lama. Salah satu teknologi yang dapat mengatasi permasalahan limbah akuakultur
yaitu bioflok. Penggunaan bioflok di perairan dapat memberi manfaat seperti sumber pakan
tambahan untuk ikan, mengatasi limbah akuakultur, dan mengurangi nitrogen sehingga dapat
memperbaiki kualitas air. Kandungan DO yang baik untuk pertumbuhan organisme air yaitu 5
mg/l sampai dengan titik jenuh (saturasi) oksigen.
DAFTAR PUSTAKA

Claude E. Boyd dan C.S. Tucker. 1998. Pond Aquaculture Water Quality Management. Springer
Science & Business Media: Nature. 700 page.

Husain, N., B. Putri, dan Supono. 2015. Perbandingan karbon dan nitrogen pada sistem bioflok
terhadap pertumbuhan nila merah (Oreochromis niloticus). e-Jurnal Rekayasa dan
Teknologi Budidaya Perairan. 3(1): 343-350.

Priono, B. dan D. Satyani. 2012. Penggunaan berbagai jenis filter untuk pemeliharaan ikan hias
air tawar di akuarium. Media Akuakultur. 7(2): 76-83.

Setyono, D. E. D. 2012. Akuakultur dengan sistem resirkulasi. Oseana. 37(3): 45-50.

Tim. 2011. Kawasan Percontohan Minapolitan Berbasis Perikanan Budidaya. Kementerian


Kelautan dan Perikanan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai