I. PENDADULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecamatan Pagelaran salah satu dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Malang.
Kecamatan Pagelaran memiliki luas wilayah sebesar merupakan kecamatan termuda di
wilayah Kabupaten Malang dibandingkan dengan kecamatan yang lain. Wilayah perikanan
di Kecamatan Pagelaran mempunyai lahan-lahan yang cukup potensial untuk kegiatan
perikanan. Luas wilayah yang dimiliki oleh Kecamatan Pagelaran ± 4.915 ha, yang terdiri
dari lahan sawah 2.650 Ha, lahan kolam 23 Ha dan 2.242 Ha lahan darat. Wilayah
Kecamatan Pagelaran mempunyai ketinggian antara 340 m – 395 m diatas permukaan laut,
dengan tingkat kemiringan rata-rata kurang dari 4% dan beda tinggi dari satu tempat dengan
lainnya yang paling ektrim tidak lebih dari 25 m sehingga termasuk wilayah datar Dari total
jumlah penduduk di Kecamatan Pagelaran, terdapat 87 RTP (Rumah Tangga Perikanan)
Yang terbentuk menjadi 8 kelompok perikanan yang tersebar di 8 desa di Kecamatan
Pagelaran (Effendi, 2020).
Pengertian teknis kolam merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas dan
sengaja dibuat manusia agar mudah dikelola dalam hal pengaturan air, jenis hewan
budidaya dan target produksinya. Kolam yang digunakan untuk pembesaran ikan lele
sebelum digunakan dikuras dan dibersihkan terlebih dahulu untuk menghilangkan bakteri
dan parasit penyebab penyakit pada ikan lele lalu dilakukan proses pemukukan agarpakan
alami dapat tumbuh
2. Pemeliharahan benih
Benih yang sudah ditebar di kolam pembesaran diberikan pakan tiga kali sehari pada
jam 08.00, jam 13.00, dan jam 19.00 WIB. Benih yang sudah ditebar di kolam pembesaran
juga diberi perawatan biofarmaka berupa daun pepaya dan mengkudu untuk mengurangi
angka mortalitas larva yang dikarenakan oleh stress. Setiap dua minggu sekali dilakukan
sampling untuk mengetahui jumlah pakan yang harus diberikan pada larva ikan lele agar
pertumbuhannya maksimal.
3. Pengelolaan pakan
Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan pada ikan. Pakan merupakan
salah satu faktor yang mendukung keberhasilan dalam usaha budidaya sehingga
manajemen pakan menjadi hal krusial yang harus di kelola dengan baik. Frekuensi
pemberian pakan merupakan jumlah pemberian pakan per satuan waktu. Praktikum
pembesaran memberikan pakan sebanyak 3x sehari. Jumlah pakan yang diberikan dihitung
berdasarkan FR atau Feeding Rate (Rustidja 1999). Feeding rate yang diterapkan sebesar
6%. Feeding frequency pada praktikum pembesaaran adalah 3 kali sehari dengan feeding
time pagi, siang, dan sore.
Kualitas air menurut memegang peranan penting terutama dalam kegiatan budidaya.
Penurunan mutu air dapat mengakibatkan kematian, pertumbuhan terhambat, timbulnya
hama penyakit, dan pengurangan rasio konversi pakan. Air yang terbaik bagi perkembangan
ikan lele berasal dari sumur pompa, sungai, atau irigasi yang tidak tercemari zat-zat kimia.
Sebaiknya hindari penggynaan air PAM karena mengandung kaporit. Faktor yang
berhubungan dengan air perlu diperhatikan antara lain oksigen terlarut, suhu, pH, dan
amoniak. Kekurangan oksigen akan tampak jelas pada ikan saat pagi hari karena sejumlah
ikan akan berada di atas permukaan untuk menghirup oksigen langsung dari udara. pH di
kolam pembesaran dapat diukur dengan menggunakan kertas lakmus dan pHmeter.
Sementara itu, suhu air dapat diukur dengan menggunakan termometer. Kandungan
amoniak dlam air yang baik tidak lebih dari 0,1 ppm. Air yang mengandung amoniak tinggi
bersifat toksik karena akan menghambat ekskresi pada ikan (Chen dan Kau 1993).
5. Penyakit ikan
Penyakit ikan merupakan salah satu penyebab timbulnya penyakit pada usaha
budidaya ikan. Penyakit ikan merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian
yang serius pada budidaya ikan. Kerugran yang diderita akibat wabah penyakit ini biasanya
cukup besar. Selain kematian ikan, kerugian yang lain adalah berupa penurunan kualitas
ikan. Hal ini tentu saja akan mengakibatkan pada harga jual ikan itu sendiri menjadi rendah.
Ikan lele ermasuk jenis ikan yang tidak bersisik, oleh karena itu, ikan lele tidak memiliki
pelindung tubuh dari gangguan lingkungan. Akibatnya, bila terluka terjadi pengeluaran lendir
yang berlebihan dari tubuh lele. Lendir tersebut dapat dijadikan media hidup bakteri.
Menempelnya bakteri pada lendir menyebabkan penyakit dapat masuk ke dalam tubuh ikan
lele. Terjadinya luka inilah yang menjadikan ketahanan tubuh ikan lele menurun dan
menyebabkan sakit
2.2.3 Probiotik
a. Pengertian Probiotik
b. Aplikasi Probiotik
(Arief et al., 2014) menyatakan bahwa pemberian probiotik komersil dengan kandungan
bakteri Lactobacillus sebanyak 5% pada ikan lele diperoleh laju pertumbuhan 2,88 g/hari.
(Sukoco et al., 2019)penambahan probiotik dengan konsentrasi 0,025 ml/L air dihasilkan
pertumbuhan bertambah 1,654 g/ hari.
Penambahan probiotik EM4 sebanyak 8 mL/kg pakan (P3) menghasilkan laju pertumbuhan
tertinggi pada ikan lele sangkuriang yang dipelihara di media bioflok, yaitu bobot mutlak 7,56
g, laju pertumbuhan spesifik 4,64%/hari, dan panjang mutlak 3,51 cm sim (Simanjuntak et
al., 2020).
c. Manfaat Probiotik
Kepadatan kolam lebih tinggi (benih yang ditebar bisa lebih banyak dari biasanya).
Serangan penyakit yang menurun dan kematian dari bibit juga menurun. Kualitas ikan lele
lebih baik, daging tebal dan tubuhnya lebih panjang. Air yang tidak berbau (ramah
lingkungan sekitar) e. Bisa menghemat biaya pakan ikan (Rachman, Arif et al., 2021).
d. Probiotik Em4
Pada tahun 1980, Prof.Dr. Teruo Higa mengembangkan suatu teknologi fermentasi yang
dinamakan EM4 (Effective Microorganisms 4). EM4 merupakan kultur campuran dari
beberapa mikroorganisme non patogen. Mikroorganisme alami yang terdapat dalam EM4
terdiri dari lima kelompok mikroorganisme, yaitu bakteri asam laktat (Lactobacillus sp),
bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp), Actinomycetes sp, Streptomyces sp, dan ragi
(yeast).
Probiotik EM4 (Effective Microorganisms 4) apabila ditambahkan dalam pakan
bekerja dengan dua cara, yaitu
1. Proses fermentasi akan dilakukan oleh jamur fermentasi yang mengubah molekul
kompleks menjadi molekul yang lebih sederhana yang membuat makanan menjadi
lebih mudah untuk diserap.
2. Bakteri probiotik dalam EM4 mampu menghambat pertumbuhan bakteri pathogen
dalam saluran pencernaan ikan. Bakteri probiotik bersifat antagonis dengan bakteri
patogen. Ketika bakteri patogen terhambat pertumbuhannya, akan membuat sari
makanan yang diserap dalam usus ikan menjadi lebih optimal.
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Kegiatan Praktik Akhir akan dilaksanakan mulai tanggal 07 Maret 2022 sampai
dengan 30 Mei 2022. Lokasi Praktik Akhir bertempat di Kecamatan Pagelaran, Kabupaten
Malang, Provinsi Jawa Timur.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang akan dikumpulkan dalam Praktik Akhir adalah data kualitatif dan
kuantitatif. Data kualitatif yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata bukan dalam bentuk
angka, yang termasuk data kualitatif dalam praktik akhir yaitu data kondisi wilayah, proses
produksi, tahapan produksi perikanan dan kondisi penyuluh perikanan. Data kuantitatif
merupakan jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara langsung, yang berupa
informasi atau penjelasan yang dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka, dalam
hal ini data kuantitatif yang diperlukan adalah data sumberdaya alam dan sumber daya
manusia, data produksi, data jumlah penyuluh, dan analisa usaha perikanan (Masruroh,
2013).
Data primer diperoleh dari pengamatan langsung dari narasumber atau objek yang
diteliti yaitu kelompok pembudidaya ikan, pemasar ikan, penyuluh perikanan selanjutnya
dilakukan pencatatan terhadap keseluruhan potensi baik sumber daya alam dan sumber
daya manusia, pada akhirnya diperoleh data valid sesuai dengan kondisi di lapangan. Data
sekunder digunakan sebagai data pelengkap dan pendukung data primer, diperoleh dari
Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Kantor
Kecamatan Pagelaran, dan Programa Kecamatan Pagelaran (Masruroh, 2013).
3.3 Materi Kegiatan
3.3.1 Demonstrasi fermentasi probiotik
Penggunaan probiotik berperan terhadap meningkatkan laju pertumbuhan juga
berpengaruh terhadap meningkatnya kekebalan tubuh sehingga ikan memiliki kelulusan
hidup yang tinggi karena selain menekan bakteri pada sistem pencernaan, bakteri
probiotik juga berperan dalam menjaga kualitas perairan (Abarca, 2021)
Kegiatan Demontrasi Fermentasi Probiotik ini dimaksudkan sebagai peningkatan
angka kelangsungan hidup ikan budidaya sehinga meningkatka hasil panen/siklus nya.
Kegiatan Dempond Fermentasi Probiotik akan dilakukan pada anggota Kelompok
POKDAKAN Sri Sedono. Berikut langkah pembuatan fermentasi probiotik untuk
mengkultur kembali sebanyak 5 liter ;
Alat dan bahan fermentasi probiotik;
- Probiotik 200 ml
- Molase 300 ml
- Ragi/fermipan 50 gr
- Air 5 lt
- Ember cat bekas/ jrigen 10 lt
- Karet/ tali
- Plastic
Alat ukur kualitas air ;
- Tetra
- Kertas lakmus
Cara pembuatan ;
1. Semua bahan secara berurutan dicampurkan dalam satu wadah
ember besar.
2. Aduk semua kira-kira 2-3 menit, hingga semua bahan tercampur
merata.
3. Masukkan kedalam Jerigen 10 liter lalu tutup serapat mungkin.
Proses fermentasi baru dimulai.
4. Simpan ditempat sejuk selama 7-10 hari dengan kondisi minin
cahaya matahari agar proses fermentasi berjalan dengan baik.
5. Selama proses fermentasi berlangsung jangan lupa jerigen dibuka 3
hari sekali tujuannya agar gas/uap dalam jerigen keluar dan aduk.
Setelah itu jangan lupa ditutup kembali, serapat mungkin.
6. Setelah hari ke 7 Probiotik siap untuk digunakan. Indikasi
keberhasilan fermentasi probiotik akan berwarna kecokelatan.
Kegiatan fermentasi probiotik akan dilakukan tiap satu minggu sekali dengan jumlah
5 liter dalam 1 minggu. Cara pengaplikasian fermentasi probiotik yaitu, dengan
mencampurkannya kedalam pakan. Pada kegiatan fermentasi probiotik yang akan
dicampurkan pada pakan kualitas air yang akan diukur adalah NH3, dan PH. Kegiatan
Demonstrasi dilakukan sebagai pemecahan masalah dari rendahnya pendapatan dari para
pembudidaya. Berikut rincian rencana kegiatan Demonstrasi :
Tujuan Kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan demonstrasi yaitu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dan minat pembudidaya tentang penggunaan
probiotik pada pakan dan air dalam mengatasi serangan penyakit,
meningkatkan tingkat kelangsungan hidup ikan lele dari 75% hingga 85%,
dan menejeman kualitas air yang baik.
Sasaran dan lokasi
Pembudidaya ikan lele kelompok Sri Sedono dengan narasumber Bapak
Sugianto di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Malang.
Materi
Materi yang diberikan kepada pembudidaya Ikan lele dalam segmen
pembesaran yaitu tentang penggunaan probiotik pada pakan dan air guna
mencegah serangan penyakit pada ikan lele meliputi pengertian, kegunaan,
cara penggunaan probiotik, dosis probitik dan pakan, serta monitoring
kualitas air.
Media
Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah pemaparan materi
menggunakan folder yang terdapat di Lampiran 1.
Prosedur
Prosedur kegiatan yang digunakan mengenai penggunaan aplikasi probiotik
pada pakan dan air antara lain:
a) Penjelasan singkat probiotik EM4, molase dan Fermipan.
b) Pre-Test (pengetahuan, keterampilan dan sikap) sasaran terhadap
materi penyuluhan
c) Melakukan demonstrasi percontohan mulai dari persiapan wadah
yaitu berupa kolam terpal bulat dengan diameter 2 meter.
d) Pengisian air dengan ketinggian air mencapai 80 cm
e) Pengecekan suhu dan pH meter pada air budidaya
f) Pemberian hasil fermentasi probiotik
g) Penebaran benih sebanyak 1000 ekor ukuran 2-3 cm, sebelum benih
ditebar dilakukan aklimatisai selama 10 menit. Benih ditebar pada
pagi atau sore hari,
h) Pemberian pakan pellet dengan dosis 3% dari biomassa, frekuensi
pemberian pakan sebanyak 3 kali,
i) Dilakukan pemeliharaan selama kurang lebih 2 bulan dengan
memperhatikan kualitas air dan pemberian pakan,pada saat
pemeliharaan diberikan probiotik selama 10 hari sekali.
j) Dilakukan sampling setiap satu minggu sekali
k) Melakukan pencegahan terhadap hama dan penyakit yang dapat
menyerang benih ikan lele
l) Dilakukan panen
m) Melakukan post test mengenai dempond yang dilakukan
Rencana Anggaran Biaya (RAB)
9. Transportasi - - 50.000,-
Total 1.540.000,-
DAFTAR PUSTAKA
Abarca, R. M. (2021). Efektivitas Penambahan Probiotik Terhadap Pertumbuhan, FCR. dan
Sintasan Ikan Lele Sangkuriang. 2013–2015.
Arief, M., Fitriani, N., & Subekti, S. (2014). Pengaruh pemberian probiotik berbeda pada
pakan komersial terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan ikan lele sangkuriang
(Clarias sp.). Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 6(1), 5.
Masruroh, S. (2013). Metode Penelitian Data Kualitatif dan Data Kuantitatif. 53(9), 64.
Nugroho, B.H., Basuki, F. dan Wisnu R, A. (2013). Journal of Aquaculture Management and
Technology Journal of Aquaculture Management and Technology. Journal of
Aquaculture Management and Technology, 6(2), 22.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
Rachmawati, D., Samidjan, I., Soedarto, J. P., & Reksosari, V. (2015). MANAJEMEN
KUALITAS AIR MEDIA BUDIDAYA IKAN LELE SANGKURIANG ( Clarias gariepinus )
DENGAN TEKNIK PROBIOTIK PADA KOLAM TERPAL DI DESA VOKASI
REKSOSARI , KECAMATAN SURUH , pakan tambahan buatan juga dapat menjadikan
intensifikasi paling memungkinkan. PENA Akuatika, 12(1), 24–32.