Anda di halaman 1dari 35

TEKNIK PEMBENIHAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis Niloticus) DI UNIT

PEMBENIHAN RAKYAT (UPR) MEFION TARUNG-TARUNG KABUPATEN


PASAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT

KERJA PRAKTEK AKHIR (KPA)


JURUSAN TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN

LAPORAN

Oleh :

NAMA : HABLI
NIT : 19.3.12.111

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN PENGEMBANGAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SIDOARJO 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul : Teknik Pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus) di


Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten
Pasaman, Provinsi Sumatra Barat

Nama Taruna : HABLI

NIT : 19.3.12 111

Laporan ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Kerja
Praktek Akhir Jurusan Usaha Budidaya Ikan Politeknik Kelautan dan Perikanan
Sidoarjo Tahun Akademik 2022/2023

Menyetujui
Dosen Pebimbing I Dosen Pebimbing II

Kartika Primasari, M.Si Ulfauza,S.Pi.,M.CIO


NIP. 19901231 201902 2 005 NIP. 198108082010011018

Diketahui oleh :
Ketua Program Studi

Lusiana BR Ritonga,S,Pi.,M.P
NIP. 19920330201801200

i
RINGKASAN

HABLI NIT 19.3.12.111 Teknik Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)


Di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumattera Barat dibawah bimbingan Kartika Primasari, M.Si dan
Ulfauza,S.Pi.,M.CIO selaku Dosen Pebimbing I dan II.

Indonesia memiliki sumberdaya perikanan yang amat kaya dan potensial,


baik di wilayah perairan air tawar, air payau maupun perairan air laut. Potensi
sumber daya perikanan meliputi keaneka ragaman jenis ikan dan lahan
perikanan.
Selama ini perkembangan budidaya ikan nila merah tidak banyak
mengalami masalah, namun ada salah satu masalah yang perlu diperhatikan
yaitu masalah pakan. Pakan merupakan salah satu pokok penunjang yang
berperan meningkatkan pertumbuhan organisme sehingga sangat penting
memperhatikan kualitas pakan dan kuantitas pakan yang akan di berikan kepada
ikan nila merah. Menurut Zulkhasyni (2017), pakan memegang peranan penting
dalam kegiatan budidaya ikan karena kebutuhan pakan selama budidaya dapat
mencapai 60-70% dari total biaya produksi, dan pakan juga mejadi faktor yang
sangat berpengaruh terhadap produktifitas ikan nila merah. Jumlah dosis pakan
yang dibutuhkan untuk ikan nila merah berkisar 3-7 % dari berat biomassa,
karena pemberian dosis pakan adalah merupakan salah satu unsur yang paling
penting dalam kegiatan budidaya ikan nila merah.
Untuk memenuhi kebutuhan kosumsi masyarakat dilakukan peningkatan
produksi ikan nila merah. Peningkatan produksi ikan nila merah juga dilakukan
untuk merangsang perkembangan budidaya ikan nila merah di berbagai
budidaya perikanan air tawar salah satunya adalah di Unit Pembenihan Rakyat
(UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman Provinsi Sumattera Barat.
Teknologi pembenihan ikan nila merah digunakan di Unit Pembenihan
Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman Provinsi Sumattera
Barat adalah sistem air mengalir. Nugroho et al., (2012) menyebutkan bahwa
penerapan sistem air mengalir dapat mengurangi resiko pembudidaya terhadap
tingginya tingkat kematian benih ikan nila merah pada saat pemeliharaan karena
ketersediaan oksigen yang tercukupi dengan baik.
Maksud pelaksanaan Kerja Praktek Akhir (KPA) adalah mengetahui
gambaran kegiatan pembenihan ikan nila Oreochromis niloticus) dan mampu
melakukan pembenihan ikan Nila (Oreochromis niloticus) secara mandiri serta
untuk memberikan sumber informasi pada masyarakat di Unit Pembenihan
Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman Provinsi Sumattera
Barat tentang bagaimana teknik dalam Pembenihan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus)”.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang sangat diminati oleh
masyarakat, karena mudah dibudidayakan dan memiliki toleransi tinggi terhadap
berbagai jenis lingkungan perairan. Ikan Nila ditetapkan sebagai salah satu
spesies ikan air tawar komoditas unggulan, karena teknologi budidayanya relatif
mudah dan harganya terjangkau oleh masyarakat (Aliah 2017).
Ikan nila tersebar di negara-negara yang beriklim tropis dan subtropis.
Ikan nila tidak dapat hidup pada wilayah yang beriklim dingin (Ayuningtyas,
2012). Ikan nila mampu hidup pada lingkungan air tawar, air payau, dan air asin

ii
di laut. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air asin tetapi harus
beradaptasikan secara bertahap, yaitu dengan menaikkan kadar garam air
sedikit demi sedikit. Kadar garam air yang disukai berkisar antara 0-35 per mil
(Rijal, 2014). Ikan nila baik dipelihara pada dataran rendah sampai agak tinggi
(Rachmatun, 2010).
Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan tawar,
terkadang ikan nila juga ditemukan hidup di perairan yang agak asin (payau).
Ikan nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline (dapat hidup pada kisaran
salinitas yang lebar). Ikan nila mendiami berbagai habitat air tawar, termasuk
saluran air yang dangkal, kolam, sungai dan danau. Ikan nila dapat menjadi
masalah sebagai spesies invasif pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya
pada daerah beriklim sedang karena ketidakmampuan ikan nila untuk bertahan
hidup di perairan dingin, yang umumnya bersuhu di bawah 21°C
(Khusumaningsih, 2017).
Kerja Praktek Akhir (KPA) ini dilaksanakan selama 2 bulan terhitung
dari tanggal 07 Maret 2022 sampai dengan 30 April 2022 bertempat di Unit
Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman, Provinsi
Sumatra Barat.

Metode yang digunakan dalam praktek kerja Akhir ini adalah diskusi,
wawancara bersama kepala Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-
Tarung dan teknisi, dan praktek langsung dengan mengikuti aktivitas serta
melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan pembenihan ikan nila.

Sumber data yang dikumpulkan dalam pelaksanaan KPA ini adalah analisis
deskriptif dan kuantitatif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sedangkan analisis
kuantitatif adalah analisis pengolahan data yang berbentuk angka.

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan Kerja


Praktek Akhir (KPA) adalah sebagai berikut:

1. Observasi, kegiatan langsung melihat lokasi kerja yang bertujuan untuk


mengetahui keadaan umum lokasi
2. wawancara, dilakukan dengan bertanya langsung kepada teknisi dan
karyawan yang bertugas untuk mendapatkan pengetahuan sesuai
dengan tujuan praktek.
3. Asistensi, dilakukan oleh penulis dengan ikut melibatkan diri dalam
berbagai pekerjaan bersama teknisi
4. Pencatatan data, kegiatan pencatatan data sesuai kegiatan dan
pengamatan di lokasi praktek, dan pengumpulan data yang telah ada
mengenai lokasi praktek dengan mengunakan pendekatan literatur.
Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten
Pasaman, Provinsi Sumatra Barat terletak di Luas wilayah Kecamatan Rao
861,83 Km2 dan Rao Utara Utara 598,63 Km².Kecamatan Rao dan Rao Utara
terletak pada 99’51’-10’ 03’BT dan 00’29’-00’41’LU dengan luas daerah 861,83
Km2, ketinggian dari permukaan laut 250-1.220 m. Lahan yang
dimanfaatkan/diusahakan baik untuk pemukiman maupun untuk budidaya
tanaman dan lain lain dalam menopang kehidupan penduduk untuk memenuhi
kebutuhan pangan dan ekonomi di Wilayah Kerja Kecamatan Rao dan Rao Utara
mencapai 35% dari luas lahan yang ada.

iii
Pertama, Pengelolaan Induk: Induk ikan nila merah merupakan bagian
yang sangat penting untuk menunjang keberhasilan suatu usaha pembenihan
ikan. Kegiatan pengelolaan induk yang dilakukan di UPR Mefion Tarung- Tarung
meliputi pengadaan calon induk, kolam peristirahatan dan pemberian pakan
1) Persiapan Kolam; Persiapan kolam budidaya merupakan tahap awal di
dalam melakukan pembudidayaan dan ini merupakan salah satu hal yang tidak
dapat di abaikan karena kolam merupakan tempat hidupnya ikan dan perlu
mendapatkan perhatian khusus. Kolam ikan ini dapat menggunakan beberapa
media seperti menggunakan kolam tanah, kolam semen hingga menggunakan
jaring terapung. Dan kali ini akan di bahas mengenai media dengan kolam tanah.

2) Pemilihan Calon Induk; Dalam pembudidaya ikan Nila Merah yang


perlu ditekankan adalah pemilihan induk yang berkualitas akan menghasilkan
benih atau anakan yang berkualitas pula. Inilah yang menentukan prospek usaha
dalam beternak ikan. Untuk indukan yang baik, sebaiknya pilih induk betina ikan
nila merah yang memiliki cirri-ciri fisik sebagai berikut:a) Warna yang keabu-
abuan, b) Ujung sirip ekor berwarna keabuan, c) Agak lembek, d) Perutnya lebih
besar. Memiliki warna merah pada lubang saluran telurnya. Induk betina ikan nila
merah memiliki lubang anus, lubang urogenital, dan lubang genital papilla untuk
tempat keluarnya telur. Sedangkan, untuk induk jantan pilihlah yang memiliki,
warna merah cerah di area sirip punggung, warna putih di dagu, serta dua
lubang urogenital yaitu anus dan lubang kedua yang memiliki fungsi untuk
mengeluarkan urin dan sperma dengan bentuk lebih meruncing atau menonjol.
Sebaiknya pula indukan betina yang memiliki berat 100 gram ke atas dan induk
jantannya sekitar 120-180 gram dengan umur 4-5 bulan.
3) Pemberian Pakan; Pemberian pakan yang dilakukan selama proses
peristirahatan induk menggunakan pakan berupa pellet komersil yang memiliki
kandungan protein sebesar 32 % dengan cara pemberian pakan ditebar merata
keseluruh permukaan kolam, untuk frekuensi pemberian pakan dilakukan sehari
dua kali yaitu pada pukul 09.00 dan 13.30.dengan dosis pemberian pakan
sebesar 0,5% dari total biomassa ikan nila merah.
4) Kualitas Air; Ikan nila merah dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik pada lingkungan perairan dengan alkalinitas rendah atau netral, kualitas air
yang diperoleh dari pengukuran suhu, pH, dan DO (Dissolved Oxygen)
dengan nilai rata-rata kisaran suhu 24,64 oC, pH 8,06 dan DO 6,98 ppm.
Suhu mengalami kenaikan yang stabil, pengambilan sampel suhu memiliki
nilai 24,6 ± 27,9 oC, nilai pH 7,35 ± 9,23 hal ini disebabkan karena
perubahan musim pada awal bulan maret 2022 yang mengalami masa
peralihan campuran musim hujan dan kemarau dimana kondisi saat siang hari
sangat terik, dan menjelang sore hujan lebat maupun sebaliknya, sehingga
pada bulan Maret-April mengalami perubahan yang signifikan terhadap
perubahan suhu dan pH.
Kedua, Pemijahan : Pemijahan ikan nila merah tersebut.Induk ikan jantan
akan membuat lubang di dasar kolam dengan diameter 3-5 cm yang berguna
untuk induk betina memijahkan lubang dan kemudian dibuahi oleh induk jantan.
Setelah itu, telur-telurnya akan dierami di dalam mulut ikan selama 3-5 hari. Ikan
nila biasanya menggunakan pemijahan sistem dua kolam. Sehingga,tidak perlu
memindahkan benih ikan tersebut. Cukup hanya dengan memberikan pembatas
dengan bambu carang supaya benih ikan yang baru menetas tidak dimakan oleh
ikan jantan.
Ketiga, Analisis Teknik Pembenihan: Keberhasilan suatu usaha
pembenihan salah satunya ditentukan oleh hasil penetasan telur (HR) dan
tingkat kelangsungan hidup (SR). Semakin tinggi derajat penetasan dan

iv
kelangsungan hidup yang dihasilkan, maka usaha budidaya yang dihasilkan
semakin menguntungkan dan sebaliknya.
Ikan nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan
perairan dengan alkalinitas rendah atau netral, kualitas air yang diperoleh dari
pengukuran suhu, pH, dan DO (Dissolved Oxygen) dengan nilai rata-rata
kisaran suhu 24,64 oC, pH 8,06 dan DO 6,98 ppm. Suhu mengalami
kenaikan yang stabil, pengambilan sampel suhu memiliki nilai 24,6 ± 27,9 oC,
nilai pH 7,35 ± 9,23 hal ini disebabkan karena perubahan musim pada
awal bulan maret 2022 yang mengalami masa peralihan campuran musim hujan
dan kemarau dimana kondisi saat siang hari sangat terik, dan menjelang sore
hujan lebat maupun sebaliknya, sehingga pada bulan Maret-April
mengalami perubahan yang signifikan terhadap perubahan suhu dan pH.
Keempat, Hama dan Penyakit : Penyakit yang menyerang ikan nila biasanya
berasal dari bakteri Streptococcus sp.bakteri ini menular melalui air, kontak
badan, dan peralatan yang tercemari bakteri ini, ikan yang terserang bakteri ini
akan mengalami gejala-gejala seperti kulit kasat dan timbul luka yang akan
menjadi borok, kemampuan renangnya akan menurun dan sering megap-megap
di permukaan air karena insangnya rusak sehingga sulit bernafas, dan matanya
rusak dan agak menonjol. Penanganan yang dilakukan dengan cara mengontrol
kualitas air kolam, menjaga kebersihan kolam, dan mengangkat bangkai ikan
yang mati.
Kelima, Pemanenan : Pemanenan benih dilakukan pada saat benih
berumur 45-46 hari,pemanenan dilakukan dengan cara, benih diserok dengan
menggunakan tangan dan penangkapan secera merata di sekitaran kolam yang
ada benihnya, pemanenan dilakukan oleh 4 orang yang harus terjun langsung ke
kolam tanah tersebut, benih yang sudah ditangkap menggunakan serok
kemudian di masukan ke dalam ember kemudian diangkut menggunakan ember
tersebut, benih selanjutnya ditampung di kolam pembenihan, saat benih
dimasukkan ke dalam tempat penampungannya, benih di biarkan di tempat
panampungan supaya tidak terjadi stres pada benih ikan.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada kegiatan Teknik Pembenihan
Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus) di Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatra Barat. Dapat
ditarik kesimpulan Teknik Pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus)
meliputi : 1) Pengelolaan induk : persiapan kolam, pemilihan calon induk,
pemberian pakan, Monitoring Kualitas Air Pada Kolam Induk (suhu, PH, DO). 2)
Pemijahan. 3) Analisa teknik pembenihan (Fekunditas, Haching Rate, Survival
Rate, ) 4) Hama dan Penyakit. 5) Pemanenan dan pengemasan benih.
Untuk saran di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung
Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatra Barat yaitu perlu ditambahkan lagi untuk
kolam dibagun lebih besar untuk menampung kapasitas budidaya ikan lebih
banyak dan perlu dipelajari bagi karyawan yang bertugas untuk dapat
mengetahui bagaimana cara Teknik Pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis
Niloticus).
DATAR PUSTAKA

Aliah RS. 2017. Rekayasa Produksi Ikan Nila Salin untuk Perairan Payau di
Wilayah Pesisir. Jurnal Rekayasa Lingkungan 10 (1) : 17 – 24
Ayuningtyas, 2012. Pengaruh Fucoidan dari Turbinaria sp terhadap Pertahanan
Non Spesifik Nila (Oreochromis sp).Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada.

v
Khusumaningsih, Fitria Ayu. 2017. Teknik Budidaya Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) di Balai Benih Ikan Puri, Desa Kebonagung, Kecamatan Puri,
Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. PKL. Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya. 53 hal.
Nugroho, R. A., Pambudi, L. T., Chilmawati, D., Aditomo, A. H. C. 2012. Aplikasi
Teknologi Aquaponic Pada Budidaya Ikan Air Tawar Untuk Optimalisasi
Kapasitas Produksi. Jurnal Saintek Perikanan, 2012 (8). Hal. 46-51.
Purnamawati. 2002. Peranan Kualitas Air Terhadap Keberhasilan Budidaya Ikan
di Kolam. Warta Penelitian Perikanan Indonesia 8 (1)
Rachmatun, Suyanto. 2010. Nila. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sugama, K., Tridjoko., B. Slamet., S. Ismi., E. Setiadi., dan S. Kawahara, 2009.
Petunjuk Teknik Produksi Benih Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis.
Balai Riset Budidaya Laut Gondol dan Japan International Cooperation
Agency.
Rijal, Syamsu. 2014. Pemanfaatan Ampas Tahu Terfermentasi dan Ikan Rucah
Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Skripsi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Zulkhasyni. 2017. Pengaruh suhu permukaan laut terhadap hasil tagkapan
ikan cakalang di perairan kota Bengkulu. Jurnal Agroqua, Vol. 13 No.2,
Desember 2017.

vi
KATA PENGANTAR

Pujisyukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
sehingga Laporan KPA dengan judul “(Teknik Pembenihan Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus)”. Laporan KPA ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk melakukan Kerja Praktek Akhir (KPA) pada progam studi Usaha Budidaya
Ikan ( UBDI). Laporan KPA yang berjudul “Teknik Pembenihan Ikan Nila Merah
(Oreochromis Niloticus)” Dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari dorongan
berbagai pihak. Karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada.
1. Bapak IGB Gede Rumayasa,S .Pi.,M.P selaku direktur politeknik kelautan
dan perikanan Sidoarjo
2. Lusiana BR Ritonga, S.Pi, M.P selaku ketua Program Studi Teknik
Budidaya perikanan Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo
3. Kartika Primasari, M.Si selaku Dosen Pembimbing I
4. Bapak Ulfauza,S.Pi.,M.CIO selaku Dosen Pembimbing II.
5. Bapak Firdaus, Amd. yang telah memberikan izin untuk melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan
Praktik Kerja Lapangan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan Praktik Kerja Lapangan ini masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangusangat penulis
harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan laporan in. Akhirnya penulis
berharap semoga laporan ini memberikan informasi dan manfaat bagi semua
pihak..

Pasaman, Maret 2022

HABLI

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................................i
RINGKASAN..........................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................................vii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................ix
DAFTAR TABEL....................................................................................................................x
I. PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................................2
1.3 Manfaat.........................................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3
2.1 Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)..................................................................3
2.1.1 Klarifikasi...............................................................................................................3
2.1.2 Biologi Ikan Nila Merah.......................................................................................3
2.1.3 Habitat...................................................................................................................4
2.2 Kriteria Induk Jantan dan Betina Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)...................4
2.3 Pembenihan Ikan Nila Merah....................................................................................5
2.3.1 Analisa Teknis Pembenihan...............................................................................5
2.4 Pakan Buatan..............................................................................................................5
2.5 Kualitas Air...................................................................................................................5
2.6 Hama dan Penyakit.....................................................................................................6
2.7 Penanganan Pasca Panen........................................................................................6
III. MATERI DAN METODE..................................................................................................8
3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................................8
3.2 Alat dan Bahan............................................................................................................8
3.3 Prosedur Kerja.............................................................................................................8
3.3.1 Metode Praktek....................................................................................................8
3.3.2 Pengumpulan Data............................................................................................10
3.4 Rencana Kegiatan.....................................................................................................10
IV. TINJAUAN UMUM LOKASI PKL.................................................................................11

viii
4.1 Letak Geografis.........................................................................................................11
4. 2 Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan..........................................11
4.2.1 Sumber Daya Manusia......................................................................................11
V. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................14
5.1 Pengelolaan Induk....................................................................................................14
5.1.1 Persiapan Kolam................................................................................................14
5.1.2 Pemilihan Calon Induk......................................................................................14
5.1.3 Pemberian Pakan...............................................................................................15
5.1.4 Kualitas Air..........................................................................................................15
5.2 Pemijahan..................................................................................................................16
5.3 Analisis Teknik Pembenihan....................................................................................16
5.4 Hama dan Penyakit..................................................................................................17
5.5 Pemanenan................................................................................................................17
VI. PENUTUP.......................................................................................................................19
6.1 Kesimpulan................................................................................................................19
6.2 Saran..........................................................................................................................19
DATAR PUSTAKA...............................................................................................................20
LAMPIRAN GAMBAR.........................................................................................................22

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Ikan Nila Merah...................................................................................3


Gambar 2 persiapan lahan................................................................................14
Gambar 3 pemilihan calon induk ikan Nila Merah..............................................15
Gambar 4 pemberian pakan alami.....................................................................15
Gambar 5 panen benih......................................................................................18
Gambar 6 persiapan kolam, Gambar 7 pemilihan induk....................................22
Gambar 8 induk jantan, Gambar 9 induk betina.................................................22
Gambar 10 penghitungan benih, Gambar 11 pakan alami Daphnia..................22
Gambar 12 benih yang telah di panen...............................................................23
Gambar 13 penyotiran benih ikan, Gambar 14 memperbaiki senio untuk saluran
air.................................................................................................................23
Gambar 15 penangkapan benih ikan.................................................................23
Gambar 16 perpisahan dengan ketua UPR Mefion...........................................24

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Alat yang digunakan dalam Pembenihan ikan Nila Merah......................8


Tabel 2 Bahan yang digunakan dalam Pembenihan Ikan Nila Merah.................8
Tabel 3 Jadwal Rencana Kegiatan Kerja Praktik Akhir (KPA)............................10
Tabel 4 Data Jumlah Penduduk dalam Wilayah Kerja Kecamatan Rao.............11
Tabel 5 Data Jumlah Penduduk menurut Umur Wilayah Kerja Kecamatan Rao11
Tabel 6 Data penduduk Menurut Pendidikan Wilayah Kerja Kecamatan Rao....12
Tabel 7 Data Penggunaan Lahan dalam Wilayah Kerja Kecamatan Rao dan Rao
Utara............................................................................................................ 12
Tabel 8 Data Kelompok Perikanan yang ada di Kecamatan Rao......................12
Tabel 9 Data UPR (Unit Pembenihan Rakyat) yang ada di Kecamatan Rao....13

x
I. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang amat kaya dan potensial,
baik di wilayah perairan air tawar,air payau maupun perairan air laut. Potensi
sumber daya perikanan meliputi keaneka ragaman jenis ikan dan lahan
perikanan.
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dikenal sebagai jenis ikan budidaya yang
cepat tumbuh, teknik budidaya yang relatif mudah, serta relatif tahan terhadap
penyakit. Sehingga, jenis ikan ini diharapkan menjadi salah satu primadona
budidaya air tawar sebagai pemasok protein hewani bagi masyarakat Indonesia.
Saat ini, secara global produksi ikan Nila menempati peringkat kedua terbesar
sebagai komoditas budidaya perikanan setelah komoditas ikan dari family
cyprinidae, dengan produksi lebih dari 2 juta metrik ton atau sekitar 5% dari
produksi global perikanan budidaya. Produsen utama ikan Nila dunia, antara lain:
China, Indonesia, Mesir, Philippines, Mexico, Thailand, Taiwan and Brazil.
Ikan nila dengan nama latin Oreochromis niloticus merupakan salah satu
komoditas perikanan yang banyak digemari oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan
ikan tersebut kaya akan kandungan omega 3 dan protein yang tinggi. Kandungan
omega-3 dalam nila memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan
tubuh manusia, mendorong perkembangan sel otak, dan regulasi lemak. Daging
ikan nila juga memiliki kandungan protein sebesar 15,63% di mana protein
berfungsi untuk pertumbuhan, pembentukan tulang dan otot serta menjaga
kesehatan manusia. Mengkonsumsi ikan di tengah pandemik korona bagus
untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tidak hanya kandungannya, ikan nila
juga memiliki banyak kelebihan, seperti mudah dibudidayakan, pertumbuhan
yang relatif cepat dan tahan terhadap perubahan kondisi lingkungan. Karena
itulah kegiatan budidaya ikan nila terus dikembangkan hingga sekarang,
termasuk aktivitas pembenihannya (Prasetya et al,. 2020).
Selama ini perkembangan budidaya ikan nila merah tidak banyak
mengalami masalah, namun ada salah satu masalah yang perlu diperhatikan
yaitu masalah pakan. Pakan merupakan salah satu pokok penunjang yang
berperan meningkatkan pertumbuhan organisme sehingga sangat penting
memperhatikan kualitas pakan dan kuantitas pakan yang akan di berikan kepada
ikan nila merah. Menurut Zulkhasyni (2017), pakan memegang peranan penting
dalam kegiatan budidaya ikan karena kebutuhan pakan selama budidaya dapat
mencapai 60-70% dari total biaya produksi, dan pakan juga mejadi faktor yang
sangat berpengaruh terhadap produktifitas ikan nila merah. Jumlah dosis pakan
yang dibutuhkan untuk ikan nila merah berkisar 3-7 % dari berat biomassa,
karena pemberian dosis pakan adalah merupakan salah satu unsur yang paling
penting dalam kegiatan budidaya ikan nila merah.
Untuk memenuhi kebutuhan kosumsi masyarakat dilakukan peningkatan
produksi ikan nila merah. Peningkatan produksi ikan nila merah juga dilakukan
untuk merangsang perkembangan budidaya ikan nila merah di berbagai
budidaya perikanan air tawar salah satunya adalah di Unit Pembenihan Rakyat
(UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman Provinsi Sumattera Barat.
Teknologi pembenihan ikan nila merah digunakan di Unit Pembenihan
Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatra
Barat adalah sistem air mengalir. Nugroho et al., (2012) menyebutkan bahwa

1
penerapan sistem air mengalir dapat mengurangi resiko pembudidaya terhadap
tingginya tingkat kematian benih ikan nila merah pada saat pemeliharaan karena
ketersediaan oksigen yang tercukupi dengan baik.
Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan kegiatan Kerja Praktek
Akhir (KPA) di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten
Pasaman Provinsi Sumattera Barat mengenai pembenihan ikan nila merah
dengan judul “Teknik Pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus) di
Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman,
Provinsi Sumatra Barat”.

1.2 Tujuan
Tujuan Kerja Praktek Akhir (KPA) ini pada kegiatan pembenihan ikan nila
merah (Oreochromis niloticus) adalah mampu melakukan pembenihan ikan Nila
merah (Oreochromis niloticus) secara mandiri.

1.3 Manfaat
Melaksanakan secara langsung dan mengetahui tahapan teknik pembenihan
ikan nila merah (Oreochromis Niloticus) di Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman Provinsi Sumattera Barat tentang
bagaimana teknik dalam Pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)”.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus)

2.1.1 Klarifikasi
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan yang sangat
diminati oleh masyarakat, karena mudah dibudidayakan dan memiliki
toleransi tinggi terhadap berbagai jenis lingkungan perairan. Ikan Nila
ditetapkan sebagai salah satu spesies ikan air tawar komoditas unggulan,
karena teknologi budidayanya relatif mudah dan harganya terjangkau
oleh masyarakat (Aliah 2017).
Ikan nila merah adalah hasil persilangan antara ikan-ikan yang
termasuk dalam keluarga (faimilia) Cichlidae dari keturunan Oreochromis
mosambicus dan O. Honorum berwarna merah yang berasal dan
Singapura dan Oreochro misniloticus berwarna merah yang berasal dari
Jepang. Klasifikasi ikan Nila Merah yaitu :
a) Filum : Chordata,
b) Subfilum : Vertebrata,
c) Kelas : Osteichtyes,
d) Subkelas : Acanthoptherigii,
e) Ordo : Percomorphi,
f) Subordo : Percoidea,
g) Famili : Cichlidae,
h) Genus : Oreochromis,
i) Spesies : Oreochromis sp.

Gambar 1 Ikan Nila Merah

2.1.2 Biologi Ikan Nila Merah


Ikan nila merah memiliki bentuk pipih ke samping memanjang,
sedangkan warna tubuhnya bewarna putih kemerahan sehingga
dikatakan sebagai nila merah (Kordi, 2010). Tubuh dari ikan nila merah
bewarna kemerahan, semakin kearah perut semakin terang.
Banyak masyarakat yang keliru untuk membedakan antara ikan
nila dengan ikan mujair. Perbedaan keduanya dapat dilihat dari
perbandingan antara panjang total dan tinggi badan. Untuk ikan nila
perbandingannya 3 : 1, sedangkan ikan mujair 2:1. Selain itu, terdapat
adanya pola garis-garis vertikal yang terlihat sangat jelas pada sirip ekor
dan sirip punggung ikan nila. Jumlah garis vertikal yang ada pada sirip
ekor berjumlah enam buah dan sirip punggung delapan buah (Rijal,
2014).

3
2.1.3 Habitat
Ikan nila tersebar di negara-negara yang beriklim tropis dan
subtropis. Ikan nila tidak dapat hidup pada wilayah yang beriklim dingin
(Ayuningtyas, 2012). Ikan nila mampu hidup pada lingkungan air tawar,
air payau, dan air asin di laut. Ikan nila air tawar dapat dipindahkan ke air
asin tetapi harus beradaptasikan secara bertahap, yaitu dengan
menaikkan kadar garam air sedikit demi sedikit. Kadar garam air yang
disukai berkisar antara 0-35 per mil (Rijal, 2014). Ikan nila baik dipelihara
pada dataran rendah sampai agak tinggi (Rachmatun, 2010).
Ikan nila merupakan ikan konsumsi yang umum hidup di perairan
tawar, terkadang ikan nila juga ditemukan hidup di perairan yang agak
asin (payau). Ikan nila dikenal sebagai ikan yang bersifat euryhaline
(dapat hidup pada kisaran salinitas yang lebar). Ikan nila mendiami
berbagai habitat air tawar, termasuk saluran air yang dangkal, kolam,
sungai dan danau. Ikan nila dapat menjadi masalah sebagai spesies
invasif pada habitat perairan hangat, tetapi sebaliknya pada daerah
beriklim sedang karena ketidakmampuan ikan nila untuk bertahan hidup
di perairan dingin, yang umumnya bersuhu di bawah 21°C
(Khusumaningsih, 2017).

2.2 Kriteria Induk Jantan dan Betina Ikan Nila (Oreochromis Niloticus)
Menurut Triyanto (2016), Perbedaan dan ciri-ciri ikan nila jantan dan
betina adalah sebagai berikut :
1. Ikan nila merah Jantan
a) Alat kelamin berupa tonjolan (papilla) dibelakang lubang anus.
Pada tonjolan ini terdapat satu lubang untuk mengeluarkan sperma
dan urine.
b) Warna badan lebih cerah
c) Warna sirip memerah terutama pada saat matang gonad dan menjadi
lebih galak terhadap ikan jantan yang lain
2. Ikan nila merah betina
a) Alat kelamin yang berupa tonjolan dibelakang anus. Pada tonjolan
tersebut terdapat lubang
b) Warna badan agak pucat
c) Bagian tepi sirip tidak berubah warna dan gerakannya lambat

Untuk membedakan induk ikan nila Nirwana jantan dan betina


perlu mengetahui ciri-ciri induk ikan nila jantan dan betina. Berikut ciri-ciri
induk ikan nila Nirwana jantan dan betina :
1. Ciri-Ciri Induk ikan nila Nirwana Jantan
a) Bentuk tubuh relatif besar
b) Alat kelamin berbentuk papila menonjol sedikit berwarna
kemerahan, diurut mengeluarkan sperma
c) Rahang lebih kecil
d) Bagian sirip berwarna merah cerah
e) Bagian perut ramping
f) Warna bagus dan mengkilap (cerah)
2. Ciri-Ciri Induk ikan nila Nirwana Betina

4
a) Bentuk tubuh relative lebih kecil
b) Genital membulat berwarna merah, diurut mengeluarkan telur ukuran
seragam berwarna kuning tua
c) Rahang lebih besar
d) Bagian sirip berwarna hitam
e) Bagian perut membuncit
f) Warna agak pudar (tidak terlalu menarik)

Manajemen Pakan Induk Pakan yang dimakan ikan berasal alam


(disebut pakan alami) dan dari buatan manusia (disebut pakan buatan).
Dalam praktiknya, pakan alami sudah terdapat secara alami dalam
perairan kolam tempat pemeliharan ikan. Pakan alami sangat bagus
diberikan pada ikan yang masih dalam stadia benih. Sedangkan pakan
buatan diramu dari beberapa bahan baku yang memiliki kandungan nutrisi
spesifik. Bahan baku diolah secara sederhana atau diolah di pabrik
secara masal dan menghasilkan pakan buatan berbentuk pellet, tepung,
remeh atau crumble dan (Khusumaningsih, 2017).

2.3 Pembenihan Ikan Nila Merah

2.3.1 Analisa Teknis Pembenihan

2.3.1.1 Hatching Rate (HR)


Penetasan telur dapat disebabkan oleh gerakan telur, peningkatan
suhu, intensitas cahaya atau pengurangan tekanan oksigen, sedangkan
untuk mendapatkan HR sebelumnya dilakukan sampling larva untuk
mendapatkan jumlah larva (Bachtiar, 2016)

2.3.1.2 Survival Rate (SR)


Survival Rate (SR) dalam budidaya perikanan merupakan indeks
kelulusan hidup suatu jenis ikan dalam proses budidaya dari mulai awal
ikan di tebar sampaikan panen (Effendi, 2014).

2.4 Pakan Buatan


Larva ikan nila akan kehabisan kuning telur sebagai makanan
cadangannya, sebagai pengganti makanan cadangan tersebut maka
perlu diberikan pakan buatan. Pakan buatan yang diberikan berupa
tepung halus yang terbuat dari campuran tepung ikan,minyak ikan,
mineral, dan vitamin dengan kandungan protein minimal 25 %, dengan
frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari yaitu : pagi, siang dan sore
hari. Jumlah pakan yang diberikan 3 % dari berat biomas ikan perhari
(Ditjenkanbud, 2012).

2.5 Kualitas Air


Kualitas air merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
keseimbangan fisiologi dan alat-alat tubuh ikan yang akhirnya
berpengaruh terhadap perkembangan, pertumbuhan, dan reproduksi ikan
(Prihartono, 2014). Ikan nila dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik pada lingkungan perairan dengan alkalinitas rendah atau netral,
kualitas air yang diperoleh dari pengukuran suhu, pH, dan DO

5
(Dissolved Oxygen) dengan nilai rata-rata kisaran suhu 24,64 oC, pH
8,06 dan DO 6,98 ppm. Suhu mengalami kenaikan yang stabil,
pengambilan sampel suhu memiliki nilai 24,6 ± 27,9 oC, nilai pH 7,35
± 9,23 hal ini disebabkan karena perubahan musim pada awal
bulan Januari 2021 yang mengalami masa peralihan campuran musim
hujan dan kemarau dimana kondisi saat siang hari sangat terik, dan
menjelang sore hujan lebat maupun sebaliknya, sehingga pada bulan
Maret-April mengalami perubahan yang signifikan terhadap perubahan
suhu dan pH.

2.6 Hama dan Penyakit


Hama yang sering menyerang benih ikan nila adalah belut, ular,
burung,ikan gabus dan ikan lele sedangkan penyakit yang biasa
menyerang terutama penyakit parasitik seperti Ichthyophthirius multifilis
yang mengakibatkan bintik putih dipermukaan tubuh ikan dan
mengakibatkan kematian masal. Pencegahan penyakit ini dilakukan
dengan menambahkan garam dapur di kolam media pendederan
sebanyak 200 gr/ m3 (Aulia, 2009).

2.7 Penanganan Pasca Panen


Menurut Fatimah (2010), pemanenan ikan nila dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu Panen total dan panen seleksi. Panen total
dilakukan dengan cara mengeringkan kolam hingga ketinggian air tinggal
10 cm. Petak pemanenan (penangkapan) dibuat seluas 1 m² di depan
pintu pengeluaran sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan.
Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan
menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Sedangkan panen
sebagian atau panen selektif dilakukan tanpa pengeringan kolam, ikan
yang akan di panen dipilih dengan ukuran tertentu.Pemanenan dilakukan
dengan menggunakan waring yang di atasnya telah ditaburiumpan. Ikan
nila yang tidak terpilih sebaiknya dipisahkan dan diberi obat dengan
larutan malachite green 0,5 – 1,0 ppm selama 1 jam sebelum
dikembalikan kekolam (karena biasanya terluka akibat jaring).
Penangkapan larva saat panen dilakukan dengan cara larva ditangkap
dengan sekup net besar atau waring. Setelah ditangkap larva dimasukkan
kedalam ember dan ditampung dalam hapa halus yang dipasang dikolam
tersebut. Saat itu juga larva harus ditebar dikolam pendederan (Arie,
2000). Pemanenan dan penanganan benih memerlukan kecermatan
khusus pada benih yang masih kecil, pemanenan sebaiknya dilakukan
pada pagi hari (Suyanto,2010). Wadah untuk menampung larva atau
benih nila yang baru menetas berupa dua buah bak fiber glass berbentuk
silinder dengan volume 500 liter. Selain itu,bisa juga digunakan satu buah
bak fiber glass berukuran 2 x 2 x 0,5 m. Untuk memudahkan
penangkapan larva, wadah tersebut dilengkapi dengan dua buah hapa
(terbuat dari trilin) berukuran 1 x 0,5 x 0,5 m .
Benih dari corong penetasan yang baru menetas akan dibawa
aliran air sehingga akan terapung didalam hapa. Di bagian tengah wadah
penampungan dipasang pipa paralon yang berfungsi mengalirkan air ke
wadah penyaring air(filter), dari tempat penampung larva, larva bisa
dipindahkan ke kolam pendederan (Amri dan Khairuman, 2003). Ikan
yang telah dipanen harus tetap dipertahankan mutu hingga sampai ke
pasaran. Penanganan pasca panen yang baik dan benar meliputi

6
pembersihan dan pemberokan, sortasi dan grading, pengolahan ikan,
pengangkutan dan pemasaran (Cahyono, 2007).

7
III. MATERI DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Kerja Praktek Akhir (KPA) ini dilaksanakan selama 2 bulan terhitung
dari tanggal 07 Maret 2022 sampai dengan 30 April 2022 bertempat di Unit
Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman, Provinsi
Sumatra Barat.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam kegiatan pembenihan ikan Nila Merah adalah
sebagai berikut:
Tabel 1 Alat yang digunakan dalam Pembenihan ikan Nila Merah

No Nama Alat Kegunaan


1 Untuk wadah pemijahan dan juga
Bak induk
pemeliharaan
2 Bak pemijahan Untuk wadah benih ikan
4 Sebagai wadah memindahkan telur
Ember
dan benih ikan
5 Serok Untuk menangkap benih ikan
6 Waring Untuk menutup bak induk pada saat
pemijahan
7 Cangkul Untuk membolak balik tanah
8 Karet gelang Pengikan plastik
9 Plastik packing Sebagai alat pengemasan
Sumber : Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung 2022

Tabel 2 Bahan yang digunakan dalam Pembenihan Ikan Nila Merah

No Nama Bahan Kegunaan


1 Induk ikan Nila
Sebagai sampel
Merah
2 Pellet Pakan induk
3 Racun Ripcure Untuk pencegahan hama penyakit
Sumber : Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung 2022

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Metode Praktek


Metode yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini adalah diskusi,
wawancara bersama pemilik di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion
Tarung-Tarung, dan praktek langsung dengan mengikuti aktivitas serta
melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan pembenihan ikan Nila
Merah.
1. Persiapan wadah
Persiapan sangat penting dilakukan sebelum kegiatan dimulai karena
dengan adanya persiapan maka kegiatan yang akan dilakukan dapat
dilaksanakan dengan baik. Adapun persiapan yang dilakukan sebelum
pengolahan tanah yaitu dengan memperhatikan peralatan-peralatan yang
dibutuhkan serta kondisi kolam yang akan digunakan untuk kegiatan
pemijahan ikan Nila Merah.

8
2. Pemilihan calon induk ikan Nila Merah.
Ciri-ciri induk yang berkualitas baik sebagai berikut :
a) Kondisi sehat
b) Bebas dari hama dan penyakit
c) Bentuk badan normal
d) Sisik besar dan tersusun rapi
e) Kepala relatif kecil dibandingkan dengan badan
f) Badan tebal dan berwarna mengkilap (tidak kusam)
Ciri-ciri induk matang gonad
Jantan;
a) Ikan Nila Merah jantan lebih besar dari pada ikan Nila Merah betina
b) Alat kelamin ikan Nila Merah jantan berupa tonjolan yang agak
runcing yang berfungsi sebagai muara saluran urin dan saluran
sperma yang terletak didepan anus
c) Jika diurut perut ikan Nila Merah jantan akan mengeluarkan cairan
bening
Betina,
a) Ikan Nila Merah betina mempunyai lubang genital terpisah dengan
lubang saluran urin yang terletak di depan anus yang telah memerah.

3. Penebaran induk
induk ikan Nila Merah yang sudah dipilih kemudian ditebar ke kolam
pemijahan,penebaran sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
4. Pemijahan
Peroses pemijahan akan terjadi setelah induk digabungkan
5. Pengecekan
Ini dilakukan untuk melihat induk ikan Nila Merah sudah bertelur apa tidak
di rongga mulut ikan Nila Merah.
6. Pemindahan induk
Setelah pengecekan maka dilakukan Pengeringan dengan menyisakan
air ±10 cm, pengeringan dilakukan untuk mempermudah penangkapan induk
ikan Nila Merah,dan mempermudah penanganan telur yang dikeluarkan dari
mulut induk ikan Nila Merah betina
1. Perawatan larva
Telur yang sudah menetas akan menjadi larva, pada perawatan larva ini
harus dilakukan pengontrolan dengan baik, hal ini dikarenakan larva ikan
sangat rentan terhadap perubahan kualitas air, jika ini terjadi langkah yang
harus dilakukanadalah pemasangan kincir atau blower agar oksigen dapat
masuk kedalam kolamdan karbon dioksida berkurang dan tidak terjadi
persaingan oksigen

8.Pencegahan hama dan penyakit

Pengelolaan kualitas air sangat penting dilakukan karena air merupakan


media utama untuk melakukan kegiatan budidaya. Pengukuran kwalitas air
dilakukan sekali dua minggu yaitu dengan mengukur pH air dan suhu air
9. Panen dan pemasaran

9
3.3.2 Pengumpulan Data
Metode yang digunakan menggunakan analisis deskriptif dan
kuantitatif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sedangkan
analisis kuantitatif adalah analisis pengolahan data yang berbentuk
angka.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan Kerja
Praktek Akhir (KPA) adalah sebagai berikut:
1. Observasi, kegiatan langsung melihat lokasi kerja yang bertujuan untuk
mengetahui keadaan umum lokasi
2. wawancara, dilakukan dengan bertanya langsung kepada teknisi dan
karyawan yang bertugas untuk mendapatkan pengetahuan sesuai
dengan tujuan praktek.
3. Asistensi, dilakukan oleh penulis dengan ikut melibatkan diri dalam
berbagai pekerjaan bersama teknisi
4. Pencatatan data, kegiatan pencatatan data sesuai kegiatan dan
pengamatan di lokasi praktek, dan pengumpulan data yang telah ada
mengenai lokasi praktek dengan mengunakan pendekatan literatur.

3.4 Rencana Kegiatan


Adapun jadwal rencana kegiatan selama Kerja Praktik Akhir (KPA)
secara terinci diuraikan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 3 Jadwal Rencana Kegiatan Kerja Praktik Akhir (KPA)

Februari Maret April


No Kegiatan
2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Laporan
KPA
2 Seminar Laporan KPA
3 Persiapan Alat dan
Bahan
4 Praktik Pembenihan
Ikan NILA
5 Pengumpulan data
6 Penyusunan Laporan
KPA
7 Seminar Hasil Laporan
KPA

10
IV. TINJAUAN UMUM LOKASI PKL

4.1 Letak Geografis

Luas wilayah Kecamatan Rao 861,83 Km2 dan Rao Utara Utara 598,63
Km².Kecamatan Rao dan Rao Utara terletak pada 99’51’-10’ 03’BT dan 00’29’-
00’41’LU dengan luas daerah 861,83 Km2, ketinggian dari permukaan laut 250-
1.220 m dengan batas-batas sebagai berikut :
1. Sebelah Utara =====> Prop. Sumatera Utara
2. Sebelah Selatan =====> Kecamatan Rao Selatan
3. Sebelah Barat =====> Prop. Sumatera Utara
4. Sebelah Timur =====> Kecamatan Rao Utara

4. 2 Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan

4.2.1 Sumber Daya Manusia


a) Penduduk
Wilayah Kecamatan Rao dan Rao Utara berpenduduk sebanyak 26.236 jiwa
yang terdiri dari 5.636 KK dengan adat istiadat dan bahasa sehari-hari adalah
Minangkabau dan Tapanuli Selatan. Sedangkan mata pencaharian penduduk
daerah ini 90 % petani yanng tergabung dalam 10.419 KK tani dan 10 % adalah
Pegawai Negeri Sipil, TNI dan POLRI, Pedagang dan lain-lain. Untuk lebih
jelasnya berikut ini disajikan penduduk per kecamatan :

Tabel 4 Data Jumlah Penduduk dalam Wilayah Kerja Kecamatan Rao

No Kecamatan/Nagari Jumlah Penduduk Jumlah Jumlah


Laki- Perempuan Jumlah KK KK
laki Tani
I RAO 12.096 14.140 26.236 5.636 4.766
 Tarung-tarung 8.735 9.372 17.107 3.513 3.299
 Pd. Mentinggi 3.788 4.950 8.638 1.748 1.467

Untuk Data penduduk Menurut Umur dapat dilihat pada Tabel Berikut :

Tabel 5 Data Jumlah Penduduk menurut Umur Wilayah Kerja Kecamatan


Rao
No Kecamatan/Nagari Umur (Tahun) Jumlah

0-5 5-19 20- 31- >60


30 59
I RAO 5.512 7.91 4.403 7.062 1.849 26.745
 Tarung-tarung 3.412 9 2.353 6.232 991 181.07
 Pd. Mentinggi 2.100 5.11 2.050 830 858 8.638
9
2.80
0

11
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk yang berusia
produktif untuk berusaha tani sebanyak 11.465 jwa dari jumlah keseluruhan
26.745 jiwa dibandingkan dengan luas lahan yang potensial diusahakan.
Tabel 6 Data penduduk Menurut Pendidikan Wilayah Kerja Kecamatan
Rao
No Kecamat UMUR (TAHUN)
an/ Tdk SD SLTP SLTA Pergur Lain- JML
Nagari Tama uan lain
t SD Tinggi
1 RAO
 Tarung- 200 4.421 3.728 3.329 759 5.670 18.107
tarung

 Pd. 280 3.804 1.270 370 65 2.847 8.636


Mentingg
i
TOTAL 480 8.225 4.998 3.699 814 8.517 26.743
Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Kecamatan Rao dan Rao Utara
terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan SD/Sederajat yaitu 8.225 orang,
sedangkan jumlah tingkat pendidikan yang terkecil adalah untuk tingkat
pendidikan S1/Sederajat yaitu sebesar 109 orang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa Kecamatan Rao dan Rao Utara masih rendah dalam sumber daya
manusia yang ada.
b) Penggunaan Lahan
Lahan yang dimanfaatkan/diusahakan baik untuk pemukiman maupun
untuk budidaya tanaman dan lain lain dalam menopang kehidupan
penduduk untuk memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi di Wilayah
Kerja Kecamatan Rao dan Rao Utara mencapai 35% dari luas lahan yang
ada. Berikut disajikan data penggunaan lahan sebagai berikut :
Tabel 7 Data Penggunaan Lahan dalam Wilayah Kerja Kecamatan Rao dan
Rao Utara
No Kecamatan Lahan Kering, Kolam dan Hutan (Ha)
/Nagari Pekaranga Tegalan Kebun Kolam Hutan
n
1. RAO
 Tarung-tarung 87 517 1871 208 4603
 Pd. Mentinggi 45 166 2169 55,5 2235

TOTAL 132 683 4040 263,5 6.838

Kelompok Perikanan
Dalam wilayah kerja Kecamatan Rao dan Rao Utara sampai saat ini telah
berkembang kelompok perikanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 8 Data Kelompok Perikanan yang ada di Kecamatan Rao
N Nama Kelompok Jumlah Alamat Thn Kelas
o Anggot Brdri Kelompok
a

KECAMATAN RAO

12
1 Mina Tonsen Jaya 10 Jrg I Padang 2011 Pemula
Mentinggi
2 Tunas Harapan I 12 Jrg Sorik 2012 Madya
3 Mujur Jaya 1 Jrg Sorik 2016 Pemula
4 Rado Jaya 12 Jrg Kampung 2014 Madya
Tulen
5 Mina Semangat 10 Jrg Pasar Rao 2014 Pemula
Baru
6 Setia 12 Jrg Pertanian 2014 Pemula
7 Murni 10 Jrg Pancahan 2014 Madya
8 Suka Jaya Jrg Pertanian 2017 Pemula
9 Bunga Rosella 10 Jrg PAsar Rao 2014 Pemula
10 Nilamas 10 Jrg. Pasar Rao 2016 Pemula
11 Sejahtera Mandiri 16 Jrg Padang 2016 Pemula
Mentinggi
12 Mina Sehati 10 Jrg Taruang- 2017 Pemula
Taruang

Selain itu juga ada UPR (Unit Pembenihan RakyaT) yang telah berdiri
diwilyah kerja Kecamatan Rao dan Rao Utara.

Tabel 9 Data UPR (Unit Pembenihan Rakyat) yang ada di Kecamatan


Rao
No Nama UPR Alamat Tahun Keterangan

KECAMATAN RAO
1 Raja Mandiri Jrg Kampung 2005
Tongah

2 Pertemuan Jrg Pancahan 2008


3 Mina Sejati Jrg Tampang 2012
4 Andini Jrg Pancahan 2012
5 Mefior Jrg Taruang- 2008
Taruang
6 Dedi Iswandi Jrg Kpg Tulen 2013
7 Khoirunnas Jrg Kampung 2015
Tulen
8 Rido Ilham Jrg Padang 2014
Mentinggi

9 Parik Dayo Jrg Tingkarang 2011


10 Tobek Polom Jrg Tampang 2013

13
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Pengelolaan Induk


Induk ikan nila merah merupakan bagian yang sangat penting untuk
menunjang keberhasilan suatu usaha pembenihan ikan. Kegiatan pengelolaan
induk yang dilakukan di UPR Mefion Tarung- Tarung meliputi pengadaan calon
induk, kolam peristirahatan dan pemberian pakan

5.1.1 Persiapan Kolam


Persiapan kolam budidaya merupakan tahap awal di dalam melakukan
pembudidayaan dan ini merupakan salah satu hal yang tidak dapat di abaikan
karena kolam merupakan tempat hidupnya ikan dan perlu mendapatkan
perhatian khusus.

Gambar 2 persiapan lahan

Kolam ikan ini dapat menggunakan beberapa media seperti


menggunakan kolam tanah, kolam semen hingga menggunakan jaring terapung.
Dan kali ini akan di bahas mengenai media dengan kolam tanah.
Menggunakan kolam tanah ini dapat di katakan sebagai media yang
sangat mudah dan murah karena tidak memerlukan bahan tambahan. Dan kolam
jenis ini memiliki keunggulan karena dapat menjadi tempat bertumbuhnya
tumbuhan dan juga hewan yang nantinya akan berguna sebagai makanan alami
dari ikan nila.

5.1.2 Pemilihan Calon Induk


Dalam pembudidaya ikan Nila Merah yang perlu ditekankan adalah
pemilihan induk yang berkualitas akan menghasilkan benih atau anakan yang
berkualitas pula. Inilah yang menentukan prospek usaha dalam beternak ikan.
Untuk indukan yang baik, sebaiknya pilih induk betina ikan nila merah yang
memiliki cirri-ciri fisik sebagai berikut:
a. Warna yang keabu-abuan

b. Ujung sirip ekor berwarna keabuan

c. Agak lembek

d. Perutnya lebih besar

Memiliki warna merah pada lubang saluran telurnya. Induk betina ikan nila
merah memiliki lubang anus, lubang urogenital, dan lubang genital papilla untuk
tempat keluarnya telur. Sedangkan, untuk induk jantan pilihlah yang memiliki,
warna merah cerah di area sirip punggung, warna putih di dagu, serta dua
lubang urogenital yaitu anus dan lubang kedua yang memiliki fungsi untuk

14
mengeluarkan urin dan sperma dengan bentuk lebih meruncing atau menonjol.
Sebaiknya pula indukan betina yang memiliki ukuran 100 gram ke atas dan induk
jantannya sekitar 120-180 gram dengan umur 4-5 bulan.

Gambar 3 pemilihan calon induk ikan Nila Merah

5.1.3 Pemberian Pakan


Pemberian pakan yang dilakukan selama proses peristirahatan induk
menggunakan pakan berupa pellet komersil yang memiliki kandungan protein
sebesar 32 % dengan cara pemberian pakan ditebar merata keseluruh
permukaan kolam, untuk frekuensi pemberian pakan dilakukan sehari dua kali
yaitu pada pukul 09.00 dan 13.30.dengan dosis pemberian pakan sebesar 0,5%
dari total biomassa ikan nila merah.
Pemberian pakan ikan nila dilakukan untuk mendukung pertumbuhan,
perkembangbiakan dan kelangsungan hidupnya. Menurut Sumarni (2018),
pakan ikan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ikan yang
diberikan dan kualitas pakan karena sebagai sumber nutrisi pada ikan nila,
pemberian pakan setiap dua kali sehari pada pagi dan sore hari secara berkala.

Gambar 4 pemberian pakan alami

5.1.4 Kualitas Air


Ikan nila merah dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
pada lingkungan perairan dengan alkalinitas rendah atau netral, kualitas
air yang diperoleh dari pengukuran suhu, pH, dan DO (Dissolved
Oxygen) dengan nilai rata-rata kisaran suhu 24,64 oC, pH 8,06 dan
DO 6,98 ppm. Suhu mengalami kenaikan yang stabil, pengambilan
sampel suhu memiliki nilai 24,6 ± 27,9 oC, nilai pH 7,35 ± 9,23
hal ini disebabkan karena perubahan musim pada awal bulan maret

15
2022 yang mengalami masa peralihan campuran musim hujan dan
kemarau dimana kondisi saat siang hari sangat terik, dan menjelang sore
hujan lebat maupun sebaliknya, sehingga pada bulan Maret-April
mengalami perubahan yang signifikan terhadap perubahan suhu dan pH.

5.2 Pemijahan
Pemijahan ikan nila merah tersebut.Induk ikan jantan akan membuat lubang
di dasar kolam dengan diameter 3-5 cm yang berguna untuk induk betina
memijahkan lubang dan kemudian dibuahi oleh induk jantan. Setelah itu, telur-
telurnya akan dierami di dalam mulut ikan selama 3-5 hari. Ikan nila biasanya
menggunakan pemijahan sistem dua kolam. Sehingga,tidak perlu memindahkan
benih ikan tersebut. Cukup hanya dengan memberikan pembatas dengan bambu
carang supaya benih ikan yang baru menetas tidak dimakan oleh ikan jantan.
Yang perlu diperhatikan adalah perbandingannya. Pada kolam pendederan
gunakan perbandingan 1:2 atau 1:4. Kolam perdederannya harus lebih dalam,
sekitar 50-60cm. Sedangkan, untuk kolam pemijahan sendiri perbandingan induk
jantan dan betina adalah 1:2; 1:3, atau 1:4. Setelah itu, bila anakannya sudah
cukup besar, pisahkan anakannya di kolam lain agar bisa berkembang maksimal

5.3 Analisis Teknik Pembenihan


Keberhasilan suatu usaha pembenihan salah satunya ditentukan oleh
hasil penetasan telur (HR) dan tingkat kelangsungan hidup (SR). Semakin tinggi
derajat penetasan dan kelangsungan hidup yang dihasilkan, maka usaha
budidaya yang dihasilkan semakin menguntungkan dan sebaliknya.
Ikan nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan
perairan dengan alkalinitas rendah atau netral, kualitas air yang diperoleh dari
pengukuran suhu, pH, dan DO (Dissolved Oxygen) dengan nilai rata-rata
kisaran suhu 24,64 oC, pH 8,06 dan DO 6,98 ppm. Suhu mengalami
kenaikan yang stabil, pengambilan sampel suhu memiliki nilai 24,6 ± 27,9 oC,
nilai pH 7,35 ± 9,23 hal ini disebabkan karena perubahan musim pada
awal bulan maret 2022 yang mengalami masa peralihan campuran musim hujan
dan kemarau dimana kondisi saat siang hari sangat terik, dan menjelang sore
hujan lebat maupun sebaliknya, sehingga pada bulan Maret-April
mengalami perubahan yang signifikan terhadap perubahan suhu dan pH.
Ikan nila dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada lingkungan
perairan dengan alkalinitas rendah atau netral. Keadaan pH air antara 5 –11
dapat ditoleransi oleh ikan nila, tetapi pH yang optimal untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan ikan ini adalah 7-8 (Suryanto, 2010). Suhu yang dapat
ditoleransi oleh ikan nila berkisar 25 –30°C. Kisaran konsentrasi oksigen
yang lebih aman dalam budidaya perairan antara 5 –7 mg/l.

Adapun hasil dari telur yang dipijahkan diperoleh dari berat induk. Induk
yang digunakan ada 1 ekor induk betina dengan mengambil sampel telur 1 gram
telur dan dihitung ada sebanyak 239 butir.
Berat Berat Berat
Jumlah Telur
Induk Awal Akhir Telur
(Butir)
(Gram) (Gram) (Gram)
1 2,1 1,9 200 g 47.800
 HR dapat dihitung menggunakan rumus :
Jumlah telur yang menetas = Volume Total x Jumlah sampel
Volume Sampel

16
= 36 liter x 1000 ml = 36.000 ml x 496 ekor
500 ml
= 72 x 496 ekor
= 35.712 ekor

HR = 35.712 ekor x 100 %


47.800
HR = 0.74 x 100 %
HR = 74 %
 SR Dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :

SR = Jumlah ikan yang hidup x 100 %


Jumlah telur yang menetas

SR = 74 % x 35.712 ekor = 26.426 ekor


SR = 26.426 x 100 %
35.712
SR = 0,73 x 100 %
SR = 73 %

5.4 Hama dan Penyakit


Penyakit yang menyerang ikan nila biasanya berasal dari bakteri
Streptococcus sp.bakteri ini menular melalui air, kontak badan, dan peralatan
yang tercemari bakteri ini, ikan yang terserang bakteri ini akan mengalami
gejala-gejala seperti kulit kasat dan timbul luka yang akan menjadi borok,
kemampuan renangnya akan menurun dan sering megap-megap di
permukaan air karena insangnya rusak sehingga sulit bernafas, dan matanya
rusak dan agak menonjol. Penanganan yang dilakukan dengan cara
mengontrol kualitas air kolam, menjaga kebersihan kolam, dan mengangkat
bangkai ikan yang mati.

5.5 Pemanenan
Pemanenan benih dilakukan pada saat benih berumur 45-46
hari,pemanenan dilakukan dengan cara, benih diserok dengan menggunakan
tangan dan penangkapan secera merata di sekitaran kolam yang ada benihnya,
pemanenan dilakukan oleh 4 orang yang harus terjun langsung ke kolam tanah
tersebut, benih yang sudah ditangkap menggunakan serok kemudian di masukan
ke dalam ember kemudian diangkut menggunakan ember tersebut, benih
selanjutnya ditampung di kolam pembenihan, saat benih dimasukkan ke dalam
tempat penampungannya, benih di biarkan di tempat panampungan supaya tidak
terjadi stres pada benih ikan.

17
Gambar 5 panen benih

18
VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada kegiatan Teknik Pembenihan


Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus) di Unit Pembenihan Rakyat (UPR)
Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatra Barat. Dapat
ditarik kesimpulan Teknik Pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis Niloticus)
meliputi :Pengelolaan induk,persiapan kolam,pemilihan calon induk, pemberian
pakan, Monitoring Kualitas Air Pada Kolam Induk (suhu, PH, DO).Pemijahan.
Analisa teknik pembenihan (Haching Rate, Survival Rate,) Hama dan
Penyakit.Pemanenan.
Selain itu juga untuk mengetahui gambaran kegiatan pembenihan ikan nila
Oreochromis niloticus) dan mampu melakukan pembenihan ikan Nila
(Oreochromis niloticus) secara mandiri serta Melaksanakan secara langsung dan
mengetahui tahapan teknik pembenihan ikan nila merah (Oreochromis Niloticus)
di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung Kabupaten Pasaman
Provinsi Sumattera Barat tentang bagaimana teknik dalam Pembenihan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus)”.

6.2 Saran
Untuk saran di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mefion Tarung-Tarung
Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatra Barat yaitu perlu ditambahkan lagi untuk
kolam dibangun lebih besar untuk menampung kapasitas budidaya ikan lebih
banyak dan perlu dipelajari bagi karyawan yang bertugas untuk dapat
mengetahui bagaimana cara Teknik Pembenihan Ikan Nila Merah (Oreochromis
Niloticus)

19
DATAR PUSTAKA

Aliah RS. 2017. Rekayasa Produksi Ikan Nila Salin untuk Perairan Payau di
Wilayah Pesisir. Jurnal Rekayasa Lingkungan 10 (1) : 17 – 24
Amri, K. dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agromedia
Pustaka. Jakarta.hal. 16-18.
Arie.2000. Pembenihan Dan Pembesaran Ikan Nila Gift. Penebar
Swadaya.Jakarta
Aulia. 2009. Pedoman Budidaya Beternak Ikan Nila. CV. Nuansa aulia. Bandung.
Ayuningtyas, 2012. Pengaruh Fucoidan dari Turbinaria sp terhadap Pertahanan
Non Spesifik Nila (Oreochromis sp).Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Pertanian,
Universitas Gadjah Mada.
Bachtiar, I. 2016. Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila. Kanisius. Yogyakarta.
Cahyono, B. 2007. Pembudidayaan Ikan Bawal Air Tawar. Aneka
Ilmu.Semarang.
Dinjenkanbud. 2012. Petunjuk Teknis Budidaya Ikan Nila (INBUD
NILA).Direktorat Jendaral Perikanan Budidaya Jakarta
Effendi, R. 2014. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Fatimah, D.E. (2010). Budi Daya Ikan Nila. Andi publisher. Yogyakarta
Khusumaningsih, Fitria Ayu. 2017. Teknik Budidaya Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) di Balai Benih Ikan Puri, Desa Kebonagung, Kecamatan Puri,
Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur. PKL. Fakultas Perikanan dan
Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Surabaya. 53 hal.
Kordi, K.M.G.H. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Air Tawar di Kolam
Terpal. Lily Publisher. Yogyakarta.

Lesmana, D.S. 2011. Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Cetakan Pertama. Jakarta.
Nugroho, R. A., Pambudi, L. T., Chilmawati, D., Aditomo, A. H. C. 2012. Aplikasi
Teknologi Aquaponic Pada Budidaya Ikan Air Tawar Untuk Optimalisasi
Kapasitas Produksi. Jurnal Saintek Perikanan, 2012 (8). Hal. 46-51.
Prasetya, R. V., Sutarno, and Santanumurti, M. B. (2020, March). The larasati
tilapia (Oreochromis niloticus) fingerling rearing activity in PBIAT Janti, Klaten,
CentralJava: its performance through survival rate. In IOP Conference Series:
Earth and Environmental Science (Vol. 441, p. 012013). IOP Publishing.
Prihartono, R. E. 2014. Penebar Gurame dan Solusinya. Penebar
Swadaya.Jakarta
Purnamawati. 2002. Peranan Kualitas Air Terhadap Keberhasilan Budidaya Ikan
di Kolam. Warta Penelitian Perikanan Indonesia 8 (1)
Rachmatun, Suyanto. 2010. Nila. Jakarta : Penebar Swadaya.
Rijal, Syamsu. 2014. Pemanfaatan Ampas Tahu Terfermentasi dan Ikan Rucah
Sebagai Pakan Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Skripsi. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Sugama, K., Tridjoko., B. Slamet., S. Ismi., E. Setiadi., dan S. Kawahara, 2009.
Petunjuk Teknik Produksi Benih Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis.
Balai Riset Budidaya Laut Gondol dan Japan International Cooperation
Agency.
Sumarni. 2018. Penerapan fungsi manajemen perencanaan pembenihan Ikan
Nila (Oreochromis niloticus) untuk menghasilkan benih Ikan yang berkualitas.
Jurnal Galung Tropika, 7 (3) Desember 2018, hlmn 175-183.

20
Suryanto SR. 2010. Pembenihan dan Pembesaran Nila. Penebar Swadaya:
Depok.
Triyanto, H., Rosmawati., dan Widiyati, A. 2016. Kebutuhan Jumlah Pakan pada
Pemeliharaan Ikan Tengadak (Barbonymus schwanenfeldii) di Kolam
Ikan. Jurnal Mina Sains. Vol 2 (1): hal 45-52.
Zulkhasyni. 2017. Pengaruh suhu permukaan laut terhadap hasil tagkapan ikan
cakalang di perairan kota Bengkulu. Jurnal Agroqua, Vol. 13 No.2,
Desember 2017.

21
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 6 persiapan kolam Gambar 7 pemilihan induk

Gambar 8 induk jantan Gambar 9 induk


betina

Gambar 10 penghitungan benih Gambar 11 pakan


alami Daphnia

22
Gambar 12 benih yang telah di panen

Gambar 13 penyotiran benih ikan Gambar 14 memperbaiki senio


untuk saluran air

Gambar 15 penangkapan benih ikan

23
Gambar 16 perpisahan dengan ketua UPR Mefion

24

Anda mungkin juga menyukai