DISUSUN OLEH :
BAGUS SANJYA
Lele yang dihasilkan dari metode RWS memiliki daging yang lebih padat, jeroan ikan
lebih bersih dan ikan tidak berbau. Penggunaan sistem RWS dapat menghemat waktu dan
tenaga karena pembudidaya tidak perlu dipusingkan dengan masalah air yang kotor. Penyakit
pada lele relative lebih mudah dikontrol dan penggunaan obat untuk lele dapat dikurangi
sehingga lebih menghemat biaya. Hal yang perlu diperhatikan dalam sistem RWS adalah
kemungkinan adanya sisa kotoran yang tidak dapat diserap oleh bakteri pengurai. Oleh
karena itu, penggunaan arang perlu dilakukan dengan ditempatkan di pinggir kolam. Arang
ini berfungsi untuk menyerap sisa kotoran lele yang tidak dapat diserap oleh bakteri. Jumlah
arang yang dapat diberikan pada kolam adalah sebanyak 1 kg/m2 kolam.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami apa itu sisitem budidaya RWS.
2. Mengetahui dan memahami cara budidaya ikan lele dengan sisitem RWS.
3. Menambah pengalaman dan wawasan dalam system budidaya RWS.
1.3 Manfaat
1. Untuk Politeknik/Universitas
a. Mahasiswa mampu mengembangkan pengetahuan tentang budidaya ikan lele di system
RWS.
b. Adanya keaktifan mahasiswa untuk mencoba mencari sumber belajar di luar jam kuliah.
c. Menjadikan sumber pembelajaran sebagai suatu pencapaian yang baik untuk relasi baru
dalam perkuliahan.
2. Untuk Peneliti
a. Memperluas cakrawala ilmu pengetaguan.
b. Melatih kemampuan dalam penulisan karya ilmiah.
c. Sebagai bahan acuan pendahuluan untuk penelitian selanjutnya.
3. Untuk Pembaca
a. Mendapatkan iformasi atau wawasan baru.
b. Megembangkan dan memperdalam wawasan ilmu pengetahuan.
c. Sebagai sarana dalam melatih cara pandang dan pola pikir yang luas.
d. Memperoleh sumber acuan atas permasalahan budidaya yng telah dilakukan.
e. Memotifasi pembaca untuk selalu memahami dan mengetahui inovasi perkembangan
sisitem budidaya.
f. Menjadikan contoh bagi pembaca tentang cara penyusunan suatu karya ilmiah.