Anda di halaman 1dari 5

TUGAS ESSAY

Potensi dan Prospek Perikanan Budidaya Ikan Konsumsi Air Tawar di Indonesia

Disusun Oleh:

Raden Ajeng Sekarputri Pudjihasyyati (1410401001)


Irfi Maslachatul Ummah (141041017)
Ulfi Setyaningrum (1410401047)
Irma Yunica Amin Putri (1410401024)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2017
Potensi dan Prospek Perikanan Budidaya Ikan Konsumsi Air Tawar di Indonesia

Indonesia sebagai negara kepulauan yang sepertiga wilayahnya merupakan kawasan


perairan memiliki potensi budaya perikanan yang sangat luas hingga mencapai total sebanyak
1,86 hektare. Indonesia memiliki potensi lahan budidaya laut 8,36 juta hektare, budidaya air
payau 1,3 juta hektare dan budidaya air tawar 2,2 juta hektare," kata Direktur Jenderal
Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto, Kamis
(26/6). Menurut Slamet, angka-angka tersebut benar-benar dapat berpotensi menjadi peluang
besar untuk masyarakat Indonesia dalam pengembangan dan peningkatan produksi budidaya.
Untuk itu, ujar dia, diperlukan pengawalan dengan sistem yang kuat secara efisien dapat
menghasilkan ikan yang berkualitas dalam skala usaha masyarakat dengan tingkat kepastian
iklim usaha yang tinggi
Indonesia juga merupakan produsen perikanan budidaya dunia. Sampai dengan tahun
2007 posisi produksi perikanan budidaya Indonesia di dunia berada pada urutan ke-4 dengan
kenaikan rata-rata produksi pertahun sejak 2003 mencapai 8,79%. Secara umum, tren
perikanan budidaya dunia terus mengalami kenaikan, sehingga masa depan perikanan dunia
akan terfokus pada pengembangan budidaya perikanan. Potensi perairan umum sebesar US$
1,1 miliar per tahun dan potensi budidaya air tawar sebesar US$ 5,2 miliar per tahun.
Peluang bisnis ikan air tawar menjadi semakin menggiurkan, pada tahun 2021
konsumsi ikan perkapita penduduk dunia akan mencapai 19,6 kg per tahun. Memang,
sebagian besar konsumsi ikan saat ini masih dipasok oleh hasil perikanan tangkap atau ikan
laut. Namun diramalkan pada tahun 2018 produksi ikan air tawar akan menyalip produksi
perikanan tangkap. Bahkan tahun 2021 kebutuhan ikan air tawar akan menyentuh angka 172
juta ton per tahun, naik lebih dari 15 persen dari kebutuhan rata-rata saat ini. Angka-angka
tersebut dirilis oleh Badan Pangan PBB tahun 2011.
Mengapa demikian, karena perikanan tangkap yang ada saat ini sudah overfishing.
Sehingga ikan di laut semakin sulit didapatkan. Bahkan bila tidak ada perubahan model
produksi, para peneliti meramalkan pada tahun 2048 tak ada lagi ikan untuk ditangkap.
Dengan kata lain, tidak ada lagi menu seafood di piring kita! Oleh karena itu, untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat dunia diperlukan peningkatan produksi budidaya ikan air
tawar sebagai subtitusi ikan laut. Sehingga kita bisa memberikan ruang kepada biota laut
untuk berkembang biak.
Tingkat konsumsi ikan
Indonesia sebagai Negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar merupakan pasar
potensial untuk produk perikanan. Apalagi fakta saat ini menunjukkan konsumsi ikan
perkapita Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan konsumsi penduduk
negara berkembang lainnya. Kalau kita melihat pada angka konsumsi perkapita ikan yang
dikeluarkan Kementrian Kelautan pada tahun 2011, Indonesia hanya berada diangka 31,5 kg
per tahun, bandingkan dengan Malaysia yang mencapai 55,4 kg per tahun. Hanya saja yang
menjanjikan adalah pertumbuhan rata-rata atau kenaikan jumlah konsumsi ikan di Indonesia
yang naik 16,7 persen per tahun. Jauh diatas Malaysia yang hanya 1,26 persen per tahun.
Seperti diketahui luas, daging ikan mempunyai kandungan gizi yang baik. Ikan
dipandang sebagai sumber protein hewani yang baik dibanding sumber lainnya. Dalam
daging ikan terdapat asam lemak bebas omega-3, suatu zat yang sangat berguna bagi
perkembangan kecerdasan pada anak-anak. Omega-3 juga bermanfaat menekan kolesterol
dalam darah. Dengan tumbuhnya perekonomian Indonesia, kesadaran masyarakat akan
konsumsi ikan semakin tinggi. Ditambah lagi dengan adanya program Gemar Makan Ikan
yang dikampanyekan Kementerian Kelautan, angka konsumsi akan terus bergerak naik.
Produksi ikan air tawar
Dari sisi produksi, pada tahun 2011 produksi perikanan nasional mencapai 12,39 juta
ton. Dari jumlah itu, produksi perikanan tangkap sebanyak 5,41 juta ton dan produksi
perikanan budidaya 6,98 juta ton. Dari total produksi perikanan budidaya, jumlah budidaya
ikan dalam kolam air tawar menyumbangkan angka hingga 1,1 juta ton. Sisanya adalah
budidaya tambak air payau, budidaya di laut, budidaya dalam keramba dan budidaya jaring
apung.
Budidaya ikan dalam kolam air tawar pun naik cukup pesat yaitu berkisar 11 persen
setiap tahun. Hal ini menunjukkan ada gairah besar di masyarakat untuk melakukan usaha
budidaya ikan air tawar. Tentunya pertumbuhan produksi ini mengacu pada permintaan pasar
yang terus meningkat.
Lebih dari 70% produksi ikan air tawar diserap oleh pasar dalam negeri. Pulau jawa
menjadi penyerap terbesar mengingat jumlah penduduknya yang padat. Apabila dilihat dari
potensinya, kebutuhan untuk pulau Jawa saja masih akan terus berkembang. Mengingat,
konsumsi per kapita ikan di Jawa masih akan terus meningkat begitupun di daerah daerah
lainnya seperti Manokwari misalnya.
Aspek budidaya ikan air tawar
Produksi budidaya ikan air tawar dalam kolam didominasi oleh mas, lele, patin, nila
dan gurame. Lima jenis ikan tersebut menyumbang lebih dari 80 persen dari total produksi.
Berikut sekilas tipe-tipe cara budidaya dan analisis finansial masing-masing ikan tersebut:
Ikan mas, secara umum komersialisasi budidaya ikan dibagi dua segmen, yaitu
pembibitan dan pembesaran. Termasuk dalam budidaya ikan mas. Proses pembibitan ikan
mas, diluar persiapan indukan memakan waktu 5-7 hari hingga dihasilkan larva. Kemudian
larva dibesarkan sampai larva tersebut berukuran 5 cm atau bobot sekitar 2,5 gram . Tahap
tersebut membutuhkan waktu kira-kira satu bulan.
Kemudian ikan dijual kepada peternak pembesaran. Pembesaran untuk ikan mas ada
dua segmen yaitu, dari bibit berukuran 2,5 gram menjadi ikan ukuran 50 gram. Waktu yang
dibutuhkan satu bulan. Kemudian pembesaran untuk konsumsi, yaitu dari ukuran 50 gram
atau 20 ekor per kg menjadi 4 ekor per kg. Untuk tahap ini membutuhkan waktu 3 bulan.
Ikan lele, setelah lele berhasil dikawinkan akan didapatkan larva ikan, jumlahnya
berbeda-beda untuk setiap jenis ikan lele. Ikan lele lokal akan menghasilkan sekitar 4000
telur yang siap menjadi larva, ikan lele sangkuriang menghasilkan 30.000 -40.000 telur.
Penetasan telur menjadi larva membutuhkan waktu 1-2 hari. Kemudian perlu waktu sekitar 7
hari lagi agar larva kuat untuk dipindahkan. Setelah larva jadi, dibutuhkan waktu hingga 1-2
bulan untuk membesarkan ikan lele hingga berukuran 5-10 cm.
Pembesaran ikan lele dimulai dari ukuran 5-10 cm, tetapi saat ini cukup sulit
mendapatkan bibit ukuran 10 cm. Untuk membesarkan lele dari jenis sangkuriang sampai
ukuran konsumsi, 9-10 ekor per kg, dibutuhkan 60 hari. Rasio pakan menjadi daging untuk
jenis lele sangkuriang sangat tinggi, bisa mencapai 1:1. Artinya setiap pemberian pakan
sebanyak 1 kg akan dihasilkan 1 kg peretambahan berat lele.
Ikan patin, pembibitan ikan patin memerlukan keterampilan khusus dan harus
dilakukan tenaga terlatih. Pembesaran larva ikan patin sampai ikan siap di tebar di kolam
pembesaran membutuhkan waktu 3-4 minggu. Ada tiga tahap pembesaran larva yaitu umur 1-
9 hari, 10-13 hari dan 14-21 hari.
Ikan patin bisa dibesarkan dengan kepadatan 20-30 ekor per meter kubik. Tidak ada
patokan ukuran ikan patin siap konsumsi, sangat tergantung selera pasar masing-masing
daerah. Biasanya para pembudidaya membesarkan patin hingga panen dalam jangka waktu 6
bulan, apabila lebih dari itu pemeliharaan sudah tidak ekonomis lagi.
Ikan nila, usaha budidaya ikan nila cocok dilakukan di daerah yang memiliki sumber
air yang bersih. Ikan nila merupakan ikan yang mudah dipelihara dan gangguan hama dan
penyakitnya tidak begitu banyak. Pembibitan nila cukup mudah. Dari sepasang indukan bisa
dihasilkan 250-1000 butir telur. Telur tersebut akan menetas menjadi larva 10-13 hari dalam
mulut si induk hingga siap didederkan untuk pembesaran. Waktu persiapan dari telur hingga
menjadi benih pembesaran berukuran 5-8 cm atau 5 gram, diperlukan waktu 60 hari.
Pembesaran ikan nila sangat cepat, untuk jenis nila GIFT bisa tumbuh 4,1 gram per
hari. Nila jantan dan betina memiliki kemampuan tumbuh yang berbeda. Jantan tumbuh 40
persen lebih cepat dibanding betina. Bila sudah mencapai 200 gram, pertumbuhan nila betina
melambat drastis, sedangkan jantan tetap tumbuh. Namun jangan khawatir, saat ini sudah ada
teknologi jantanisasi. Dengan teknik tertentu semua nila bisa diubah menjadi jantan. Nila
GIFT dikonsumsi pada ukuran 5 ekor per kg, dibutuhkan waktu 4 bulan untuk membesarkan
nila di kolam air tawar.
Ikan gurame, perlu beberapa tahapan untuk membibitkan gurame dari mulai
pemijahan, penetasan telur dan pemeliharaan larva. Umumnya, larva yang telah menetas dan
berumur 8-9 hari sudah siap dipindahkan dan didederkan. Kemudian dibutuhkan waktu
pendederan selama 170 hari untuk bisa menghasilkan benih yang siap untuk pembesaran.
Pembesaran ikan gurame sampai tahap konsumsi ukuran 1 kg per ekor dari bibit sebesar 250
gram per ekor memerlukan waktu 4 bulan.

Anda mungkin juga menyukai