Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG

KELEMBAGAAN PERIKANAN
(KOPERASI NELAYAN EGITA PUTRA)

OLEH KELOMPOK I :

1. ALMUNANDAR SAPUTRA I1A5 15 007


2. AGNES HOTMAULI LUBIS I1A5 16 001
3. ARIF SAPUTRA I1A5 16 003
4. ARIF HIDAYAT I1D1 17 044
5. LENA I1D1 17 055
6. MILYANI PERMATA WABULA I1D1 17 056
7. NURFAZLIN I1D1 17 061
8. RISNAWATI I1D1 17 062
9. TITA NURLILA I1A5 16 114
10. ZULFADLI I1A5 16 118
11. YOSAN I1A5 16 122
12. INDIRWAN (TIDAK AKTIF)
13. MUH. TEGUH SETIAWAN (TIDAK AKTIF)
14. ERLAN SUCIPTO (TIDAK AKTIF)

JURUSAN AGRIBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG
KELEMBAGAAN PERIKANAN
(KOPERASI NELAYAN EGITA PUTRA)

Laporan lengkap ini di ajukan Sebagai salah satu syarat untuk lulus mata kuliah
kelembagaan perikanan

OLEH KELOMPOK I :

1. ALMUNANDAR SAPUTRA I1A5 15 007


2. AGNES HOTMAULI LUBIS I1A5 16 001
3. ARIF SAPUTRA I1A5 16 003
4. ARIF HIDAYAT I1D1 17 044
5. LENA I1D1 17 055
6. MILYANI PERMATA WABULA I1D1 17 056
7. NURFAZLIN I1D1 17 061
8. RISNAWATI I1D1 17 062
9. TITA NURLILA I1A5 16 114
10. ZULFADLI I1A5 16 118
11. YOSAN I1A5 16 122
12. INDIRWAN (TIDAK AKTIF)
13. MUH. TEGUH SETIAWAN (TIDAK AKTIF)
14. ERLAN SUCIPTO (TIDAK AKTIF)

JURUSAN AGRIBISNIS PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Laporan Lengkap Praktek Lapang Kelembagaan Perikanan ini tepat
pada waktunya.
Dengan selesainya penyusunan laporan lengkap ini, penulis mengucapkan
terima kasih kepada dosen yang telah membimbing dalam pelaksanaan praktek
lapang sampai pembuatan laporan dan tanpa terkecuali pada teman-teman yang
juga telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan dari berbagai pihak.
Semoga Allah SWT, senantiasa melimpahkan rahmat serta petunjuk kepada
semua pihak yang telah banyak membantu penulis sehingga laporan ini dapat
terselesaikan, amin.

Kendari, Mei 2019

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Laporan Praktek Lapang Kelembagaan Perikanan


Laporan Lengkap : Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pada Mata Kuliah
Kelembagaan Perikanan
Kelompok : 1 (Satu)
Program studi : Agribisnis Perikanan
Fakultas : Perikanan dan Ilmu Kelautan

Laporan Lengkap Ini


Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Menyetujui,
Koordinator Dosen Mata Kuliah
Kelembagaan Perikanan

Sarini Yusuf, S.Pi., M. Si


Nip : 19790521 200801 2 010

Kendari, Mei 2019


Tanggal Pengesahan
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Koperasi berasal dari bahasa latin “Coopere”, yang dalam bahasa inggris
di sebut Cooperation. Co berarti bersama dan Operation berarti bekerja, jadi
Cooperation berarti berkerja sama untuk mencapai tujuan. Secara umum koperasi
dikenal sebagai perkumpulan orang-orang secara sukarela mempersatukan diri
untuk mencapai kepuasan-kepuasan ekonomi atau menyelenggarakan usaha
bersama yang melalui pembentukan suatu perkumpulan yang diasasi secara
demokratis. Defenisi koperasi adalah suatu badan usaha (organisasi ekonomi)
yang dimiliki dan dioperasikan oleh para anggotanya untuk memenuhi
kepentingan bersama di bidang ekonomi (Rita Mutiarni, et all, 2017).
Menurut undang-undang Nomor 12 tahun 1967 tentang koperasi adalah
badan usaha yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi bertujuan
untuk menyejahterahkan anggotanya.
Koperasi perikanan merupakan alternatif yang dapat dipilih oleh nelayan
untuk ikut bergabung di dalamnya. Selain itu, nelayan juga akan memperoleh
pelayanan dari koperasi, dapat meningkatkan kesejahteraan, menjadikan koperasi
perikanan sebagai wadah untuk berorganisasi, memperluas wawasan serta
informasi demi kepentingan nelayan itu sendiri.
Tujuan didirikan koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju,
adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk
itu, peran koperasi dipandang sangat sesuai dan strategis untuk ikut menopang
ekonomi rakyat, terutama masalah pendanaan yang saat ini sangat dibutuhkan
sebagai usaha pemerintah untuk mengembangkan usaha mikro, kecil dan
menengah (Rita Mutiarni, et all, 2017).
Fungsi koperasi mengacu pada undang – undang No. 25 tahun 1992 pasal
4, fungsi koperasi di indonesia yaitu: Membangun dan meningkatkan potensi
ekonomi para anggota dan juga masyarakat secara umum, sehingga kesejahteraan
sosial dapat terwujud, Koperasi memiliki peran aktif dalam meningkatkan
kualitas hidup anggotanya dan juga masyarakat, Memperkuat perekonomian
rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan ekonomi nasional dimana koperasi
menjadi pondasinya, Mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang lebih baik melalui usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi. Menurut undang – undang republik indonesia No. 17 tahun
2012, berikut adalah jenis – jenis koperasi di indonesia: koperasi produksi,
koperasi komsumsi, koperasi jasa, koperasi simpan pinjam,serta koperasi serba
usaha (KSU).
Dalam kegiatan operasionalnya, seluruh koperasi di indonesia
menggunakan Prinsip- prinsip koperasi sebagai keanggotaan koperasi sifatnya
terbuka dan sukarela, proses pengelolaan koperasi harus dilakukan secara
demokratis, pembagian sisa hasil usaha harus mengedapankan rasa keadilan
sesuai dengan kinerja dari masing- masing anggota, serta emberian balas jasa
kepada anggota disesuaikan dengan modal anggota tersebut.

B. Tujuan Dan Manfaat

Praktek lapang Kelembagaan Perikanan ini dilaksanakan dengan tujuan


untuk mengidentifikasi Koperasi Nelayan Egita Putra yang ada di Kelurahan
Talia, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari pelaksanaan praktek lapang
Kelembagaan Perikanan yaitu mahasiswa mampu mengetahui jumlah, jenis dan
kondisi serta perkembangan koperasi perikanan yang dijalankan oleh Koperasi
Nelayan Egita Putra di Kelurahan Talia, Kecamatan Abeli, Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara.
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Koperasi

Menurut Undang-Undang No. 17 tahun 2012, Koperasi adalah Badan


hukum yang didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum Koperasi,
untuk dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal menjalankan
usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial,
dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip Koperasi.
Secara etimologi, koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu cooperatives,
merupakan gabungan dua kata co dan operation yang artinya co bersama dan
operatives bekerja (Basuki, 2015). Koperasi adalah usaha bersama untuk
memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong yang
didorong oleh keinginan member jasa kepada kawan dalam semangat seorang
buat semua dan semua buat seorang (Bernhard, 2012).
Menurut Rudianto (2010), Koperasi adalah perkumpulan orang yang
secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan
ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara
demokratis.
Koperasi merupakan salah satu badan usaha yang berbadan hukum dengan
usaha yang beranggotakan orang-orang yang berorientasi menghasilkan nilai
tambah yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan anggotanya.
Selain itu, koperasi juga sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berorientasi untuk
menumbuhkan partisipasi masyarakat dalam upaya memperkokoh struktur
perekonomian nasional dengan demokrasi ekonomi yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan (Goenawan dan Desti, 2016).

B. Prinsip-Prinsip Koperasi

Prinsip koperasi atau bisa juga disebut sebagai sendi dasar koperasi adalah
pedoman pokok yang menjiwai setiap gerak langkah koperasi. Selain mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membedakan pola pengelolaan organisasi
koperasi, prinsip-prinsip ini juga memiliki peranan yang sangat penting dalam
menentukan pola pengelolaan usaha koperasi (Rochmadi, 2011).
Menurut Basuki (2015), prinsip-prinsip koperasi terdiri atas :
1. Keanggotaannya bersifat sukarela dan terbuka.
Prinsip ini mengandung arti bahwa seseorang untuk menjadi atau tidak menjadi
anggota koperasi tidak boleh dipaksakan, jadi atas kesadaran sendiri.
Globalisasi adalah keterbukaan dan kebebasan, prinsip koperasi ini sangat
sesuai. Adanya sifat keterbukaan ini membuat koperasi tidak mengenal batas-
batas dan diskriminasi apapun.
2. Prinsip pengelolaan dilakukan secara demokratis.
Pengelolaan disini tidak terbatas pada manajemen saja namun meliputi
pengawasannya. Setiap anggota mempunyai hak dan kewajiban yang sama
didalam koperasi, hak mengusulkan, mengoreksi, dan bertanya tentang
pengelolaan koperasi serta sekaligus untuk dipilih dan memilih menjadi
pengurus ataupun pengawas.
3. Prinsip pembagian sisa hasil usaha.
Prinsip ini dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-
masing anggota. Anggota adalah pengguna jasa koperasi. Didalam koperasi
keuntungan dalam bentuk uang namanya sisa hasil usaha. Sisa hasil usaha
adalah selisih antara pendapatan yang diperoleh dengan biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam pengelolaan usaha. Setiap anggota yang memberikan
partisipasi aktif dalam usaha akan mendapatkan bagian keuntungan dari pada
anggota yang tidak aktif.
4. Prinsip pemberian balas jasa terbatas modal yang dimiliki anggota. Anggota
adalah pemilik koperasi dan sekaligus sebagai pemanfaat jasa. Modal yang
disetorkan kepada koperasi pada dasarnya untuk melayani anggota dan dari
pelayanan itu koperasi diharapkan mendapatkan nilai lebih dari pendapatan
dikurangi biaya.
5. Prinsip kemandirian koperasi.
Koperasi harus mampu berdiri sendiri dalam hal mengambil keputusan usaha
dan organisasi. Kemandirian artinya juga kebebasan yang bertanggung jawab,
otonom, swadaya dan keberanian mempertanggung jawabkan segala tindakan
sendiri dalam mengelola usaha dan organisasi
Menurut Kadir dan Yusbar (2012), sebagai badan usaha, koperasi
mempunyai ciri yang pemilikan dan pelanggannya adalah sama. Prinsip koperasi
ini disebut sebagai suatu prinsip identitas. Aspek ini begitu pentingnya dalam
kehidupan sebuah koperasi, karena tanpa prinsip pemilikan-pelanggan tersebut
koperasi akan kehilangan ciri dan identitasnya. Prinsip identitas ini sebenarnya
menjadi ciri utama koperasi serta harus dipertahankan oleh koperasi melalui
upaya khusus dengan memberi nilai yang kuat agar prinsip ini dapat
dipertahankan. Prinsip identitas sangat penting walaupun banyak lagi prinsip-
prinsip lain yang menjadi ciri-ciri koperasi.
Prinsip-prinsip koperasi menurut UU No. 17 tahun 2012 menyatakan
bahwa :
1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian sisa hasil usaha (keuntungan) dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. Kemandirian.

C. Tujuan dan Fungsi Koperasi

Menurut Rochmadi (2011), adapun maksud dan tujuan koperasi yaitu :


1. Memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat.
2. Ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila
Menurut Bernhard (2012), fungsi koperasi yaitu :
1. Sebagai sokoguru/urat nadi perekonomian Indonesia.
2. Untuk memperbaiki tingkat kehidupan Masing-masing anggota dan
masyarakat.
3. Memempersatukan, mengarahkan, memberdayakan ekonomi rakyat.
4. Mengembangkan potensi, daya kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan
produksi dan mewujudkan tercapainya pendapatan yang adil dan kemakmuran
yang merata.
5. Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan rakyat.
6. Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi.
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 tahun 2012 menyatakan bahwa
fungsi dan tujuan koperasi yaitu membangun dan mengembangkan potensi dan
kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya, berperan serta secara
aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat,
memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sokogurunya, serta berusaha
mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional berupa usaha bersama
berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

D. Jenis-Jenis Koperasi

Penjenisan koperasi di atur dalam Undang-Undang Nomor 25 Pasal 16


Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi
didsarkan pda kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya. Dengan
demikian, sebelum mendirikan koperasi harus menentukan secara jelas
keanggotaannya dan kegiatan usaha. Dasar untuk menentukan jenis koperasi
adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya. Ada
dua jenis koperasi yang cukup dikenal luas oleh masyarakat, yakni KUD dan
KSP. KUD (Kopersi Unit Desa) tumbuh dan berkembang dalam era orde baru.
Sedangkan KSP (Koperasi Simpan Pinjam) tumbuh dn berkembang dalam era
globalisasi saat ini. Sebagaimana dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 25
Pasal 16 Tahun 1992 tentang perkoperasian, bahwa “koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan
melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sehingga sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.
Menurut Bernhard (2012) koperasi juga dapat dibedakan berdasarkan
kepentingan anggotanya. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Koperasi konsumsi
Koperasi konsumsi adalah jenis koperasi konsumen. Anggota koperasi
konsumsi memperoleh barang dan jasa dengan harga lebih murah, lebih baik dan
dengan pelayanan yang menyenangkan.
b. Koperasi Produksi
Koperasi produksi disebut juga koperasi pemasaran. Koperasi produksi
didirikan oleh anggotanya yang bekerja di sektor usaha produksi seperti petani,
pengrajin, peternak, dan sebagainya.
c. Koperasi Jasa
Koperasi jasa didirikan bagi calon anggota yang menjual jasa. Misalnya,
usaha distribusi, usaha perhotelan, angkutan, restoran, dan lain-lain.
d. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi simpan pinjam didirikan untuk mendukung kepentingan anggota
yang membutuhkan tambahan modal usaha dan kebutuhan finansial lainnya.
e. Single Purpose dan Multipurpose
Koperasi single purpose adalah koperasi yang aktivitasnya terdiri dari satu
macam usaha.

E. Syarat Pendirian Koperasi

Suatu koperasi hanya dapat didirikan bila memenuhi persyaratan dalam


mendirikan koperasi. Syarat-syarat pembentukan koperasi yang perlu diperhatikan
dalam pembentukan Koperasi berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Pasal 3 Ayat (2) Nomor : 01 / Per / M.KUKM / I
/ 2006 adalah sebagai berikut :
a. Orang-orang yang mendirikan dan yang nantinya menjadi anggota Koperasi
harus mempunyai kegiatan dan atau kepentingan ekonomi yang sama.
b. Pendiri Koperasi primer adalah warga negara Indonesia, cakap secara hukum
dan mampu melakukan perbuatan hokum.
c. Pendiri Koperasi sekunder adalah pengurus Koperasi primer yang diberi kuasa
dari masing-masing Koperasi primer untuk menghadiri rapat pembentukan
Koperasi sekunder.
d. Usaha yang akan dilaksanakan oleh Koperasi harus layak secara ekonomi,
dikelola secara efisien dan mampu memberikan manfaatekonomi yang nyata
bagi anggota.
e. Modal sendiri harus cukup tersedia untuk mendukung kegiatan.
f. Mengelola Koperasi.
g. Usaha yang akan dilaksanakan oleh Koperasi.
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Dan Menengah
Republik Indonesia Pasal 5 Nomor 01/ Per/ M.KUKM/ I/ 2006 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran
Dasar Koperasi adalah sebagai berikut :
a. Rapat pembentukan Koperasi primer dihadiri oleh sekurang-kurangnya 20 (dua
puluh) orang pendiri, untuk Koperasi Sekunder dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 3 (tiga) Koperasi yang telah berbadan hukum, yang diwakili oleh
orang yang telah diberi kuasa berdasarkan keputusan rapat anggota Koperasi
yang bersangkutan.
b. Rapat pembentukan Koperasi dipimpin oleh seorang atau beberapa orang dari
pendiri atau kuasa pendiri.
c. Rapat Pembentukan dihadiri oleh pejabat yang membidangi Koperasi dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Pembentukan Koperasi sekunder dan primer tingkat nasional dihadiri
oleh Pejabat Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
 Pembentukan Koperasi sekunder dan primer tingkat provinsi dihadiri
oleh Pejabat Dinas / Instansi yang membidangi Koperasi tingkat
Provinsi.
 Pembentukan Koperasi sekunder dan primer tingkat Kabupaten /Kota
dihadiri oleh Pejabat Dinas / Instansi yang membidangi Koperasi
tingkat Kabupaten / Kota.Dalam rapat pembentukan tersebut dibahas
antara lain mengenai pokok-pokok materi muatan anggaran dasar
Koperasi dan susunan nama pengurus dan pengawas yang pertama.
d. Anggaran dasar memuat sekurang-kurangnya daftar nama pendiri, nama dan
tempat kedudukan , jenis Koperasi , maksud dan tujuan, jenis Koperasi, bidang
usaha, ketentuan mengenai keanggotaan, rapat anggota, pengurus, pengawas ,
pengelola, permodalan, jangka waktu berdirinya, pembagian sisa hasil usaha,
pembubaran dan ketentuan mengenai sanksi.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Pasal 7 Ayat (1) tentang
Perkopersian, menyebutkan bahwa pembentukan Koperasi harus dilakukan
dengan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar. Anggaran dasar adalah
aturan dasar tertulis yang memuat tata kehidupan Koperasi yang disusun dan
disepakati oleh para pendiri Koperasi pada saat rapat pembentukan Koperasi.
Menurut Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 Pasal 8 tentang
Perkoperasian bahwa Anggaran Dasar Koperasi memuat sekurang-kurangnya:
a. Daftar nama pendiri.
b. Nama dan tempat kedudukan.
c. Maksud dan tujuan serta bidang usaha.
d. Ketentuan mengenai keanggotaan.
e. Ketentuan mengenai Rapat Anggota.
f. Ketentuan mengenai pengelolaang.
g. Ketentuan mengenai permodalan.
h. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya.
i. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha.
j. Ketentuan mengenai sanksi.
k. Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya.
l. Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha.
m. Ketentuanmengenai sanksi.

F. Landasan dan Asas Koperasi

Landasan koperasi Indonesia merupakan pedoman dalam menentukan


arah, tujuan, peran serta kedudukan koperasi terhadap pelaku-pelaku ekonomi
lainnya di dalam sistem ekonomi lainnya di dalam sistem perekonomian
Indonesia. Dalam UU No.17 Tahun 2012 Pasal 2 di kemukakan bahwa: koperasi
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.
Menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992 Bab II, Pasal 2 bagian
pertama tentang perkoperasian bahwa landasan koperasi terdiri atas:
a. Landasan Idiil/Idiologi dasar adalah Pancasila.
b. Landasan struktural UUD 45 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi
“Perekonomian di susun sebagai usaha bersama berdasarkan asas
kekeluargaan”.
c. Landasan operasional adalah: GBHN tentang arah pembangunan koperasi
d. Landasan mental adalah: setia kawan dan kesadaran pribadi.
Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan. Berdasarkan UU No.17
Tahun 2012 Pasal 3 yang ditetapkan sebagai asas koperasi adalah kekeluargaan.
Hal ini secara jelas tertuang di dalam ketentuan UU No. 25 Tahun 1992 Bab II,
bagian pertama, Pasal 2 tentang Perkoperasian, Asas kekeluargaan ini adalah asas
yang memang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia dan telah
berurat-berakar dalam jiwa bangsa Indonesia.
III. PEMBAHASAN

Adapun hasil wawancara yang diperoleh dari praktek lapang Koperasi


Nelayan Egita Putra yaitu :

1. Karakteristik Responden :

Adapun karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 1. Berikut :


Tabel 1. Karakteristik responden
No. Uraian Keterangan
1. Nama Koperasi Koperasi Nelayan Egita Putra
2. Alamat Jln. Nenemali No.2, Kel. Talia, Kec. Abeli,
Kota Kendari
3. Titik Koordinat 3º58'55.9"S 122º35'39.1"E
4. Jenis Koperasi Produsen
5. Lama Koperasi Berjalan 4 Tahun
6. Rata- rata Omset Perbulan Penangkapan Rp. 6. 000.000

Dari tabel 1. diatas dapat dijelaskan bahwa Koperasi Nelayan Egita Putra,
yang beralamat di Jln. Nenemali No.2, Kel. Talia, Kec. Abeli, Kota Kendari,
dengan memiliki titik koordinat berkisar 3º58'55.9"S 122º35'39.1"E kemudian
jenis koperasi adalah produsen yang telah berjalan selama 4 Tahun, serta
mempunyai rata- rata omset perbulan Rp. 6. 000.000.

2. Aspek Manajemen Usaha :

Koperasi Nelayan Egita Putra memiliki NIK: 7471050100016 dan selalu


rutin melakukan Rapat Anggota Koperasi, yang selanjutnya berkas hasil dari
RAK disetorkan ke pihak Dinas Koperasi setempat. Selain itu Koperasi Nelayan
Egita Putra selalu rutin dalam membuat laporan keuangan setiap tahun.

3. Aspek Permodalan :

Modal awal dari Koperasi Nelayan Egita Putra sejumlah Rp16.500.000,-


yang berasal dari simpanan wajib anggota. Sampai hari ini, modal dari Koperasi
Nelayan Egita Putra sejumlah Rp5.435.724.510,- dan tidak memiliki pinjaman
dari sumber lain.

4. Aspek Harga Jual Produk :

Harga jual produk dari Koperasi Nelayan Egita Putra bermula dari cara
penetapan harga jual produk yang terdiri dari biaya operasional dan daya beli
konsumen yaitu 10-30 kg/bulan. Tanggapan atas harga jual produk yakni standar
atau sesuai dengan pasar pengurus koperasi.
5. Aspek Tenaga Kerja :

Jumlah pengurus dari Koperasi Nelayan Egita Putra saat ini sejumlah 6
orang yang berasal dari luar kabupaten, dengan rata-rata gaji pengurus
Rp. 400.000,- sampai Rp1.000.000,-. Tingkat pendidikan pengurus Koperasi yaitu
4 orang tamatan SMA dan 2 orang tingkatan Diploma. Rata-rata jam kerja
pengurus Koperasi per hari yaitu 4 jam. Adapun jenis kursus dan pelatihan yang
pernah diikuti oleh pengurus Koperasi yaitu banyak kali dan jenis
kursus/pelatihan yang dibutuhkan oleh pengurus Koperasi yaitu pelatihan
manajemen keuangan.
Dalam pengelolaan Koperasi, adapun pendamping/konsultan koperasi
yang berasal dari Dinas Perikanan. Dengan adanya pendamping tersebut maka
sangat berpengaruh terhadap pengawasan Koperasi.

6. Aspek Bahan Baku :

Cara memperoleh bahan baku dari Koperasi Nelayan Egita Putra yaitu
hasil usaha anggota yang berupa kegiatan menangkap ikan dengan kualitas yang
baik. Adapun kendala-kendala yang dihadapi dalam rangka menghasilkan bahan
baku adalah faktor cuaca, angin dan ombak.

7. Aspek Pasar :

Lokasi penjualan produk dari Koperasi Nelayan Egita Putra berada di


Pasar Lokal dengan tanggapan terhadap kemudahan dalam mengakses Pasar
adalah sangat mudah.

8. Aspek Legalitas Asset Koperasi :

Aspek legalitas asset Koperasi Nelayan Egita Putra memiliki status


kepemilikan Hak pakai dan sudah ada bukti kepemilikan.

9. Kendala-Kendala yang Dihadapi :

Dalam pengembangan usaha, ada beberapa kendala yang harus dihadapi


oleh Koperasi Nelayan Egita Putra seperti adanya anggota komplain atau adanya
beda pendapat dari anggota Koperasi.

10. Bantuan Koperasi :

Berkaitan dengan bantuan, Koperasi Nelayan Egita Putra pernah


menerima bantuan berupa Kapal yang bersumber dari KKP. Dengan bantuan
tersebut maka sangat membantu dalam menjalankan operasional koperasi.
Adapun bantuan yang paling diharapkan dan mendesak oleh Koperasi Nelayan
Egita Putra untuk membantu kelancaran operasional usaha Koperasi yaitu
bantuan permodalan.
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, A, R. 2015. Analisis Penerapan Prinsip-prinsip Koperasi Dalam Undang-


Undang Koperasi (Studi Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 dan
Undang-Undang No. 17 Tahun 2012. Jurnal Pembaharuan Hukum. Vol.
II (1). Hal: 138-147.
Bernhard Limbong. 2012. Pengusaha Koperasi Jakarta: Margareta Pustaka.
Sumber Buku.
Goenawan, H, S., & Desty, N. 2016. Analisis Tingkat Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Jurnal Akutansi
dan Keuangan. Vol. VII (2). Hal: 169-191.
Kadir, H., & Yusbar, Y. 2012. Optimalisasi pengaruh dan Eksistensi Koperasi
Sebagai Soko Guru Perekonomian Daerah. Jurnal Ekonomi. Vol. XX
(3). Hal: 1-9.
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Pasal 3 Ayat
(2) Nomor 01 /Per / M.KUKM/ I/ 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pembentukan Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran
Dasar Koperasi. Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion.Vol. (5). Hal 1-9.
Rita, M. Langgeng, P, U. Siti, Z. 2017. Pendampingan Pencatatan Transaksi
Keuangan Pada Koperasi Bunga Harapan Desa Ceweng. Journal Of
Community Service. Vol. 1 (1). Hal: 33 – 38.
Rochmadi, I. 2011. Analisis Dampak Perdagangan Bebas dan Global Pada
Bergesernya Nilai Budaya, Prinsip dan Tujuan Koperasi. Jurnal
Enggano. Vol. II (2). Hal: 45-51.
Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.
Undang-Undang No.17 tahun 2012 Tentang Perkoperasian.
Undang-Undang Nomor 12 tahun 1967 Tentang Koperasi.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 Pasal 2 Tentang Perkoperasian.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 Pasal 3 Tentang Perkoperasian.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 Pasal 7 Ayat (1) Tentang Perkoperasian.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2012 Pasal 8 Tentang Perkoperasian.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai