Anda di halaman 1dari 6

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Buton Tengah atau disingkat Buteng merupakan salah satu

Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara. Ibu Kotanya berada di Labungkari,

Kecamatan Lakudo, Buton Tengah merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Buton yang disahkan pada pertengahan tahun 2014 bersama Kabupaten Buton

Selatan dan Kabupaten Muna Barat. Ketigah daerah otonomi baru tersebut

disahkan menjelang akhir kepengurusan DPR RI periode 2009-2014. Salah satu

alasan pemekaran wilayah ini adalah karena permasalahan akses. Seluruh wilayah

Buton Tengah tidak berada di Pulau Buton, sedangkan ibu kota Kabupaten Buton

berada di Pasarwajo. Pelayanan dan kontrol membutuhkan biaya dan waktu yang

panjang karena harus melewati laut menuju Pasarwajo di ujung timur Pulau

Buton. Daerah Buton Tengah merupakan bekas wilayah Kerajaan dan Kesultanan

Buton yang telah eksis sejak zaman dulu. Pada masa pemerintahan Raja Buton ke-

6 dan juga Sultan Buton ke-1 bernama Murhum, rakyat Gu dan Mawasangka

diriwayatkan patuh dan setia kepadanya, Ikatan emosional GU dan Mawasangka

terhadap Buton semakin kuat setelah Murhum berhasil membela negeri mereka.

Ketika kembali ke Buton Murhum turut membawa “Syara-pancana” dan

kemudian Gu dan Mawasangka diberinya nama “paincana” selaku tanda

kemenangan Murhum. Nama ini kemudian lekat untuk menggambarkan kedua

etnis di Buton Tengah dengan sebutan “pancana atau pancano”


Kecamatan Mawasangka adalah Salah satu Kecamatan terpadat di

Kabupaten Buton Tengah. Mata pencaharian penduduk di daerah ini utamanya

yaitu sebagai Nelayan dan sebagian kecil sebagai tenaga kerja di luar negeri,

Kontur tanah diwilayah ini berupa bebatuan kapur dan dihiasi oleh banyaknya

savana di sepanjang daerah ini. Mawasangka berada di daratan Muna bagian

selatan.

Desa Terapung adalah salah satu desa di Kecamatan Mawasangka yang

pembangunan infrastrukturnya mulai berkembang dengan baik, diantaranya

seperti perbaikan balai Desa, perbaikan masjid, perbaikan jalan titian dan

pembangunan taman baca. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui partisipasi

masyarakat dalam pembangunan di Desa Terapung Kecamatan Mawasangka

Kabupaten Buton Tengah. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa partisipasi masyarakat dalam

pembangunan di Desa Terapung Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton

Tengah adalah baik. Hal ini terjadi karena masyarakat desa cukup antusias untuk

ikut dalam memberikan partisipasi, baik itu dalam perencanaan program

pembangunan maupun dalam tahap pelakasanaan program pembangunan, selain

itu masyarakat juga mengetahui betapa pentingnya peran mereka dalam

pembangunan di Desa Terapung Kecamatan Mawasangka Kabupaten Buton

Tengah.

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individu untuk

mengimajinasikan diri dan ilmu mereka dalam merancang bangunan. Dalam

artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun


keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan

kota, perancangan perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level mikro yaitu

desainbangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk pada

hasil-hasil proses perancangan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Untuk mengetahui apa itu arsitektur?

2. Untuk mengetahui apa saja ketersediaan SDM di Desa Terapung


BAB II. PEMBAHASAN

A. Arsiktetur

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi

lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang

tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan

tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan

mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang

menjadi ketrampilan. Pada tahap inilah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau

peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah

seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur

Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan

di banyak bagian dunia.

Permukinana manusia pada masa lalu pada dasarnya bersifat rural.

Kemudian timbulnya surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang

menjadi masyarakat urban. Kompleksits bangunan dan tipologinya pun

meningkat. Teknologi pemangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan

mulai berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan

sarana rekreasipun bermunculan. Arsiktektur religius tetap menjadi bagian

penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsiktektur berkembangan, dan karya

tulis mengenai arsiktektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi

kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsiktektur

religius. Contah kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius atau
vaastu shastra dar5i india purba. di periode Klasik dan Abad pertengahan eropa,

bngunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi

(guild) dibentuk oleh para artisan/ahli keterampilan bangunan untuk

mengorganisasi proyek.

B. Ketersediaan SDM

Ketersediaan SDM dalam Desa Terapung ini dengan di Buatkan Perumahan

nelayan yang akan dibangun di Desa Terapung, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten

Buton Tengah tahun ini. Di lahan seluas sekitar satu hektare itu, 50 unit bangunan

akan didirikan Pemerintah Daerah Buteng. Pengadaan perumahan nelayan ditujukan

untuk mensejahterakan masyarakat Desa Terapung, sebagaimana desa percontohan

nelayan di wilayah tersebut. Termasuk memberikan pemahaman kepada masyarakat

bajo, agar tidak lagi mendirikan rumah di laut.

Direncanakan, perumahan nelayan yang menggunakan APBN 2019 sekitar

Rp 9 miliar tersebut, dilelang Maret mendatang melalui Dinas Pekerjaan umum dan

Perumahan Rakyat Buteng. Pemda berharap, nelayan setempat lebih produktif

menjaga ketersediaan pangan daerah dan meningkatkan kualitas produksi hasil

tangkap dengan pengadaan perumahan nelayan.

C. Kelembagaan
BAB III. PENUTUP

A. Simpulan

 Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individu untuk

mengimajinasikan diri dan ilmu mereka dalam merancang bangunan.

 Ketersediaan SDM yang ada di Desa Terapung salah satunya adanya

pemerintah membuatkan/mendirikan perumahan untuk masyarakat yang

ada di Desa tersebut agar mereka tidak lagi mendirikan rumah diatas air.

B. Saran

Adapun saran untuk Desa Terapung adalah sebaiknya untuk memperluas

lagi bangunan atau usaha pada nelayan-nelayan, dan dibuatkan lagi arsiktekturnya

agar dapat dengan mudah bagi kita mahasiswa atau siswa yang mencari data

tersebut bisa langsung dengan mudah untuk mendapatkannya

Anda mungkin juga menyukai