Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH OSEANOGRAFI

ALKALINITAS DAN PH AIR LAUT

OLEH :

AGNES HOTMAULI LUBIS

I1A5 16 001

JURUSAN AGRIBISNIS PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2019
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hal yang sangat mempengaruhi kualitas kehidupan kita adalah Lingkungan

tempat kita hidup. Beberapa komponen yang sangat erat dalam kehidupan kita

adalah air yang kita minum setiap hari dan udara yang kita isap setiap saat. Udara

dan air yang bersih sangat diperlukan untuk kesehatan sehingga dapat menunjang

aktivitas kita untuk berkreasi dan menghasilkan hal yang positif. Tetapi

sebaliknya, bila dua komponen utama tersebut tercemar, maka pencemarannya

akan menimbulkan perubahan terhadap kualitas kehidupan kita. Kesehatan tubuh

mulai menurun, begitu pula daya tahan tubuh terhadap infeksi penyakit.

Semuanya itu akan berpengaruh terhadap penurunan produktivitas dalam

berkarya.

Air yang kita pergunakan setiap hari tidak lepas dari pengaruhpencemaran

yang diakibatkan oleh ulah manusia juga. Beberapa bahan pencemar seperti bahan

mikrobiologik (bakteri, virus, parasit), bahkan organik (pestisida, deterjen) dan

beberapa bahan inorganik (garam, asam, logam), serta beberapa bahan kimia

lainnya sudah banyak ditemukan dalam air yang kita pergunakan. Air yang sudah

tercemar tersebut disamping terasa tidak enak kalau di minum juga dapat

menyebabkan gangguan kesehatan terhadap orang yang meminumnya. Karena itu,

memonitor kualitas air yang dipergunakan setiap hari sangat diperlukan untuk

mencegah akibat negatif yang ditimbulkan.


Dalam hubungan kualitas lingkungan, logam berat biasanya hadir

bersama limbah dari industri, berupa limbah cair yang merupakan senyawa asam

atau garam logam yang dibuang di sungai atau lautan. Kedua bentuk senyawa

logam biasanya merusak lingkungan karena menyebabkan kematian biota maupun

hewan air dan juga tanaman.

Jelaslah bahwa pencemaran lingkungan sangat buruk akibatnya terhadap

kehidupan di bumi ini. Oleh sebab itu pengawasan dan pencegahan pencemaran

lingkungan harus selalu diupayakan demi kelestarian kehidupan di planet kita ini.

Untuk mendukung upaya pelestarian lingkungan maka kami melakukan

percobaan ini untuk mengetahui apakah air yang digunakan untuk sampel sudah

tercemar atau belum.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Alkalinitas, Kadar Alkalinitas, dan

Hubungan Alkalinitas dengan Parameter lain?

2. Untuk mengetahui pengertian PH, Jenis- jenis rumus PH, Penurrunan PH,

Peningkatan PH ?
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Alkalinitas

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan

jumlah ion karbonat dan bikarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah

pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan

asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity)

terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan

bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga

kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga

dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas

alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas

yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya

diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi.

Alkali ialah zat yang melepaskan ion hidroksil dalam air dan mempunyai

pH lebih besar dari 7, antara lain kapur (kalsium hidroksil) yang ditambahkan

pada tanah untuk menetralkan sifat asam yang berlebihan.

Alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas

pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan
hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion

hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas

biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air

dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin,

sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau

tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan

ikan adalah dengan nilai alkalinitas di atas 20 ppm. Kapasitas pem-buffer-an alam

dilengkapi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat

bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme

pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas

pem-buffer-an pH

Perairan yang mengandung mineral karbonat, bikarbonat, borat, dan silikat

akan mempunyai pH diatas netral dan dapat mencegah terjadinya penurunan pH

secara drastic. Pada perairan tertutup, penambahan karbonat dari sel-sel kerang

atau dolomite dapat memperbaiki alkalinitas dan sistem buffer perairan itu.

Penambahan sodium bikarbdonat secara periodik juga akan menghasilkan hal

yang sama.

Menurut Kordi (2005), semakin tinggi konsentrasi ion H+, akan semakin

rendah konsentrasi ion OH- dan pH >7, maka perairan bersifat alkalis (basa).

Perairan umum dengan segala aktivitas fotosintesis dan respirasi organism yang

hidup di dalamnya membentuk reaksi berantai karbonat sebagai berikut :

CO2 + H2O --> H2CO3 --> H+ + HCO3 --> 2H+ + CO3 2-


B. Kadar alkalinitas

Alkalinitas atau yang dikenal dengan total alkalinitas adalah konsentrasi

total unsur basa-basa yang terkandung dalam air dan biasannya dinyatakan dalam

mg/l atau setara dengan CaCO3. Ketersediaan ion basa bikarbonat (HCO3) dan

karbonat (CO32-) merupakan parameter total alkalinitas dalam air tambak. Unsur-

unsur alkalinitas juga dapat bertindak sebagai buffer (penyangga) pH. Dalam

kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepaskan ion

hidrogen yang bersifat asam, sehingga keadaan pH menjadi netral.sebaliknya bila

keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami hidrolisa menjadi ion

bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan

kembali netral. Digambarkan dalam reaksi berikut :

HCO3- --> H+ + CO3P2 -->CO32- + H2O --> HCO32- + OH-

Lanjut dikatakan bahwa untuk tumbuh optimal, pklankton menghendaki total

alkalinitas sekitar 80-120 ppm. Tambak yang diberi pengapuran alkalinitasnya

mencapai 150-300 ppm. konsentrasi total alkalinitas sangat erat hubungannya

dengan konsentrasi total kesadahan air. Di lahan, umumnya total alkalinitas

mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsentrasi total kesadahan.

Kapasitas air menerima protein disebut alkalinitas. Air yang alkali atau

bersifat basa sering mempunyai pH tinggi dan umumnya mengandung padatan

terlarut yang tinggi. Alkalinitas merupakan faktor kapasitas untuk menetralkan

asam. Oleh karena kadang-kasang penambahan alkalinitas lebih banyak

dibutuhkan untuk mencegah supaya air itu tidak menjadi asam.


C. Hubungan alkalinitas dengan parameter lain

Tinggi atau rendahnya alkalinitas dalam suatu perairan tidak lepas dari

pengaruh parameter lain seperti pH, atau kesadahan. Di mana semakin tinggi

alkalinitas, maka kedua parameter tersebut akan mengikuti. konsentrasi total

alkalinitas sangat erat hubungannya dengan konsentrasi total kesadahan air.

Umumnya total alkalinitas mempunyai konsentrasi yang sama dengan konsentrasi

total kesadahan. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh

komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Unsur-unsur alkalinitas juga dapat

bertindak sebagai buffer (penyangga) pH.

Alkalinitas relatif sama jumlahnya dengan kesadahan dalam suatu

perairan. Alkalinitas juga berpengaruh terhadap pH dalam suatu perairan. Dalam

kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepaskan ion

hidrogen yang bersifat asam sehingga keadaan pH menjadi netral.sebaliknya bila

keadaan terlalu asam, ion karbonat akan mengalami hidrolis menjadi ion

bikarbonat dan melepaskan hidrogen oksida yang bersifat basa, sehingga keadaan

kembali netral. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu

disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan

yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi.

D. Pengetian PH

PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman ataukebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai

kologaritma aktivitas ionhidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion

hidrogen tidak dapat diukur secaraeksperimental, sehingga nilainya didasarkan


pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif

terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukanberdasarkan

persetujuan internasional.

Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang

berargumen

bahwa PH adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif". Air murni

bersifat netral, dengan PH-nya pada suhu 25 °C ditetapkan sebagai 7,0. Larutan

dengan pH kurang daripada tujuh disebut bersifat asam, dan larutan dengan pH

lebih daripada tujuh dikatakan bersifat basa atau alkali.

Pengukuran pH sangatlah penting dalam bidang yang terkait dengan

kehidupan atau industri pengolahan kimia seperti kimia, biologi, kedokteran,

pertanian, ilmu pangan, rekayasa (keteknikan), dan oseanografi. Tentu saja

bidang-bidang sains dan teknologi lainnya juga memakai meskipun dalam

frekuensi yang lebih rendah.

Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya PH. Bila PH di

bawah PH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang

mempunyai PH di atas PH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan

industri akan mengubah pH air yang akhirnya akan mengganggu kehidupan biota

akuatik. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan PH dan

menyukai PH antara 7 – 8,5. Nilai PH sangat mempengaruhi proses biokimiawi

perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir pada PH yang rendah.

Nilai PH dalam suatu perairan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain

kegiatan fotosintesis, suhu dan terdapatnya anion dan kation. Pada umumnya PH
perairan laut lebih stabil, namun di perairan pinggir pantai, nilai PH ditentukan

oleh kuantitas bahan organic yang masuk ke perairan tersebut. Toksisitas dan daya

racun dalam perairan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya PH. Perubahan nlai PH

perairan pesisir (laut) yag kecil saja dari nilai alaminya menunjukkan system

penyangga perairan tersebut terganggu, sebab sebenarnya air laut mempunyai

kemampuan untuk mencegah perubahan PH. Derajat keasaman PH air akan

sangat menentukan aktivitas mikroorganisme,pada PH antara 6,5 – 8,3 aktivitas

mikroorganisme sangat baik. Pada PH yang sangat kecil atau sangat besar,

mikroorganisme tidak aktif, atau bahkan akan mati.

E. Jenis-jenis Rumus PH

Untuk mencari PH, ada beberapa rumus yang dapat digunakan antara lain sebagai

berikut:

 PH asam kuat = H+ : a . m

 PH asam lemah = H+ : √Ka . m

 PH basa kuat = OH- : b . m

 PH basa lemah = OH- : √Kb . m

 PH larutan Buffer(larutan penyangga) asam = H+ : Ka .a/g

 PH larutan Buffer(larutan penyangga) basa = OH- : Kb . b/g

 PH HSA(Hidrolisis Sebagian Bersifat Asam) = H+ :{√Kw/Kb(Mk)}

 PH HSB (Hidrolisis Sebagian Bersifat Basa) = OH- :{√Kw/Ka(Ma)}

Setelah mendapat H+(larutan asam) kita dapat menentukan pH tersebut

dengan rumus : √H+

Contoh :
1. jika H+ adalah 10-5 maka pH-nya adalah 5. Lalu untuk OH- (larutan

basa) kita dapat menentukan pH tersebut denganrumus : 14 -√OH

2. jika OH- adalah 10-3 maka pH-nya adalah 14 -√10-3 = 14 - 3 = 11

F. Penurunan PH

Untuk menurunkan pH, pertama kali harus dilakukan pengukuran KH.

Apabila nilai KH terlalu tinggi (12 atau lebih) maka KH tersebut perlu diturunkan

terleibh dahulu, yang biasanya secara otomatis akan diikuti oleh menurunnya nilai

pH. Apabila nilia pH terlalu tinggi (lebih dari 8) sedangkan KH tergolong bagus (

antara 6 -12)maka hal ini merupakan petunjuk terjadinya proses keseimbangan

yang buruk.

Penurunan pH dapat dilakukan dengan melalukan air melewati gambut

(peat), biasanya yang digunakan adalah peat moss (gambut yang berasal dari

moss). bisa juga dilakukan dengan mengganti sebagaian air dengan air yang

berkesadahan rendah, air hujan atau air yang direbus, air bebas ion, atau air suling

(air destilata). Selain itu bisa juga dapat dilakukan dengan menambahkan

bogwood kedalam akuairum. Bogwood adalah semacam kayu yang dapat

memliki kemampuan menjerap kesadahan. Sama fungsinya seperti daun ketapang,

kayu pohon asam dan sejenisnya.

G. Peningkatan PH

Menaikkan pH dapat dilakukan dengan memberikan aerasi yang intensif,

melewatkan air melewati pecahan koral, pecahan kulit kerang atau potongan batu

kapur. Atau dengan menambahkan dekorasi berbahan dasar kapur seperti tufa,

atau pasir koral. Atau dengan melakukan penggantian air.


BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

 Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa

penurunan nilai pH larutan.

 PH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat

keasaman ataukebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan

jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan

berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari

itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam

kesimpulan di atas.

Anda mungkin juga menyukai