Anda di halaman 1dari 13

Lembar Kerja Mahasiswa

Praktikum Pengkajian Sumberdaya Ikan


Hari/Tanggal : Selasa, 23 Maret 2020
NAMA : Dinda Laksmi P
NIM : 19/445827/PN/16342
Kelompok : ……………………….
Asisten : Kurnia Anggraini R
Kurnia Cahya Safitri
Novita Alma Nafus

ACARA SIMULASI DINAMIKA STOK IKAN

Tujuan :
1. Mengetahui prinsip dinamika stok ikan
2. Mengetahui pengaruh penangkapan terhadap stok ikan
3. Mengetahui pentingnya pengelolaan perikanan

Dasar Teori
Stok ikan adalah satu kesatuan biomassa seluruh ikan, baik yang masih kecil maupun yang
sudah dewasa, dan tidak memperhitungkan strukturnya ( ukuran ikan, umur ikan, dan jenis
kelamin ) ( Purwaningsih et al., 2012 ). Laju pertumbuhan stok ikan dipengaruhi oleh
pertumbuhan instrinsik, daya dukung lingkunagn, dan besarnya jumlah stok itu sendiri. Besarnya
jumlah stok ikan di perairan bersifat dinamis. Hal tersebut disebabkan karena nilai jumlah
tangkapan pada setiap tahunnya selalu berubah atau tidak tetap. Meskipun stok ikan dijaga pada
kondisi MSY namun penggunaan jumlah effort tidak terkendali akan menyebabkan degradasi
sumberdaya ikan ( Yulianto et al., 2016 ).
Ikan didefinisikan sebagai vertebrata atau hewan bertulang belakang yang hidup di air.
Berdasarkan klasifikasinya ikan berapa pada kelompok filum Chordata yang terbagi menjadi tiga
kelas yaitu kelas aghnata, yaitu ikan yang tidak memiliki rahang; kelas Chondrichtyes, yaitu ikan
bertulang rawan; dan kelas Osteichtyes, yaitu ikan bertulang keras ( Abdullah, 2014 ). Seluruh
anggota ikan hidup di dalam air dan bereproduksi secara ovipar. Pada bagian tubuh ikan
dilengkapi dengan sirip dada, sirip perut, sirip punggung, sirip ekor, dan sirip belakang ( Fitrah et

Pengkajian Sumberdaya Ikan 1


al., 2016 ).
Tragedy of the commons oleh Hardin ( 1968 ), merupakan sebuah konsep yang
menggambarkan apabila laut di masa lalu kerap dianggap sebagai sumberdaya yang terbuka bagi
siapapun ( open acces ) dan menjadi milik bersama ( common ). Dikarenakan tidak adanya aturan
dan/atau hukum yang berlaku setiap individu ( nelayan ) bertindak demi keuntungan pribadi
masuk dan mengambil segala sumberdaya yang ada dengan peralatan apa saja dengan jumlah
yang tidak terbatas. Hal inilah yang menjadi faktor berkurangnya sumber daya tersebut. Menurut
pandangan Hardin, ketika terjadi ekploitasi oleh individu pada sumberdaya maka pastinya akan
berdampak pada jumlah tangkapan yang didapat. Namun sayangnya meskipun demikian, nelayan
bukannya mengurangi aktivitas penangkapan sebagai upaya untuk memulihkan sumberdaya
tersebut, tetapi justru semakin terus meningkatkan penangkapannya sebelum sumberdaya tersebut
habis. Meski pada tataran individu hal ini bisa dilihat secara rasional, namun pada tataran
masyarakat/kolektif hal ini menggambarkan sesuatu yang dimaksud ‘tragedy’ ( Hardin, 1968 ).
Secara teoritis Maximum Sustainable Yeild dapat diartikan sebagai jumlah tangkapan ikan
(predator) terbesar yang dapat diambil dari persediaan suatu jenis ikan (prey) dalam jangka waktu
terbatas. Kajian mengenai MSY bertujuan untuk mempertahankan ukuran populasi ikan pada titik
maksimum yaitu saat tingkat pertumbuhan ikan yang maksimum ( tingkat tangkapan maksimum
yang memberikan manfaat bersih ekonomi atau keuntungan bagi masyarakat), dengan memanen
individu dan menambahkannya ke dalam populasi ini memungkinkan populasi tersebut tetap
produktif. Asumsi dari konsep MSY adalah populasi organisme tumbuh dan menggantikan diri
sendiri, dalam pengertian populasi organisme tersebut merupakan sumberdaya yang terbarukan.
Selain itu diasumsikan bahwa tingkat pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup dan tingkat
reproduksi akan meningkat ketika pemanenan mengurangi kepadatan sehingga akan menghasilkan
surplus biomassa yang dapat dipanen ( Hertini dan Nurul, 2013 ). Maximum Economic Yeild
(MEY) adalah produksi yang dapat mencapai keuntungan ekonomi ( profit ) yang maksimum
dengan satuan kg/tahun. Apabila penangkapan melebihi MEY maka keuntungan yang didapat
akan semakin berkurang. Oleh karena itu pemanfaatan sumberdaya secara berlebihan akan
berakibat hilangnya manfaat ekonomi bagi nelayan yang melakukan penangkapan ikan. Pada
kondisi open acces nelayan bebas untuk menangkap ikan sehingga sumberdaya yang diambil akan
mencapai titik terendah sehingga berakibat usaha tidak lagi menguntungkan. Peristiwa tersebutlah
yang disebut kondisi overfishing secara ekonomi ( Susanto et al., 2015 ).

Pengkajian Sumberdaya Ikan 2


Alat dan Bahan:
1. Lembar Kerja Mahasiswa
2. Dadu 2 buah
3. Stopwatch
Cara Kerja:
Pelaksanaan praktikum dinamika stok ikan dibagi menjadi dua model rekruitmen yaitu
rekruitmen diasumsikan 10% dari stok dan rekruitmen diasumsikan 10% dari hasil tangkap. Dari
dua model rekruitmen tersebut dibagi menjadi masing – masing tiga skenario, yaitu skenario open
access tanpa peraturan, skenario pembatasan kuota ( kuota rendah dan kuota tinggi ), dan skenario
pembatasan waktu. Data stok ikan yang telah diperoleh yaitu 30 dimasukkan kedalam masing –
masing kolom stok pada tahun pertama. Pada simulasi skenario open access tanpa peraturan, dua
buah dadu dilempar dan nilai yang didapat diasumsikan sebagai jumlah ikan yang ditangkap pada
tiap tahunnya dan nilai tersebut kemudian dituliskan pada kolom ikan yang tertangkap.
Selanjutkan untuk kolom sisa merupakan hasil dari pengurangan stok ikan dengan jumlah ikan
yang tertangkap. Pada model rekruitmen yang diasumsikan 10% dari stok, pada kolom rekruitmen
didapatkan dari 10%× jumlah sisa ikan yang ada, dengan pembulatan sesuai nilai dibelakang tanda
koma. Langkah tersebut diulang hingga sisa stok ikan 0 dan rekruitmen 0. Selanjutnya pada
skenario pembatasan kuota langkah pada skenario sebelumnya diulang. Namun pada kolom
jumlah ikan yang ditangkap pada skenario pembatasan kuota rendah diasumsikan nilai maksimum
ikan yang dapat ditanggap adalah 5. Sedangkan pada skenario pembatasan kuota tinggi pada
kolom diasumsikan nilai maksimum ikan yang dapat ditangkap adalah 10. Selanjutnya skenario
tangkapan pada kondisi waktu dibatasi yang di simulasi ini dua buah dadu akan dilempar selama 5
detik. Pada lima detik tersebut dadu dapat dilempar sebanyak – banyaknya. Untuk tiap nilai mata
dadu yang muncul diasumsikan sebagai jumlah ikan yang ditangkap tiap tahunnya. Data sisa ikan
dan rekruitmen dihitung dari nilai yang sebelumnya telah didapat. Pada skenario tangkapan pada
kondisi waktu dibatasi akan selalu ada nilai jumlah ikan yang tersisa. Hal tersebut disebabkan
karena pada penangkapan yang dibatasi oleh waktu jumlah ikan yang tertangkap tidak sampai
habis, sehingga terdapat sisa ikan ang selanjutnya dapat terus bereproduksi dan memperbarui
jumlah stok yang ada di perairan. Untuk model selanjutnya yaitu rekruitmen diasumsikan 10%
dari hasil tangkap, langkah - langkah yang harus dilakukan sama dengan model sebelumnya.
Namun bedanya untuk nilai pada kolom rekruitmen didapat dari 10% × nilai ikan yang ditangkap.

Pengkajian Sumberdaya Ikan 3


Hasil

Rekruitmen diasumsikan 10% dari stok

Tabel 1. Data tangkapan pada kondisi open access

Ikan yang
Tahun Stok Sisa ikan Rekruitmen
tertangkap
1 30 4 26 3
2 29 11 18 2
3 20 7 13 1
4 14 6 8 1
5 9 7 2 0
6 2 2 0 0

Tabel 2. Data tangkapan dengan pemberian kuota rendah

Ikan yang
Tahun Stok Sisa ikan Rekruitmen
tertangkap
1 30 5 25 3
2 28 5 23 2
3 25 4 21 2
4 23 5 18 2
5 20 4 16 2
6 18 5 13 1
7 14 5 9 1
8 10 5 5 1
9 6 3 3 0
10 3 3 0 0

Pengkajian Sumberdaya Ikan 4


Tabel 3. Data tangkapan dengan pemberian kuota tinggi

Ikan yang
Tahun Stok Sisa ikan Rekruitmen
tertangkap
1 30 8 22 2
2 24 8 16 2
3 18 6 12 1
4 13 5 8 1
5 9 5 4 0
6 4 4 0 0

Tabel 4. Data tangkapan pada kondisi waktu dibatasi

Ikan yang
Tahun Stok Sisa ikan Rekruitmen
tertangkap
1 30 9 21 2
2 23 7 16 2
3 18 3 15 2

Pengkajian Sumberdaya Ikan 5


Hasil

Rekruitmen diasumsikan 10% dari hasil tangkapan

Tabel 1. Data tangkapan pada kondisi open access

Ikan yang
Tahun Stok Sisa ikan Rekruitmen
tertangkap
1 30 7 23 1
2 24 4 20 0
3 20 8 12 1
4 13 8 5 1
5 6 6 0 1
6 1 1 0 0

Tabel 2. Data tangkapan dengan pemberian kuota rendah

Ikan yang
Tahun Stok Sisa ikan Rekruitmen
tertangkap
1 30 5 25 1
2 26 5 21 1
3 22 5 17 1
4 18 5 13 1
5 14 5 9 1
6 10 5 5 1
7 6 5 1 1
8 2 2 0 0

Pengkajian Sumberdaya Ikan 6


Tabel 3. Data tangkapan dengan pemberian kuota tinggi

Ikan yang
Tahun Stok Sisa ikan Rekruitmen
tertangkap
1 30 8 22 1
2 23 6 17 1
3 18 7 11 1
4 12 8 4 1
5 5 5 0 1
6 1 1 1 0

Tabel 4. Data tangkapan pada kondisi waktu dibatasi

Ikan yang
Tahun Stok Sisa ikan Rekruitmen
tertangkap
1 30 6 24 1
2 25 9 16 1
3 17 5 12 1
4 13 5 8 1

Pengkajian Sumberdaya Ikan 7


Pembahasan :
Stok ikan merupakan suatu gambaran mengenai kelimpahan ikan di suatu perairan tertentu
dan bagaimana pemanfaatannya ( Lukman, 2013 ). Laju pertumbuhan stok ikan dipengaruhi oleh
pertumbuhan instrinsik, daya dukung lingkunagn, dan besarnya jumlah stok itu sendiri. Besarnya
jumlah stok ikan di perairan bersifat dinamis. Hal tersebut disebabkan karena nilai jumlah
tangkapan pada setiap tahunnya selalu berubah atau tidak tetap. Meskipun stok ikan dijaga pada
kondisi MSY namun penggunaan jumlah effort tidak terkendali akan menyebabkan degradasi
sumberdaya ikan ( Yulianto et al., 2016 ).

Berdasarkan Sadhotomo dan Suherman ( 2012 ), terdapat dua faktor yang dapat
mempengaruhi jumlah stok ikan dalam perairan yaitu, kelahiran dan mortalitas alami dan/atau
kegiatan penangkapan. Peningkatan upaya pengakapan dan moodernisasi teknologi alat tangkap
akan berdampak pada semakin banyaknya ikan yang dapat tertangkap, hal tersebut yang menjadi
salah satu faktor penurunan kelimpahan stok ikan (biomassa) yang ditunjukkan oleh penurunan
CPUE. Juga diasumsikan mortalitas alami berbanding lurus dengan upaya penangkapan.
Sebaliknya ketika wilayah perairan memiliki kondisi lingkungan yang menguntungkan akan
terjadi peningkatan biomassa dari kelahiran yang signifikan. Hal tersebut yang menjadi faktor
meningkatnya kelimpahan stok ikan.

Pada praktikum simulasi dinamika stok ikan terdapat tiga skenario yang dilakukan yaitu
skenario open access, skenario pembatasan kuota ( kuota tinggi dan kuota rendah ), dan skenario
pembatasan waktu. Pengelolaan open access dapat diartikan jika siapa saja dapat memanfaatkan
sumberdaya tersebut tanpa adanya batasan jumlah yang diambil. Kebebasan tersebut yang
menyebabkan kemungkinan terjadinya eksploitasi sumberdaya ikan mengalami peningkatan.
Akibat dari peningkatann tanpa adanya pemberian waktu untuk sumberdaya ikan dan lingkungan
itu untuk pemulihan akan menyebabkan penurunan produksi sumberdaya ikan diperairan. Apabila
hal tersebut berlanjut terus untuk waktu yang lama akan maka berdampak pada penurunan jumlah
stok ikan yang dapat ditangkap untuk tiap tahunnya yang akan datang ( Zulbainarni, 2012 ). Pada
praktikum simulasi dinamika stok ikan, skenario open access untuk jumlah ikan yang dapat
ditangkap digambarkan dengan nilai yang diperoleh dari pelemparan dua mata dadu tanpa adanya
batasan jumlah untuk tiap pelemparan di tiap tahunnya. Sedangkan pengelolaan dengan
pempatasan kuota penangkapan dilakukan dengan membagi potensi penangkapan yang
berdasarkan kemampuan wilayah dalam menangkap sumberdaya ikan. Oleh sebab itu dibutuhkan

Pengkajian Sumberdaya Ikan 8


badan pengelolaan untuk mengatur jumlah kuota produksi daerah dengan mengacu jumlah
tangkapan yang diperbolehkan sehingga untuk dapat terjadinya overfishing dapat diminimalisir (
Suman dan Fayakun, 2014 ). Pada skenario pembatasan kuota jumlah ikan yang dapat ditangkap
digambarkan dengan nilai yang diperoleh dari pelemparan dua mata dadu, namun bedanya pada
pembatasan kuota rendah jumlah maksimal ikan yang dapat ditangkap untuk tiap tahunnya
diasumsikan sebesar 5 dan pada pembatasan kuota tinggi jumlah maksimal ikan yang dapat
ditangkap untuk tiap tahunnya diasumsikan sebesar 10. Pembatasan waktu bertujuan untuk
melindungi ikan muda serta meningkatkan ukuran ikan saat pertama kali matang gonad dan
akhirnya akan meningkatkan produksi. Dengan skenario pengeloaan ini waktu yang dibutuhkan
oleh ikan untuk memijah, tumbuh menjadi larva hingga ikan dewasa yang untuk siap mulai
memijah kembali dapat terlindungi atau dengan kata lain pengelolaan ini memberikan kesempatan
pemulihan bagi sumberdaya ikan dan lingkungannya. Dengan demikian kelestarian sumberdaya
ikan pada perairan dapat terjamin ( Suman dan Fayakun, 2014 ). Pada skenario dengan
pembatasan waktu, jumlah ikan yang dapat ditangkap digambarkan dengan nilai yang diperoleh
dari pelemparan dua mata dadu terus menerus selama 5 detik.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan, diketahui jika pada skenario pengelolaan
dengan open access, baik pada model rekruitmen yang diasumsikan dari 10% stok mataupun
rekruitmen yang diasumsikan 10% dari hasil tangkap, stok ikan yang berada pada perairan akan
habis dan tidak ada rekruimen kembali terjadi pada tahun keenam. Pada skenario pengelolaan
dengan pembatasan kuota, untuk pembatasan kuota rendah stok ikan yang berada pada perairan
dapat dimanfaatkan sekitar 8 hingga 10 tahun kedepan sebelum kemudian jumlah sisa stok dan
rekruitmen habis. Sedangkan pada pembatasan kuota tinggi stok ikan yang berada perairan hanya
bisa dimanfaatkan sekitar 6 tahun kedepan, karena jumlah maksimum ikan yang dapat ditangkap
jauh lebih ditinggi. Berbeda dengan ketiga skenario sebelumnya, pada skenario pengelolaan yang
dibatasi waktu stok ikan yang berada di perairan jumlahnya tidak akan habis meskipun dilakukan
beberapa kali penangkapan. Hal tersebut diasumsikan pada waktu pembatasan yang diberikan,
ikan dalam perairan akan melakukan pertumbuhan dan perkembangbiakan untuk memperbarui
jumlah populasi nya

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dapat disimpulkan jika skenario yang paling baik
untuk dilakukan dalam pengelolaan sumberdaya ikan adalah skenario dengan pembatasan waktu.
Dalam skenario tersebut stok ikan yang berada diperairan akan tetap ada meskipun dilakukan

Pengkajian Sumberdaya Ikan 9


aktivitas penangkapan. Hal tersebut disebabkan karena pada skenario pembatasan waktu ikan
masih mempunyai waktu untuk tumbuh dan berkembang biak guna memulihkan kelestariannya di
suatu perairan. Sehingga kelestarian sumberdaya ikan dan lingkungannya tetap dapat terjamin (
Suman dan Fayakun, 2014 ).

Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang bersifat renewable atau dapat pulih kembali.
Maka dari itu perlu adanya pengkajian mengenai bagaimana pengelolaan yang tepat terkait
kelestraian sumbedaya ikan dan lingkungannya. Dengan mempelajari dinamika stok ikan maka
dapat menentukan aturan yang tepat untuk aktivitas penangkapan dengan memperhatikan faktor –
faktor seperti upaya penangkapan, daerah dan waktu penangkapan, jumlah ikan yang dapat
ditangkap dan relokasi upaya tersebut. Sehingga nantinya ketika semua faktor tersebut telah
dilaksanan maka kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya ikan akan tetap terjaga ( Suman dan
Fakayun, 2014 ).

Kearifan lokal merupakan suatu nilai budaya yang tidak terlepas dari kehidupan masyarakat
Indonesia dan diakui keberadaannya oleh hukum negara. Kearifan lokal terkait pengelolaan
perairan saat ini masih banyak berlangsung dalam budaya masyarakat di Sumatera Selatan, Jambi,
Sumatera Barat, dan Riau. Misalnya rantau larangan yang merupakan salah satu model penglolaan
perikanan di perairan umum daratan di Kabupaten Rokan Hulu Kecamatan IV Koto. Penerapan
rantau larangan bertujuan untuk melestarikan sumberdaya ikan di wilayah tersebut. Para
pemangku adat biasanya akan membuat area untuk pengelolaan ikan dengan ukuran yang telah
disepakati dan masyarakat sekitar dilarang untuk mengambil dengan cara apapun sebelum acara
adat panen dilaksanan. Berdasarkan kepercayaan masyarakat sekitar jika ada masyarakat yang
sengaja mengambil di wilayah tersebut maka akan tertimpa penyakit yang hanya bisa
disembuhkan melalui upaya adat ninik mamak. Secara ekologis penerapan rantau larangan akan
memberikan kesempatan untuk ikan melakukan pertumbuhan dan perkembangbiakan serta
menjaga area pemijahan ikan. Pengelolaan perairan dengan kearifan lainnya yaitu ma’uwo yang
berasal dari Kabupaten Kampar di Danau Bakuok dan Danau Sembat. Pada prinsipnya model
pengelolaan ma’uwo hampir sama dengan rantau larangan, dimana pada pengeolaan danau ini
penangkapan ikan hanya dilakukan sekali dalam setahun ( sekitar bulan September ). Diluar dari
masa ma’uwo masyarakat dilarang untuk menangkap ikan di Danau Bakuok dan Danau Sembat.
Larangan ini dikendalikan langsung oleh Pemangku Adat Kenegerian Tambang, sehingga ketika
ada masyarakat yang melanggal akan dikenakan denda sejumlah satu ekor kerbau. Kedua aturan

Pengkajian Sumberdaya Ikan 10


pengeloaan perairan dengan kearifan local tersebut menjadikan wilayah perairan sebagai kawasan
konservasi perikanan ( Oktaviani et al., 2016 ).

Kesimpulan:

Dalam mempelajari dinamika stok ikan bermanfaat sebagai gambaran bagaimana pola
pertumbuhan dan mortalitas ikan. Selain itu juga dapat membuat dugaan mengenai nilai MSY (
Maximum Sustainable Yeild ) dan MEY ( Maximum Economic Yeild ) serta upaya atau effort
optimum dalam kegiatan penangkapan

Penangkapan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelimpahan stok ikan di
perairan. Dengan adanya peningkatan upaya pengakapan dan modernisasi teknologi alat tangkap
akan berdampak pada semakin banyaknya ikan yang dapat tertangkap, hal tersebut yang menjadi
salah satu faktor penurunan kelimpahan stok ikan (biomassa) yang ditunjukkan oleh penurunan
CPUE.

Sumberdaya ikan merupakan sumberdaya yang bersifat renewable atau dapat pulih kembali.
Maka dari itu perlu adanya pengkajian mengenai bagaimana pengelolaan yang tepat terkait
kelestraian sumbedaya ikan dan lingkungannya. Faktor – faktor yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan adalah upaya penangkapan, daerah dan waktu penangkapan, jumlah ikan yang dapat
ditangkap dan relokasi upaya tersebut. Sehingga nantinya ketika semua faktor tersebut telah
dilaksanan maka kelestarian dan keberlanjutan sumberdaya ikan akan tetap terjaga

Saran

Tidak ada saran apa – apa karena praktikum SDI sudah lebih baik dari awal pertemuan
semoga bisa terus seperti ini

Pengkajian Sumberdaya Ikan 11


Daftar Pustaka
Abdullah. 2014. Jenis – Jenis IKan Hasil Tangkapan Nelayang yang Didaratkan di Tempat
Pelelangan Ikan ( TPI ) Kuala Tuha, Kecamatan Kuala Pesisir, Kabupaten Nagan Raya.
Jurnal Biologi Edukasi ( 2 ) 1 : 32 – 35
Fitrah, S. S., Irma D., dan Thaib R. 2016. Indentifikasi Jenis Ikan di Perairan Laguna Gampoeng
Pulot Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan
Unsyiah 1 ( 1 ) : 66 – 81
Hardin, G. 1968. The Tragedy of the Commons. Science Journal 162: 1243-48
Hertini, E., dan Nurul G. 2013. Maximum Sustainable Yeild ( MSY ) Pada Perikanan Dengan
Struktur Prey – Predator. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir “
Pemanfaatan Sains dan Teknologi Nuklir Serta Peranan MIPA di Bidang Kesehatan,
Lingkungan, dan Industri Untuk Pembangunan Berkelanjutan”. Bandung. 4 Juli
Lukman, E. 2013. Evaluasi Aspek Teknis Terhadap Kegiatan Penangkapan Ikan Kakap Merah (
Lutjanus sp. ) dan Pengembangannya di Sekitar Perairan Sinjai, Teluk Bone. Jurnal
Agribisnis Perikanan 6 ( 1 ) : 22 – 28
Oktaviani, D., Eko P., dan Reny P. 2016. Penguatan Kearifan Lokal Sebagai Landasan
Pengelolaan Perikanan Perairan Umum Daratan di Sumatera. Jurnal Kebijakan Perikanan
Indonesia 8 ( 1 ) : 1 - 12
Purwaningsih, R., Sjarief W., Sri S. P. 2012. Pengembangan Model Kebijakan Pengelolaan Ikan
Berkelanjutan. Jurnal Teknik Industri 4 ( 1 ) : 26 – 34
Sadhotomo, B., dan Suherman B. A. 2012 Sintesa Kajian Stok Ikan Pelagis Kecil di Laut Jawa.
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 18 ( 4 ) : 221 – 232
Suman, A., dam Fayakun S. 2014. Opsi Pengelolaan Sumberdaya Udang di Laut Arafura ( WPP
178 ). Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia 6 ( 2 ) : 97 – 104
Susanto, B., Zuzy A., dan Iwang G. 2015. Analisis Bioekonomi dan Pengelolaan Sumberdaya
Ikan Mas ( Cyprinum carpio ) di Waduk Cirata, Jawa Barat. Jurnal Perikanan Kelautan 6 (
2 ) : 32 – 42

Pengkajian Sumberdaya Ikan 12


Yulianto, G., Kadarwan S., Luky A., dan Machfud. 2016. Status Pengelolaan Sumberdaya Ikan
Demersal Sekitar Pantai di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Jurnal Omni Akuatika 12 (
3 ) : 1 – 10
Zulbainarni, N. 2012. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Tangkap yang Berkeadilan dan
Berkelanjutan Dalam Kaitannya Dengan Otonomi Daerah. Prosiding Kongres ISEI 18 “
Satu Darsa Warsa Implementasi Otonomi Daerah”, Yogyakarta, 2 – 4 Oktober

Pengkajian Sumberdaya Ikan 13

Anda mungkin juga menyukai