Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PENGKAJIAN STOK IKAN

Estimasi Z Berdasarkan Data CPUE Dan Konsep Catchability Coefficient

RUT KRISTIANI HUKY (1813020044)

MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
2020/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mortalitas (kematian) merupakan salah satu parameter populasi terpenting. Pemahaman


tingkat mortalitas dapat menuntun pada estimasiestimasi yang lain seperti sintasan atau jumlah individu
yang survive (N) pada waktu tertentu (t). Dengan demikian rekonstruksi populasi setiap tahun dapat
diprediksi sehingga memudahkan dalam pengelolaan stok sumber daya. Di dalam “Dinamika Populasi
Tereksploitasi” seperti stok perikanan dikenal dua jenis mortalitas, yaitu Mortalitas Penangkapan (F),
yaitu pengurangan populasi akibat penangkapan. Seluruh kematian bukan akibat penangkapan
dikategorikan sebagai Mortalitas Alami (M). Penjumlahan (agregat) kedua jenis mortalias penangkapan
dan mortalitas alami dikenal dengan istilah Mortalitas Total Sesaat atau Mortalitas Total Instantaneus
(Z). Kompetensi terpenting dalam Dinamika Populasi Tereksploitasi adalah mengestimasi M, F dan Z.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana melakukan pendugaan Z berdasarkan data tangkapan (CPUE)?
2. Apa itu Catchability Coefficient?

C. Tujuan
1. Memahami cara melakukan pendugaan Z berdasarkan data tangkapan (CPUE)
2. Memahami konsep Catchability Coefficient
BAB II
PEMBAHASAN

Informasi tentang laju mortalitas dalam suatu perikanan sangat penting untuk menganalisis
dinamika suatu populasi sebagai masukan dalam pengelolaan perikanan. Mortalitas sangat penting
untuk dipisahkan dengan jelas antara mortalitas yang disebabkan oleh karena penangkapan dan
mortalitas yang disebabkan karena faktor alami, seperti karena predasi, penyakit, karena faktor umur
dan sebagainya. Di depan telah kita pelajari bahwa Z adalah koefisien proporsionalitas, yang dihitung
untuk seluruh kematian. Koefisien proporsionalitas kematian yang disebabkan karena faktor alamiah
disebut sebagai M dan koefisien proporsionalitas kematian yang disebabkan oleh faktor penangkapan
(F). Kedua koefisien tersebut jika dijumlahkan sama dengan Z, sehingga secara matematis kita dapat
tulis:

Z = F + M ......................................................................................................... (1)

Mortalitas alami adalah mortalitas yang disebabkan karena berbagai sebab, seperti mortalitas
akibat pemangsaan (termasuk kanibalisme), penyakit, pemijahan, faktor persaingan (persaingan
perebutan makanan, ruang/wilayah kekuasaan, pasangan dan sebagainya), ketidak-mampuan
beradaptasi dengan perubahan lingkungan (terutama pada saat fase larva) dan karena faktor umur
(tua). Laju mortalitas alami suatu spesies ikan berbeda-beda, demikian juga laju mortalitas spesies yang
sama dapat berbeda tergantung pada kepadatan pemangsa, pesaing dan kondisi lingkungan/ habitat.
Pengukuran langsung mortalitas alami tidaklah mungkin dilakukan.

Mortalitas penangkapan adalah mortalitas yang disebabkan oleh aktivitas penangkapan. Variasi
laju mortlitas penangkapan sangat dipengaruhi oleh jenis alat tangkap, intensitas penangkapan, daya
atau kekuatan mesin kapal yang digunakan untuk melakukan penangkapan, yang berinteraksi dengan
ukuran ikan, tingkah laku ikan dan kondisi habitat. Laju mortalitas total (Z), yang merupakan gabungan
dari mortalitas alami dan mortalitas penangkapan (M + F), dapat diestimasi dari pergeseran kelimpahan
kelompok umur atau ukuran ikan yang tertangkap, dan dari analisis hasil tangkapan komersial.

A. Pendugaan Z Berdasarkan Data Tangkapan (CPUE)

Berdasarkan data jumlah kohort untuk dua periode waktu, t1 dan t2 , nilai Z dapat kita duga
dengan persamaan:

............................................................................. (2)

Berdasarkan rumus tersebut, pendugaan nilai Z tidak memerlukan data absolut jumlah kohort
(Nt1 dan Nt2), tetapi memerlukan data rasio antara keduanya. Apabila tersedia data CPUE untuk dua
periode waktu yang berbeda, maka rumus di atas dapat kita gunakan, karena CPUE adalah proporsional
terhadap jumlah ikan yang ada di laut. Secara matematik dapat dikemukakan bahwa:

CPUEt = q*Nt ..................................................................................... (3)

q adalah koefisien kemampuan menangkap atau koefisien daya tangkap. Makin efisien suatu
alat tangkap maka nilai q makin besar, karena q adalah ukuran kemampuan alat untuk menangkap ikan.

B. Konsep Catchability Coefficient

Koefisien tangkapan dapat didefinisikan sebagai proporsi populasi ikan yang ditangkap oleh satu
unit usaha penangkapan ikan. Catchability (q) adalah rasio antara tingkat tangkapan (C / E) dan
kelimpahan stok (N):
………………………………………. (4)

Atau setara dengan rasio antara kematian penangkapan ikan (F) dan upaya penangkapan:

……………………………………………. (5)

Koefisien catchability telah berulang kali dilaporkan sebagai sumber penting dari ketidakpastian
yang melekat pada model penilaian stok yang membutuhkan upaya penangkapan ikan sebagai data
masukan. Bukti terakumulasi bahwa daya tangkap perikanan komersial rentan terhadap variasi non acak
dari waktu ke waktu dan sejumlah formulasi telah disarankan untuk menggambarkan tren ini. Formulasi
ini menghubungkan variasi tangkapan dengan distribusi populasi ikan yang berhubungan dengan:

- Distribusi usaha penangkapan (atau survei)


- Efektivitas kapal dalam menemukan ikan (fishing power)

Namun, kurangnya data yang relevan dengan dinamika catchability telah menghambat
masuknya model catchability dalam prosedur penilaian stok. Beberapa model penilaian stok
memungkinkan untuk estimasi langsung tangkapan tahunan atau tren sistematik dalam daya tangkap
dari data tangkapan dan upaya. Namun, perkiraan yang berasal dari algoritma yang dikembangkan oleh
Fournier dan Archibald rentan terhadap ketidakstabilan, sebagai akibat dari parameterisasi yang
berlebihan sementara menyesuaikan tren waktu dalam daya tangkap, dengan menggunakan metode
"Hibrid", meningkatkan sensitivitas dari kematian penangkapan ikan (F) memperkirakan pilihan nilai
terminal F. Di sisi lain, prosedur penilaian stok lainnya mengabaikan dinamika waktu dalam catchability.

XSA (eXtended Survivors Analysis) (Shepherd, 1999) menggabungkan beberapa mekanisme


tangkapan yang bergantung pada kepadatan, tetapi tidak memperhitungkan tren yang terkait dengan
pengembangan tenaga penangkapan. Penilaian stok ICES sering dilakukan dengan menggunakan XSA.
Dalam penilaian ini, kemungkinan efek dari perubahan dalam catchability dikurangi dengan mengurangi
lamanya waktu seri tangkapan per unit usaha (yaitu "jendela penyetelan") yang digunakan dalam
persamaan kalibrasi. Namun, pendekatan ini dapat dikritik, karena ukuran jendela penyetelan umumnya
dipilih secara sewenang-wenang dan prosedur ini juga berarti membuang informasi yang berpotensi
berguna. Hasil dari pengalaman masa lalu dan simulasi numerik menunjukkan bahwa keliru menentukan
daya tangkap dapat berkontribusi pada penilaian stok yang cacat dan runtuhnya stok.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk melakukan pendugaan Z berdasarkan CPUE, nilai Z tidak memerlukan data absolut jumlah
kohort (Nt1 dan Nt2), tetapi memerlukan data rasio antara keduanya. Koefisien tangkapan dapat
didefinisikan sebagai proporsi populasi ikan yang ditangkap oleh satu unit usaha penangkapan ikan.

B. Saran

Sebaiknya makalah ini dapat dibaca dengan baik dan dimanfaatkan sebaik mungkin, jika dalam
makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi isi ataupun penulisan maka pembaca dapat membantu
penulis untuk memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. Saputra SW, S Sukimin, M Boer, R Affandi, D.R Monintja. 2005. Aspek reproduksi dan spawning
ground udang Metapenaeus elegans di Segara Anakan Cilacap Jawa Tengah. Jurnal Ilmu
Kelautan (Indonesian Journal of Marine Science).10(1) : 41-49.
2. 2005. Dinamika Populasi Udang Jari (Metapenaeus elegans de Man 1907) di Laguna Segara
Anakan Cilacap Jawa Tengah. Jurnal Ilmu-ilmu Perairan dan Perikanan.

Anda mungkin juga menyukai