Anda di halaman 1dari 14

JURNAL

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN SELAIS (Ompok hypophthalmus, Bleeker)


DARI SUNGAI TARAI DESA TARAI BANGUN KECAMATAN
TAMBANG KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

OLEH

EKA SAHRIANI

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
Analisis Isi Lambung Ikan Selais (Ompok hypophthalmus Bleeker) dari
Sungai Tarai, Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang,
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau

Oleh

Eka Sahriani 1), Windarti2), Deni Efizon2)


Email: ekasahriani99 @ gmail.com

Abstrak

Ompok hypophthalmus adalah salah satu ikan air tawar yang ada di Sungai Tarai.
Untuk memahami jenis makanan yang dikonsumsi oleh O.hypophthlamus
penelitian telah dilakukan pada bulan April-Juni 2018. Ikan selais ditangkap
menggunakan jaring dan tangguk. Ada 105 ekor ikan yang tertangkap, yang terdiri
dari 77 ikan dengan lambung berisi dan 28 ikan dengan lambung kosong. Isi
lambung ikan dianalisis menggunakan Indeks Preponderance (IP). Hasil
menunjukkan bahwa panjang total ikan selais berkisar antara 72 hingga 211 mm
dan berat tubuh berkisar antara 2,31 hingga 45,32 gram. Makanan utama
O.hypophthlamus adalah serangga (53%), makanan pelengkap adalah ikan (21%),
dan makanan tambahan adalah materi yang tidak teridentifikasi (10%), molusca
(9%), dan krustasea (7%).

Kata kunci: Sheatfish, makanan ikan, Indeks Preponerance,ikan Carnivore

1. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau


2. Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
1

Stomach Content Analysis of Ompok hypophthalmus from the Tarai River,


Tarai Bangun Village, Tambang District, Kampar Regency, Riau Province

By

Eka Sahriani 1), Windarti2), Deni Efizon2)


Email :ekasahriani99@gmail.com

Abstract

Ompok hypophthalmus is one of freshwater fish that inhabit the Tarai River. To
understand the type of food consumed by O.hypophthlamus, a study has been
conducted on April-June 2018. The fish was captured using a gill net and a scoop
net. There were 105 fishes captured, that was consisted of 77 fishes with filled
stomach and 28 fishes with empty stomach. Stomach content of the fish was
analyzed as a basis to calculate the Preponderance Index (IP). Results shown that
TL of the O.hypophthalmus ranged from 72 to 211 mm and BW ranged from 2.31
to 45.32 gram. The main food of O.hypophthlamus was insects (53%), the
complementary food was fish (21%), and the additional food was unidentified
debris (10%), molusca (9%), and crustacean (7%).

Keywords :Sheatfish, fish food, Index of Preponerance, Carnivore fish

1. Student of the fisheries and Marine Science Faculty, Riau Unversity


2. Lecture of the fisheries and Marine Science Faculty, Riau Unversity

PENDAHULUAN biasanya hidup dengan warna


perairan yang kecoklatan dan
Ikan selais merupakan ikon kecepatan arus yang relatif sedang.
Kota Pekanbaru. Ikan selais ini Salah satu perairan yang merupakan
banyak ditemukan di perairan umum habitat ikan selais adalah perairan
di Riau. Ikan ini memiliki rasa yang Sungai Tarai.
gurih dan lezat sehingga banyak Sungai Tarai adalah salah satu
masyarakat yang menyukai ikan ini. sungai yang ada di Pekanbaru lebih
Ikan selais juga memiliki cita rasa tepatnya di Desa Tarai, Kecamatan
yang khas terutama ketika ikan ini Tambang, Kabupaten Kampar.
diolah menjadi ikan salai. Karena Sungai Tarai berasal dari aliran
banyak dicari oleh masyarakat ikan Sungai Kampar selanjutnya melewati
ini memiliki nilai ekonomi yang perairan Rimbo Panjang. Perairan di
tinggi di pasaran. Rimbo Panjang merupakan perairan
Ikan selais yang ditemukan di rawa gambut, sehingga Sungai Tarai
pasaran merupakan hasil tangkapan memiliki warna air yang coklat
para nelayan dari perairan umum. kehitam-hitaman karena berada di
Ikan ini biasanya ditemukan di sekitar rawa gambut.
daerah sekitar rawa-rawa. Ikan ini
2

Sungai Tarai merupakan dan untuk pengukuran kualitas air,


tempat pembuangan limbah rumah dilakukan langsung di lapangan.
tangga dan limbah pabrik tahu dan
kegiatan ekonomi lainnya. Bahan
Alat dan Bahan
organik yang berasal dari pabrik tahu
yang masuk secara terus menerus ke Ikan Selais, Alkohol 70%,
perairan sungai memberikan dampak Coolbox, Timbangan O’Haus 0,01
terhadap sungai itu sendiri serta gr, Nampan, Penggaris, Kamera dan
organisme yang ada di dalamnya. Kertas label, Alat bedah & Jarum
Ikan selais yang dapat bertahan Ose, Mikroskop Dissecting& kertas
hidup di Sungai Tarai berkaitan erat milimeter block, Botol film, Buku
dengan kondisi lingkungan perairan
Identifikasi, Jaring, tangguk dan
(parameter fisika, kimia, dan biologi)
dan ketersediaan makanan yang pancing, ThermometerKertas pH,
mendukung perairan tersebut. Ikan Secchi disc, meteran (cm), Botol
selais yang terdapat di Sungai Tarai BOD, Erlenmeyer, NaOH-KI,
mampu hidup dan berkembang H2SO4, MnSO4, Amilum, Natrium
dengan baik sehingga diasumsikan thiosulfate, Penolphthalein, Na2C03.
bahwa perairan Sungai Tarai
memiliki jenis makanan dan kualitas Metode
air yang sesuai bagi ikan tersebut. Metode yang digunakan dalam
Jenis-jenis makanan pada ikan selais penelitian ini yaitu metode survei.
dapat dilihat dengan mengamati isi Dimana Sungai Tarai dijadikan
lambung pada ikan selais.
Informasi mengenai ikan selais sebagai lokasi penelitian dan ikan
dari berbagai sungai sudah banyak selais dijadikan sebagai objek
ditemukan. Namun, informasi penelitian. Pengambilan sampel
mengenai analisis isi lambung ikan menggunakan metode purposive
selais yang berasal dari Sungai Tarai sampling merupakan metode
masih sedikit. Untuk itu, penulis pangambilan sampel dengan
tertarik melakukan penelitian
stasiun/titik sampel yang telah
mengenai analisis isi lambung ikan
selais (O. hypophthalmus) dari ditentukan sebelumnya. Adapun
Sungai Tarai Desa Tarai Bangun yang dilakukan dalam penelitian ini
Kecamatan Tambang Kabupaten terdiri dari penentuan stasiun
Kampar Provinsi Riau. penelitian, pengambilan sampel,
pengukuran sampel, penentuan jenis
METODOLOGI PENELITIAN kelamin, pengawetan isi lambung,
pengamatan isi lambung, penentuan
Waktu dan Tempat indeks kepenuhan lambung,
Penelitian ini dilaksanakan
pengukuran volume isi lambung,
pada bulan April 2018. Pengambilan
pengukuran volume isi lambung,
sampel dilakukan di perairan Sungai
pengamatan jenis-jenis makanan dan
Tarai, Desa Tarai Bangun,
perhitungan IP (Indeks of
Kecamatan Tambang Kampar
Preponderance).
Provinsi Riau.Pengamatan isi
lambung dilakukan di Laboratorium
Biologi Perairan Universitas Riau
3

Prosedur Penelitian diawetkan diambil menggunakan


Ikan selais (O.hypophthalmus) pinset. Dilakukan pengukuran
yang diperoleh dibawa ke terhadap panjang lambung.
laboratorium dan diukur panjang Kepenuhan isi lambung diamati dan
total (TL) dan panjang standar (SL). dibagi menjadi 10 kriteria
Panjang total (TL) yaitu panjang berdasarkan Indeks Kepenuhan
yang diukur dari ujung mulut sampai Lambung (IKL). Setelah itu isi
ujung sirip ekor dan panjang standar lambung diletakkan diatas kertas
(SL) yaitu panjang yang diukur dari milimeter block. Kemudian isi
ujung sirip ekor dan panjang standar lambung yang ada di milimeter block
(SL) yaitu panjang yang diukur dari diletakkan diatas objek pengamatan
ujung mulut sampai ke pangkal sirip pada mikroskop dissecting. Lalu
ekor, pengukuran ini menggunakan diamati isi lambung dibawah
penggaris dengan satuan mm mikroskop diseccting tersebut. Untuk
(millimeter). Kemudian sampel diidentifikasi jenis-jenis makanan
ditimbang dengan timbangan digital digunakan buku karya Ville et al.
yaitu timbangan O’haus dengan (1999) tentang organisme hewan dan
ketelitian 0,01 gr. Selanjutnya ikan buku karya Radiopoetro (1996)
yang sudah diukur diidentifikasi tentang zoologi.
dengan mengacu pada buku Kottelat
(1993).
Selanjutnya ditentukan jenis Analisis Isi Lambung
Untuk mengetahui jenis-jenis
kelamin ikan selais dengan cara
organisme yang menjadi makanan
diamati secara morfologi atau ikan selais menggunakan IP (Indeks
dilakukan pembedahan pada ika of Preponderence) atau “Indeks
untuk melihat testis dan ovari ikan. Bagian Terbesar” (Natarjan dan
Kemudian, bagian abdominal ikan Jhingran, 1961). Metode ini adalah
dibedah dengan alat seksio (gunting) metode gabungan dari metode
mulai dari anus kearah vertebrae frekuensi kejadiansehingga dapat
diketahui persentase setiap jenis
hingga ke tulang operkulum. Saluran
makanan yang dimakan ikan yaitu
pencernaan diambil mulai dari dengan rumus sebagai berikut :
esophagus hingga anus, tetapi untuk Vi = ( N / ∑ n ) x Vp
analisis jenis makanan yang diambil Keterangan :
hanya isi lambungnya. Kemudian Vi = Presentase satu jenis
lambung dimasukkan kedalam botol makanan
sampel yang telah berisi alkohol 70%
N = Jumlah satu jenis makanan
dan diberi label sesuai dengan waktu
penangkapan. ∑n = Jumlah semua jenis
Pengamatan isi lambung ikan makanan
selais dilakukan dengan cara:
Lambung diambil dan dilakukan Vp = Volume ikan makanan
penyortiran lalu diawetkan dengan
alkohol 70%. Lambung yang sudah
4

IP = Vi x Oi x 100% dari 7-8 jari-jari. Sirip dubur


∑Vi x Oi panjang, bersambungan atau tidak
Keterangan: bersambungan dengan sirip ekor
IP = Indeks of preponderance yang bentuknya bercabang atau
Vi = Persentase volume satu forked.
jenis makanan
Oi = Persentase frekuensi Hasil Tangkapan Ikan Selais
kejadian satu macam makanan (O.hypophthalmus)
∑Vi.Oi = Jumlah Vi x Oi dari semua Jumlah ikan selais
jenis makanan (O. hypophthalmus) yang tertangkap
Berdasarkan nilai Indeks of selama ± 2 bulan penelitian (10
Preponderencepersentase minggu) adalah 105 ekor dimana
makanannya dibagi menjadi 3 terdapat 50 ekor jantan dan 55 ekor
kategori yaitu : betina. Penangkapan ikan selais di
- Jika IP>40% merupakan makanan Sungai Tarai menggunakan jaring
utama dengan ukuran mata jaring (mesh
- Jika IP 4-40% merupakan makanan size) 0.5 cm dan tangguk dengan
pelengkap bantuan dari nelayan setempat.
- Jika IP<4% merupakan makanan Penangkapan ikan selais ini
tambahan dilakukan pada malam hari karena
Data yang diperoleh ikan selais ini sendiri tergolong ikan
ditabulasikan kedalam tabel lalu nokturnal yaitu ikan yang mencari
hasil analisis digambarkan atau makan pada malam hari. Ikan selais
ditampilkan dalam bentuk grafik, yang ditangkap dari Sungai Tarai
gambar, diagram dan lain-lain.Hasil memiliki panjang tubuh antara 72-
penelitian dianalisis secara deskriptif 211 mm dan berat tubuh antara 1,23–
lalu dibandingkan dengan literatur 45,32 gr.
yang berhubungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Lambung Ikan Selais


Organ pencernaan ikan selais
Morfologi Ikan Selais terdiri dari mulut, rongga mulut,
(O. hypophthalmus) kerongkongan (esophagus), lambung
Berdasarkan hasil penelitian (ventriculus), usus (intestinum) dan
yang telah dilakukan di Sungai Tarai, anus. Ikan selais(O. hypophthalmus)
maka diperoleh ciri-ciri morfologi merupakan ikan karrnivor atau
ikan selais sebagai berikut: Ikan pemakan daging. Hal ini dapat
selais Ompok mempunyai ciri-ciri dilihat dari ciri-ciri ikan karnivor
morfologi yaitu bentuk tubuh pipih yang dimiliki ikan selais ompok
tegak atau compressed, memanjang antara lain memiliki tapis insang
dan tidak bersisik. Mulut berbentuk yang kuat dan tajam, serta memiliki
lonjong ke samping. Rahang bawah usus yang pendek, lebih pendek dari
lebih menonjol dari pada rahang atas, panjang tubuh ikan. Selain itu, ikan
mempunyai sepasang sungut rahang selais juga memiliki bentuk lambung
atas dan sepasang sungut rahang yang panjang seperti tabung.
bawah. Sirip punggung tanpa duri,
terdiri dari 3-4 jari-jari.Sirip dada Jenis- Jenis Makanan Ikan Selais
mempunyai duri, sirip lemak atau Analisis makanan pada ikan
adipose tidak ada. Sirip perut terdiri selais hanya dilakukan pada bagian
5

lambung dikarenakan ikan selais IP Ikan Selais Selama Penelitian


memiliki usus yang lebih kecil dari Berdasarkan Index of
panjang tubuhnya karena merupakan Preponderance, komposisi makanan
terdiri dari empat kategori. Makanan
ikan karnivora, sehingga makanan
utama yaitu makanan yang dimakan
yang dimakan ikan selais akan ikan dalam jumlah besar, makanan
masuk kedalam lambung secara pelengkap yaitu makanan yang
keseluruhan, sedangkan pada bagian ditemukan dalam jumlah yang lebih
usus sebagian besar sudah hancur sedikit, makanan tambahan yaitu
atau dicerna sehingga akan sulit makanan yang didapati dalam jumlah
untuk ditentukan jenis makanannya. sangat sedikit, dan makanan
pengganti yaitu makanan yang
Berdasarkan hasil penelitian ini,
hanya dikonsumsi jika makanan
lambung pada ikan selais ditemukan utama tidak tersedia (Natarjan dan
jenis makanan yang terdiri dari Jhingran, 1961).
hewan seperti insekta, ikan-ikan Pada hasil penelitian ini,
kecil, krustacea, moluska. terdapat berbagai jenis makanan ikan
selais ompok di Sungai Tarai. Jenis
Kondisi isi makanan ikan yang
makanan ikan selais (Ompok
ditemui di dalam lambung yaitu
hypophthalmus) di Sungai Tarai
berupa serangga utuh, serangga yang
secara umum menunjukkan bahwa
hanya tinggal kakinya.Hal ini
insekta merupakan jenis makana
menunjukkan bahwa tidak terjadi
dengan nilai IP tertinggi. Oleh
proses pembusukan pada serangga di
karena itu, diduga insekta merupakan
dalam lambung. Kondisi isi makanan
makanan utama ikan selais dari
ikan yang hampir hancur, dan
Sungai Tarai. Nilai IP insekta di
beberapa potongan moluska dan juga
Sungai Tarai yaitu 53%. Makanan
krutasea. Hal ini menunjukkan
pelengkap yaitu ikan (21%), tidak
bahwa mangsa yang berupa ikan,
teridentifikasi (10%), moluska (9%),
moluska dan krustacea mengalami
krustacea (7%). Rahardjo dalam
proses penghancuran setelah masuk
Yeni (2017) menyatakan bahwa
kedalam lambung. Pada mangsa
kesukaan ikan terhadap suatu jenis
yang berupa ikan, proses pencernaan
makanan salah satunya dipengaruhi
dimulai dari lepasnya sisik ikan,
oleh ketersediaan makanan tersebut
kemudian hancurnya bagian tubuh
di alam (Gambar 1).
luar seperti sirip ikan dan sobeknya
bagian ventral ikan. Setelah itu,
daging pada tubuh ikan juga akan
larut/hancur hingga tinggal
menyisakan tulang, tetapi tulang
tersebut juga sudah rapuh. Kemudian
tulang ikan yang sudah lunak/rapuh
ini akan hancur sehingga bisa
Gambar 1. Index of
dikeluarkan berupa feses.
Preponderance (IP) Ikan Selais dari
Sungai Tarai
6

. Banyaknya insekta yang Sungai Siak komposisi makanan ikan


ditemui di lambung ikan selais terdiri dari insekta (90,95%),
diperkirakan karena wilayah tempat makanan pelengkap ikan
dilakukannya penelitian masih (6,86%), sisa tumbuhan (2,19%).
dikelilingi vegetasi-vegetasi Yeni dan Elvyra (2017) juga
tumbuhan sehingga habitat hidup menyatakan bahwa makanan utama
insekta masih baik di pinggiran pada ikan selais yang berasal dari
Sungai Tarai.Minggawati (2010) Sungai Kampar Kiri yaitu insekta
yang mengatakan pengamatan dari (74,85%) yaitu berupa arthropoda
isi lambung ikan selais dewasa dan makanan tambahan ulat
O. hypophthalmus, menunjukan (25,15%).
bahwa ikan selais tergolong ikan
karnivor, dengan makanan utamanya Nilai IP Ikan Selais Berdasarkan
insekta dewasa. Kelas Ukuran
Hasil penelitian Wulanda Mengetahui jenis makanan
(2013) menunjukkan bahwa jenis ikan berdasarkan kelas ukuran dapat
makanan ikan selais ompok dari dilakukan dengan cara
Sungai Kampar dan bagian hulu mengelompokkan ikan hasil
Sungai Siak hampir sama, dengan tangkapan berdasarkan kisaran
makanan utamanya berupa insekta. panjang baku (SL) dari ukuran
Pada sungai Kampar komposisi terpendek hingga ukuran terpanjang.
makanan ikan selais terdiri dari Pengelompokkan ikan sesuai dengan
makanan utama insekta (77,44%), petunjuk Sudjana (1996).
makanan pelengkap ikan (19,48) sisa
tumbuhan (1,46%), anak katak
(1,62%). Sedangkan pada Hulu

(a) (b)

(c) (d)
7

(e) (f)
Gambar 2. Index of Preponderance (IP) Berdasarkan Kelas Ukuran
Keterangan : a. Kelompok I, b. Kelompok II, c. kelompok III, d. Kelompok IV,
e. Kelompok V, f. kelompok VI

Pada kelas ukuran I terdapat dengan pendapat Nurlaili (2015)


jenis insekta (52%), krustacea (41%), yang menyatakan bahwa pemilihan
tidak teridentifikasi (7%) dan tidak jenis mangsa yang akan dimakan
ditemukannya jenis ikan dan juga ikan dipengaruhi oleh ukuran,
moluska.Hal ini diduga karena jumlah, jenis mangsa yang sering
ukuran ikan yang masih kecil dikonsumsi oleh ikan. Pada kelas
sehingga ukuran bukaan mulut ikan ukuran IV dan V jenis makanan
juga kecil. Hal ini sesuai dengan paling banyak ditemukan adalah
pendapat Darmawan (2010) yang insekta dengan IP>50% dan sisanya
menyatakan bahwa, komposisi terdapat organisme lain seperti ikan,
makanan ikan yang berukuran kecil moluska, krustacea dan tidak
akan berbeda dengan yang besar hal teridentifikasi. Pada kelas ukuran VI
ini selain karena adanya perbedaan ditemukan jenis krustacea dengan IP
dalam bukaan mulut juga dalam (50%). Mudjiman (1995)
kemampuan mendapatkan makanan menyatakan bahwa jenis makanan
serta kebutuhan gizi bagi masing- yang disukai ikan itu tergantung dari
nasing ikan. Perbedaan jenis ukuran tubuh dan umurnya, ikan
makanan pada setiap ukuran ukuran kecil dan besar tidak selalu
dipengaruhi oleh perkembangan pada jenis makanan yang sama. Selain itu
sistem pencernaan ikan tersebut pada kelas ukuran ini juga ditemukan
(Effendie, 2006). tidak teridentifikasi dengan IP
Pada kelas ukuran II jenis (50%), hal ini dikarenakan jenis
makanan terdiri dari insekta (73%), makanan berupa sisa makanan atau
tidak teridentifikasi (21%), ikan daging yang sudah dimakan ikan
(4%), krustacea (2%), dan tidak selais kemungkinan sudah hancur
ditemukannya jenis moluska. Pada ataupun sudah dicerna oleh ikan
kelas ukuran III jenis makanan selais tersebut.
palinng banyak ditemukan adalah Dari keterangan diatas dapat
krustasea dan tidak tridentifikasi dilihat bahwa insekta merupakan
(33%), insekta (20%), moluska makanan utama ikan selais dari
(12%) dan ikan (2%) hal ini sesuai Sungai Tarai. Proses pencernaan
8

serangga ini sendiri dimulai dari enzim chitinolytic yang berfungsi


hancurnya bagian abdomen dan untuk mencena zat kitin.
terlepasnya bagian-bagian tubuh
serangga, tepat di ruas-ruas tubuh. Nilai IP Ikan Selais Berdasarkan
Jenis Kelamin
Bagian tubuh serangga ini menjadi Jenis kelamin ikan dibedakan
terpisah dikarenakan cangkang menjadi jantan dan betina.
bagian sendi telah larut, sehingga Perbedaan jenis kelamin pada ikan
bagian-bagian tubuh serangga biasanya berpengaruh terhadap
menjadi terpisah-pisah. Selanjutnya kebiasaan makanan pada ikan
proses pengahncuran akan terjadi tersebut.jenis makanan utama pada
ikan selais jantan dan betina adalah
pada daging serangga yang terdapat
sama dan komposisi dari jenis
di dalam cangkang. Daging ini larut makanan tersebut juga tidak jauh
dan kemudian yang tersisa hanya berbeda. Adanya kesamaan jenis
cangkang serangga. Diduga makanan pada ikan selais jantan dan
cangkang tersebut juga mengalami betina diduga karena ikan tersebut
proses pencernaan enzimatis memiliki kesukaan jenis makanan
sehingga menjadi lunak dan nantinya yang sama di perairan tersebut.
akan hancur. Hal ini sesuai dengan
pendapat Anonim dalam Wulanda
(2013) yang menyatakan bahwa di
dalam lambung ikan catfish terdapat

Gambar 3. Index of Preponderance (IP) Ikan Selais Berdasarkan Jenis Kelamin


dikonsumsi untuk menjadi makanan
Ikan selais betina mengkonsumsi utama, tetapi tidak sepenuhnya
insekta (60%) dan 40% untuk jenis menjadi makanan pelengkap utama.
makanan lainnya.Sedangkan ikan Saputra (2013) menyatakan
selais jantan mengkonsumsi insekta bahwa perbedaan volume makanan
(41%) dan 69% untuk jenis lainnya. pada ikan jantan dan betina diduga
karena kebutuhan energi yang
Nurlaili (2015) menyatakan bahwa
berbeda.Ikan selais betina lebih
apabila makanan ikan jantan dan banyak membutuhkan energi untuk
betina berbeda karena ketesediaan proses vitelloginesis, sedangkan
jenis makanan terkadang terbatas, energi pada ikan jantan hanya untuk
sehingga ketika makanan utama digunakan untuk perkembangan
tidak ada, maka makanan pelengkap gonad. Seperti yang dikemukakan
Welcomme (1979) ikan betina
9

kecerahan 20 cm. Dengan nilai yang


memiliki kecendrungan memerlukan demikian dapat dikatakan bahwa
energi lebih besar dibandingkan ikan kondisi perairan sungai tersebut
jantan disebabkan hasil metabolisme cukup baik.Boyd (1982) menyatakan
tertuju kepada proses vitelloginesis bahwa nilai kecerahan air 15-40 cm
atau pengendapan kuning telur cenderung cukup baik untuk
hingga siap untuk memijah. keberlangsungan hidup ikan.
Sehingga ikan selais betina lebih Kecepatan arus mempengaruhi
banyak makan dengan volume yang besar kecilnya tubuh ikan. Sesuai
relatif besar dibandingkan ikan selais dengan pendapat Watson (1984)
jantan. yang mengatakan bahwa semakin
besar kuat arus maka semakin besar
Pengukuran Kualitas Air pula tekanan yang diberikan pada
Pengukuran kualitas perairan tubuh ikan, sehingga ikan
bertujuan untuk mengetahui nilai membutuhkan energi yang lebih
kualitas perairan dalam bentuk fisika untuk lebih aktif beraktifitas.
dan kimia.Hasil pengukuran suhu Pengukuran kecepatan arus yang
yang diperoleh selama penelitian di diperoleh selama penelitian di
Sungai Tarai yaitu 290C.Hasil Sungai Tarai yaitu 25
pengamatan memperlihatkan bahwa cm/detik.Kecepatan arus tersebut
suhu perairan Sungai Tarai masih dapat dikategorikan sedang mengacu
mendukung kelangsungan hidup pada Harahap (2000) yang
ikan-ikan yang ada di dalamnya.Hal mengatakan bahwa arus sedang
ini sesuai dengan yang diungkapkan memiliki kisaran kecepatan antara
oleh Effendie (2003) yang 25-50 cm/detik.
menyatakan bahwa suhu optimal Nilai pH yang diperoleh di
untuk pertumbuhan ikan dan Perairan Sungai Tarai adalah 6.Nilai
organisme akuatik di daerah tropis tersebut menunjukkan angka yang
berkisar 29-30oC. Susanto (2004) normal dan kehidupan organisme
menambahkan bahwa suhu air yang ada didalamnya dalam keadaan
merupakan sifat fisik yang dapat baik. Hal ini sesuai dengan pendapat
mempengaruhi nafsu makan ikan dan Cahyono (2001) yang menyatakan
pertumbuhan ikan. untuk mendukung kehidupan suatu
Kecerahan berhubungan erat organisme perairan secara wajar
dengan penetrasi cahaya yang masuk diperlukan nilai pH antara 5 sampai
ke perairan, yaitu sejauh mana 8,7. Ikan selais mampu hidup pada
cahaya matahari dapat menembus ke kondisi perairan yang bersifat asam
perairan tersebut. Kecerahan air yang berkisar dengan nilai terendah
sungai dipengaruhi oleh banyaknya 4-5 (Simanjuntak, 2007). Hal ini
material yang terlarut didalam air diduga ikan telah memiliki adaptasi
sungai. Material ini akan mengurangi khusus terhadap kondisi perairan pH
masuknya sinar matahari ke air yang rendah, yaitu dengan
sungai. Semakin ke hilir semakin mekanisme pengaturan ion oleh sel
banyak material yang ada di dalam klor (Chloride cell) yang terdapat
air sungai yang semakin menurun pada insang (Hirata et al. dalam
kecerahan air sungai berakibat pada Simanjuntak, 2007).
penurunan kecerahan air sungai Ketersediaan oksigen di
(Siahaan et al., 2012). Pada perairan perairan sangat mempengaruhi
Sungai tarai didapatkan nilai proses pencernaan ikan. Kadar
10

oksigen yang baik akann mendukung kondisi perairan maupun lingkungan


proses pencernaan ikan berjalan pesisir. Konsentrasi maupun sebaran
dengan lancar. Hal ini didukung TSS akan berpengaruh terhadap
oleh pendapat Affandi et al. (2002) penetrasi cahaya matahari ke
yang menyatakn bahw metabolisme perairan, sehingga akan berimplikasi
ikan akan maksimal ketika tingkat terhadap proses fotosintesis yang
kelarutan oksigen di perairan pada pada akhirnya akan berpengaruh
konsentrasi yang optimal. terhadap kualitas dan produktifitas
Berdasarkan hasil penelitian perairan (Siswanto, 2014). Nilai TSS
kandungan oksigen terlarut di Sungai dari Sungai Tarai yaitu 26 mg/L
Tarai ± 3,25. Hal ini menunjukkan sedangkan baku mutu TSS menurut
bahwa kadar oksigen terlarut Sungai permen LH yaitu 25 mg//L.
Tarai masih tergolong baik. Sesuai Perbedaan ini tidak begitu signifikan
dengan pendapat Kordi dalam sehingga kemungkinan ikan masih
Nurlaili (2015) menyatakan bahwa dapat bertahan dengan kondisi
kadar oksigen terlarut pada perairan tersebut.
yang baik kurang dari 10 mg/L untuk
ikan tumbuh dengan berkembang KESIMPULAN & SARAN
biak. Kesimpulan
Hasil pengukuran Makanan utama ikan selais di
karbondioksida bebas adalah 10.38
Sungai Tarai adalah insekta (53%),
mg/L. Kandungan karbondioksida
bebas cukup tinggi di perairan karena makanan pelengkap yaitu ikan
dipengaruhi oleh masukan bahan- (21%), materi tidak teridentifikasi
bahan dari luar perairan, yakni (10%), krustacea (9%) dan moluska
serasah. Serasah menumpuk di dasar (7%). Berdasarkan kelompok ukuran,
perairan dan terdekomposisi. ada perbedaan jenis makanan antara
Dekomposisi tersebut mememrlukan ikan kecil dengan ikan besar.
oksigen dan akan menghasilkan
Semakin besar ukuran ikan maka
karbondioksida bebas. Hal ini sesuai
dengan Lagler et al. dalam Ananda variasi dan proporsi makanan
(2016) bahwa kandungan semakin banyak.Berdasarkan jenis
karbondioksida bebas cukup tinggi di kelamin hampir tidak terdapat
perairan kemungkinan karena perbedaan yang signifikan antara
banyaknya dedaunan/tumbuhan di jenis makanan ikan selais betina
sekitar perairan dan banyaknya dengan ikan selais jantan.Namun,
organisme di perairan tersebut serta
pada ikan selais betina IP insekta
banyaknya kandungan bahan
organik. Dengan demikian proses >50% sedangkan pada ikan selais
pembentukan karbondioksida bebas jantan <50%.
sebagai hasil perombakan materi Ikan selais (Ompok
bahan organik meningkat. Kadar hypohthalmus) tergolong ikan
karbondioksida bebas di perairan karnivora yaitu ikan pemakan
berhubungan langsung dengan
daging, dengan kelompok jenis
fitoplankton dan tumbuhan air untuk
proses fotosintesis. makanan yang terdiri dari insekta,
Total suspended solid (TSS) ikan, krustacea, moluska dan tidak
merupakan salah satu indikator fisika teridentifikasi.Makanan utama ikan
yang penting dalam memahami
11

selais dilihat dari IP keseluruhan Raya. Jurnal Sains. 2 (2):


adalah insekta (IP 53%). 185-191 hal.
Parameter kualitas air yang Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan.
diukur adalah parameter fisika yaitu Edisi Revisi. Penebar
suhu 29oC, kecerahan 20 cm, Swadaya : Jakarta.
kecepatan arus 25 cm/s. Sedangkan
Natarjan, A. V. dan A. G. Jhingran.
parameter kimia yaitu oksigen
1961. Index of Preponderance-
terlarut berkisar 3,2 mg/L, a Method of Grading the Food
karbondioksida bebas 10,38 mg/L, Elements in the Stomach
TSS 26 mg/L dan pH di Sungai Tarai Analysis of Fishes. Indian
adalah 6. Journal of Fisheries. Vol 8(1):
54-59 hal.
Saran Nurlaili.2015. Analisis Saluran
Untuk mendapatkan informasi Pencernaan Ikan Juaro
lengkap mengenai isi saluran (Pangasius polyuranodon) di
pencernaan ikan selais Perairan Sungai Siak Desa
(O. hypophthlamus) perlu dilakukan Tualang Kecamatan Tualang
pengamatan lebih lanjut tentang Kabupaten Siak Provinsi
Riau.Skripsi. Fakultas
kebiasaan makan ikan selais
Perikanan dan Kelautan.
terutama pada daerah yang lebih luas Universitas Riau. 71 hal.
dengan waktu yang lebih lama agar Radiopoetro, Suharno, S.D. Tanjung,
mendapatkan informasi yang lebih S.H. Suntoro. H.S.D. Tanjung,
luas tentang pengaruh lingkungan A. Muljo. 1991. Zoologi.
pada kehidupan ikan selais. Jakarta : Erlangga.

Putri, D.N. 2014.Penurunan TSS dan


DAFTAR PUSTAKA Amoniak limbah Cair Karet
dengan Kombinasi Biofilter
Media Botol Plastik Proses
Effendie, M.I. 2006. Biologi Anaerob Dan Tumbuhan Air
Perikanan. Yayasan Pustaka untuk Media Hidup
Nusantara: Yogyakarta. Ikan.Skripsi.Fakultas
Perikanan dan Kelautan
Kottelat, M., Whitten, A. J., Universitas
Kartikasari, S. N. dan S. Riau.Pekanbaru.(Tidak
Wirjoatodjo. 1993. Ikan Air diterbitkan).61 hal.
Tawar Indonesia Bagian Barat
dan Sulawesi. Periplus Edition Rahardjo, M. F., D.S. Sjafei., R.
Limited. Singapore. 293 hal. Affandi, Sulistiono dan J.
Hutabarat. 2011. Ikhtiology.
Minggawati, I. 2010. Kebiasaan CV Lubuk Agung: Bandung.
Makanan dan Ketersediaan 393 hal.
Makanan Ikan Lais Bantut
Saputra, I.I. 2013.Analisis Isi
(Ompok hypopthalmus) Di
Lambung Ikan Selais Danau
Danau Dapur Kota Palangka
(Ompok hypophthalmus,
Bleeker 1846) di Sungai
12

Tapung Hilir Provinsi Riau. 2 Wulanda, Y. 2013. Analisis Saluran


(2): 9 hal. JOM Pencernaan Ikan Selais
(Ompok hypophthalmus) dari
Sudjana.1996. Teknik Analisis dan Sungai Kampar dan Hulu
Regresi. Tarsito: Bandung. Sungai Siak Provinsi
Ville, C.A, W.F. Walker, dan R. D. Riau.Skripsi.Fakultas
Perikanan dan Kelautan.
Barnes. 1999. Zoologi Umum.
Universitas Riau. 36 hal.
Erlangga: Jakarta. 484 hal.
Yeni, E dan R. Elvyra.2017. Analisis
Welcome R.L.1979. Fisheries Isi Lambung Ikan Selais
ecology of floodplain rivers. Terang Bulan (Kryptopterus
London.Longman. Group bicirrhis, Valenciennes 1840)
Limited. di Desa Rantau Kasih Sungai
Kampar Kiri Provinsi Riau.
10 (2): 44-49 hal.

Anda mungkin juga menyukai