Received: Februari, 2018 Accepted: Maret, 2018 Online Published: Maret, 2018
Abstract: Improving Emotional Intelligence By Using Client Centered Counseling. The problem of this
research was the lowness of students’s emotional intelligence. The purpose of this research was to know
the improvement of the emotional intelligence by using client centered counseling in students of class XI
Senior High School 3 Bandar Lampung in academic year 2017/2018. The method of this research was a
quasi experiment with the pretest-posttest design. The subjects of this research were much as five students
who have low emotional intelligence. The data collection technique was using emotional intelligence
scale. The results of data was analyzed from pretest and posttest of emotional intelligence using Wilcoxon
test. The results of statistics analyzed was showing that Zcount = -2,023 < Ztable = 0,018, p = 0,043 ; p <
0,05, so it can be concluded that Ho was rejected and Ha was accepted. That meant the student’s
emotional intelligence can be improved with client centered counseling.
Kata kunci: bimbingan dan konseling, kecerdasan emosi, konseling client centered
PENDAHULUAN/INTRODUCTION Berdasarkan hasil observasi awal
(prapenelitian), khususnya kelas XI di SMA
Pendidikan adalah suatu proses yang Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Ajaran
sadar bertujuan. Maksudnya tidak lain 2017/2018 didapatkan informasi dari guru
bahwa kegiatan belajar itu peristiwa yang mengenai gambaran siswa yang memiliki
terkait, terarah pada tujuan dan dilaksanakan kecerdasan emosi yang rendah. Sesuai data
untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan yang didapatkan, dapat disimpulkan
dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk identifikasi perilaku dari sejumlah siswa
memberikan rumusan hasil yang diharapkan yang memiliki kecerdasan emosinya yang
dari siswa/subjek belajar, setelah rendah sebagai berikut: terdapat siswa yang
menyelesaikan / memperoleh pengalaman tidak memberikan kesempatan siswa lain
belajar. mengungkapkan pikiran, terdapat siswa yang
suka membentak temannya ketika meminta
Hal ini sudah tentu peran guru sangat tolong, ada siswa yang memukul temannya
penting, bagaimana guru melakukan usaha- karna diolok-olok, terdapat siswa yang
usaha untuk dapat menumbuhkan dan mengganggu temannya hingga menangis,
memberikan motivasi agar anak didiknya ada siswa yang suka merusak barang milik
melakukan aktivitas belajar dengan baik. temannya, terdapat siswa yang menunjukan
Berdasarkan hasil observasi awal, pada ekspresi acuh ketika temannya bahagia,
umumnya strategi yang diterapkan guru terdapat siswa yang lebih memilih bermain
dalam meningkatkan kecerdasan emosi handphone dan tidak menanggapi temannya
dilakukan dengan konseling. ketika berbicara, terdapat siswa yang
memaksakan pendapatnya ketika berdiskusi.
Siswa perlu memahami dan memiliki
kecerdasan emosi. Seperti yang dijelaskan Faktor emosional juga menyebabkan
oleh (Goleman, 2005) memaknai emosi kurangnya keinginan dalam belajar para
sebagai setiap kegiatan atau pergolakan siswa, diantaranya yaitu: kurangnya sifat
pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang
mental yang hebat dan meluap-luap. Lebih lebih luas, kurangnya sifat yang kreatif pada
lanjut, mengatakan bahwa emosi merujuk orang yang belajar dan adanya keinginan
kepada suatu perasaan dan pikiran-pikiran untuk selalu maju, kurangnya keinginan
yang khas, suatu keadaan biologis dan untuk mendapatkan simpati dari orang tua,
psikologis, dan serangkaian kecenderungan guru, dan teman – temannya, kurangnya
untuk bertindak. (Chaplin, 1989) keinginan untuk memperbaiki kegagalan
mengatakan bahwa emosi sebagai suatu yang lalu dengan usaha yang baru, baik
keadaan yang terangsang dari organisme dengan kompetisi, kurangnya keinginan
mencakup perubahan-perubahan yang untuk mendapatkan rasa aman bila
disadari, yang mendalam sifatnya dari menguasai belajar, adanya ganjaran atau
perubahan perilaku. Membedakan emosi hukuman sebagai akhir dari belajar.
dengan perasaan, dan dia mendefinisikan
perasaan (feelings) adalah pengalaman Menurut (Adnyani, 2015:2)
disadari yang diaktifasikan baik oleh konseling client centered difokuskan pada
perangsang eksternal maupun oleh tanggung jawab dan kesanggupan siswa
bermacam-macam keadaan jasmaniah. untuk menemukan cara-cara menghadapi
kenyataan secara lebih penuh. Pada
dasarnya, siswa bisa dipercaya untuk
menemukan masalah-masalah yang penting emosi sebagai berikut : kapasitas hadirnya
yang berkaitan dengan keberadaan dirinya. ketidak pastian dalam hidup mereka, mau
Tujuannya adalah menjadikan siswa lebih menerima dirinya sendri dan orang lain,
terbuka kepada pengalaman, spontanitas dan kriatifitas, kebutuhan untuk
mengembangkan evaluasi internal, tidak dicampuri orang lain, dan menyendiri,
kesediaan untuk menjadi suatu proses dan aotonomi kapasitas untuk menjalin
dengan cara-cara lain bergerak menuju taraf- hubungan antar pribadi yang mendalam dan
taraf yang lebih tinggi dari aktualisasi diri. akrab, kepedulian yang ikhlas pada orang
Ketika siswa mampu mengemban tanggung lain, rasa humor, terarah dari dalam diri
jawab untuk dirinya sendiri berarti siswa sendiri, dan sikap yang terbuka dan segar
juga sudah mampu untuk mengendalikan terhadap hidupnya.
emosi mereka karena kecerdasan emosi
menjadikan seseorang mampu berfikir lebih Konseling client-centered atau
baik. konseling yang berpusat pada klien
Menurut (Sari, 2016:5) kecerdasan menekankan pada kecakapan klien untuk
emosional penting bagi kita terutama dalam menentukan isu yang penting bagi dirinya
mengembangkan kemampuan untuk dan pemecahan masalah dirinya. Konseling
memahami perasaan diri sendiri dan orang bertujuan untuk membantu klien agar dapat
lain. Hal ini karena dengan memahami bergerak kearah keterbukaan, kepercayaan
perasaan diri sendiri dan orang lain, kita yang lebih besar pada dirinya, keinginan
dapat menempatkan dan mengatur perasaan untuk menjadi pribadi yang baik dan dapat
kita dengan tepat dan dapat menjadi seorang meningkatkan spontanitas hidup. Dengan
pribadi yang dewasa dalam berfikir dan adanya konseling dengan pendekatan client-
bertingkah laku di lingkungan sosial. centered ini diharapkan menjadi solusi
Sehingga untuk mengasah dan dalam permasalahan kecerdasan emosi
meningkatkan kecerdasan emosional, kita siswa.Karena didalam pendekatan ini
memerlukan bantuan orang lain, maka dari terdapat pedoman dan arahan yang jelas baik
itu mengasah kecerdasan emosional sangat bagi siswa maupun guru. Dengan demikian
penting dalam hubungan dengan orang lain. diharapkan akan tercapai proses
pembelajaran yang efektif, meningkatkan
Menurut (Rogers, 1987) pada saat kecerdasan emosi siswa yang juga
konseling client centered berjalan, klien berdampak pada peningkatan kecerdasan
akan mengeksplorasi ruang lingkup yang emosi siswa. Dengan perngertian bahwa
lebih luas dari prasaannya mereka mampu kecerdasan emosi dapat meningkat dan
mengungkapkan permasalahannya diatasi apabila dilakukan dengan pendekatan
kecerdasan emosi seperti rasa takut, client-centered.
kecemasan, rasa bersalah, rasa malu,
kebencian, amarah dan emosi lain yang telah Berdasarkan latar belakang, maka
mereka perkirakan terlalu negatif untuk bisa dapat dirumuskan masalah dalam penelitian
diterima dan di sertakan dalam struktur ini sebagai berikut: “Apakah kecerdasan
pribadi mereka. emosi siswa dapat ditingkatkan dengan
menggunakan konseling client-centered?”
Menurut (Maslow, 1970) Tujuan penelitian ini adalah untuk
menyatakan bahwa konseling client centered mengetahui peningkatan kecerdasan emosi
dengan subyek aktualisasi diri dapat siswa dengan menggunakan konseling
mengatasi permasalahannya kecerdasan individual clien-centered.
Sangat sesuai 4 1
METODE PENELITIAN/ RESEARCH Sesuai 3 2
METHOD Tidak sesuai 2 3
Sangat tidak 1 4
Metode penelitian yang digunakan sesuai
pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen,
maka penelitian ini merupakan penelitian Setelah dilakukan uji coba instrumen
terapan. Selain itu penelitian ini kepada 30 responden atau siswa, langkah
menggunakan desain Pretest-Posttest selanjutnya adalah mencari instrumen yang
Design. valid dan tidak valid. Dari hasil uji validitas
yang dilakukan terdapat butir aitem
Penelitian ini dilakukan di SMA pernyataan yang tidak valid untuk skala
Negeri 3 Bandar Lampung yang beralamat kecerdasaan emosi, yaitu nomor 14, 25, 26,
di Jalan Khairil Anwar No. 30, Bandar 41 dan 48.
Lampung. Waktu pelaksanaan penelitian ini
adalah tahun ajaran 2017/2018. Dalam Uji validitas dilakukan dengan
penelitian ini yang dilihat dari Judgement expert, para ahli yang dimintai
kualifikasinya, maka penelitian ini pendapatnya adalah Dosen Bimbingan dan
merupakan penelitian terapan. Selain itu Konseling FKIP unila. Kemudian hasil
penelitian ini menggunakan desain tunggal. judgement expert dianalisis dengan rumus
Ditemukan 5 orang siswa yang memiliki Aiken’s V. dalm hal ini judgement expert
kecerdasaan emosi yang rendah, kemudian dilakukan oleh para dosen bimbingan dan
subjek penelitian menggunakam pendekatan konseling Universitas Lampung.
konseling client centered.
Hasil perhitungan Aiken’s V dari 50
Prosedur dalam penelitian ini adalah pernyataan terdapat 45 pernyataan yang
1) Melakukan pretest dengan menyebarkan dinyatakan valid dengan hasil 0,66 dan
skala kecerdasan emosi kepada 5 siswa yang sisanya 5 pernyataan yang tidak valid karena
akan di berikan konseling client centered; hasil perhitungan Aiken’s V <0,66.
2) Memberikan perlakuan yaitu dengan
memberikan layanan konseling individu Berdasarkan kategori skor analisis
teknik client centered; 3) Memberikan statistik deskriptif di atas, maka diperoleh
posttest setelah pemberian perlakuan hasil analisis skor penilaian skala sebagai
konseling client centered. Posttest ini juga berikut:
dilakukan dengan skala kecerdasan emosi.
Tabel 2. Kategori Kecerdasan Emosi
Jenis data penelitian ini adalah data Interval Kategori
ordinal data di kumpulkan dengan 130 - 172 Tinggi
menggunakan instrumen skala. Alternatif 44 - 129 Sedang
jawaban berupa sangat sesuai (SS), sesuai 0 - 43 Rendah
(S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak
sesuai (STS). Setelah dilakukan Uji reliabilitas
untuk skala kecerdasaan emosi, hasil
Tabel 1. Alternatif Jawaban Skala reliabilitas yang di dapat adalah 0,977 yang
Alternatif Favorable Unfavorable berada pada kategori tinggi (Manase Malo,
Jawaban 1985;124).
Teknik analisis data dalam penelitian 1 ATA XI 1 110 Rendah
ini yaitu 1. Uji analisis deskriptif, untuk 2 MBP XI 2 104 Rendah
menentukan kategori skor analisis statistik 3 FFP XI 3 119 Rendah
deskriptif; 2. Uji Wilcoxon, untuk menguji 4 BF XI 4 108 Rendah
pretest dan posttest. Penelitian ini akan 5 BS XI 4 113 Rendah
menguji Pretest dan Posttest, maka statistik
yang digunakana adalah Wilcoxon Macthed
Pairs Test. Dengan demikian peneliti dapat Berdasarkan tabel 2 di atas, data
melihat perbedaan nilai antara Pretest dan yang diperoleh pada saat pretest dilakukan,
Posttest. Dalam pelaksanaan uji Wilcoxon disimpulkan bahwa 5 siswa tersebut
untuk menganalisis kedua data yang memiliki kecerdasan emosi yang rendah.
berpasangan tersebut, dilakukan dengan
Peneliti akan memberikan konseling client
menggunakan analisis uji melalui program
SPSS (Statistical Package for Social centered kepada 5 orang siswa sebagai
Science) 17. subyek penelitian. Pada awalnya peneliti
mengadakan pertemuan dengan 5 orang
Hasil analisis statistik siswa tersebut, kemudian menjelaskan tata
menunjukkan = -2,023 < = 0,018; p
cara pelaksanaan konseling client centered,
= 0,043; p < 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya serta membuat kesepakatan untuk
ada perbedaan yang signifikan pada melakukan konseling dan menetapkan hari
kecerdasan emosi siswa, sebelum diberi maupun waktu pelaksanaan konseling
perlakuan dan setelah diberi perlakuan kepada 5 siswa tersebut.
dengan konseling client centered.
Penelitian dimulai sejak tanggal 31
HASIL DAN PEMBAHASAN / RESULT Juli 2017 sampai dengan 28 Agustus 2017.
AND DISCUSSION
Adapun individu yang menjadi subyek
Pelaksanaan penelitian penelitian berjumlah 5 siswa. Hasil
meningkatkan kecerdasan emosi dengan pemberian client centered di evaluasi
konseling client centered pada siswa kelas dengan cara melakukan posttest.
XI SMA Negeri 3 Bandar Lampung tahun
ajaran 2017/2018. Diawali dengan Data yang diperoleh untuk
memasukkan surat izin penelitian kepada mengetahui hasil pretest dan posttest
pihak sekolah yang di setujui dengan pihak diperoleh dari hasil skala. Berikut ini adalah
sekolah. data hasil skala kecerdasan emosi siswa
Data yang diperoleh untuk
setelah perlakuan atau setelah pemberian
mengetahui hasil pretest dan posttest
diperoleh dari skala kecerdasan emosi. konseling client centered.
Berikut ini adalah tabel hasil sebelum
Tabel 4. Data Hasil Kecerdasan Emosi
pemberian konseling client centered.
Siswa Sebelum dan Setelah Kegiatan
Tabel 3. Hasil Sebelum Pemberian Konseling Client Centered
Konseling Client Centered.
N Subye Pre Post Gain Prese
No Nama Kelas Skor Kriteria o k test Test Skor ntase
Siswa 1 ATA 110 144 34 31%
2 MBP104 149 45 43% diberikan perlakuan dan setelah diberikan
3 FFP119 167 48 40% perlakuan serta untuk membuktikan
4 BF 108 141 33 30% hipotesis Ha atau Ho yang terbukti dalam
5 BS 113 165 52 46% penelitian ini, maka digunakan rumus
∑ = ∑ = ∑ = analisis data uji Wilcoxon.
Rata-rata 554 766 212
dengan N X = X = X = X = Pengujian hipotesis dengan
=5 110, 153, 42,4 38%
menggunakan uji Wilcoxon Signed Ranks
8 2
Test (menggunakan penghitungan
Dari tabel 3 dijelaskan hasil pretest komputerisasi dengan program SPSS 17).
terhadap 5 subyek penelitian sebelum Hasil analisis data dari pretest dan posttest
pemberian konseling client centered kecerdasan emosi menggunakan uji beda
diperoleh nilai rata-rata skor kecerdasan Wilcoxon, Hasil statistik menunjukkan
emosi siswa sebesar 110,8. Setelah Z hit = -2,023 < Z tab = 0,018; p = 0,018;
dilakukan konseling client centered, hasil p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa Ho
posttest diperoleh nilai rata-rata menjadi
153,2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat ditolak dan Ha diterima. Artinya ada
peningkatan skor kecerdasan emosi siswa perbedaan antara hasil pretest dan posttest
sebelum dan sesudah pemberian adalah skala kecerdasan emosi, artinya terdapat
42,4. Berikut grafik peningkatan kecerdasan peningkatan signifikan antara skor
emosi siswa. kecerdasan emosi siswa sebelum diberikan
perlakuan dan setelah diberikan perlakuan
Gambar 1 Grafik Peningkatan
dengan konseling client centered kepada
Kecerdasan Emosi Siswa
subjek penelitian.