Anda di halaman 1dari 2

Jurnal Refleksi Minggu Ke-12 Pembelajaran Sosial dan Emosional

Oleh : Abdul Haris Kalauw, S.Pd


SMP Negeri 54 Maluku Tengah

Pembelajaran Sosial dan Emosional berbasis mindfulness merupakan sebuah model


pembelajaran yang  menjadikan  pemahaman kesadaran diri dan pengenalan  emosi sebagai
dasar respon yang benar seorang  terhadap pengembangan kompetensi Sosial dan Emosi
murid di sekolah. 
Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan  tindakan  STOP ( berhenti, tarik napas dalam,
amati dan lanjutkan ). Pemahaman kesadaran diri juga menolong seorang guru untuk
merespon secara baik perkembangan kompetensi siswa yang berdampak pada well-being
guru itu sendiri dengan demikian menjadikan guru sebagai role-model bagi perkembangan
peserta didik di sekolah.
Selain kesadaran diri, pengelolaan diri dan emosi untuk mencapai tujuan juga merupakan
hal tak terpisahkan dari kesadaran diri. Karena kesadaran diri yang baik jika tanpa diimbangi
dengan kemampuan pengelolaan diri yang baik hanya akan bermuara pada sebuah
kecerobohan.  
Banyaknya tugas dan beberapa agenda yang harus diselesaikan dalam waktu bersamaan
terkadang membuat guru stress  disertai beberapa respon fisik lainnya. Melaksanakan
tindakan STOP dalam kondisi ini dapat mengurangi kecemasan, ketakutan serta merangsang
kekuatan otak bagian atas yang berhubungan dengan fokus , konsentrasi dan kesadaran.
Pengelolaan diri yang baik akan berdampak pada kesadaran sosial, yakni kemampuan
menempatkan diri dan melihat perspektif orang lain. Keberhasilan kesadaran sosial sangat
bergantung pada kesadaran diri dan pengelolaan diri yang benar. Karena seorang guru
dengan kemampuan kesadaran dan pengeloaan diri yang baik akan mampu berempati
terhadapap apa yang dialami oleh siswanya, menaruh perhatian pada perasaan orang lain,
berpikir sebelum berbicara, menyadari bahwa semua manusia unik, serta saling menghargai
meski berbeda.
Ketrampilan berelasi merupakan capaian tingkat berikutnya dari kemampuan kesadaran diri,
pengelolaan diri, kesadaran sosial  yang matang. Ketrampilan berelasi dapat diukur melalui
terampilnya seseorang dalam menyampaikan pesan dengan jelas dan mendengar secara
aktif, menyatakan sikap, saling menghargai, mengelola tugas dan peran dalam kelompok.
Pengambilan keputusan yang bertanggungjawab merupakan sikap yang sangat diharapakan
dimikilki oleh  seorang pemimpin. Namun demikian sikap ini tidak tumbuh begitu saja
melainkan dilatih dengan berbagai hal misalnya : mengevaluasi situasi, menganalisis
alternatif  pilihan, mempertimbangkan konsekuensi dari pilihan tersebut baik bagi diri
sendiri maupun orang lain. Untuk mencapai semuanya maka perlu adanya .... kerangka
menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan  POOCH.
Dalam mempelajari Pembelajaran Sosial dan Emosional, saya merasa tertarik, antusias, dan
ingin tahu lebih dalam. Materi ini sangat aplikatif, berguna dalam menghadapi berbagai
masalah dan tekanan, seperti menghadapi siswa, hubungan dengan rekan guru dan atasan,
hubungan dengan keluarga, maupun pergaulan di masyarakat. Saya merasa perlu untuk
menerapkan kesadaran penuh dalam setiap kegiatan saya, perlu mengelola diri dengan
lebih baik, meningkatkan kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan belajar mengambil
keputusan dengan bertangungjawab.
Selama ini saya menjalani profesi sebagai guru, ternyata saya belum sepenuhnya
menggunakan kesaaran penuh dalam melaksanakan kegiatan maupun menghadapi
masalah. Saya seringkali reaktif terhadap suatu situasi. Proses pembelajaran selama
seminggu ini memberikan banyak pengetahuan mengenai kesadaran penuh, mengelola
emosi, mengelola diri, empati, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang
bertanggungjawab. Kompetensi Sosial dan Emosional ini sangat penting dalam menjalankan
peran sebagai guru.

Anda mungkin juga menyukai