Tirza Singkoh – CGP Angkatan 9 – SDN 7 Pagal II Tayak Kec. Tempunak, Kab. Sintang - KALBAR
Pada kesempatan kali ini, mari kita bersama mengenal tentang Pembelajaran Sosial dan
Emosional dari Modul 2.2. di Program Pendidikan Guru.
Bisa kita lihat pada gambar diatas, Gambar Pembelajaran Sosial Emosional Kolaboratif
Seluruh Komunitas Sekolah CASEL. Setiap SEL mengembangkan KSE baik guru maupun murid. Dari
dalam kelas, ketika setiap kelas dalam suatu sekolah sudah memperhatikan tentang KSE yang
bicara tentang Budaya, Praktik dan Kebijakan yang mengarahkan kepada well-being ditingkat
sekolah, karena bisa dirasakan itu bisa memberikan rasa aman dan nyaman.
Intinya semua terhubung, tidak ada kotak – kotak atau sekat – sekat yang membuat lebih
spesifik atau detail. Mungkin ini yang membedakan pembelajaran sosial emosional dan
pembelajaran akademik.
Dalam pembelajaran akademik, di buat sespesifik mungkin, bahkan sengaja membangun sekat
– sekat dalam ilmu pengetahuan, supaya bisa memahami materi yang ada.
Berbeda dengan pembelajaran sosial emosional, lebih melihat segala aspek terhubung,
memandang segala sesuatu memiliki keterkaitan yang perlu disadari untuk melengkapi gambaran
besar mengenai Kesejahteraan Psikologis (well – being) sepenuhnya.
3. Berkesinambungan
Hal yang ketiga menurut saya, yang penting dan mendasar yaitu berkesinambungan.
Pembelajaran Sosial Emosional ini, harus dilakukan berkesinambungan atu konsisten. Perlu
untuk guru untuk tetap konsisten, biarpun pada kenyataannya hasilnya belum terlihat.
Iterasi itu perlu, karena dalam proses perulangan dalam pembelajaran sosial emosional
berbeda dengan pembelajaran akademik. Dalam pembelajaran sosial emosional jika ada
iterasi, kedalaman yang dialami murid berbeda. Berbeda dengan pemahaman yang memiliki
batas, tidak dengan KSE yang makin direfleksikan makin dalam. Karena dalam KSE itu luas,
tidak ada sekat. Dan dalam pelaksanaannya, bisa jadi saat di lakukan di kesempatan 1, 2
tidak sesuai dengan keadaan yang dialami murid, tapi di kesempatan 3, 4, bi sa membantu
murid, karena ada kesesuaian dengan pengalaman murid. Sebagai guru kita tidak maha tahu,
tapi dengan melakukan secara berkesinambungan / konsisten, kita membekali murid untuk
menghadapi tantangan/ perstiwa yang terjadi di masa depan.
Dengan terus melatih kesadaran penuh murid secara konsisten, kita dapat membantu
mereka dalam menyingkapi, memproses, dan merespon permasalahan yang dihadapi untuk
fokus pada situasi saat ini, bukan pada kekhawatiran akan masa depan yang tidak berarti
atau penyesalan di masa lalu yang membuat terpuruk dan membuat tidak produktif. Jadi,
kesadaran penuh bukan hanya sebagai solusi pemecahan masalah, tapi lebih dari itu.
Dengan dilakukan berkesinambungan, pembelajaran sosial emosional ini menjadi
penolong utama yang membantu guru mengarahkan murid menjadi Pelajar Pancasila.
C. Perubahan
Walaupun masih tingkat pemahaman saya mengenai pembelajaran sosial dan emosional
masih belum dalam, karena saya baru dalam mempelajari bagian ini, adapun perubahan yang
bisa lakukan mengenai Pembelajaran Sosial Emosional, yaitu saya akan lebih memperhatikan
tentang KSE, tidak lagi menyepelkannya. Dalam setiap proses pembelajaran, akan saya
integrasikan dengan KSE. Dan berkolaborasi dengan selurug warga sekolah terkait dengan
Pembelajaran Sosial dan Emosional.
1. Perubahan di Kelas
Terkait dengan Kompentensi Sosial dan Emosional (KSE) murid, adapun hal dapat saya
lakukan adalah sebagai berikut.
Membiasakan diri saya untuk mengekspresikan ketulusan, kepedulian dan kasih
sayang saya kepada murid dalam setiap kesempatan untuk koneksi, rasa aman
dan percaya dari murid
Menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman dalam proses
pembelajaran
Mengintegrasikan KSE dalam setiap praktek mengajar guru dan kurikulum
akademik yang dilakukan di kelas.
Menyiapkan media yang dapat membantu murid dalam mengekspresikan apa
yang dirasakan
Secara konsisten dan berkala melakukan pengembangan dan memperbanyak
referensi dalam pembelajaran sosial dan emosional