Saya Haris Setiawan Calon Guru Penggerak Angkatan 8 dari UPTD SMPN 2 Papar, Kabupaten
Kediri, Jawa Timur
Artikel ini ditulis sebagai pemahaman materi modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional dan
keterkaitan modul 2.2 dengan modul sebelumnya dalam Program Pendidikan Guru Penggerak.
Pemahaman ini berdasarkan pertanyaan pemantik yang telah disediakan dalam LMS
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
oleh seluruh komunitas sekolah. Proses Kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga
kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional. Terdapat 5 (lima) kerangka Kompetensi Sosial dan Emosional
(KSE) dalam Pembelajaran Sosial Emosional, yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Jika dicermati lebih
mendalam 5 Kompetensi Sosial dan Emosional yang telah kita bahas berhubungan erat dengan 6
(enam) dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran
setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?
Kesimpulan saya tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sosial sebagai pemimpin
pembelajaran setelah mempelajari modul ini adalah pendidikan sosial emosional dapat menghasilkan
pemimpin pembelajaran yang memiliki pengetahuan lebih baik tentang emosi, keterampilan
berkomunikasi dan bekerjasama atau berkolaborasi yang baik, kemampuan mengelola emosi, sikap
yang peduli dan responsif, kemampuan memfasilitasi pembelajaran yang berpihak pada murid,
kepemimpinan yang efektif, dan dampak positif pada kesejahteraan psikologi diri sendiri, murid, serta
orang lain di sekitarnya.
Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul
sebelumnya?
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.1 Filofofi Pemikiran KHD. Dengan
pembelajaran sosial emosional guru dapat menciptakan well-being dalam ekosistem pendidikan di
sekolah, Sehingga menciptakan kondisi yang nyaman, sehat, dan bahagia. Hal ini sejalan dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan yang
setinggi-tingginya sehingga anak akan senang dan semangat dalam proses belajarnya.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.2 Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak.
Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan
murid dalam pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada
murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat
tercapai dan berjalan seimbang.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Dalam
pembelajaran sosial emosional dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa
perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.4 Budaya Positif. Dalam pembelajaran
sosial dan emosional, guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga
mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman
yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan
kelas dengan sebaik mungkin.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 2.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi
Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Dalam pembelajaran sosial emosional guru
dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi. Hal ini sejalan dengan
pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan murid diantaranya kesiapan murid, minat,
dan profil belajar murid dengan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk,
sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran
semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional murid akan
terbentuk dengan sendirinya sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan murid sehingga dalam
pembelajaran di kelas saya lebih berfokus pada penyampaian materi pembelajaran. Setelah
mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran berbasis sosial emosional perlu dilakukan untuk
mengetahui seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran untuk
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan
psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Koneksi Antar Materi Modul 2.2
Pembelajaran Sosial Emosional", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/harissetiawan1901/64e0ff844addee07fa4c2523/koneksi-antar-materi-
modul-2-2-pembelajaran-sosial-emosional
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili
pandangan redaksi Kompas.
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
oleh seluruh komunitas sekolah. Proses Kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga
kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional. Terdapat 5 (lima) kerangka Kompetensi Sosial dan Emosional
(KSE) dalam Pembelajaran Sosial Emosional, yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Jika dicermati lebih
mendalam 5 Kompetensi Sosial dan Emosional yang telah kita bahas berhubungan erat dengan 6
(enam) dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran
setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?
Kesimpulan saya tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sosial sebagai pemimpin
pembelajaran setelah mempelajari modul ini adalah pendidikan sosial emosional dapat menghasilkan
pemimpin pembelajaran yang memiliki pengetahuan lebih baik tentang emosi, keterampilan
berkomunikasi dan bekerjasama atau berkolaborasi yang baik, kemampuan mengelola emosi, sikap
yang peduli dan responsif, kemampuan memfasilitasi pembelajaran yang berpihak pada murid,
kepemimpinan yang efektif, dan dampak positif pada kesejahteraan psikologi diri sendiri, murid, serta
orang lain di sekitarnya.
Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul
sebelumnya?
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.1 Filofofi Pemikiran KHD. Dengan
pembelajaran sosial emosional guru dapat menciptakan well-being dalam ekosistem pendidikan di
sekolah, Sehingga menciptakan kondisi yang nyaman, sehat, dan bahagia. Hal ini sejalan dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan yang
setinggi-tingginya sehingga anak akan senang dan semangat dalam proses belajarnya.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.2 Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak.
Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan
murid dalam pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada
murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat
tercapai dan berjalan seimbang.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Dalam
pembelajaran sosial emosional dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa
perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.4 Budaya Positif. Dalam pembelajaran
sosial dan emosional, guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga
mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman
yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan
kelas dengan sebaik mungkin.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 2.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi
Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Dalam pembelajaran sosial emosional guru
dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi. Hal ini sejalan dengan
pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan murid diantaranya kesiapan murid, minat,
dan profil belajar murid dengan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk,
sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran
semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional murid akan
terbentuk dengan sendirinya sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan murid sehingga dalam
pembelajaran di kelas saya lebih berfokus pada penyampaian materi pembelajaran. Setelah
mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran berbasis sosial emosional perlu dilakukan untuk
mengetahui seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran untuk
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan
psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Koneksi Antar Materi Modul 2.2
Pembelajaran Sosial Emosional", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/harissetiawan1901/64e0ff844addee07fa4c2523/koneksi-antar-materi-
modul-2-2-pembelajaran-sosial-emosional
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili
pandangan redaksi Kompas.
https://smadangawi.sch.id/smd.koneksi-antar-materi-modul-2-2-pembelajaran-sosial-dan-
emosional/
Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) bahwa pendidik adalah penuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.
Pemikiran KHD tersebut mengingatkan bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran
adalah menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada
materi dengan merancang pengalaman belajar yang mengundang dan bermakna. Kita
merencanakan secara sadar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid
untuk mewujudkan kekuatan (potensinya).
Kesadaran akan proses pendidikan yang dapat menuntun tumbuh kembang murid secara holistik
sudah menjadi perhatian pendidik sejak lama. Kesadaran ini berawal dari teori Kecerdasan Emosi
Daniel Goleman, dikembangkanlah CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional
Learning) pada tahun 1995.
Sebagai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Konsep PSE berdasarkan berdasarkan
kerangka CASEL tersebut dikembangkan Daniel Goleman bersama sekelompok pendidik,
peneliti, dan pendamping anak. PSE berbasis penelitian ini, bertujuan untuk mendorong
perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi antara berbagai pihak
dalam komunitas sekolah.
Keterkaitan antar materi sebagai bentuk penguasaan pemahaman penulis terhadap materi
yang telah dipelajari dengan mengaitkan materi awal sampai dengan materi saat ini modul
2.2. Penyampaian keterkaitan materi itu menandakan sejauh mana penguasaan dan
pemahaman terhadap materi tersebut, yaitu:
Setelah mempelajari modul ini, ternyata penulis menyadari bahwa pembelajaran sosial
emosional juga penting untuk diterapkan di sekolah karena mengabaikan pengembangan
ketrampilan sosial dan emosional akan membawa dampak buruk secara akademik dan
murid yang berkembang secara sosial dan emosional bersamaan dengan berkembangnya
secara akademik.
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk
memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik
maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 (tiga) hal mendasar dan penting yang
penulis pelajari adalah,
o Menjadi teladan, yaitu menerapkan KSE dalam peran dan tugas, menciptakan
budaya saling memberi apresiasi, dan menumbuhkan rasa peduli dengan
teman sejawat.
o Belajar, yaitu membiasakan melakukan refleksi KSE pribadi, berkolaborasi
antar rekan sejawat, mengembangkan pola pikir bertumbuh, memahami
tahapan perkembangan murid, meluangkan waktu untuk berintropeksi (self-
care) dan mengagendakan sesi berbagi praktik baik.
o Berkolaborasi, yaitu membuat kesepakatan bersama-sama, membuat
komunitas belajar profesional, membuat sistem mentoring rekan sejawat, dan
mengintegrasikan KSE dalam pelaksanaan rapat guru.
Akhirnya, peran kita sebagai pendidik adalah tugas mulia sekaligus membutuhkan
keuletan dan kesabaran. Mari terus belajar, berefleksi, bertumbuh, berbagi, dan
berkolaborasi untuk menjadi lebih baik bagi murid-murid kita.
“Besok, di manapun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda. Apapun
perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama
Indonesia ini pasti akan bergerak.“ (Nadiem Makarim)
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL
2.2-PEMBELAJARAN SOSIAL
EMOSIONAL
06 Mar @Best Practice
Proses pembelajaran anak didik tidak tergantung pada aspek inteligensi atau
kemampuan kognitif saja. Modul 1.1 Program Guru Penggerak yakni Refleksi
Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan
yang dilaksanakan haruslah berpihak pada anak. Menurut KHD setiap anak
mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain, tetapi juga
dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial. Pada
modul 2.2 ini aspek emosi dan sosial menjadi fokus utama. Hal ini diwujudkan
dalam pembelajaran sosial dan emosional.
Sebelum mempelajari modul 2.2 ini saya berpikir bahwa kompetensi adalah yang
sangat penting diutamakan sehingga kita perlu untuk meningkatkan kompetensi
anak , tapi setelah mempelajari modul ini ternyata tidak hanya kompetensi yang
diutamakan tapi karakter anak juga sangatlah penting . Oleh karena itu kita harus
bisa mengelola emosi anak sehingga anak dapat mempersiapkan kegiatannya
dengan lancar. Kecuali hal itu dibutuhkan pembelajaran yang menerapkan
pembelajaran sosial emosional.
1. sebuah kondisi individu yang memiliki sikap positif terhadap diri-sendiri dan
orang lain.
2. Dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri dan dapat
memnuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan
dengan baik.
3. Memiliki tujuan hidup dan membuat hidup anak lebih bermakna serta berusaha
mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.
Perubahan yang akan saya terapkan dikelas dan disekolah bagi murid dan rekan
sejawat adalah sebagai berikut :
Pembelajaran Sosial dan Emosional, seorang guru harus dapat memahami emosi
masing-masing murid dan rekan sejawat agar dapat mengontrol diri dan dapat
menerapkan budaya positif yang baik di sekolah sehingga mampu mengontrol diri
dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman bagi siswa
yang proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran sosial dan emosional ini sangat
berpengaruh positif dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif
maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin karena motivasi yang dibangun itu
muncul dari motivasi internal dan dengan kesadaran diri dan manajemen diri.
Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses
kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosional
kompetensi sosial emosional yang dapat diterapkan dalam 3 ruang lingkup
Ruang Lingkup
1. Rutin (waktu khusus di luar kegiatan akdemik)
2. Teintegrasi dalam mata pelajaran
3. Budaya
PERTANYAAN PEMATIK 1
Sebagai pemimpin pelajaran, seorang guru harus mampu menerapkan 5 KSE agar dapat
mewujudkan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan bagi murid dan menciptakan
karakter murid yang berbudi pekerti luhur sehingga terwujud perubahan positif pada murid
baik secara pengetahuan, keterampilan dan sikap
• PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area
kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara
optimal
PERTANYAAN PEMATIK 2
APA KAITAN PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL YANG TELAH ANDA PELAJARI
DENGAN MODUL-MODUL SEBELUMNYA
• Keterkaitan dengan modul '1.1 yaitu sesuai dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara, yang lebih
menitikberatkan pada pencapaian nilai-nilai budi pekerti yang dapat melatih murid untuk memiliki
kesadaran diri dapat diwujudkan dengan PSE serta dapat menciptakan wellbeing pada ekosistem
pendidikan di sekolah
• Keterkaitan dengan modul 1.2 yaitu sesuai dengan nilai guru penggerak yang bersifat kolaboratif,
PSE merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh semua komunitas sekolah,
untuk menerapkan PSE maka seorang guru harus dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat
membuat lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan, namun tetap manantang dan
relevan bagi murid
• Keterkaitan dengan modul 1.3 yaitu PSE yang mengintegrasikan 5 KSE dapat mewujudkan visi guru
yang diharapkan diantaranya menciptakan perubahan budaya positif sehingga dapat menghasilkan
murid yang berkarakter
• Keterkaitan dengan modul 1.4 yaitu PSE sangat erat kaitannya dengan pembentukan budaya positif
yang diintegrasikan dalam pembelajaran sehingga murid dapat menumbuhkan motivasi dari dalam
dirinya sendiri (motivasi intrinsik) dan dikuatkan lagi dengan keyakinan kelas
• Keterkaitan dengan modul 2.1 yaitu PSE juga sangat berhubungan dengan pembelajaran
berdiferensiasi yang mana satu sama lain menekankan kepada kebutuhan belajar murid yang harus
dipenuhi agar menghasilkan murid yang bertanggung jawab guna mewujudkan merdeka belajar
Keseluruhan modul sangat saling berkaitan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada
murid sesuai profil pelajar pancasila.
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa sehingga.... Setelah mempelajari modul ini,
ternyata
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran sosial emosional akan berlajan
mengalir di kelas tanpa perencanaan sehingga PSE ini tidak perlu diintegrasikan kedalam RPP.
Setelah mempelajari modul ini, ternyata PSE sangat diperlukan dalam tumbuh kembang murid, PSE
dapat diintegrasikan kedalam RPP dan dalam penerapannya dapat mengubah karakter psikologis
murid secara tidak langsung akan mampu memunculkan 5 kompetensi sosial emosional serta PSE ini
tidak hanya diterapkan kepada murid saja namun guru secara pribadi pun dapat menerapkannya 5
KSE tersebut agar dapat menjadi tauladan vang baik dan juga dapat diterapkan ke rekan sejawat dan
tenaga kependidikan
Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan
psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
1.Peningkatan 5 (lima) kompetensi sosial emosional, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran
sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
2. Menerapkan praktek kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) kompetensi
sosial dan emosional.
3.Penerapan PSE berbasis kesadaran penuh yang terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus dan eksplisit
dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah,
Berkaitan dengan no 2. perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah:
Bagi Murid-Murid
1.Melakukan integrasi PSE dalam praktek mengajar di kelas secara berkelanjutan
2.Memberikan pengajaran eksplisit dalam kegiatan kokurikuler dan Bagi Rekan Sejawat
1.Berbagi praktik baik dan berkolaborasi dalam dengan menerapkan 5 KSE PSE
2. Penguatan pendidik kependidikan PSE kepada dan tenaga ekstrakanaler
3.Menerapkan 5 KSE dalam rapat di sekolah
PERTANYAAN PEMATIK 1
PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area
kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara
optimal
PERTANYAAN PEMATIK 2
Apa Kaitan Pembelajaran Sosial Dan Emosional Yang Telah Anda Pelajari Dengan Modul-Modul
Sebelumnya?
• Keterkaitan dengan modul '1.1 yaitu sesuai dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara, yang lebih
menitikberatkan pada pencapaian nilai-nilai budi pekerti yang dapat melatih murid untuk memiliki
kesadaran diri dapat diwujudkan dengan PSE serta dapat menciptakan wellbeing pada ekosistem
pendidikan di sekolah
• Keterkaitan dengan modul 1.2 yaitu sesuai dengan nilai guru penggerak yang bersifat kolaboratif,
PSE merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh semua komunitas sekolah,
untuk menerapkan PSE maka seorang guru harus dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang
dapat membuat lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan, namun tetap
manantang dan relevan bagi murid
• Keterkaitan dengan modul 1.3 yaitu PSE yang mengintegrasikan 5 KSE dapat mewujudkan visi
guru yang diharapkan diantaranya menciptakan perubahan budaya positif sehingga dapat
menghasilkan murid yang berkarakter
• Keterkaitan dengan modul 1.4 yaitu PSE sangat erat kaitannya dengan pembentukan budaya
positif yang diintegrasikan dalam pembelajaran sehingga murid dapat menumbuhkan motivasi dari
dalam dirinya sendiri (motivasi intrinsik) dan dikuatkan lagi dengan keyakinan kelas
• Keterkaitan dengan modul 2.1 yaitu PSE juga sangat berhubungan dengan pembelajaran
berdiferensiasi yang mana satu sama lain menekankan kepada kebutuhan belajar murid yang harus
dipenuhi agar menghasilkan murid yang bertanggung jawab guna mewujudkan merdeka belajar
Keseluruhan modul sangat saling berkaitan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada
murid sesuai profil pelajar pancasila.
1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berfikir bahwa pembelajaran terfokus pada materi yang
akan disampaikan tanpa berpikir untuk memasukkan nilai-nilai terkait 5 kompetensi sosial dan
emosional ke dalam RPP. Selain itu saya tidak tahu bagaimana cara mengelola emosi diri dan
murid dengan baik. Sehingga proses pembelajaran berjalan secara alami terfokus pada materi
yang akan disampaikan dan menyelesaikan permasalahan di kelas atau sekolah dengan cara yang
biasa.
Setelah mempelajari modul ini, ternyata PSE sangat diperlukan dalam tumbuh kembang
murid, PSE dapat diintegrasikan kedalam RPP dan dalam penerapannya dapat mengubah
karakter psikologis murid secara tidak langsung akan mampu memunculkan 5 kompetensi sosial
emosional serta PSE ini tidak hanya diterapkan kepada murid saja namun guru secara pribadi pun
dapat menerapkannya 5 KSE tersebut agar dapat menjadi teladan yang baik dan juga dapat
diterapkan ke rekan sejawat dan tenaga kependidikan. Selain itu, setelah mengetahuinya,
Saya mencoba membiasakan murid untuk mengenali emosi yang ada dalam dirinya sebelum
memulai pembelajaran, dan mengajak anak untuk melakukan teknik STOP. sehingga mereka siap
untuk belajar dalam kesadaran penuh dan dapat menerima pembelajaran dengan baik.
2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan Lingkungan yang aman dan nyaman untuk
memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik
maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya
pelajari adalah...
1. Peningkatan 5 (lima) kompetensi sosial emosional, yaitu kesadaran diri, manajemen diri,
kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
2. Menerapkan praktek kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima)
kompetensi sosial dan emosional.
2. Penerapan PSE berbasis kesadaran penuh yang terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus dan
eksplisit dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah,
3. Berkaitan dengan nomor 2, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah adalah...
Di Kelas
Saya akan membudayakan dan mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional dalam
setiap pembelajaran yang saya laksanakan, misalnya:
• Membuat roda emosi di kelas yang akan diisi murid setiap pagi sebelum pembelajaran
• Mengajak murid untuk menghadirkan mindfulness dengan teknik STOP
• Pembelajaran dilaksanakan secara individu dan berkelompok secara seimbang sehingga
mampu mengembangkan 5 kompetensi sosial dan emosional (KSE)
• Menghadirkan peristiwa-peristiwa dalam setiap pembelajaran sehingga anak akan memiliki
ketertarikan dan ingatan yang kuat terhadap pembelajaran
Di Sekolah
Saya akan berusaha menjadi teladan yang baik dalam penerapan KSE di sekolah, karena
langkah terbaik adalah memulai dari diri sendiri, sehingga saat menyampaikan rekan
sejawat maupun murid sudah melihat implementasinya di dalam diri kita.
Saya akan mengimbaskan pemahaman dan penerapan tentang pembelajaran sosial dan
emosional yang saya dapatkan dan terapkan di kelas saya kepada rekan sejawat
Saya juga akan berkolaborasi dengan teman sejawat dalam penerapan dan pembudayaan
kompetensi sosial dan emosional di sekolah, misalnya:
- Membuat kesepakatan bersama
Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru
Menurut KHD, mendidik adalah menuntun tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan
zamannya, sehingga menjadi manusia yang merdeka. KHD juga menekankan adanya pendidikan budi
pekerti yang seimbang. Serta pendidikan haruslah berpusat pada murid. Hal ini tentunya sangat sesuai
dengan konsep pembelajaran sosial dan emosional. Dengan mengintegrasikan dan membudayakan
PSE di dalam kelas dan sekolah, anak akan mampu untuk mengenali dan mengelola dirinya (kodrat
alam).
kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan zamannya, sehingga menjadi manusia yang merdeka.
KHD juga menekankan adanya pendidikan budi pekerti yang seimbang. Serta pendidikan haruslah
berpusat pada murid. Hal ini tentunya sangat sesuai dengan konsep pembelajaran sosial dan
emosional. Dengan mengintegrasikan dan membudayakan PSE di dalam kelas dan sekolah, anak akan
mampu untuk mengenali dan mengelola dirinya (kodrat alam).
Menurut KHD, mendidik adalah menuntun tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan
zamannya, sehingga menjadi manusia yang merdeka. KHD juga menekankan adanya pendidikan budi
pekerti yang seimbang. Serta pendidikan haruslah berpusat pada murid. Hal ini tentunya sangat sesuai
dengan konsep pembelajaran sosial dan emosional. Dengan mengintegrasikan dan membudayakan
PSE di dalam kelas dan sekolah, anak akan mampu untuk mengenali dan mengelola dirinya (kodrat
alam). anak juga akan memiliki budi pekerti yang luhur. sehingga akan tercipta lingkungan belajar
yang berpusat pada murid, aman, dan nyaman.
Menurut KHD, mendidik adalah menuntun tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan
zamannya, sehingga menjadi manusia yang merdeka. KHD juga menekankan adanya pendidikan budi
pekerti yang seimbang. Serta pendidikan haruslah berpusat pada murid. Hal ini tentunya sangat sesuai
dengan konsep pembelajaran sosial dan emosional. Dengan mengintegrasikan dan membudayakan
PSE di dalam kelas dan sekolah, anak akan mampu untuk mengenali dan mengelola dirinya (kodrat
alam). anak juga akan memiliki budi pekerti yang luhur. sehingga akan tercipta lingkungan belajar
yang berpusat pada murid, aman, dan nyaman.
Melalui PSE dan pendekatan inquiri apresiatif BAGJA, kita akan mampu untuk menggali nilai nilai
positif yang ada dalam diri siswa.
Nilai-nilai positif yang tergali tersebut dapat kita jadikan sebagai sebuah Visi, yang nantinya akan
menjadi sebuah kebiasaan dan budaya dalam sekolah.
Pengejahwantahan visi tersebut, akan terwujud melalui Pembelajaran Sosial dan emosional yang kita
laksanakan sehingga akan membentuk Profil Pelajar Pancasila.