Anda di halaman 1dari 19

Salam dan Bahagia….

Saya Haris Setiawan Calon Guru Penggerak Angkatan 8 dari UPTD SMPN 2 Papar, Kabupaten
Kediri, Jawa Timur

Artikel ini ditulis sebagai pemahaman materi modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional dan
keterkaitan modul 2.2 dengan modul sebelumnya dalam Program Pendidikan Guru Penggerak.
Pemahaman ini berdasarkan pertanyaan pemantik yang telah disediakan dalam LMS

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
oleh seluruh komunitas sekolah. Proses Kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga
kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional. Terdapat 5 (lima) kerangka Kompetensi Sosial dan Emosional
(KSE) dalam Pembelajaran Sosial Emosional, yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Jika dicermati lebih
mendalam 5 Kompetensi Sosial dan Emosional yang telah kita bahas berhubungan erat dengan 6
(enam) dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Pembelajaran sosial emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran penuh


(Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan memunculkan
perasaan tenang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi semangat dalam
belajar. Kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi
saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu.

Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran
setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?
Kesimpulan saya tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sosial sebagai pemimpin
pembelajaran setelah mempelajari modul ini adalah pendidikan sosial emosional dapat menghasilkan
pemimpin pembelajaran yang memiliki pengetahuan lebih baik tentang emosi, keterampilan
berkomunikasi dan bekerjasama atau berkolaborasi yang baik, kemampuan mengelola emosi, sikap
yang peduli dan responsif, kemampuan memfasilitasi pembelajaran yang berpihak pada murid,
kepemimpinan yang efektif, dan dampak positif pada kesejahteraan psikologi diri sendiri, murid, serta
orang lain di sekitarnya.

Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul
sebelumnya?

Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.1 Filofofi Pemikiran KHD. Dengan
pembelajaran sosial emosional guru dapat menciptakan well-being dalam ekosistem pendidikan di
sekolah, Sehingga menciptakan kondisi yang nyaman, sehat, dan bahagia. Hal ini sejalan dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan yang
setinggi-tingginya sehingga anak akan senang dan semangat dalam proses belajarnya.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.2 Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak.
Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan
murid dalam pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada
murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat
tercapai dan berjalan seimbang.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Dalam
pembelajaran sosial emosional dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa
perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.4 Budaya Positif. Dalam pembelajaran
sosial dan emosional, guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga
mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman
yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan
kelas dengan sebaik mungkin.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 2.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi
Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Dalam pembelajaran sosial emosional guru
dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi. Hal ini sejalan dengan
pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan murid diantaranya kesiapan murid, minat,
dan profil belajar murid dengan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk,
sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran
semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional murid akan
terbentuk dengan sendirinya sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan murid sehingga dalam
pembelajaran di kelas saya lebih berfokus pada penyampaian materi pembelajaran. Setelah
mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran berbasis sosial emosional perlu dilakukan untuk
mengetahui seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran untuk
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan
psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:

5 kompetensi sosial emosional melalui peningkatan perilaku positif,


Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan kompetensi sosial emosional
Pengintergasian KSE di kelas maupun di lingkungan sekolah

Permasalahan dalam Kurangnya Motivasi Belajar Peserta Didik di Sekolah Dasar


Kompasiana.com
Recommended by
Berkaitan dengan perihal diatas, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah:
Bagi murid-murid: memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan dan mengembangkan
kompetensi sosial emosional dengan mengintegrasikannya ke dalam konten dan strategi pembelajaran
agar tercapai kesejahteraan baik secara akademik, non akademik dan psikologis.
Bagi rekan sejawat: berupaya konsisten untuk menjadi rekan yang baik, teladan, menjalin komunikasi
dan berkolaborasi dengan baik.
Demikian pemaparan koneksi antar materi modul 2.2 ini. Semoga menginspirasi dan terima kasih.
Salam dan bahagia….

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Koneksi Antar Materi Modul 2.2
Pembelajaran Sosial Emosional", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/harissetiawan1901/64e0ff844addee07fa4c2523/koneksi-antar-materi-
modul-2-2-pembelajaran-sosial-emosional

Kreator: Haris Setiawan

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili
pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Salam dan Bahagia….


Saya Haris Setiawan Calon Guru Penggerak Angkatan 8 dari UPTD SMPN 2 Papar, Kabupaten
Kediri, Jawa Timur
Artikel ini ditulis sebagai pemahaman materi modul 2.2 Pembelajaran Sosial Emosional dan
keterkaitan modul 2.2 dengan modul sebelumnya dalam Program Pendidikan Guru Penggerak.
Pemahaman ini berdasarkan pertanyaan pemantik yang telah disediakan dalam LMS

Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif
oleh seluruh komunitas sekolah. Proses Kolaborasi ini memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga
kependidikan di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif
mengenai aspek sosial dan emosional. Terdapat 5 (lima) kerangka Kompetensi Sosial dan Emosional
(KSE) dalam Pembelajaran Sosial Emosional, yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Jika dicermati lebih
mendalam 5 Kompetensi Sosial dan Emosional yang telah kita bahas berhubungan erat dengan 6
(enam) dimensi Profil Pelajar Pancasila.

Pembelajaran sosial emosional dikembangkan dengan menggunakan pendekatan kesadaran penuh


(Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi sosial dan emosional yang akan memunculkan
perasaan tenang, stres berkurang, pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi semangat dalam
belajar. Kesadaran yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi
saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu.

Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran
setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?
Kesimpulan saya tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sosial sebagai pemimpin
pembelajaran setelah mempelajari modul ini adalah pendidikan sosial emosional dapat menghasilkan
pemimpin pembelajaran yang memiliki pengetahuan lebih baik tentang emosi, keterampilan
berkomunikasi dan bekerjasama atau berkolaborasi yang baik, kemampuan mengelola emosi, sikap
yang peduli dan responsif, kemampuan memfasilitasi pembelajaran yang berpihak pada murid,
kepemimpinan yang efektif, dan dampak positif pada kesejahteraan psikologi diri sendiri, murid, serta
orang lain di sekitarnya.

Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul
sebelumnya?

Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.1 Filofofi Pemikiran KHD. Dengan
pembelajaran sosial emosional guru dapat menciptakan well-being dalam ekosistem pendidikan di
sekolah, Sehingga menciptakan kondisi yang nyaman, sehat, dan bahagia. Hal ini sejalan dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara yakni menuntun kodrat anak agar mencapai keselamatan yang
setinggi-tingginya sehingga anak akan senang dan semangat dalam proses belajarnya.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.2 Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak.
Dalam pembelajaran sosial dan emosional, guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan
murid dalam pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang berpusat pada
murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat
tercapai dan berjalan seimbang.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.3 Visi Guru Penggerak. Dalam
pembelajaran sosial emosional dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa
perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial,
kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 1.4 Budaya Positif. Dalam pembelajaran
sosial dan emosional, guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing sehingga
mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman
yang berpengaruh dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan
kelas dengan sebaik mungkin.
Keterkaitan pembelajaran sosial emosional dengan modul 2.1 Pembelajaran Untuk Memenuhi
Kebutuhan Murid Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi. Dalam pembelajaran sosial emosional guru
dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan emosi. Hal ini sejalan dengan
pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan kebutuhan murid diantaranya kesiapan murid, minat,
dan profil belajar murid dengan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk,
sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid agar pembelajaran
semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka belajar.
Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa kompetensi sosial emosional murid akan
terbentuk dengan sendirinya sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan murid sehingga dalam
pembelajaran di kelas saya lebih berfokus pada penyampaian materi pembelajaran. Setelah
mempelajari modul ini, ternyata pembelajaran berbasis sosial emosional perlu dilakukan untuk
mengetahui seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran untuk
mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan
psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:

5 kompetensi sosial emosional melalui peningkatan perilaku positif,


Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan kompetensi sosial emosional
Pengintergasian KSE di kelas maupun di lingkungan sekolah

Permasalahan dalam Kurangnya Motivasi Belajar Peserta Didik di Sekolah Dasar


Kompasiana.com
Recommended by
Berkaitan dengan perihal diatas, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah:

Bagi murid-murid: memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan dan mengembangkan


kompetensi sosial emosional dengan mengintegrasikannya ke dalam konten dan strategi pembelajaran
agar tercapai kesejahteraan baik secara akademik, non akademik dan psikologis.
Bagi rekan sejawat: berupaya konsisten untuk menjadi rekan yang baik, teladan, menjalin komunikasi
dan berkolaborasi dengan baik.
Demikian pemaparan koneksi antar materi modul 2.2 ini. Semoga menginspirasi dan terima kasih.
Salam dan bahagia….

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Koneksi Antar Materi Modul 2.2
Pembelajaran Sosial Emosional", Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/harissetiawan1901/64e0ff844addee07fa4c2523/koneksi-antar-materi-
modul-2-2-pembelajaran-sosial-emosional

Kreator: Haris Setiawan

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili
pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

https://smadangawi.sch.id/smd.koneksi-antar-materi-modul-2-2-pembelajaran-sosial-dan-
emosional/

Menurut Ki Hajar Dewantara (KHD) bahwa pendidik adalah penuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapatlah
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Pemikiran KHD tersebut mengingatkan bahwa tugas pendidik sebagai pemimpin pembelajaran
adalah menumbuhkan motivasi mereka untuk dapat membangun perhatian yang berkualitas pada
materi dengan merancang pengalaman belajar yang mengundang dan bermakna. Kita
merencanakan secara sadar pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibutuhkan murid-murid
untuk mewujudkan kekuatan (potensinya).

Kesadaran akan proses pendidikan yang dapat menuntun tumbuh kembang murid secara holistik
sudah menjadi perhatian pendidik sejak lama. Kesadaran ini berawal dari teori Kecerdasan Emosi
Daniel Goleman, dikembangkanlah CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional
Learning) pada tahun 1995.

Sebagai konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional (PSE). Konsep PSE berdasarkan berdasarkan
kerangka CASEL tersebut dikembangkan Daniel Goleman bersama sekelompok pendidik,
peneliti, dan pendamping anak. PSE berbasis penelitian ini, bertujuan untuk mendorong
perkembangan anak secara positif dengan program yang terkoordinasi antara berbagai pihak
dalam komunitas sekolah.

Keterkaitan Antar Materi

Keterkaitan antar materi sebagai bentuk penguasaan pemahaman penulis terhadap materi
yang telah dipelajari dengan mengaitkan materi awal sampai dengan materi saat ini modul
2.2. Penyampaian keterkaitan materi itu menandakan sejauh mana penguasaan dan
pemahaman terhadap materi tersebut, yaitu:

o Modul 1.2 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Filosofi Pendidikan KHD


Dari filosofi pendidikan KHD – Guru sebagai Pamong, guru membutuhkan
pemahaman dan penguasaan terhadap KSE yang matang. Mampu
menciptakan ekosistem sekolah yang mendorong pertumbuhan budi pekerti
selain aspek intelektual. Harus paham benar dengan situasi lahir batin dirinya
sendiri dan muridnya. Murid diajak untuk menyadari, melihat, mendengarkan,
merasakan, mengalami pengalaman belajar yang dapat mengembangkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosionalnya
o Modul 1.2 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Nilai dan Peran Guru
Penggerak
Guru dapat menumbuhkan nilai dan peran pada guru dan murid dalam
pengelolaan emosi sehingga nilai kemandirian dan pembelajaran yang
berpusat pada murid serta peran guru penggerak sebagai pemimpin
pembelajaran dan mendorong kolaborasi dapat tercapai dan berjalan
seimbang.
o Modul 1.3 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Visi Guru Penggerak
Guru dapat mewujudkan visi yang diharapkan dengan melakukan prakarsa
perubahan dengan memberikan pembelajaran kesadaran diri, manajemen diri,
kesadaran sosial, kemampuan berelasi dan pengambilan keputusan yang
bertanggung jawab sehingga diharapkan dapat mewujudkan Profil Pelajar
Pancasila.
o Modul 1.4 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Budaya Positif
Guru dan murid dapat mengenali dan memahami emosi masing-masing
sehingga mampu mengontrol diri dan dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan, aman, dan nyaman yang berpengaruh dalam penerapan
budaya positif baik berupa disiplin positif maupun keyakinan kelas dengan
sebaik mungkin sesuai dengan kesadaran diri dan manajemen diri.
o Modul 2.1 Pembelajaran Sosial Emosional dengan Pembelajaran
Berdiferensiasi
Guru dapat melakukan pembelajaran dengan mengidentifikasi perasaan dan
emosi. Hal ini sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi yang memetakan
kebutuhan murid diantaranya kesiapan murid, minat, dan profil belajar murid
dengan menggunakan strategi diferensiasi konten, proses, dan produk,
sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan murid
agar pembelajaran semakin menyenangkan dan dapat mewujudkan merdeka
belajar.
Sebelum mempelajari modul 2.2, penulis berpikir bahwa kompetensi sosial dan
emosional akan terbentuk dengan tersendirinya bersamaan dengan pembelajaran di kelas
sehingga penulis hanya fokus pada proses penyampaian materi (kognitif) sesuai dengan
kurikulum.

Setelah mempelajari modul ini, ternyata penulis menyadari bahwa pembelajaran sosial
emosional juga penting untuk diterapkan di sekolah karena mengabaikan pengembangan
ketrampilan sosial dan emosional akan membawa dampak buruk secara akademik dan
murid yang berkembang secara sosial dan emosional bersamaan dengan berkembangnya
secara akademik.

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk
memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik
maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 (tiga) hal mendasar dan penting yang
penulis pelajari adalah,

o Peningkatan 5 (lima) kompetensi sosial emosional, yaitu kesadaran diri,


manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan
keputusan yang bertanggungjawab.
o Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) kompetensi
sosial dan emosional.
o Penerapan PSE berbasis kesadaran penuh yang terhubung, terkoordinasi, aktif,
fokus dan eksplisit dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem
sekolah.
Berkaitan dengan tiga hal mendasar di atas, perubahan yang penulis terapkan di kelas dan
sekolah bagi murid-murid:

o Pengajaran eksplisit, yaitu dengan melakukan pengajaran eksplisit sebagai


implementasi PSE ke pengajaran eksplisit memastikan murid memiliki
kesempatan yang konsisten dalam menumbuhkan, melatih dan berefleksi
tentang 5 KSE dengan cara yang sesuai dan terbuka dengan ragam budaya.
o Pembelajaran akademik terintegrasi KSE, yaitu dengan mengintegrasikan KSE
ke dalam konten pembelajaran dan strategi pembelajaran pada materi
akademik, seni, musik, dan pendidikan jasmani.
o Keterlibatan murid, yaitu mengajak warga sekolah menghormati dan
meningkatkan persepektif dan pengalaman murid dengan melibatkan murid
sebagai pemimpin, pemecah masalah, dan pembuat keputusan.
Perubahan yang penulis terapkan di kelas dan sekolah bagi rekan sejawat:

o Menjadi teladan, yaitu menerapkan KSE dalam peran dan tugas, menciptakan
budaya saling memberi apresiasi, dan menumbuhkan rasa peduli dengan
teman sejawat.
o Belajar, yaitu membiasakan melakukan refleksi KSE pribadi, berkolaborasi
antar rekan sejawat, mengembangkan pola pikir bertumbuh, memahami
tahapan perkembangan murid, meluangkan waktu untuk berintropeksi (self-
care) dan mengagendakan sesi berbagi praktik baik.
o Berkolaborasi, yaitu membuat kesepakatan bersama-sama, membuat
komunitas belajar profesional, membuat sistem mentoring rekan sejawat, dan
mengintegrasikan KSE dalam pelaksanaan rapat guru.
Akhirnya, peran kita sebagai pendidik adalah tugas mulia sekaligus membutuhkan
keuletan dan kesabaran. Mari terus belajar, berefleksi, bertumbuh, berbagi, dan
berkolaborasi untuk menjadi lebih baik bagi murid-murid kita.

“Besok, di manapun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda. Apapun
perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama
Indonesia ini pasti akan bergerak.“ (Nadiem Makarim)
KONEKSI ANTAR MATERI MODUL
2.2-PEMBELAJARAN SOSIAL
EMOSIONAL
06 Mar @Best Practice

Oleh : Marheni Tungga Dewi, S. Si dari SMA N 1 Karangdowo

CGP A.7 Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah

Proses pembelajaran anak didik tidak tergantung pada aspek inteligensi atau
kemampuan kognitif saja. Modul 1.1 Program Guru Penggerak yakni Refleksi
Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan
yang dilaksanakan haruslah berpihak pada anak. Menurut KHD setiap anak
mempunyai karakteristik tersendiri yang berbeda satu sama lain, tetapi juga
dipengaruhi oleh aspek lain seperti aspek perkembangan emosi dan sosial. Pada
modul 2.2 ini aspek emosi dan sosial menjadi fokus utama. Hal ini diwujudkan
dalam pembelajaran sosial dan emosional.

Sebelum mempelajari modul 2.2 ini saya berpikir bahwa kompetensi adalah yang
sangat penting diutamakan sehingga kita perlu untuk meningkatkan kompetensi
anak , tapi setelah mempelajari modul ini ternyata tidak hanya kompetensi yang
diutamakan tapi karakter anak juga sangatlah penting . Oleh karena itu kita harus
bisa mengelola emosi anak sehingga anak dapat mempersiapkan kegiatannya
dengan lancar. Kecuali hal itu dibutuhkan pembelajaran yang menerapkan
pembelajaran sosial emosional.

Pembelajaran sosial emosional bertujuan mengembangkan karakteristik anak didik


dalam bentuk sosial dan emosional. Lebih lanjut diharapkan dapat mempengaruhi
orang lain dan lingkungannya. Pembelajaran sosial emosional adalah proses
mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk
memperoleh kompetensi sosial dan emosional. Kompetensi ini merupakan modal
murid dalam berinteraksi dengan dirinya, orang lain dan lingkungan sekitar.
Pembelajaran sosial emosional ini dapat dijadikan sebagai awal dan dasar
penanaman pendidikan karakter kepada murid. Mengintegrasikan pembelajaran
sosial dan emosional di selama proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui
seberapa kesiapan , ketertarikan, dan fokus murid dalam memulai pembelajaran.
Hal ini bermanfaat sehingga guru dapat melayani kebutuhan belajar murid dan
mampu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman dalam meningkatkan
kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being).

3 Hal yang mendasar dan penting yang saya pelajari adalah :

1. sebuah kondisi individu yang memiliki sikap positif terhadap diri-sendiri dan
orang lain.

2. Dapat membuat keputusan dan mengatur tingkah lakunya sendiri dan dapat
memnuhi kebutuhan dirinya dengan menciptakan dan mengelola lingkungan
dengan baik.

3. Memiliki tujuan hidup dan membuat hidup anak lebih bermakna serta berusaha
mengeksplorasi dan mengembangkan dirinya.

Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah Pembelajaran yang dilakukan secara


kolaboratif oleh Kepala Sekolah, Guru, murid, Tenaga Kependidikan, wali murid
dan warga sekolah lainnya. Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak
menyatakan bahwa salah satu nilai guru penggerak adalah kolaboratif.
Pembelajaran sosial dan emosional merupakan aplikasi langsung dari nilai dan
peran guru penggerak yang dipelajari pada modul 1.2. Proses kolaborasi
memungkinkan murid, pendidik, dan tenaga kependidikan di sekolah memperoleh
dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek
sosial dan emosional. Proses kolaborasi bertujuan mewujudkan kompetensi sosial
dan emosional warga sekolah antara lain:

1.Memahami, menghayati, dan mengelola emosi (kesadaran diri)

2.Menetapkan dan mencapai tujuan positif (pengelolaan diri)

3.Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain (kesadaran sosial)

4.Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif (keterampilan berelasi)

5.Membuat keputusan yang bertanggung jawab (pengambilan keputusan yang


bertanggung jawab).

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran sosial emosional di atas maka seorang


guru penggerak harus melakukan pembelajaran yang berpihak pada anak. Hal ini
dapat dilakukan oleh guru dengan merancang perubahan melalui model manajemen
BAGJA seperti pada modul 1.3. Model ini sesuai dengan filosofi dan visi guru
penggerak yaitu yang berpihak pada kepentingan murid. Artinya, melaksanakan
pembelajaran sosial - emosional merupakan sebuah wujud prakarsa perubahan yang
dilakukan oleh seorang guru penggerak. Prakarsa perubahan yang dibuat dapat
dilakukan dengan melaksanakan Pembelajaran Sosial dan Emosional pada 3 ruang
lingkup kegiatan. Ruang lingkup tersebut adalah kegiatan rutin di luar pembelajaran
akademik, terintegrasi dalam pembelajaran, dan protokol, budaya, atau peraturan
sekolah yang disepakati bersama (keyakinan kelas).

Pembelajaran sosial dan emosional dikembangkan dengan menggunakan


pendekatan kesadaran penuh (Mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 kompetensi
sosial dan emosional yang akan memunculkan perasaan tenang, stres berkurang,
pikiran menjadi jernih, dan fokus serta menjadi semangat dalam belajar. Kesadaran
yang muncul ketika seseorang memberikan perhatian secara sengaja pada kondisi
saat sekarang dilandasi rasa ingin tahu (tanpa menghakimi) dan keadilan.
Kesadaran penuh (Mindfulness) merupakan dasar penguatan lima kompetensi sosial
dan emosional. Praktik kesadaran penuh dapat dilakukan dengan menggunakan
teknik STOP. Penerapan pembelajaran sosial dan emosional berbasis kesadaran
penuh secara terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus, dan eksplisit, dapat mendukung
terwujudnya well-being ekosistem sekolah. Harapannya budaya positif sesuai
dengan modul 1.4 tentang Budaya Positif dapat terwujud.

Perubahan yang akan saya terapkan dikelas dan disekolah bagi murid dan rekan
sejawat adalah sebagai berikut :

Pembelajaran Sosial dan Emosional, seorang guru harus dapat memahami emosi
masing-masing murid dan rekan sejawat agar dapat mengontrol diri dan dapat
menerapkan budaya positif yang baik di sekolah sehingga mampu mengontrol diri
dan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, aman, dan nyaman bagi siswa
yang proses pembelajaran. Penerapan pembelajaran sosial dan emosional ini sangat
berpengaruh positif dalam penerapan budaya positif baik berupa disiplin positif
maupun keyakinan kelas dengan sebaik mungkin karena motivasi yang dibangun itu
muncul dari motivasi internal dan dengan kesadaran diri dan manajemen diri.

Peserta didik di sekolah memiliki kharakteristik yang berbeda antara satu


dengan ;ainnya. Karakteristik ini berpengaruh terhadap sosial emosional masing-
masing peserta didik. Jadi untuk melaksanakan pembelajaran sosial emosional di
kelas, seorang guru harus didasarkan pada karakteristik peserta didiknya. Modul 2.2
tentang pembelajaran berdiferensiasi telah menjelaskan bahwa untuk melaksanakan
pembelajaran, seorang guru harus melaksanakan diferensiasi konsep, diferensiasi
proses dan diferensiasi produk. Modul 2.1 juga menjelaskan melalui 3 diferensiasi
ini diharapkan pembelajaran sosial emosional dapat memberikan manfaat pada
peserta didik menumbuhkan, melatih, dan merefleksi kompetensi sosial dan
emosional dengan cara yang sesuai dan responsif dengan perkembangan budaya.
Demikian Koneksi Antar Materi terkait dengan pembelajaran modul 2.2 program
guru penggerak tentang Pembelajaran Sosial dan Emosional. Dengan mempelajari
modul ini guru dapat menerapkan Pembelajaran Sosial dan Emosional di sekolah.

Pembelajaran Sosial Emosional

Pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses
kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan
menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan
emosional
kompetensi sosial emosional yang dapat diterapkan dalam 3 ruang lingkup

Kompetensi Sosial Emosional


1.Kesadaran Diri
2. Pengelolaan Diri
3. Kesadaran Sosial
4. Kemampuan Berinteraksi Sosial
5. Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab

Ruang Lingkup
1. Rutin (waktu khusus di luar kegiatan akdemik)
2. Teintegrasi dalam mata pelajaran
3. Budaya

PERTANYAAN PEMATIK 1

APA KESIMPULAN TENTANG PERUBAHAN PENGETAHUAN, KETERAMPILAN.


SIKAP SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN SETELAH MEMPELAJARI
PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL?

JAWABAN PERTANYAAN PEMATIK 1

Sebagai pemimpin pelajaran, seorang guru harus mampu menerapkan 5 KSE agar dapat
mewujudkan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan bagi murid dan menciptakan
karakter murid yang berbudi pekerti luhur sehingga terwujud perubahan positif pada murid
baik secara pengetahuan, keterampilan dan sikap

• PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area
kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara
optimal
PERTANYAAN PEMATIK 2

APA KAITAN PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL YANG TELAH ANDA PELAJARI
DENGAN MODUL-MODUL SEBELUMNYA

JAWABAN PERTANYAAN PEMATIK 2

• Keterkaitan dengan modul '1.1 yaitu sesuai dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara, yang lebih
menitikberatkan pada pencapaian nilai-nilai budi pekerti yang dapat melatih murid untuk memiliki
kesadaran diri dapat diwujudkan dengan PSE serta dapat menciptakan wellbeing pada ekosistem
pendidikan di sekolah
• Keterkaitan dengan modul 1.2 yaitu sesuai dengan nilai guru penggerak yang bersifat kolaboratif,
PSE merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh semua komunitas sekolah,
untuk menerapkan PSE maka seorang guru harus dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang dapat
membuat lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan, namun tetap manantang dan
relevan bagi murid
• Keterkaitan dengan modul 1.3 yaitu PSE yang mengintegrasikan 5 KSE dapat mewujudkan visi guru
yang diharapkan diantaranya menciptakan perubahan budaya positif sehingga dapat menghasilkan
murid yang berkarakter
• Keterkaitan dengan modul 1.4 yaitu PSE sangat erat kaitannya dengan pembentukan budaya positif
yang diintegrasikan dalam pembelajaran sehingga murid dapat menumbuhkan motivasi dari dalam
dirinya sendiri (motivasi intrinsik) dan dikuatkan lagi dengan keyakinan kelas
• Keterkaitan dengan modul 2.1 yaitu PSE juga sangat berhubungan dengan pembelajaran
berdiferensiasi yang mana satu sama lain menekankan kepada kebutuhan belajar murid yang harus
dipenuhi agar menghasilkan murid yang bertanggung jawab guna mewujudkan merdeka belajar

Keseluruhan modul sangat saling berkaitan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada
murid sesuai profil pelajar pancasila.

Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa sehingga.... Setelah mempelajari modul ini,
ternyata

Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa pembelajaran sosial emosional akan berlajan
mengalir di kelas tanpa perencanaan sehingga PSE ini tidak perlu diintegrasikan kedalam RPP.
Setelah mempelajari modul ini, ternyata PSE sangat diperlukan dalam tumbuh kembang murid, PSE
dapat diintegrasikan kedalam RPP dan dalam penerapannya dapat mengubah karakter psikologis
murid secara tidak langsung akan mampu memunculkan 5 kompetensi sosial emosional serta PSE ini
tidak hanya diterapkan kepada murid saja namun guru secara pribadi pun dapat menerapkannya 5
KSE tersebut agar dapat menjadi tauladan vang baik dan juga dapat diterapkan ke rekan sejawat dan
tenaga kependidikan

Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi
seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan
psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:

1.Peningkatan 5 (lima) kompetensi sosial emosional, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran
sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
2. Menerapkan praktek kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) kompetensi
sosial dan emosional.
3.Penerapan PSE berbasis kesadaran penuh yang terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus dan eksplisit
dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah,

Berkaitan dengan no 2. perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah:

Bagi Murid-Murid
1.Melakukan integrasi PSE dalam praktek mengajar di kelas secara berkelanjutan
2.Memberikan pengajaran eksplisit dalam kegiatan kokurikuler dan Bagi Rekan Sejawat

1.Berbagi praktik baik dan berkolaborasi dalam dengan menerapkan 5 KSE PSE
2. Penguatan pendidik kependidikan PSE kepada dan tenaga ekstrakanaler
3.Menerapkan 5 KSE dalam rapat di sekolah
PERTANYAAN PEMATIK 1

Apa Kesimpulan Tentang Perubahan Pengetahuan, Keterampilan. Sikap Sebagai Pemimpin


Pembelajaran Setelah Mempelajari Pembelajaran Sosial Dan Emosional (PSE)?

Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru harus mampu menerapkan atau


mengintegrasikan 5 KSE agar dapat mewujudkan pembelajaran yang nyaman, menyenangkan
bagi murid dan menciptakan karakter murid yang berbudi pekerti luhur sehingga terwujud
perubahan positif pada murid baik secara pengetahuan, keterampilan dan sikap

PSE memberikan pondasi yang kuat bagi murid untuk dapat sukses dalam berbagai area
kehidupan mereka di luar akademik, termasuk kesejahteraan psikologis (well-being) secara
optimal
PERTANYAAN PEMATIK 2

Apa Kaitan Pembelajaran Sosial Dan Emosional Yang Telah Anda Pelajari Dengan Modul-Modul
Sebelumnya?

• Keterkaitan dengan modul '1.1 yaitu sesuai dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara, yang lebih
menitikberatkan pada pencapaian nilai-nilai budi pekerti yang dapat melatih murid untuk memiliki
kesadaran diri dapat diwujudkan dengan PSE serta dapat menciptakan wellbeing pada ekosistem
pendidikan di sekolah
• Keterkaitan dengan modul 1.2 yaitu sesuai dengan nilai guru penggerak yang bersifat kolaboratif,
PSE merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh semua komunitas sekolah,
untuk menerapkan PSE maka seorang guru harus dapat menjadi pemimpin pembelajaran yang
dapat membuat lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan menyenangkan, namun tetap
manantang dan relevan bagi murid
• Keterkaitan dengan modul 1.3 yaitu PSE yang mengintegrasikan 5 KSE dapat mewujudkan visi
guru yang diharapkan diantaranya menciptakan perubahan budaya positif sehingga dapat
menghasilkan murid yang berkarakter
• Keterkaitan dengan modul 1.4 yaitu PSE sangat erat kaitannya dengan pembentukan budaya
positif yang diintegrasikan dalam pembelajaran sehingga murid dapat menumbuhkan motivasi dari
dalam dirinya sendiri (motivasi intrinsik) dan dikuatkan lagi dengan keyakinan kelas
• Keterkaitan dengan modul 2.1 yaitu PSE juga sangat berhubungan dengan pembelajaran
berdiferensiasi yang mana satu sama lain menekankan kepada kebutuhan belajar murid yang harus
dipenuhi agar menghasilkan murid yang bertanggung jawab guna mewujudkan merdeka belajar

Keseluruhan modul sangat saling berkaitan untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada
murid sesuai profil pelajar pancasila.

1. Sebelum mempelajari modul ini, saya berfikir bahwa pembelajaran terfokus pada materi yang
akan disampaikan tanpa berpikir untuk memasukkan nilai-nilai terkait 5 kompetensi sosial dan
emosional ke dalam RPP. Selain itu saya tidak tahu bagaimana cara mengelola emosi diri dan
murid dengan baik. Sehingga proses pembelajaran berjalan secara alami terfokus pada materi
yang akan disampaikan dan menyelesaikan permasalahan di kelas atau sekolah dengan cara yang
biasa.
Setelah mempelajari modul ini, ternyata PSE sangat diperlukan dalam tumbuh kembang
murid, PSE dapat diintegrasikan kedalam RPP dan dalam penerapannya dapat mengubah
karakter psikologis murid secara tidak langsung akan mampu memunculkan 5 kompetensi sosial
emosional serta PSE ini tidak hanya diterapkan kepada murid saja namun guru secara pribadi pun
dapat menerapkannya 5 KSE tersebut agar dapat menjadi teladan yang baik dan juga dapat
diterapkan ke rekan sejawat dan tenaga kependidikan. Selain itu, setelah mengetahuinya,
Saya mencoba membiasakan murid untuk mengenali emosi yang ada dalam dirinya sebelum
memulai pembelajaran, dan mengajak anak untuk melakukan teknik STOP. sehingga mereka siap
untuk belajar dalam kesadaran penuh dan dapat menerima pembelajaran dengan baik.

2. Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan Lingkungan yang aman dan nyaman untuk
memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik
maupun kesejahteraan psikologis (well-being), 3 hal mendasar dan penting yang saya
pelajari adalah...

1. Peningkatan 5 (lima) kompetensi sosial emosional, yaitu kesadaran diri, manajemen diri,
kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
2. Menerapkan praktek kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima)
kompetensi sosial dan emosional.
2. Penerapan PSE berbasis kesadaran penuh yang terhubung, terkoordinasi, aktif, fokus dan
eksplisit dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah,

3. Berkaitan dengan nomor 2, perubahan yang akan saya terapkan di kelas dan sekolah adalah...
Di Kelas
Saya akan membudayakan dan mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional dalam
setiap pembelajaran yang saya laksanakan, misalnya:
• Membuat roda emosi di kelas yang akan diisi murid setiap pagi sebelum pembelajaran
• Mengajak murid untuk menghadirkan mindfulness dengan teknik STOP
• Pembelajaran dilaksanakan secara individu dan berkelompok secara seimbang sehingga
mampu mengembangkan 5 kompetensi sosial dan emosional (KSE)
• Menghadirkan peristiwa-peristiwa dalam setiap pembelajaran sehingga anak akan memiliki
ketertarikan dan ingatan yang kuat terhadap pembelajaran

Di Sekolah
 Saya akan berusaha menjadi teladan yang baik dalam penerapan KSE di sekolah, karena
langkah terbaik adalah memulai dari diri sendiri, sehingga saat menyampaikan rekan
sejawat maupun murid sudah melihat implementasinya di dalam diri kita.
 Saya akan mengimbaskan pemahaman dan penerapan tentang pembelajaran sosial dan
emosional yang saya dapatkan dan terapkan di kelas saya kepada rekan sejawat
 Saya juga akan berkolaborasi dengan teman sejawat dalam penerapan dan pembudayaan
kompetensi sosial dan emosional di sekolah, misalnya:
- Membuat kesepakatan bersama
 Mengintegrasikan kompetensi sosial emosional dalam pelaksanaan rapat guru
Menurut KHD, mendidik adalah menuntun tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan
zamannya, sehingga menjadi manusia yang merdeka. KHD juga menekankan adanya pendidikan budi
pekerti yang seimbang. Serta pendidikan haruslah berpusat pada murid. Hal ini tentunya sangat sesuai
dengan konsep pembelajaran sosial dan emosional. Dengan mengintegrasikan dan membudayakan
PSE di dalam kelas dan sekolah, anak akan mampu untuk mengenali dan mengelola dirinya (kodrat
alam).

anak juga akan memiliki budi pekerti yang luhur.


sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang
berpusat pada murid, aman, dan nyaman.

kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan zamannya, sehingga menjadi manusia yang merdeka.
KHD juga menekankan adanya pendidikan budi pekerti yang seimbang. Serta pendidikan haruslah
berpusat pada murid. Hal ini tentunya sangat sesuai dengan konsep pembelajaran sosial dan
emosional. Dengan mengintegrasikan dan membudayakan PSE di dalam kelas dan sekolah, anak akan
mampu untuk mengenali dan mengelola dirinya (kodrat alam).

anak juga akan memiliki budi pekerti yang luhur.

sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang

berpusat pada murid, aman, dan nyaman.

Menurut KHD, mendidik adalah menuntun tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan
zamannya, sehingga menjadi manusia yang merdeka. KHD juga menekankan adanya pendidikan budi
pekerti yang seimbang. Serta pendidikan haruslah berpusat pada murid. Hal ini tentunya sangat sesuai
dengan konsep pembelajaran sosial dan emosional. Dengan mengintegrasikan dan membudayakan
PSE di dalam kelas dan sekolah, anak akan mampu untuk mengenali dan mengelola dirinya (kodrat
alam). anak juga akan memiliki budi pekerti yang luhur. sehingga akan tercipta lingkungan belajar
yang berpusat pada murid, aman, dan nyaman.

Menurut KHD, mendidik adalah menuntun tumbuh kembang anak sesuai dengan kodrat alam dan
zamannya, sehingga menjadi manusia yang merdeka. KHD juga menekankan adanya pendidikan budi
pekerti yang seimbang. Serta pendidikan haruslah berpusat pada murid. Hal ini tentunya sangat sesuai
dengan konsep pembelajaran sosial dan emosional. Dengan mengintegrasikan dan membudayakan
PSE di dalam kelas dan sekolah, anak akan mampu untuk mengenali dan mengelola dirinya (kodrat
alam). anak juga akan memiliki budi pekerti yang luhur. sehingga akan tercipta lingkungan belajar
yang berpusat pada murid, aman, dan nyaman.

Melalui PSE dan pendekatan inquiri apresiatif BAGJA, kita akan mampu untuk menggali nilai nilai
positif yang ada dalam diri siswa.

Nilai-nilai positif yang tergali tersebut dapat kita jadikan sebagai sebuah Visi, yang nantinya akan
menjadi sebuah kebiasaan dan budaya dalam sekolah.

Pengejahwantahan visi tersebut, akan terwujud melalui Pembelajaran Sosial dan emosional yang kita
laksanakan sehingga akan membentuk Profil Pelajar Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai