Anda di halaman 1dari 2

Jurnal refleksi Minggu ke 10

Oleh : Abdul Haris Kalauw, S.Pd

Pengalaman saya pada minggu ini, yaitu saya berkolaborasi bersama rekan calon guru penggerak.
Kami mendiskusikan pembelajaran berdiferensiasi dan pembuatan RPP berdiferensiasi.
Pembelajaran berdiferensiasi mengajari saya untuk memahami kebutuhan murid berdasarkan tiga
aspek, yaitu kesiapan belajar murid, minat, profil gaya belajar. Selama ini saya kurang
memperhatikan kebutuhan murid. Model pengelompokan kepada murid dalam pembelajaran
biasanya saya menyebarkan murid yang pintar kepada murid yang kurang pintar. Menurut saya,
selama ini metode pengelompokan  baik, tetapi saya kurang memahami apa minat murid. Kini saya
belajar metode peneglompokan murid dengan memahami kebutuhan murid mulai dari minat, dan
gaya belajar murid serta kesiapan belajar murid. Dalam aksi nyata, saya mencoba membuat
pembelajaran berdiferensiasi dengan mengelompokkan murid sesuai minat mereka. Misalnya
membuat laporan membaca sesuai buku yang digemari murid. Saya juga berbagi ilmu kepada rekan
guru yang duduknya semeja dengan saya, yaitu Ibu Iren. Saya berbagi ilmu tentang pembuatan RPP
berdiferensiasi. Selain itu, saya melakukan peresentasi tentang visi sekolah pada kegiatan lokakarya
kedua pada guru-guru di SMPN 38 Maluku Tengah.

Hambatan yang saya alami selama proses pembelajaran yaitu jaringan, kadang jaringan lelet, mati
lampu sehingga pelaksanaan pembelajaran kendala. Cara mengatasi kendala tersebut: saya mengisi
daya pada notebook dan handphone serta membawa charger selalu. Kemudian memahami
kebutuhan murid kadang saya sulit menerapkan. Kenapa? Karena kondisi kelas yang saya ajar sekitar
25 siswa. Butuh proses untuk memehami kebutuhan murid. Mengidentifikasi murid yang punya
minat sama butuh proses melakukan pengelompokkan. Cara mengalami hambatan tersebut, saya
melakukan observasi, diskusi, dan berkolaborasi dengan guru-guru bidang studi. kemudian, saya
mencatat di agenda tentnag kebutuhan murid, lalu menerapkannya di kelas sehingga pembelajaran
antara guru dengan murid saling menerima satu sama lain dan bahagia. 

Perasaan saya sangat bersyukur dan bahagia dalam pembelajaran karena saya mendapat ilmu baru
dalam pembelajaran, yaitu pembelajaran bergotong royong dan pembelajaran berdiferensiasi dan
merumuskan visi sekolah bersama rekan calon guru penggerak, Kepala Sekolah, pengawas, guru
senior, guru praktik. Di aksi nyata di kelas saya berdiskusi dengan murid tentang harapan, impian
mereka, proses belajar dan mengajar di kelas. Dari diskusi tersebut, saya melakukan refleksi unruk
memperbaiki diri saya dalam hal metode, media, dan posisi kontrol saya, di mana selama ini saya
membuat siswa merasa bersalah. Kini saya mulai mempelajari posisi kontrol sebagai manajer dan
pemantau saat berhadapan dengan siswa.

Pelajaran yang saya peroleh selama pembelajaran ini, yaitu pemetaan kebutuhan murid di kelas,
kerjasama dengan rekan guru dalam pembuatan RPP berdiferensiasi, belajar mengevaluasi setiap
kelemahan yang saya lakukan dalam proses pembelajran. Hal yang baru saya temukan dalam diri,
yaitu menjadi guru penggerak untuk mengerakkan guru, murid, warga sekolah untuk bersma-sama
menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak pada murid.

Apa yang bisa saya lakukan, yaitu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, dan belajar
menerapkan memahami kebutuhan murid, dan membuat penialian formatif kepada murid, misalnya
pengetahuan, keterampilan, sikap sehingga penilaian tersebut menjadi kunci yntuk mengenal dan
memahami murid di kelas. Dan saya menerapkan observasi dan diskusi kepada murid dalam
mewujudkan budaya positif. Aksi nyata yang saya lakukan yaitu berbagi ilmu tentang pembelajaran
berdiferensiasi kepada guru dan bekerjasama dengan guru dalam membuat RPP pembelajaran
berdiferensiasi sesuai kebutuhan murid. Dan metode pengelompokan diskusi kepada murid
disesuaikan dengan minat yang mereka sukai.

Anda mungkin juga menyukai