Anda di halaman 1dari 2

Jurnal Refleksi Minggu Ke 14

Alhamdulillah minggu ini setelah aksi nyata penerapan pembelajaran berdiferensiasi dan
kompetensi sosial emosional, CGP melangkah menuju materi modul 2.3 tentang Coaching.
Awal mula membaca materi mulai dari diri sendiri CGP mendapatkan quisioner yang harus
diisi terkait pengalaman di sekolah dalam mengatasi permasalahn yang pernah dihadapi.
Berlanjut di eksplorasi konsep mandiri, CGP mendapatkan tambahan materi terkait definisi
coaching dan langkah langkah yang dapat diambil dalam proses coaching, khususnya untuk
anak didik di sekolah.
Saya mengikuti kegiatan Elaborasi Pemahaman bersama instruktur dan sesama CGP lainnya
yang bisa memperdalam pemahaman dan pengetahuan saya tentang KSE. Jujur hampir
semua CGP saat ini mengalami sedikit kejenuhan dalam menghadapi tugas tugas sekolah,
tugas keluarga dan tugas sebagai CGP. Namun kami segera menerapkan teknik STOP yang
telah kami pelajari di modul sebelumnya, sehingga komitmen untuk menyelesaikan tugas
tugas secara harmoni dapat muncul dan semangat lagi. Terkait dengan materi coaching ini,
sungguh sangat bermanfaat bagi saya pribadi sebagai seorang guru kelas, yang menghadapi
berbagai karakter dan permasalahan dari anak didik. Pengetahuan akan langkah langkah
coaching sedikit membuka dan menambah wawasan saya dalam pelaksanaan coaching. 
Kegiatan dilanjutkan dengan Koneksi Antar materi dan rencana Aksi Nyata. Saya membuat
RPP yang terintegrasi dengan pembelajaran berdiferensiasi dan PSE. 
Meskipun saya terkadang juga mangalami berbagai masalah yang dihadapi, baik dari diri
pribadi, rekan sejawat, orangtua dan juga anak didik. Yang sering kami lakukan adalah
konseling sederhana jika dibutuhkan. Misalnya dari orangtua yang mengeluhkan anaknya,
atau anak yang mengeluhkan suasana hatinya saat berangkat sekolah dan lain lain. Untuk
coaching secara terstruktur seperti pada contoh video di LMS seorang anak SMP pada
gurunya, mungkin kami lakukan dengan percakapan sederhana dengan anak didik maupun
orangtua yang membutuhkan, Mungkin juga dapat disebut sebagai coaching, Entahlah..
(Karena masa itu kami belum mengenal istilah coaching) kami menyebutnya konsultasi dan
konseling saja.
Modul 2.3 Coaching dimulai dari alur Mulai Dari Diri.
Apakah konsultasi dan konseling yang selama ini telah sering kami lakukan dapat disebut
sebagai coaching? jika melihat dari langkah langkah TIRTA ada kemiripan antara konseling
dan coaching bagi anak usia dini di sekolah. Karena dalam konseling juga terdapat tujuan
dan arah pembicaraan, terdapat pula identifikasi permasalahan, rencana aksi dan juga
tanggungjawab.
Saya merasa senang dan bersyukur bisa mengukuti kegiatan dengan baik. Banyak
pengetahuan dan pengalaman baru yang saya peroleh terkait pembelajaran dan kompetensi
sosial emosional. 
Setelah mendapat pengetahuan dan wawasan tentang coaching, saya menjadi sedikit lebih
memahami apa perbedaan coaching, konseling dan juga mentoring. Saya ingin lebih
memperdalam ilmu dan keterampilan ini sebagai kompetensi yang mendukung profesi saya
sebagai guru. Semoga kedepannya saya bisa menerapkan ketiganya khususnya dikelas saya
terlebih dahulu, untuk kemudian dapat menerapkan kepada seluruh warga sekolah yang
membutuhkannya. Aamiin... 

Saya sebagai pendidik  memang harus mempertimbangkan aspek sosial emosional dalam
pembelajaran dan lingkungan sekolah agar tercipta budaya positif sekolah yang pada
akhirnya bermuara pada terbentuknya insan generasi muda bangsa yang cerdas dan
berkarakter berprofil pelajar Pancasila. 

Anda mungkin juga menyukai