Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
MKS-V-A
BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang atas berkat dan
rahmat-Nyalah kita senantiasa diberi kesehatan dan berkah yang tak terhingga.
Shalawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada keharibaan junjungan kita
Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan kita umat beliau
hingga akhir zaman.
Pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan Ujian Tengah Semester
(UTS) mata kuliah Manajemen Ziswaf.
Saya harap dengan selesainya tugas makalah ini dapat memudahkan kita
semua untuk lebih memahami mata kuliah Manajemen Ziswaf. Saya juga
menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik
dari segi penulisan, pemilihan kata, kerapian, dan isi. Oleh karena itu kepada para
pembaca makalah ini saya sangat mengaharapkan kritik dan saran yang sifat
membangun guna kesempurnaan makalah ini dan perbaikan dalam berbagai hal
untuk kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
D. Manfaat ........................................................................................................ 2
A. Kesimpulan ................................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Zakat sebagai rukun Islam merupakan kewajiban setiap muslim yang
mampu untuk membayarnya dan diperuntukan bagi mereka yang berhak
menerimanya.Dengan pengelolaan yang baik, zakat merupakan sumber
dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan kesejahteraan
umum bagi seluruh masyarakat. Agar menjadi sumber dana yang dapat
dimanfaatkan bagi kesejahteraan masyarakat terutama untuk
mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan menghilangkan
kesenjangan social, perlu adanya pengelolaan zakat secara professional
dan tanggung jawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama
pemerintah. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban memberikan
perlindungan, pembinaan, dan pelayanan kepada muzaki, mustahiq dan
pengelola zakat tentang pengeloalaan zakat yang berasaskan iman dan
taqwa.
Di indonesia Badan Amil Zakat sudah dilembagakan yaitu
dinamakan BAZNAZ. Sementara itu, terjadi perkembangan yang
menarik di Indonesia bahwa pengelolaan zakat, kini memasuki era baru,
yakni dikeluarkannya Undang-undang yang berkaitan dengannya, yakni
Undang-undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Undang-
undang tersebut menyiratkan tentang perlunya BAZNAS dan LAZ
meningkatkan kinerja sehingga menjadi amil zakat yang profesional,
amanah, terpercaya dan memiliki program kerja yang jelas dan terencana,
sehingga mampu mengelola zakat, baik pengambilannya maupun
pendistribusiannya dengan terarah yang kesemuanya itu dapat
meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan para mustahik.
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal mula terbentuknya Badan Amil Zakat?
2. Apa saja tugas Badan Amil Zakat (BAZNAS)?
3. Bagaimana pengelolaan zakat yang dilakukan Badan Amil Zakat
(BAZNAS)?
4. Bagaimana prinsip pengelolaan zakat
5. Bagaimana Pengelolaan zakat dan Pengalokasian zakat profesional
dan produktif?
6. Bagaimana pengelolaan muzzaki?
7. Bagaimana pengelolaan mustahik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui awal terbentuknya Badan Amil Zakat (BAZNAS).
2. Untuk mengetahui tugas Badan Amil Zakat (BAZNAS).
3. Untuk mengetahui pengelolaan zakat yang dilakukan Badan Amil
Zakat (BAZNAS).
4. Untuk mengetahui Pengelolaan zakat dan Pengalokasian zakat
profesional dan produktif.
5. Untuk mengetahui pengelolaan muzzaki
6. Untuk mengetahui pengelolaan mustahik
7. Untuk menganalisis pengelolaan zakat yang dilakukan BAZNAS.
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengelolaan zakat yang dilakukan oleh Badan Amil
Zakat (BAZNAS).
2. Dapat mengetahui Pengelolaan zakat dan Pengalokasian zakat
profesional dan produktif.
3. Dapat mengetahui pengelolaan muzzaki.
4. Dapat mengetahui pengelolaan mustahik.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
H. Pemberdayaan Mustahik
Dalam melakukan pemberdayaan mustahik ada beberapa metode
yang dapat digunakan antara lain;
1. Pengembangan Ekonomi
Dalam melakukan pengembangan ekonomi, ada beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan oleh lembaga zakat:
a. Penyaluran modal
b. Pembentukan Lembaga Keuangan
c. Pembangunan Industri
d. Penciptaan lapangan kerja
e. Saham Fakir- Miskin
f. Pembentukan organisasi
2. Pembinaan SDM
a. Program Beasiswa
b. Diklat dan kursus keterampilan
c. Membuat lembaga pendidikan (sekolah)
3. Layanan Sosial
Yang dimaksud dengan layanan sosial adalah layanan yang
diberikan kepada kalangan mustahiq dalam memenuhi kebutuhan
mereka. Kebutuhan mustahiq sangat beragam, tergantung kondisi
yang tengah dihadapi. Dari kebutuhan yang paling mendasar, seperti
kebutuhan makan, pengobatan, bayar SPP dan tunggakannya,
musibah, pelayanan mobil jenazah, angkutan gratis anak sekolah,
biaya transport pulang kampung hingga bayar kontrakan dll.
BAB III
ANALISIS MAKALAH
9
10
sahabat sebagai amil zakat. Aturan dalam At-Taubah ayat 103 dan
tindakan Rasul saw tersebut mengandung makna bahwa harta zakat
dikelola oleh pemerintah. Apalagi dalam Surat At-Taubah ayat 60, terdapat
kata amil sebagai salah satu penerima zakat. Berdasarkan ketentuan dan
bukti sejarah, dalam konteks kekinian, amiltersebut dapat berbentuk
yayasan atau Badan Amil Zakat yang mendapatkan legalisasi dari
pemerintah. Akhir-akhir ini di Indonesia, selain ada Lembaga Amil Zakat
yang telah dibentuk pemerintah berupa BAZ mulai dari tingkat pusat
sampai tingkat kelurahan, juga ada Badan Amil Zakat tingkat Nasional
(BAZNAS). Dan pendayagunaan zakat sudah diarahkan untuk pemberian
modal kerja, penanggulangan korban bencana, dan pembangunan fasilitas
umum umat Islam. Apalagi dengan situasi dan kondisi sekarang banyak
sekali lembaga atau yayasan yang peduli terhadap masalah-masalah
ketidakberdayaan dan ketidakmampuan umat Islam. Ada beberapa
program yang diperuntukkan juga bagi umat Islam yang tidak mampu
seperti advokasi kebijakan publik, HAM, bantuan hukum, pemberdayaan
perempuan. Semua program tersebut memerlukan dana yang tidak sedikit,
sementara itu pendanaannya tidak mungkin dibebankan kepada mereka.
Berdasarkan kenyataan tersebut, muncul pertanyaan apakah dana dari
zakat dapat digunakan untuk pelaksanaan pro-gram yayasan atau badan
yang mengurus kepentingan umat Islam yang tak mampu secara finansial,
akses, ataupun pengetahuan. Mereka dengan segala keterbatasannya juga
harus dibantu. Program tersebut pun memerlukan dana operasional,
bahkan mereka yang membantu pun perlu dana. Pada satu sisi, penerima
zakat telah ditetapkan secara tegas dan jelas, yang sebagian orang
memahami tidak mungkin keluar dari aturan tersebut.
Apabila asnaf yang ditetapkan dalam surat At-Taubah ayat 60 tersebut
dipahami secara tekstual, ada asnaf yang tidak dapat diaplikasikan
sekarang, yaitu riqab. Riqab adalah budak Muslim yang telah dijanjikan
untuk merdeka kalau ia telah membeli dirinya. Begitu juga
dengan fuqara’, masakin, dan gharimin. Pemahaman tekstual akan
13
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan zakat oleh amil zakat telah dicontohkan sejak zaman
Rasulullah saw., pengelolaan dan pendistribusian zakat dilakukan secara
melembaga dan terstruktur dengan baik. Dalam konteks ke-Indonesiaan
hal itu tercermin dari Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun
2011 tentang Pengelolaan Zakat, di mana dalam Undang-undang tersebut
mengatur dengan cukup terperinci mengenaifungsi, peran dan tanggung
jawab Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Dalam rangka memaksimalkan peran dan fungsi lembaga pengelolaan
zakat, tentunya harus dikelola sebaik mungkin. Tidak cukup sampai di
situ, lembaga pengelolaan zakat juga harus akuntabel, yaitu amanah
terhdap kepercayaan yang diberikan oleh muzakki dan juga amanah dalam
mendistribusikannya kepadamustahiq,dalam arti tepat sasaran dan tepat
guna.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://bloghukums.blogspot.com/2014/04/makalah-lembaga-pengelolaan-zakat-
di_19.html
http://BAZNAS.go.id//
http://arungkiting.blogspot.co.id/2014/10/makalah-analis-swotstrengths.html,
http://pid.baznas.go.id/tag/pengelolaan-zakat/