Anda di halaman 1dari 15

RUANG LINGKUP BAZNAS FUNGSI BAZNAS RUANG LINGKUP

LAZNAS FUNGSI LAZNAS

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen ZISWAK yang diampu
oleh Bapak Ainol Yakin, SE,MM

Di Susun Oleh:

Sofwan Hamdani (21383021122)

SisilFaniatul Hasanan (21383022041)

Safrin Dewi Ratnawati (21383022121)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

SEPTEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
memberikan kami nikmat kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini tepat pada waktunya. Karena tanpa adanya karunia
nikmat dari Allah SWT. kami tidak sanggup menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Tidak lupa juga kami tuturkan sholawat serta salam kehadirat Nabi
Muhammad SAW yang telah mengantarkan kita dari alam yang gelap gulita
menuju ke alam yang terang benderangPada kesempatan kali ini, kami diberikan
kesempatan untuk menyusun makalah yang berjudul “RUANG LINGKUP
BAZNAS FUNGSI BAZNAS RUANG LINGKUP LAZNAS FUNGSI
LAZNAS”. Dalam menyelesaikan makalah ini, tentunya kami telah melalui
berbagai hambatan. Oleh karena itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu yang telah
membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini. Tidak lupa juga kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Ainol Yakin,SE.MM. Selaku dosen mata
kuliah Manajemen ZISWAK yang telah memberikan kesempatan pada kami
untuk menyusun makalah ini.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan
yang ada dalam makalah ini dalam penulisan berikutnya, Demikian, kami
memohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah ini.

Pamekasan, 24september 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Pembasan ................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2

A. Pengertian BAZNAS ........................................................................... 2


B. Fungsi BAZNAS ................................................................................. 3
C. Peran BAZNAS ................................................................................... 3
D. Pengertian LAZNAS ........................................................................... 5
E. Fungsi LAZNAS ................................................................................. 7
F. Peran LAZNAS ................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 10

A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran ..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat dua kelembagaan pengelola zakat
yangDiakuipemerintah, yaitu Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan
lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) dimana keduanya
mendapatPayung hokum dari pemerintah. Keberadaan BAZNAS dan
LAZNAS merupakan salah satu upaya untuk menggali dan
mengembangkanpotensizakat di Indonesia. Dalam UU No. 23 Tahun 2011
jugadijelaskan bahwa Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
danLembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) merupakan wadah
resmiyang terstruktur untuk mendayagunakan zakat di seluruh Indonesia.
Dalam konteks pengelolaan zakat, salah satu hal yang perlu dijaga
adalah kredibilitas dan akuntabilitas institusi pengelola zakat.agar tidak
muncul ketidakpercayaan masyarakat akibat kesalahan dalam pengelolaan
zakat dimana hal tersebut berpotensi menciptakan dampak negatif yang
berimbas pada penurunan reputasi BAZNAS danLAZNAS.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud BAZNAS
2. Apa saja fungsi BAZNAS
3. Apa saja peran BAZNAS
4. Apa yang dimaksud LAZNAS
5. Apa saja fungsi LAZNAS
6. Apa itu peran LAZNAS
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud BAZNAS
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi BAZNAS
3. Untuk mengetahui apa peran BAZNAS
4. Untuk mengetahui apa yang dimasksudLAZNAS
5. Untuk mengetahui apa saja fungsi LAZNAS
6. Untuk mengetahui apa peran LAZNAS

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian BAZNAS
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi
dan Satu-satunya yang di bentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan
Presiden RI No. 8 Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi
menghimpun dan menyalurkanZakat, infak, dan sedekah pada tingkat
nasional. 1
Secara bahasa, istilah amil berasal dari kata amilaya’malu yang
bermakna mengerjakan atau melakukan sesuatu. Sedangkan menurut
bahasa kata amil adalah ism fail yang bermakna pelaku dari suatu
pekerjaan. Maka kata amil bermakna orang yang mengerjakan suatu
pekerjaan. Amil zakat adalah petugas yang ditunjuk oleh pemerintah atau
masyarakat untuk mengumpulkan zakat, menyimpan, dan kemudian
membagi-bagikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq).2
Yang dimaksud dengan amil zakat adalah mereka yang terlibat
dalam organisasi pengumpulan zakat, mulai dari para pengumpul zakat,
pembagian, distributor, penjaga, akuntan, dan sebagian yang mungkin
ditunjuk untuk membantu pengumpulan, penyimpanan, distributor, dan
administrasi zakat.
Dengan demikian, BAZNAS bersama pemerintah bertanggung
jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan syari‟at Islam,
amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan
akuntabilitas. (UndangUndang. No 23 Tahun 2011 Pasal 1 tentang
Pengelolaan Zakat)
Selain BAZNAS yang dibentuk pemerintah, masyarakat juga boleh
membentuk lembaga yang melakukan pengelolaan zakat lainnya seperti
LAZ, Dompet Duafa, Rumah Zakat, dll. Pada dasarnya lembaga Amil

1
Bahri, E. S., & Khumaini, S. (2020). Analisis efektivitas penyaluran zakat pada badan amil zakat
nasional. Al Maal: Journalof Islamic EconomicsandBanking, 1(2), 164-175.
2
Gifary, Abuzar. UPAYA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KOTA PALOPO DALAM
MENINGKATKAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT. Diss.
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, 2022.

2
Zakat yang dibentuk oleh masyarakat yang bertugas mengumpulkan zakat
dari muzakkimendistribusikan zakat kepada mustahiq dan
memperdayagunakan zakat harusesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku.3
B. Fungsi BAZNAS
Baznas menjalankan empat fungsi yaitu:
1) Perencanaan mengumpul, dan pendayagunaan zakat perencanaan
Pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat.
2) Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat.
3) Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat.
4) Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan pengelolaan
zakat4

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, BAZNAS dapat bekerja


sama dengan pihak terkait sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Untuk terlaksananya tugas dan fungsi tersebut, maka BAZNAS


memiliki kewenangan sebagai berikut:

a. Menghimpun, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat.


b. Memberikan rekomendasi dalam pembentukan BAZNAS Provinsi,
BAZNAS Kabupaten atau Kota, dan LAZ.
c. Meminta laporan pelaksanaan pengelolaan zakat, infak, sedekah
dan dana Sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS Provinsi dan
LAZ.
C. Peran BAZNAS
Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011
tentangPengelolaan Zakat, pada pasal 1 ayat 1 dijelaskan bahwa

3
Romadhona, Bima Wahyu, A. Zarkasi, and Meri Yarni. Fungsi BAZNAS Dalam Pengelolaan
Zakat di Kota Jambi Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011. Diss. Universitas
Jambi, 2022.
4
(http://pid.baznas.go.id/mutu-fungsi-baznas/)

3
pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengoordinasian dalam menghimpun, pendistribusian, dan pendayagunaan
zakat.Kegiatan pengelolaan zakat dalam Undang-Undang tersebut dikelola
oleh Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sesuai dengan jenjangnya,
mulai dari tingkat pusat sampai daerah yaitu provinsi maupun
kabupaten/kota. BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang
melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional.
Tujuan pertama pengelolaan zakat menjadi dasar dalam melakukan
menghimpun dan pendistribusian zakat. Sehingga strategi pencapaiantarget
menghimpun dan pendistribusian zakat secara nasional perlu dilakukan
secara simultan, terintegrasi, efektifit dan efisien. Untuk itu,Ada 6 (enam)
aspek yang perlu dilakukan agar mampu mewujudkan kebangkitan zakat
nasional.
Pertama, aspek legalitas. Aspek legalitas mencakup sudah terbitnya
surat Keputusan pembentukan lembaga dan Surat Keputusan unsur
pimpinan BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota. Sedangkan
untuk seluruh organisasi penge-lola zakat mendapatkan izin dari
Pemerintah melalui Kementerian Agama.
Kedua, aspek akuntabilitas dan kesesuaian syariah.
UntukBAZNAS, BAZNAS Provinsi dan BAZNAS Kabupaten/Kota aspek
ini mencakup laporan dan pertang-gungjawaban secara berkala,pengesahan
RKAT setiap tahun, audit atas laporan keuangan oleh kantor Akuntan
Publik (KAP) dan audit syariah. Sedangkan untukLAZ mencakup laporan
dan pertanggungjawaban secara berkala, audit atas laporan keuangan oleh
KAP dan audit syariah. Untuk memberikan jaminan agar pengelolaan
zakat nasional dapat berjalan sesuai denganSyariah Islam dan peraturan
per-undang-undangan yang berlaku, maka diperlukan pembinaan dan
pengawasan yang berkesinambungan baik terhadap keuangan, program
dan kesesuaian terhadap syariah.
Ketiga, aspek IT dan sistem. BAZNAS Provinsi, BAZNAS
Kabupaten/Kota mene-rapkanSiMBA dengan baik. Dan LAZ Terintegrasi
baik dengan SiMBA. Sehingga laporan kepada Presidendan pemangku

4
kepentingan perzakatan nasional dapat disampaikansecara berkala dan
tepat waktu. Kehadiran SiMBA dirancang untukkeperluan pembuatan
laporan, penyimpanan data dan informasi yangdimiliki oleh BAZNAS
sebagai lembaga yang diamanati menjadikoordinator pengelolaan zakat
secara nasional. Dengan berbasiskanweb, SiMBA merupakan aplikasi
yang ter-sentralisasi sehingga dapatdigunakan oleh BAZNAS Provinsi,
BAZNAS Kabu-paten/Kota danLAZ tanpa harus melewati proses instalasi
yang rumit.
Keempat, aspek penyaluran. Berdasarkan Zakat Core Principle
dimana untuk menilai kinerja penyaluran zakat dilihat dari
rasiopendistribusian terhadap menghimpun zakat. Semakin tinggi
rasiopenyaluran terhadap menghimpun zakat, maka semakin efektif
pengelolaan zakat. Disamping itu, dalam penyaluran zakat
diutamakanuntuk mengentaskan orang miskin dari batas garis kemiskinan
berdasarkan data dan standar Badan Pusat Statistik (BPS).
Kelima, aspek menghimpun. Dalam rangka mengoptimalkan
menghimpun zakat secara nasional, maka BAZNAS, BAZNASProvinsi,
BAZNAS Kabupaten/Kota dan LAZ perlu melakukanedukasi terhadap
muzaki dalam bentuk Kampanye zakat nasional yangdilakukan
berkelanjutan. Hal ini penting agar muzaki memahamibahwa zakat adalah
ibadah yang memiliki po]sisi yang sangat strategisbaik dari aspek
keagamaan, sosial, ekonomi dan kesejahteraanmasyarakat.
Untuk itu, BAZNAS mesti mampu memberikan kenyamanan
danJaminan bahwa zakat yang telah ditunaikan melalui BAZNAS itu
sampai kepada mustahik. Kenyamanan ini diharapakan akan melahirkan
kepercayaan yang berkelanjutan dari muzaki kepadaBAZNAS.
Keenam, aspek pengembangan amil. Untuk meningkatkan dan
menstandarkan kapasitas dan kompetensi amil secara nasional, maka perlu
dilakukan pelatihan dan pembinaan yang sesuai dan mengacu pada standar
nasional.
D. Pengertian LAZNAS

5
Menurut Sudirman, Lembaga Amil Zakat merupakan institusi
pengelola zakat yang dibentuk oleh masyarakat sehingga tidak memiliki
afiliasi dengan Badan Amil Zakat, yang notabene dibentuk atas prakarsa
pemerintah.5
Hampir sama dengan dengan definisi di atas, Noor Aflah
menyatakan bahwa LAZ ialah organisasi yang berbentuk badan hukum
yang bertugas melakukan penerimaan,pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan zakat.6
Sedangkan secara yuridis, definisi LAZ dapat ditemukan dalam
penjelasan Pasal 7Ayat (1) Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999
tentang Pengelolaan zakat mendefinisikan Lembaga amil zakat sebagai
institusi pengelolaan zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa
masyarakat dan oleh masyarakat.7
Pasca perubahan Undang-Undang pengelolaanZakat, definisi LAZ
disebutkan secara eksplisit dan rinci dalam Pasal 1Poin 8 UndangUndang
Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan zakat yang menyatakan bahwa
Lembaga Amil Zakat yang selanjutnya disingkat LAZ adalah lembaga
yang dibentuk masyarakat yang memiliki tugas membantu pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Berdasarkan definisi ini,
apabila dilihat dari organ yang membentuknya, LAZ merupakan institusi
yang bersifat infrastruktur, karena ia terbentuk atas prakarsa dari
masyarakat.8
Hanya Lembaga Amil Zakat yang telah dikukuhkan oleh
pemerintah saja yang diakui bukti setoran zakatnya sebagai pengurang
penghasilan kenapajak dari muzakki yang membayardananya. Bentuk
badan hukum untuk Lembaga Amil Zakat, yaituyayasan, karena Lembaga
Amil Zakat termasuk organisasi nirlaba,dan badan hukum yayasan dalam
melakukan kegiatannya tidakberorientasi untuk memupuk laba.

5
Sudirman. Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang: UIN-Malang Press). H.99
6
Noor Aflah. Arsitektur Zakat Indonesia Dilengkapi Kode Etik Amil Zakat Indonesia (Jakarta:
UIPress, 2009). H.11
7
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Lembaran Negara Tahun
1999 Nomor 164 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3885
8
Fathony, A. (2018). Optimalisasi Peran dan Fungsi Lembaga Amil Zakat dalam Menjalankan
Fungsi Sosial. Hakam, 2(1), h.7

6
E. Fungsi LAZNAS
Laznas adalah singkatan dari Lembaga Amil Zakat Nasional adalah
sebuah organisasi yang bergerak di bidang pengumpulan dan penyaluran
zakat, infaq, dan sedekah serta peningkatan kesejahteraan umat. Fungsi
Laznas adalah sebagai berikut:
1. Menyalurkan Zakat, Infaq, dan Sedekah
Laznas berfungsi sebagai lembaga amil zakat nasional yang
bertugas menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah kepada
penerima manfaat yang membutuhkan seperti fakir miskin,
mustahiq, dhuafa, dan lain-lain.
2. Menghimpun Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah
Laznas berfungsi menghimpun dana zakat, infaq, dan
sedekah dari masyarakat yang diberikan secara sukarela.
Dana ini kemudian disalurkan kepada penerima manfaat
yang layak.
3. Mengelola Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah
Laznas berfungsi sebagai lembaga yang mengelola dana
zakat, infaq, dan sedekah dengan cara yang efektif dan
efisien, agar dapat bermanfaat bagi penerima manfaat yang
membutuhkan.
4. Memberikan Edukasi Tentang Zakat dan Sosial
Laznas berfungsi juga untuk memberikan edukasi dan
sosialisasi tentang zakat dan peran keagamaan serta sosial
dalam kehidupan masyarakat.
5. Berperan Sebagai Jembatan Antara Donatur dan Penerima
Manfaat
Laznas berperan sebagai jembatan antara donatur dan
penerima manfaat. Laznas memastikan bahwa dana yang
diberikan oleh donatur disalurkan secara tepat dan benar
kepada penerima manfaat yang membutuhkan.
6. Menyelenggarakan Program-Program CSR Untuk
Peningkatan Kesejahteraan

7
Laznas juga memiliki fungsi untuk menyelenggarakan
program-program CSR (CorporateSocialResponsibility)
yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan lingkungan sekitar.
7. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya
Zakat dan Sosial
Laznas juga berfungsi dalam meningkatkan kesadaran
masyarakat akan pentingnya zakat dan sosial sebagai bagian
dari peran keagamaan dan sosial di tengah masyarakat.

Dengan berbagai fungsi yang dimilikinya, Laznas diharapkan dapat


berperan penting dalam membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan memperkuat peran keagamaan dan sosial di tengah-tengah
masyarakat.

F. Peranan LAZNAS
Lembaga Amil Zakat diakui oleh Undang-Undang sebagai bentuk
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dana zakat, infaq, danshadaqah
di Indonesia. Pasal 1 poin 1 Undang-Undang Nomor 38Tahun 1999
menyebutkan bahwa pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian
serta pendayagunaan zakat.9
Berdasarkan ketentuan di atas terdapat tiga peran yang dimainkan
dalam pengelolaan zakat, yaitu operator, pengawas dan regulator.peran
yang dimainkan LAZ hanya sebagian kecil, yaitu sebagai operator.
Sedangkan peran-peran yang lain menjadi kewenangan pemerintah. Peran
ini diatur dalam Pasal 8 yang menyatakan badan amil zakat sebagaimana
dimaksud pada Pasal 6 dan lembaga amil zakat sebagaimana dimaksud
pada Pasal 7 mempunyaitugas pokok mengumpulkan, mendistribusikan
dan mendayagunakanzakat sesuai dengan ketentuan agama. LAZ dengan
BAZ memilikiperan dan kedudukan yang sama, yaitu membantu
pemerintah mengelola zakat. Keduanya berdiri sendiri dalam melakukan

9
Ramadhita, R. (2012). Optimalisasi Peran Lembaga Amil Zakat Dalam Kehidupan Sosial.
Jurisdictie. H.30.

8
aset zakat. Keberadaan LAZ maupun BAZ harus mampu mewujudkan
tujuan besar dilaksanakannya pengelolaan zakat, seperti meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam penunaian zakat,meningkatkan fungsi
pranata keagamaan untuk mewujudkan ke sejahteraanmasya rakat dan
keadilan sosial, serta meningkatkan hasilguna dan daya guna zakat10

10
Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia (Malang: UIN-Malang Press 2008). H 253-
254

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan sebagai salah
satu lembaga pemerintah non struktural yang bertugas
menerima,mengelola, dan mendistribusikan zakat serta bertanggung jawab
kepada pemerintah secara langsung sesuai dengan tingkatnya. Menurut
Sudirman,lembaga Amil Zakat merupakan institusi pengelola zakat yang
dibentuk oleh masyarakat sehingga tidak memiliki afiliasi dengan Badan
AmilZakat, yang notabene dibentuk atas prakarsa pemerintah.
LAZ dengan BAZ memiliki peran dan kedudukan yang sama,yaitu
membantu pemerintah mengelola zakat. Keduanya berdiri sendiri dalam
melakukan aset zakat. Keberadaan LAZ maupun BAZ harus mampu
mewujudkan tujuan besar dilaksanakannya pengelolaan zakat,seperti
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penunaian zakat,meningkatkan
fungsi pranata keagamaan untuk mewujudkan ke sejahteraanmasya rakat
dan keadilan sosial, serta meningkatkan hasil gunaDan daya guna zakat.
UU 23 Tahun 2011 secara tegas menjabarkan bahwa dua tujuan
pengelolaan zakat di Indonesia adalah untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pelayanan dalam pengelolaan zakat dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan penang-gulangankemisinan.
Artinya,Pengelolaan zakat harus senantiasa dikaitkan dengan agenda
peningkatankesejahteraan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.
Untuk itu,penting bagi BAZNAS agar dapat membangun koordinasi dan
sinergi dengan seluruh Kementerian/Lembaga non Kementerian terkait di
bidang pengentasan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan sosial.
Bahwasanya, dalam agenda ini, tidak semestinya BAZNAS hanya bekerja
sendiri atau hanya dengan melibatkan BAZNAS Provinsi,
BAZNASKabupaten/Kota, dan LAZ, namun juga perlu melibatkan seluruh
institusi Pemerintah dalam agenda tersebut.

10
B. Saran
Semoga setelah mempelajari dan memahami makalah ini, kita
dapat mengerti akan BAZNAS dan LAZNAS. Untuk itu, kita sebagai
generasi penerus mampu memahami dan menelaah berbagai kesalahan
yang tidak sesuai dengan aturan.
Kami menyadari makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu
kritik dan saran yang membangun kami butuhkan dari teman-teman
ataupun Dosen pengampu mata kuliah Manajemen ZISWAK .

11
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, E. S., & Khumaini, S. (2020). Analisis efektivitas penyaluran zakat


pada badan amil zakat nasional. Al Maal: Journalof Islamic
EconomicsandBanking, 1(2)

Fakhruddin. Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia (Malang: UIN-Malang


Press 2008).

Fathony, A. (2018). Optimalisasi Peran dan Fungsi Lembaga Amil Zakat


dalam Menjalankan Fungsi Sosial. Hakam, 2(1),

(http://pid.baznas.go.id/mutu-fungsi-baznas/)

Gifary, Abuzar. UPAYA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL KOTA


PALOPO DALAM MENINGKATKAN KEPERCAYAAN
MASYARAKAT UNTUK MEMBAYAR ZAKAT. Diss. Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo, 2022.

Noor Aflah. Arsitektur Zakat Indonesia Dilengkapi Kode Etik Amil Zakat
Indonesia (Jakarta: UIPress, 2009)

Sudirman. Zakat dalam Pusaran Arus Modernitas (Malang: UIN-Malang


Press).

Ramadhita, R. (2012). Optimalisasi Peran Lembaga Amil Zakat Dalam


Kehidupan Sosial. Jurisdictie.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Lembaran


Negara Tahun 1999 Nomor 164 Tambahan Lembaran Negara Nomor
3885

12

Anda mungkin juga menyukai