Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

SISTEM PENGELOLAAN ZAKAT NASIONAL

Diajukan Kepada Dosen Mata Kuliah Hukum Zakat dan Perwakafan


Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Dosen Pengampu: Drs. M. Ilham Masykuri Hamdie, M. Ag

Disusun oleh

Mahbubatunnisa 170101040522
Saipul Pajri 170101040998

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI
BANJARMASIN
2019 M/1441 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’ala dan Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Shallallahu Alaihi Wasallam sampai akhir hayat. Dalam kesempatan ini akhirnya
penyusun dapat menyelesaikan tugas Hukum Zakat dan Perwakafan yang berjudul
“Sistem dan Manajemen Zakat Nasional”.

Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, hal ini dikarenakan keterbatasan
waktu, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki penyusun, oleh karena itu
penyusun sangat mengharapkan adanya saran atau kritik yang sifatnya membangun
untuk perbaikan dimasa yang akan datang dan sebagai motivasi bagi kami untuk lebih
baik kedepannya.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua


pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini terutama kepada dosen
pengampu mata kuliah Hukum Zakat dan Perwakafan, bapak Drs. M. Ilham Masykuri
Hamdie, M. Ag. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala, membalas amal kebaikan
beliau. Jazaakumullah khairon. Aamiin.

Dengan segala pengharapan dan doa semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Barakallahu fiikum,
Wassalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh.

Banjarmasin, 18 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan.................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3

A. Pengertian Lembaga Pengelola Zakat................................................3


B. Fungsi Pengelolaan Zakat Nasional ..................................................4
C. Tujuan Pengelolaan Zakat Nasional..................................................5
D. Prinsip dan Manajemen Zakat Nasional.............................................6
BAB III PENUTUP..........................................................................................14

A. Simpulan...........................................................................................14
B. Saran.................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zakat adalah salah satu rukun islam yang bercorak sosial-ekonomi dari
lima rukun islam. Dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil usaha, zakat
harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat islam, amanah,
kemanfaatan, keadilan, kepastan hukum, terintegritas dan akuntibiltas, sehingga
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengellolaan zakat
(UU No 23 Tahun 2011 Tentang pengelolaan zakat).
Bentuk organisasi masa lampau hanya membentuk kpanitian dan
keberadaan hanya pada bulan puasa saja setelah itu dibubarkan. Untuk
mengotimalkan pengelolaan zakat tersebut sesuian dengan kebutuhan hukum
dalam masyarakat pemerintah membentuk undang-undang nomor 23 tahun 2011
tentang pengelolaan zakat. Dalam upaya mencapai tujuan pengelolaan zakat,
dibentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Untuk membantu BAZNAS
dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat,
masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZ).
Lembaga zakat wajib mendistribusikan zakat kepada mustahik sesuai
dengan syariaat islam, pendistribusian dilakukan berdasarkaan skala prioritas
dengan memperhatikan prinsip-prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan.

B. Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang yang ada membuat mahasiswa masih belum
mengetahui tentang Zakat dan Pajak, maka dari itu timbul beberapa pertanyaan
penulis untuk mengangkat rumusan masalah antara lain:
1. Apa Pengertian Lembaga Pengelola Zakat?

2. Apa Fungsi lembaga pengelolaan zakat?

3. Apa Tujuan lembaga pemgelolaan zakat?

1
4. Bagaimana prinsip manajemen pengelolaan zakat?

C. Tujuan
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penulisan ini mempunyai
tujuan sebagai berikut:
1. Agar Mahasiswa/i dapat memahami pengertian lembaga pengelolaan zakat.
2. Agar Mahasiswa/i dapat mengetahui apa saja yang menjadi fungsi lembaga
pengelola zakat.
3. Agar Mahasiswa/i dapat mengetahui apa saja tujuan dari lembaga pengelola
zakat itu.
4. Agar Mahasiswa/i dapat mengetahui apa saja prinsip manajemen dalam
lembaga pengelolaan zakat
5. Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lembaga Pengelola Zakat

UU 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat diundangkan untuk

mengganti Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat

yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan kebutuhan hukum dalam

masyarakat sehingga perlu diganti dengan yang baru dan sesuai.

Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan

pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan

zakat. Zakat sendiri artinya adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang

muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya

sesuai dengan syariat Islam. Zakat berbeda dengan infak dan sedekah. Infak

adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat

untuk kemaslahatan umum. Sedekah adalah harta atau non harta yang

dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan

umum.

Dalam upaya mencapai tujuan pengelolaan zakat, dibentuk Badan

Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang berkedudukan di ibu kota negara,

BAZNAS provinsi, dan BAZNAS kabupaten/kota. BAZNAS merupakan

lembaga pemerintah nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung

jawab kepada Presiden melalui Menteri. BAZNAS merupakan lembaga yang

berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional. Untuk

3
membantu BAZNAS dalam pelaksanaan pengumpulan, pend istribusian, dan

pendayagunaan zakat, masyarakat dapat membentuk Lembaga Amil Zakat

(LAZ).1

B. Fungsi Pengelolaan Zakat Nasional

Dalam pelaksanaan fungsi sebagaimana dimaksud dalam pasal 6, Baznas:

 Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

 Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaann;

 Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

 Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

 Lembaga pengelola zakat yang berkualitas sebaiknya mampu mengelola

zakat yang ada secara efektif dan efisien. Program-program penyaluran

zakat harus benar-benar tersalurkan oleh para mustahik dan memiliki nilai

manfaat bagi mustahik tersebut. Selain itu, seluruh anggota organisasi

pengelola zakat telah memahami dengan baik syariat dan seluk-beluk

zakat sehingga pengelolaan zakat tetap berada dalam hukum islam dan

tentunya hal ini harus sejalan dengan asas-asas pengelolaan zakat.2

1
http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214112210168.pdf
2
https://belajarzakatyuks.blogspot.com/2017/11/peran-dan-fungsi-lembaga-amil-zakat.html

4
C. Tujuan Pengelolaan Zakat Nasional

Berdasarkan Pasal 3 UU No. 23 tahun 2011, tujuan pengelolaan zakat adalah:

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan

zakat. Pengelolaan zakat yang baik.

2. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

3. Pengelolaan zakat dimaksudkan agar dana zakat yang disalurkan benar-

benar sampai pada orang yang tepat dan menyalurkan dana zakat tersebut

dalam bentuk yang produktif sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan zakat untuk hal yang produktif

dapat dilakukan dengan mendirikan Rumah Asuh, melakukan

pelatihan home industry, mendirikan sekolah gratis, dan sebagainya.

D. Prinsip-Prinsip Manajemen Zakat Nasional

Manajemen merupakan kata serapan dari bahasa inggris,

"management” yag berkata “manage”, yang berarti “control” control dan

“succed” suskses. Dari kata ini dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah

pengendalian hingga mencapai sukses yang diinginkan.3

Manajemen adalah ilmu dan seni sangat penting yang telah merasuki

dan mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan. Dengan manajemen

manusia mampu mempraktikan cara-cara efektif dan efisien dalam

3
Sudirman, zakat dalam pusaran arus modernitas, (Malang: UIN Malang Press, 2007), hlm
71

5
pelaksanaan pekerjaan. Begitu pula halnya dalam pengurusan zakat,

manajemen dapat dimanfaatkan untuk merencanakan, menghimpun,

mendayahgunakan dan mengembangkan perolehan dana zakat secara efektif

dan efisien. Dengan demikian, dalam konteks organisasi, manajemen

merupakan suatu kebutuhan yang tak terelakan sebagai alat untuk

memudahkan pencapaian tujuan organisasi. Manajemen diperlukan untuk

mengelola berbagai sumber daya organisasi seperti sarana dan prasarana,

modal, waktu, sumber daya manusia, metode kerja dan sebagainya secara

efektif dan efisien.4

Di Indonesia, organisasi pengelolaan zakat terbagi ke dalam dua jenis:

Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Struktur

organisasi BAZ dan LAZ biasanya disusun berdasarkan pada kebutuhan

spesifikasi masing-masing. Namun, secara umum struktur tersebut terdiri atas

bagian pergerkan dana, bagian keuangan, bagian pendayagunaan dan bagian

pengawasan.5

Dari tugas pokok ini, ruang lingkup manajemen organisasi

pengelolaan zakat mencakup perencanaan, pengumpulan, pendayagunaan, dan

pengendalian. Dengan demikian, manajemen keuangan pun bertugas membuat

perencanaan kegiatan dan anggaran, menentukan kebijakan secara umum dan

menyusun petunjuk teknis pengelolaan zakat, serta melakukan pengendalian

atas penghimpunan, penyaluran dan saldo dana.6


4
Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern instrument pemberdayaan ekonomi umat,
(Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010), hlm 62
5
Ibid; hlm 64
6
Ibid; hlm 65

6
Terlepas daripada itu, manajemen sebuah organisasi harus memiliki

beberapa prinsip supaya organisasi berjalan dengan baik, yaitu:

1. Prinsip moral

Dalam sebuah organisasi sangat penting memiliki prinsip moral, apalagi

organisasi pengelola dan zakat, prinsip moral yang harus di miliki oleh

sebuah organisasi pengelola zakat, yaitu:

a. Amanah

Sifat amanah merupakan syarat mutlak yang harus dimiliki

oleh setiap amil zakat. Tanpa adanya sifat ini, hancurlah semua sistem

yang dibangun. Sebagaimana hancurnya perekonomian kita yang lebih

besar disebabkan karena rendahnya moral dan tidak amanah para

pelaku ekonomi. Sebaik apapun sistem yang ada, akan jika moral

pelakunya rendah. Terlebih dana yang dikelola oleh organisasi

pengelola zakat (OPZ) adalah dana umat. Dana yang dikelola itu

secara esensi adalah milik mustahik. Dan muzakki setelah memberikan

dananya kepada OPZ tidak ada keinginan sedikitpun untuk mengambil

dananya lagi. Kondisi ini menuntut dimilkinya sifat amanah dari para

amil zakat. Tanpa adanya sifat ini, semua sistem yang dibangun bisa

terancam hancur seperti hancurnya perekonomian bangsa ini lebih

banyak disebabkan rendahnya moral para pelaku ekonomi.7

b. Profesional

7
Ibid; hlm 71

7
Sifat amanah belumlah cukup. Harus diimbangi dengan

profesionalitas pengelolaannya. BAZ dan LAZ perlu dijadikan sebagai

lembaga profesi, bukan lembaga pengelola tradisional yang dikelola

secara sisa waktu dan pengelolaanya tidak digaji. Sudah saatnya

paradigma organisasi pengelolaan zakat diubah menjadi lembaga

professional. Untuk menjadi profesional, salah satu caranya adalah

bahwa pengelolanya harus terus meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan kerja, bekerja purna waktu dan digaji secara layak

sehingga segenap potensi untuk megelola dana zakat secara baik dapat

dicurahkan. Amil zakat professional tidak mencari tambahan

penghasilan sehingga dapat mengganggu pekerjaannya selaku amil

zakat. Hanya dengan profesionalitas yang tinggi, pengelolaan dana

zakat akan memberikan manffat yang optimum, efektif dan efisien.

c. Transparan

Dengan transparannya pengelolaan zakat, maka kita

mencipatkan suatu sistem control yang baik, karena tidak hanya

melibatkan pihak internal organisasi saja tetapi juga akan melibatkan

pihak eksternal seperti muzakki maupun masyarakat secara luas. Dan

dengan transparansi inilah rasa curiga dan ketidak percayaan

masyarakat akan dapat diminimalisasi.8

2. Prinsip lembaga

8
Ibid hlm 72

8
Dari aspek kelembagaan, sebuah OPZ seharusnya memperhatikan sebagai

berikut:

a. Visi dan Misi

Setiap OPZ harus memiliki visi dan misi yang jelas. Hanya dengan

visi dan misi inilah maka aktivitas atau kegiatan akan terarah dengan

baik. Jangan sampai program yang dibuat cenderung “sekedar bagi-

bagi uang”. Apalagi tanpa disadari dibuat program “pelestarian

kemiskinan”.

b. Kedudukan dan sifat lembaga

1) BAZ adalah organisasi pengelolaan zakat yang dibentuk oleh

pemerintah, di mana pengelolaanya terdiri dari unsur-unsur

pemerintahan dan masyarakat. Pembentukannya harus sesuai

dengan mekanisme sebagaimana telah diatur dalam keputusan

Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji No.D/291 Tahun 2001.

2) LAZ adalah organisasi pengelola zakat yang dibentuk sepenuhnya

atas prakarsa masyarakat dan merupakan badan hukum tersendiri,

serta dikukuhkan oleh pemerintah.

Dari kedua jenis OPZ di atas harus bersifat:

a) Independen

Dengan dikelola secara independen, artinya lembaga itu

tidak mempunyai ketergantungan kepda orang-orang tertentu

atau lembaga lain. Lembaga yang demikian akan lebih leluasa

9
untuk memberikan pertanggungjawaban kepada masyarakat

donator.

b) Netral

Karena didanai oleh masyarakat, berarti lembaga ini

adalah milik masyarakat, sehingga dalam menjalankan

aktivitas lembaga tidak boleh hanya menguntungkan golongan

tertentu saja( harus berdiri di atas golongan) karena jika tidak,

maka tindakan itu telah menyakiti hati donator yang berasal

dari golongan lain. Sebagai akibatnya, dapat di pastikan

lembaga akan ditinggalkan sebagai donator pontensialnya.

c) Tidak berpolitik prakti

Lembaga jangan sampai terjebak dalam kegiatan politik

praktis. Hal ini perlu dilakukan agar donator dari partai lain

yakin bahwa dana itu tidak digunakan untuk kepentingan partai

politik.

d) Tidak diskriminasi

Kekayaan dan kemiskinan bersifat universal. Di

amanapun, kapanpun, dan siapapun dapat menjadi kaya atau

miskin. Karena itu dalam menyalurkan dana lembaga tidak

boleh mendasarkan pada perbedaan suku atau golongan tetapi

selalu menggunakan parameter-parameter yang jelas dan dapat

dipertanggung jawabkan.9

9
Ibid; hlm 70

10
3. Prinsip manajemen

a. Memiliki sistem, prosedur dan aturan yang jelas

Sebagai sebuah lembaga, sudah seharusnya jika semua

kebijakan dan ketentuan dibuat aturan mainnya secara jelas dan

tertulis. Sehingga keberlangsungan lembaga tidak bergantung kepada

figure seseorang, tetapi kepada sistem. Jika terjadi pengantian SDM

sekalipun, aktivitas lembaga tidak akan terganggu karenanya.

b. Manajemen terbuka

Karena OPZ tergolong lembaga public, maka sudah selayaknya

jika menerapkan manajemen terbuka. Maksudnya, ada hubungan

timbal balik anatara amil zakat selaku pengelola dengan masyarakat.

c. Mempunyai rencana kerja

Rencana kerja disusun berdasarkan kondisi lapangan dan

kemampuan sumber daya lembaga. Dengan dimilkinya rencana kerja,

maka aktivitas OPZ akan terarah.

d. Memilki komite penyaluran

Agar dana dapat tersalurkan kepada yang benar-benar berhak,

maka harus ada suatu mekanisme sehingga tujuan tersebut dapat

tercapai. Salah satunya adalah dibentuknya komite ini adalah

melakukan penyeleksian terhadap setiap penyaluran dana yang akan

dilakukan. Apakah dana benar-benar disalurkan kepada yang berhak,

sesuai dengan ketentuan syariah, prioritas dan kebijakan lembaga.

11
Prioritas penyaluran perlu dilakukan. Hal ini tentunya berdasarkan

survey lapangan, baik dari sisi asnaf mustahik maupun bidang

garapan.

e. Memiliki sistem akuntasi dan manajemen keuangan

Sebagai sebuah lembaga publik yang mengelola dana

masyarakat, OPZ harus memiliki sistem akuntasi dan manajemen

keuangan yang baik. Karena berbagai laporan keuangan dapat lebih

mudah dibuat dengan akurat dan tepat waktu, keamanan dana relatif

lebih terjamin.

f. Publikasi

Semua yang telah dilakukan harus disampaikan kepada public,

sebagi bagian pertanggung jawaban dan transparannya pengelolaan.

Caranya dapat melalui media massa seperti surat kabar, majalah,

bulletin, radio, TV dan dikirim langsung kepada para donator atau

ditempelkan di papan pengumuman yang ada di kantor OPZ yang

bersangkutan.

d. Perbaikan terus menerus

Hal yang tidak boleh dilupakan adalah dilakukannya perbaikan

dan penningkatan secara terus menerus tanpa henti.10

10
http://blogmaszumar. Wordpress.com. 13/03/2020

12
13
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

1. Pengertian Lembaga Pengelola Zakat

adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam

pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat. Zakat sendiri

artinya adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan

usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan

syariat Islam.

2. Fungsi Pengelolaan Zakat Nasional

 Perencanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

 Pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaann;

 Pengendalian pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;

 Pelaporan dan pertanggung jawaban pelaksanaan pengelolaan zakat.

 Lembaga pengelola zakat yang berkualitas sebaiknya mampu mengelola

zakat yang ada secara efektif dan efisien.

3. Tujuan Pengelolaan Zakat Nasional

 Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan

zakat. Pengelolaan zakat yang baik.

 Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan

14
 Pengelolaan zakat dimaksudkan agar dana zakat yang disalurkan benar-

benar sampai pada orang yang tepat dan menyalurkan dana zakat tersebut

dalam bentuk yang produktif sehingga mampu meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan zakat untuk hal yang produktif

dapat dilakukan dengan mendirikan Rumah Asuh, melakukan

pelatihan home industry, mendirikan sekolah gratis, dan sebagainya.

4. Prinsip-Prinsip Manajemen Zakat Nasional

a. Prinsip moral;

b. Prinsip lembaga; dan

c. Prinsip manajemen

B. SARAN

Diharapkan dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca


maupun penyusun semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan ilmu
pengetahuan tentang zakat dan pajak. dan juga diharapkan dapat menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari dan berguna demi masa depan Bangsa dan
Agama.

15
DAFTAR PUSTAKA

INTERNET

http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/risetmhs/BAB214112210168.pdf
https://belajarzakatyuks.blogspot.com/2017/11/peran-dan-fungsi-lembaga-amil-
zakat.html
http://blogmaszumar. Wordpress.com. 13/03/2020

BUKU
Sudirman. 2007. zakat dalam pusaran arus modernitas. Malang: UIN Malang Press.
Khasanah Umrotul. 2010.Manajemen Zakat Modern instrument pemberdayaan
ekonomi umat. Malang: UIN-MALIKI PRESS.

16

Anda mungkin juga menyukai