Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Riset dan Manajemen Satwa Liar 2015

ESTIMASI POPULASI RUSA JAWA DALAM STUDI KELAYAKAN


RESTORASI RUSA JAWA (Rusa timorensis) DI HUTAN PENDIDIKAN
WANAGAMA I YOGYAKARTA
Oleh:
Diani Santi Nuswantari
Intisari
Hutan Pendidikan Wanagama I selain berfungsi sebagai hutan pendidikan juga
diajdikan sebagai kawasan restorasi Rusa Jawa (Rusa timorensis). Restorasi adalah
pengembalian suatu ekosistem atau habitat kepada struktur komunitas atau fungsi alami
aslinya. Salah satu aspek yang menentukan kelayakan suatu kawasan restorasi Rusa Jawa
adalah populasi. Populasi adalah sekelompok individu sejenis dalam kawasan dan waktu
tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan restorasi Rusa Jawa di Hutan
Pendidikan Wanagama I dari aspek populasi. Metode yang digunakan untuk mengestimasi
populasi Rusa Jawa adalah metode pellet count dengan membuat plot sebesar 100x20 m.
Berdasarkan perhitungan populasi yang dilakukan, diperoleh estimasi populasi Rusa Jawa di
Hutan Pendidikan Wanagama I sebanyak 7 individu. Dari segi populasi, Hutan Pendidikan
Wanagama I masih dikatakan layak sebagai kawasan restorasi Rusa Jawa karena masih dapat
ditemukan adanya populasi Rusa Jawa di dalamnya.
Kata kunci: Populasi, Restorasi, Rusa Jawa, Hutan Pendidikan Wanagama I
PENDAHULUAN
Hutan

yang tersebar pada beberapa wilayah di

oleh

Indonesia kecuali Pulau Kalimantan dan

Gadjah

Sumatera (Schroder, 1976). International

Mada pada tahun 1964. Berawal dari tanah

Union for Conservation of Nature and

kapur yang tandus, saat ini Hutan Pendidikan

Natural Resources (IUCN) pada tahun 2007

Wanagama I mempunyai ekosistem yang

mengelompokkan Rusa Jawa sebagai jenis

cukup stabil dan baik sehingga mempunyai

dengan kategori kurang beresiko dan sedikit

lebih dari 65 jenis pohon, serta menjadi

perhatian (low risk/low concern), kemudian

habitat bagi lebih dari 40 jenis fauna dan

pada tahun 2008 meningkat menjadi rentan

tidak kurang dari 1000 flora (Pramono,

(vulnerable) (Hedges et al., 2008).

merupakan
Fakultas

2010).

Pendidikan
hutan

Kehutanan

Salah

ditemukan

di

satu

yang

Wanagama
dibangun

Universitas

satwa

dalam

yang

kawasan

dapat

Selain digunakan untuk kepentingan

Hutan

pendidikan dan penelitian, Hutan Pendidikan

Pendidikan Wanagama I adalah Rusa Jawa

Wanagama

(Rusa

kawasan

timorensis).

Rusa

Jawa

(Rusa

timorensis) termasuk satwa liar dilindungi

juga

restorasi

digunakan
Rusa

Jawa,

sebagai
melihat

statusnya sebagai satwa yang dilindungi.

Jurnal Riset dan Manajemen Satwa Liar 2015


Restorasi

adalah

pengembalian

suatu

kawasan restorasi. Apabila masih dapat

ekosistem atau habitat kepada struktur

ditemukan suatu populasi individu tertentu

komunitas, komplemen alami spesies, atau

pada suatu kawasan restorasi, maka dapat

fungsi alami aslinya (Hobbs et al., 2007;

disimpulkan kegiatan restorasi pada kawasan

Laughlin et al., 2008; Ruiz-Jaen dan Aide,

tersebut masih layak dilakukan.

2005; SERI, 2004). Kegiatan restorasi Rusa

Dinamika populasi suatu spesies pada

Jawa di Hutan Pendidikan Wanagama ini

suatu kawasan dapat bersifat fluktuatif dari

berawal pada tahun 2000 pada saat Unit

tahun ke tahun. Pertumbuhan populasi atau

KSDA DIY mulai menempatkan 10 ekor

dinamika

Rusa Jawa yang terdiri dari 6 ekor jantan dan

perubahan

4 ekor betina dari kebun binatang Gembira

(Supriyadi, 2006). Populasi dapat konstan

Loka, Yogyakarta dalam suatu penangkaran

atau dapat pula meningkat atau menurun

(Satiawan, 2004). Hutan Wanagama 1 seluas

terus. Perubahan ini disebabkan oleh proses

599,9 Ha merupakan tempat hidup sekitar 37

kelahiran,

ekor rusa timor yang berkembang secara

Naughton, dkk. 1990). Begitu juga dengan

alami

populasi Rusa Jawa di Hutan Pendidikan

(Supraptomo,

2006).

Sedangkan

populasi

adalah

populasi

bersama

kematian

dan

migrasi

populasinya menurun menjadi 19 individu

berubah-ubah dari tahun ke tahun karena

(Janiawati, 2012). Restorasi di kawasan

proses-proses

Hutan Pendidikan Wanagama I dilakukan

dipengaruhi oleh perubahan kualitas habitat

karena populasi Rusa Jawa cenderung

serta intervensi dan keterlibatan masyarakat

menurun

sekitar

diakibatkan

oleh

ke

waktu

degradasi

yang

lingkungan,

biologis

terhadap

Pendidikan

populasinya

(Mc

Wanagama

waktu

yang

waktu

berdasarkan hasil riset pada tahun 2011

dari

gambaran

yang

dapat

pengelolaan

Wanagama

I,

dapat

Hutan

terlebih

lagi

sehingga menurunkan daya dukung terhadap

kawasan pemukiman yang letaknya dekata

keberadaan satwa (Dewi, 2006).

dengan

hutan.

Oleh

sebab

itu,

perlu

Keberhasilan suatu kegiatan restorasi

dilakukan kajian tentang estimasi populasi

salah satunya dapat ditinjau dari aspek

Rusa Jawa di Hutan Pendidikan Wanagama

populasi

untuk melihat kelayakan kegiatan restorasi

suatu

satwa.

Dalam

tingkat

organisasi biologis, populasi didefinisiakan

Rusa

sebagai sekelompok organisme satu spesies

Pendidikan

dalam suatu wilayah pada waktu tertentu

harapannya dapat ditentukan pengelolaan

(Krebs,

dalam

yang tepat dalam kegiatan restorasi untuk

kegiatan restorasi dapat dilihat dari jumlah

menjaga kelestarian Rusa Jawa di masa yang

individu yang terdapat pada suatu luasan

akan datang.

1978).

Aspek

populasi

Jawa

yang

dilakukan

Wanagama

di

Hutan

sehingga

Jurnal Riset dan Manajemen Satwa Liar 2015


BAHAN DAN METODE

minimal 6 pellet count pada tiap petak dan

Penelitian ini dilakukan di Hutan


Pendidikan

Wanagama

I,

Gunungkidul,

penentuan tempat plot dilakukan secara


purposive

sampling,

yaitu

pengambilan

Yogyakarta petak 5, 6, 7, 13, 14, 16, dan 18

sampel berdasarkan subyek yang dipilih

pada tanggal 23 November 2014 dan 07

karena karakteristik khusus yaitu di area

Desember 2014, pukul 07.00 17.00 WIB.

yang diperkirakan terdapat Rusa Jawa yang

Untuk mencari estimasi populasi Rusa Jawa

dilihat dari keberadaan kotoran Rusa Jawa.

di Hutan Pendidikan Wanagama I, metode

Setelah plot pellet count dibuat, maka pada

pengambilan

dengan

area plot dibersihkan dari semua kotoran

menggunakan metode Pellet Count. Metode

Rusa Jawa dan area ditandai dengan GPS.

ini dilakukan dengan cara membuat petak

Setelah dua minggu Setelah 2 minggu

pengamatan berukuran 20m x 100m. Petak

dihitung jumlah kotoran baru, yang terdapat

atau plot pengamatan dibuat sebanyak

di dalam plot.

data

dilakukan

100m
20m

Gambar 1. Desain pellet count

Kemudian dicari estimasi populasi Rusa


Jawa dengan menggunkaan rumus:
P=

A. p
t . d .a

kali per hari)


P=estimasi jumlah populasi

Keterangan:
DATA DAN PEMBAHASAN

onggokan

Estimasi populasi Rusa Jawa dihitung


dengan

pendekatan

A = luas areal penelitian (600 Ha)


P = jumlah onggokan minggu ke-2
a = luas seluruh plot sampel
t = interval waktu pengamatan (14 hari)
d= defakasi atau rata-rata buang air besar (13

jumlah

onggokan

kotoran Rusa Jawa yang ditemukan pada


pellet count. Berikut adalah jumlah

kotoran

Rusa

Jawa

yang

ditemukan pada masing-masing petak di


Hutan Pendidikan Wanagama I.
Tabel 1. Jumlah onggokan kotoran Rusa
Jawa
Petak

Jumlah Onggokan

Jurnal Riset dan Manajemen Satwa Liar 2015

5
6
7
13
14
16
18
Jumlah

individu. Hasil perhitungan estimasi ini jika

Kotoran
1
6
4
0
1
4
0
16

dibandingkan dengan data hasil perhitungan


estimasi

populasi

riset

sebelumnya

cenderung menurun karena pada data hasil


riset dan pada tahun 2011 dan 2012, Rusa
Jawa mempunyai estimasi populasi sebanyak
21 ekor dan 19 ekor. Sedangkan estimasi
populasi yang diperoleh pada data hasil

Dari ketujuh petak yang dijadikan


sebagai

lokasi

penelitian

ditemukan

sebanyak 16 onggokan kotoran rusa, di petak

praktikum riset dan manajemen satwa liar


tahun 2013 adalah sebanyak 9 individu Rusa
Jawa.

5,6,7,14 dan petak 16. Dari total 16

Menurunnya populasi Rusa Jawa di

onggokan yang ditemukan pada minggu ke

Hutan Pendidikan Wanagama I merupakan

dua dengan total luasan plot yang diambil

bagian dari sebuah dinamika populasi.

(8,6 ha) dan rata-rata defakasi Rusa Jawa 13

Populasi di suatu tempat dapat stabil serta

kali per hari, diperoleh estimasi populasi

dapat juga mengalami fluktuasi meningkat

Rusa Jawa di Hutan Pendidikan Wanagama I

atau menurun terus. Perubahan-perubahan

(600 ha) adalah sebagai berikut:

yang menyebabkan fluktuasi dalam dinamika

A p
P=
tda

populasi suatu spesies disebabkan oleh


empat faktor yang saling mempengaruhi,
yaitu

P=

600 16
14 13 8,4

kelahiran

(natality),

kematian

(mortality) dan migrasi (emigrasion dan


imigrasion) (Mc Naughton, dkk. 1990).
Perubahan-perubahan ini merupakan bagian

P=6,2794 7 individu

dari proses ekologis dan menjadi fokus


utama ekologi populasi. Jika populasi suatu

Sehingga diperoleh estimasi populasi Rusa

spesies cenderung konstan maka biasanya

Jawa di Hutan Pendidikan Wanagama I

proses ekologi yang terjadi seimbang antara

adalah sejumlah 7 individu.

natalitas dan mortalitas serta emigrasi dan

Berdasarkan data pellet count yang

imigrasi.

Adapun

faktor-faktor

yang

diperoleh, didapatkan 16 onggokan kotoran

mengatur kepadatan suatu populasi dapat

diperoleh estimasi populasi Rusa Jawa di

dibagi menjadi dua golongan yaitu faktor

Hutan Pendidikan Wanagama I sebanyak 7

eksternal yang berasal dari luar seperti


kompetisi, predasi, dan perubahan habitat
4

Jurnal Riset dan Manajemen Satwa Liar 2015


serta faktor internal yang berasal dari dalam

memenuhi kapasitas jumlah yang dibutuhkan

individu itu sendiri seperti perubahan genetik

Rusa

dan kemampuan bertahan hidup (Oka, 1995).

lingkungan sekitar juga dapat menjadi faktor

Dari

penjelasan

dikatakan

bahwa

di

atas,

eksternal

untuk

penentu

hidup.

Selain

berkurangnya

itu
hasil

semakin

estimasi populasi Rusa Jawa. Letak Hutan

berkurangnya hasil perhitungan estimasi

Pendidikan Wanagama I yang dekat dengan

populasi Rusa Jawa di Hutan Pendidikan

pemukiman dan bentuk pengelolaan lahan

Wanagama I disebabkan dua faktor, yaitu

yang

faktor dari dalam dan dari luar. Faktor dari

menyebabkan banyak aktivitas yang sering

dalam adalah berasal dari Rusa Jawa itu

dilakukan masyarakat sekitar di dalam

sendiri yaitu kematian alami Rusa Jawa yang

kawasan Hutan Pendidikan Wanagama I,

disebabkan karena Rusa Jawa kemampuan

sehingga membuat Rusa Jawa yang takut

bertahan hidup Rusa Jawa yang tidak dapat

karena mereka cenderung pergi jika melihat

mengimbangi proses ekologis yang terjadi.

keberadaan manusia. Selain itu, menurut

Sedangkan

menjadi

masyarakat sekitar, Rusa Jawa juga telah

penyebab berkurangnya hasil perhitungan

berpindah tempat ke lokasi lain serta praktik

estimasi Rusa Jawa adalah makhluk hidup

perburuan yang terjadi. Hal ini diketahui dari

lain,

wawancara dengan masyarakat sekitar yang

faktor

keadaan

sehingga

penyebab

dapat

Jawa

luar

habitat

terjadi

yang

dan

lingkungan

proses-proses

seperti

melibatkan

mengatakan

bahwa

masyarakat

di

sekitar

Hutan

telah

terjadi

kompetisi baik dalam mencari makan,

Pendidikan

pasangan, dan tempat tinggal sehingga bagi

perburuan Rusa Jawa walaupun tidak terlalu

individu yang tidak dapat bertahan dalam

banyak dan mayoritas yang melakukan

proses kompetisi akan mengalami kematian.

perburuan adalah orang luar atau bukan

Perubahan

masyarakat sekitar hutan.


Walaupun hasil perhitungan estimasi

kondisi

habitat

juga

dapat

menyebabkan jumlah populasi Rusa Jawa


menurun. Kondisi habitat yang dimaksud
meliputi

ketersediaan

pakan,

pelindung

(cover), air dan ruang Rusa Jawa. Tetapi


dalam kasus ini, perubahan habitat bukan
merupakan

faktor

yang

menyebabkan

penurunan popukasi Rusa Jawa karena


berdasarkan penelitain tentang ketersediaan
pakan, pelindung (cover), air dan ruang di
Hutan

Pendidikan

Wanagama

sudah

Wanagama

sekitar

populasi Rusa Jawa mengalami oenurunan


dari tahun-tahun sebelumnya, hasil estimasi
populasi Rusa Jawa di Hutan Pendidikan
Wanagama I ini sebenarnya belum bisa
menggambarkan

jumlah

populasi

sebenarnya. Hal ini dikarenakan pada saat


menemukan onggokan kotoran Rusa Jawa,
kotoran tersebut banyak yang berukuran
kecil. Hal ini menandakan bahwa di Hutan

Jurnal Riset dan Manajemen Satwa Liar 2015


Pendidikan Wanagama I, terdapat individu-

Pendidikan Wanagama I masih layak untuk

induvidu anakan Rusa Jawa sehingga dapat

dijadikan restorasi Rusa Jawa.

dikatakan Rusa Jawa masih mengalami

KESIMPULAN

perkembangbiakan dengan baik.

Defakasi

Hutan Pendidikan Wanagama I masih

atau rata-rata buang kotoran Rusa Jawa

layak dijadikan sebagai kawasan restorasi

dewasa dan Rusa Jawa anakan tentunya

Rusa Jawa (Rusa timorensis) bila ditinjau

berbeda, Rusa Jawa anakan cenderung

dari perhitungan estimasi populasi yang

memiliki rata-rata buang kotoran dalam

dilakukan. Hal ini dikarenakan masih dapat

sehari lebih kecil dari Rusa Jawa dewasa.

ditemukan idividu Rusa Jawa sebanyak 8

Keberadaan individu-individu anakan Rusa

individu dalam cakupan 600 hs seluruh luas

Jawa ini diharapkan dapat meneruskan

hutan Pendidikan Wanagama I.

pelestarian Rusa Jawa.

SARAN

Oleh karena itu,

dapat dikatakan bahwa Rusa Jawa di Hutan


Pendidikan

Wanagama

belum

mengalami

penurunan

populasi

tentu

1. Perlunya

peningkatan

pengelolaan

perlu

kegiatan
mengadakan

karena

pemantauan di lapangan tentang kondisi

adanya individu-individu anakan tidak dapat

populasi dan habitat Rusa Jawa agar

disamakan perhitungan estimasi populasinya

kegiatan restorasi dapat terkontrol dan

dengan individu dewasa.


Walaupun demikian, keberadaan Rusa

berjalan sesuai tujuan.


2. Diperlukan penyuluhan dan pemberian

Jawa yang bisa ditemukan di dalam kawasan

informasi yang berkala oleh pihak

Hutan

pengelola agar masyarakat dapat peduli

Pendidikan

menunjukan

Wanagama

bahwa

Hutan

ini

Pendidikan

Wanagama I masih layak untuk dijadikan


kawasan Restorasi Rusa Jawa. Karena
dengan masih ditemukannya individu Rusa
Jawa,

membuktikan

Pendidikan

Wanagama

menyediakan

kondisi

bahwa

Hutan

dapat

masih
habitat

yang

dibutuhkan Rusa Jawa. Jadi dapat dikatakan


bahwa populasi Rusa Jawa di Hutan

DAFTAR PUSTAKA

dengan

keberadaan

Pendidikan

rusa

Wanagama

di
I

Hutan

sehingga

presepsi masyarakat dapat disamakan.


3. Perlunya kerjasama yang baik antara
pihak pengelola dengan masyarakat
setempat, hal ini dapat mempermudah
pihak pengelola dalam hal pemantuan
dan evaluasi kegiatatn restorasi Rusa
Jawa.

Dewi, A.S. 2006. Studi Kerugian Petani oleh


Rusa

Jawa

(Cervus

timorensis
6

Jurnal Riset dan Manajemen Satwa Liar 2015


russa Mul. & Schl) di Sekitar Petak

Mc Naughton, S. dkk. 1990. Ekologi Umum.

5 Hutan Wanagama I Kabupaten

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Gunung Kidul. Skripsi. Fakultas


Kehutanan

Universitas

Gadjah

Mada. Yogyakarta.

Oka, I.N. 1995. Pengendalian Hama


Terpadu dan Implementasinya di
Indonesia. Gajah Mada University

Hedges, S., Duckworth J.W., Timmins R.J.,


G. Semiadi & A.P. Priyono. 2008.

Press. Yogyakarta.
Pramono, A. T. 2010. Hutan Wanagama.

Rusa timorensis. In: IUCN. IUCN

http://www.jogjatrip.com/id/543/huta

Red List of Threathened Species.

n-wanagama. Diakses pada Rabu 12

(www.iucnredlist.org).

November 2014 pukul 05.17 WIB

Hobbs R., J. A. Jentsch & M.T. Vicky. 2007.

Ruiz-Jaen, M. C. & T. M. Aide. 2005.

Restoration As a Process of Assembly

Restoration Success: How Is It Being

and

By

Measured.?

Disturbance. In: Linking Restoration

13: 56977.

Succession

Mediated

and Ecological Succession. Springer.


New York. pp.150-67.

Ecology

SERI. 2004. The SER International Primer


on Ecological Restoration. Eds A.

Janiawati, I.A., 2012. Laporan Praktikum

Clewell,

J.

Aronson

and

K.

Konservasi Fauna Langka Acara I

Winterhalder). Society for Ecological

Konservasi In Situ. Lab. Satwa Liar

Restoration International., Tucson

Bagian KSDH Fakultas Kehutanan


Universitas

Gadjah

Mada.

Yogyakarta.
Krebs,

Restoration

C.

J.

Setiawan, H. 2004. Studi Rusa Jawa (Cervus


timorensis russa, Mull. & Schl) di
Penangkaran Rusa Stasiun Flora

1978.

Ecology:

The

Fauna Bunder Kabupaten Gunung

Experimental Analysis of Distribution

Kidul. Skripsi. Fakultas Kehutanan

and Abudance. Second Edition. Harper

Universitas

& Row. New York.

Yogyakarta.

Gadjah

Mada.

Laughlin D. C., J. D. Bakker, M. L. Daniels,

Schroder, T. O. 1976. Deer In Indonesia.

M. M. Moore, C.A. Casey & J. D.

Agricultural University Weningen-

Springer.

Nature Conservation

Species

2008. Restoring Plant


Diversity and Community

Composition
Pinebunchgrass

in

Ponderosa

Ecosystem.

Ecology 197: 139-51.

Plant

Dept.

Netherlands.
Supraptomo, Harun. 2006. Home Range dan
Kelimpahan Rusa Jawa

(Cervus

timorensis) di Wanagama I Gunung


Kidul. Skripsi. Fakultas Kehutanan
7

Jurnal Riset dan Manajemen Satwa Liar 2015


Universitas

Gadjah

Mada.

Yogyakarta.
Supriyadi. 2006. Ekologi Populasi Hutan.
Fakultas

Kehutanan

UGM.

Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai