Anda di halaman 1dari 13

JURNAL

ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TABINGALAN (Puntioplites bulu) DI


WADUK PLTA KOTO PANJANG KABUPATEN KAMPAR
PROVINSI RIAU

OLEH
ZAHARATUL ISNAINI

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019

1
Stomach Content Analysis of Puntioplites bulu from the PLTA Koto Panjang
Reservoir Kampar Regency Riau Province

By:

Zaharatul Isnaini1); Windarti2); Efawani2); M. Fauzi2)


Faculty of Fisheries and Marine, University of Riau
Email: isna097@gmail.com

ABSTRACK

Puntioplites bulu is a freshwater fish that inhabit the Koto Panjang Reservoir. A
study aims to understand the stomach content of P. bulu has been conducted from
January to March 2019. The fish was sampled 6 times, once/ 2 weeks. There were
65 fishes captured, but 3 fishes were discharged as they had empty stomach.
Stomach content was analyzed using a volumetric method and then the
Preponderance Index (IP) was calculated. Results shown that the main food of the
fish is Crustacea 39,38460%. Based on the data obtained, it can be concluded that
the food of P. bulu was various.

Keywords : fish diet, Indeks of Preponderance, gut content, volumetric method


1)
Student of the Faculty of Fisheries and Marine Science, Universitas Riau
2)
Lecturer of the Faculty of Fisheries and Marine Science,Universitas Riau

1
ANALISIS ISI LAMBUNG IKAN TABINGALAN (Puntioplites bulu) DI
WADUK PLTA KOTO PANJANG KABUPATEN KAMPAR
PROVINSI RIAU

oleh:

Zaharatul Isnaini1); Windarti2); Efawani2); M. Fauzi2)


Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
Email: isna097@gmail.com

ABSTRAK

Puntioplites bulu adalah ikan air tawar yang menghuni Waduk Koto Panjang.
Sebuah penelitian bertujuan untuk mengetahui isi lambung P. bulu yang telah
dilakukan dari Januari hingga Maret 2019. Ikan itu diambil sampelnya 6 kali,
sekali / 2 minggu. Ada 65 ikan yang ditangkap, tetapi 3 ikan dikeluarkan karena
lambung kosong. Konten perut dianalisis menggunakan metode volumetrik dan
dihitung Indeks Preponderance (IP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
makanan utama ikan adalah Crustacea 39,38460%. Berdasarkan data yang
diperoleh, dapat disimpulkan bahwa makanan P. bulu bervariasi.

Keywords :Makanan ikan, Indeks Preponderance , isi lambung, metode


volumetrik
1)
Mahasiswi pada Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau
2)
Dosen pada Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau

2
PENDAHULUAN mengakibatkan populasi ikan
Waduk PLTA Koto Panjang semakin menurun.
merupakan wakduk terbesar yang Untuk mengatasi penurunan
berada di Provinsi Riau dengan luas populasi ikan tabingalan, perlu
12.400 ha sebagian besar terletak di dilakukan upaya konservasi dan
Kecamatan XIII Koto Kampar, kegiatan budidaya terhadap ikan agar
Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. tidak punah. Aspek kebiasaan makan
Waduk ini dibangun untuk merupakan informasi dasar bagi
memenuhi kebutuhan listrik wilayah pengelolaan sumberdaya perikanan
Riau-Sumatera Barat. Waduk ini yang baik. Sejauh ini informasi
juga memiliki sumberdaya perikanan mengenai kebiasaan makan ikan
yang tinggi. Tingginya sumberdaya tabingalan di Waduk PLTA Koto
perikanan yang terdapat di waduk ini Panjang belum ada, sehingga
dapat dilihat dari banyaknya jenis diperlukan penelitian mengenai
ikan yang yang terdapat di perairan analisis isi lambung ikan tabingalan
tersebut. Harahap et al, (2010) di Waduk PLTA Koto Panjang.
menyatakan bahwa jenis ikan yang
terdapat di Waduk PLTA Koto Penelitian ini bertujuan untuk
Panjang sebanyak 44 jenis Mengetahui jenis-jenis makanan ikan
diantaranya ikan bujuk, ikan toman, tabingalan yang yang terdapat di
ikan gabus, ikan tabingalan, ikan Waduk PLTA Koto Panjang.
barau, ikan kapiek, dan lain-lain.
METODE PENELITIAN
Salah satu ikan yang banyak Penelitian ini dilaksanakan pada
diminati oleh masyarakat adalah ikan bulan Januari-Maret 2019 di waduk
tabingalan. Ikan ini bernilai PLTA Koto Panjang Kabupaten
ekonomis tinggi yang banyak Kampar Provinsi Riau. Pengukuran
diperdagangkan dalam bentuk segar kualitas air langsung dilakukan
dengan harga jual mencapai Rp. dilapangan. Sedangkan untuk analisis
80.000/kg di pasaran. Ikan ini sampel dilakukan di Laboratorium
biasanya dijual di pasar-pasar Biologi Perairan Fakultas Perikanan
tradisional. dan Kelautan Universitas Riau.
Tingginya minat masyarakat
Alat dan Bahan
terhadap ikan tabingalan menjadikan Alat yang digunakan dalam
ikan tersebut selalu ada di pasaran. penelitian Analisis Isi Lambung Ikan
Kegiatan budidaya ikan ini belum tabingalan adalah mikroskop
dilakukan. Untuk memenuhi
olympus CX 21, timbangan digital,
permintaan pasar ikan ini hanya
caliper, kertas milimeter block, botol
diperoleh dari hasil tangkapan
sampel, cover glass, objeck glass,
nelayan. Kegiatan penangkapan ikan
cawan petri, pipet tetes. Sedangkan
yang dilakukan terus-menerus

3
bahan yang digunakan adalah sampel Pengukuran Ikan Sampel
ikan pantau dan lugol 1%. Pengukuran sampel ikan
dilakukan di Laboratorium Biologi
Metode Perairan Fakultas Perikanan dan
Metode yang digunakan dalam Kelautan Universitas Riau.
penelitian ini adalah metode survei. Pengukuran sampel ikan dilakukan
Sampel ikan tabingalan diperoleh dengan menggunakan caliper, ikan
dari hasil tangkapan nelayan dengan diukur panjang total (TL dan panjang
menggunakan alat tangkap jaring baku (SL), kemudian diukur berat
dengan ukuran 5 inchi. Untuk ikannya dengan menggunakan
mengetahui jenis-jenis makanan ikan timbangan analitik dengan ketelitian
tabingalan menggunakan IP (Indeks 0,1 gram dan ditentukan jenis
of Preponderance) atau “Indeks kelaminnya.
Bagian Terbesar” (Natarajan dan
Jhingran,1961). Penentuan Indeks Kepenuhan
Lambung
Prosedur Penentuan IKL (Indeks
Penentuan Lokasi Kepenuhan Lambung) dilakukan
untuk mengelompokkan ikan-ikan
Pengambilan sampel ini yang akan diamati pada tahap
dilakukan di Waduk PLT Koto selanjutnya. Indeks kepenuhan
Panjang dengan area penangkapan di lambung dapat diamati dan dibagi
muara sungai Batang Mahat. menjadi 10 kriteria (Sumiarsih,
2014), berikut keterangan dan
Pengambilan Sampel Ikan gambar IKL yang diamati seperti
pada Tabel 1.
Pengambilan sampel Tabel 1. Indeks Kepenuhan
dilakukan enem kali dengan interval Lambung
waktu sekali dua minggu selama tiga 10% 20% 30% 40% 50%
bulan. Sampel ikan di ambil dari
hasil tangkapan nelayan di lokasi
yang telah di tetapkan dengan
menggunakan alat tangkap jaring.
Waktu penangkapan ikan sampel
dilakukan pada saat siang hari 60% 70% 80% 90% 100%
sampai sore hari, ikan yang
tertangkap dimasukkan ke dalam
cool box yang berisi es batu. Hal ini
bertujuan untuk mencegah terjadinya
proses metabolisme di dalam tubuh
ikan. Sampel ikan diambil dalam
keadaan utuh. Kemudian ikan
Setelah didapatkan IKL,
dibawa langsung ke Laboratorium
selanjutnya dilakukan
Biologi Perairan untuk dibedah dan
pengelompokan lambung ikan yang
diamati isi lambungnya.
telah mencapai IKL lebih dari 25%

4
selanjutnya diamati (Sumiarsih, Jenis-jenis makanan yang
2014). didapatkan diidentifikasi dengan
menggunakan buku identifikasi
Pengukuran Volume Isi Lambung Sachlan (1980) dan Yunfang (1995).
Untuk mengetahui jenis-jenis
Pengukuran volume isi organisme yang menjadi makanan
lambung pada ikan tabingalan ikan tabingalan menggunakan IP
menggunakan metode volumetrik. (Indeks of Preponderance) atau
Pengukuran diawali dengan “Indeks Bagian Terbesar” (Natarjan
membedah lambung ikan dan dan Jhingran,1961). Rumus sebagai
dikeluarkan semua isinya diatas berikut:
milimeter block lalu makanannya Vi x Oi
dikumpulkan sehingga volumenya IP = 𝑥 100
∑Vi x Oi
dapat diperkirakan, selanjutnya
panjang, lebar dan tinggi diukur
Keterangan :
dibawah mikroskop dissecting
IP = Indeks of Preponderance (%)
(Windarti et al., 2018).
Vi = Persentase volume satu
Pengamatan Jenis Makanan makanan
Oi = Persentase frekuensi kejadian
Pengamatan jenis-jenis satu macam makanan
makanan dilakukan dengan ∑ Vi x Oi = Jumlah Vi x Oi dari
menggunakan mikroskop binokuler semua jenis makanan
yang dilengkapi dengan mikrometer.
Jenis makanan yang ditemukan Berdasarkan nilai Indeks of
diukur panjang, lebar dan tingginya. Preponderance persentase
Selanjutnya ukuran tersebut makanannya dibagi menjadi 3
dikonversikan ke dalam ukuran mm kategori yaitu menjadi makanan
berdasarkan perbesaran yang utama apabila nilai Indeks of
digunakan (perbesaran 400x dengan Preponderance IP > 40%, makanan
konversi 0.0025 mm). Kemudian pelengkap bila IP 4%-40% dan
volume plankton dihitung makanan tambahan apabila IP < 4%.
berdasarkan bentuk plankton
misalnya berbentuk silindris, bulat, Analisis Datap
batang dan lain-lain. Selanjutnya
kelimpahan plankton dihitung Data hasil penelitian yang
dengan menggunakan rumus diperoleh dikumpulkan dan
menurut Alaerts dan Santika (1984) dikelompokkan, selanjutnya
dapat diketahui dengan rumus : ditabulasikan dalam bentuk tabel dan
N= ( n x A/B x C/D x 1/E)fp diagram, kemudian dianalisis secara
Keterangan : deskriptif.
N = Kelimpahan plankton (sel/ml) HASIL DAN PEMBAHASAN
n = Jumlah plankton
Keadaan Umum Lokasi Penelitian
A = Luas cover glass (mm)
B = Luas bidang sapuan (mm) Waduk PLTA Koto Panjang
C = Volume isi lambung terletak di kabupaten Kampar
D = Volume 5 tetes (ml) Provinsi Riau. Waduk ini memiliki
E = Volume isi lambung + lugol 1%
fungsi utama sebagai Pembangkit
fp = Faktor pengenceran
Listrik Tenaga Air (PLTA) dan

5
dimanfaatkan untuk perikanan dan Ciri morfologi ikan
wisata. Waduk Koto Panjang ini tabingalan yaitu memiliki bentuk
merupakan hasil pembendungan kepala tumpul dan tidak bersisik.
beberapa sungai, yaitu Sungai Kampar Memiliki dua pasang mata yang
Kanan, Batang Mahat, Gulamo, Tapung terletak dibagian dorsal atas, mata
Air Tiris, Kapau, Tiwi, Takus, Osang, memiliki kelopak seperti gelatin
Arau Kecil, Arau Besar dan Cunding di
lebar. Mulut protactile terminal dan
Provinsi Sumatera Barat, dengan luas
subterminal, posisi sudut mulut
genangan sekitar 12.400 ha. Sungai
dengan sisi depan bola mata tegak
Kampar Kanan yang berhulu di
Sumatera Barat merupakan sungai lurus, bibir atas dan bawah menyatu.
utama yang mengalir menuju Waduk Pada bagian mulut atas terdapat
PLTA Koto Panjang. sungut yang berada tepat diatas bibir.
Bentuk tubuh pipih (compreset) yang
Kondisi lingkungan perairan ditutupi oleh sisik berbetuk cycloid.
Waduk PLTA Koto Panjang pada saat
Pada bagian tubuh di sepanjang baris
ini masih dalam keadaan tercemar
sisik terdapat rangkaian berupa pita
sedang dengan tingkat kesuburan
kategori eutrofik (Hasibuan, 2017). bewarna hitam, tegak tipis dengan
Disekitar perairan waduk terdapat bentuk yang tidak beraturan.
perkebunan karet dan sawit masyarakat
Sirip ikan tabingalan terdiri
dan juga masih terdapat hutan liar yang
dari sirip punggung (pinnae dorsalis),
belum dikelola oleh masyarakat.
Perairan Waduk PLTA Koto Panjang sirip dada (pinnae pectoralis), sirip
selain sebagai Pembangkit Listrik perut (pinnae ventralis), sirip anus
Tenaga Air (PLTA) juga (pinnae analis) dan sirip ekor (pinnae
dimamfaatkan masyarakat sebagai caudalis). Pada sirip punggung
tempat budidaya ikan seperti KJA memiliki permukaan dasar sirip
dan jalur transportasi Masyarakat. punggung persis sama dengan dasar
sirip perut, terdapat jari-jari lemah
Pengambilan sampel mengeras pada sirip punggung dan
dilakukan di waduk PLTA Koto terdapat gerigi-gerigi yang mengarah
Panjang di titik kan pada muara kebawah. Posisi sirip dada terdapat
Sungai Batang Mahat. Perairan di dibawah linea literalis persisi
area ini masih alami dan di dibawah sudut tutup insang
sekitarnya terdapat perkebunan (overculum) dan posisi sirip dada
masyarakat. Pada daerah ini tidak miring 450 (Oblique). Bentuk dari
terdapat KJA dan juga di sekitar sirip ekor tabingalan yaitu bercagak
daerah ini tidak ada permukiman (Gambar 1). Ciri tersebut sesuai
masyarakat. dengan yang dikemukakan oleh
Kottelat et al. (1993).
Morfologi Ikan Tabingalan

6
Gambar 1. Morfologi Ikan Tabingalan

Jumlah Tangkapan dan terdiri dari 40 ekor ikan jantan dan


Seksualitas Ikan Tabingalan 25 ekor ikan betina. Hasil dari ikan
Ikan tabingalan yang yang tertangkap serta panjang baku
tertangkap pada bulan Januari-Maret dan berat tubuh ikan tabingalan
2019 sebanyak 65 ekor yang selama penelitian dapat dilihat dari
Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah, panjang baku dan berat tubuh ikan tabingalan selama penelitian

NO Pengamatan Jenis Jumlah Panjang Baku Berat (gram)


(bulan) kelamin (ekor) (cm)
1 Januari Jantan 10 29,8-39,6 410-1010
Betina 2 39,9-40,2 1000
2 Februari Jantan 14 32,4-42 440-1100
Betina 10 31,5-42,2 610-980
3 Maret Jantan 16 27,1-37,4 260-800
Betina 13 22,4-44,7 280-1350

Anantomi ikan tabingalan pangkal tenggorokan (pharinx),


kerongkongan (esophagus), lambung
Organ saluran pencernaan (ventriculus), usus (intestinum) dan
ikan tabingalan terdiri dari mulut, anus (Gambar 2).

7
1
2 3
4
Gambar 2. Anatomi Saluran Pencernaan Ikan Tabingalan

Organ yang langsung gill rakers yang sedikit dan pendek,


berhubungan dengan makanan hal ini berguna untuk menyaring
adalah mulut. Bentuk mulut ikan makanan yang masuk ke dalam
tabingalan adalah protactile dengan saluran pencernaan. Sesuai dengan
posisi mulut subterminal. Keadaan pendapat Mudjiman (2004)
bibir berhubungan dimana bibir atas menyatakan bahwa tulang tapis
bersambung dengan bibir bawah. insang (gill rakers) dapat digunakan
untuk menentukan cara makan ikan.
Insang ikan tabingalan Tulang tapis insang pemakan
terdapat dibelakang rongga mulut. segalanya pada umumnya berukuran
Insang ikan tabingalan memiliki
medium (tidak terlalu pendek dan
empat pasang lengkung insang atau tidak terlalu panjang) dan memiliki
terdiri dari delapan lembar gill tekstur agak lentur. Bentuk insang
filament. Ikan tabingalan memiliki ikan tabingalan dapat dilihat pada
gill filament yang rapat dan memiliki Gambar 3.

Gill filament

Gill Rakers

Gill Arch

Gambar 3. Struktur Insang Ikan Tabingalan

Ikan tabingalan tergolong lambung yang membulat, seperti


ikan omnivora. Dilihat dari bentuk kantong dengan usus berbentuk
lambung ikan tabingalan memiliki lilitan. Ukuran saluran pencernaan

8
ikan tabingalan memiliki panjang dipanjangkan, hal ini bertujuan untuk
total 2 kali dari panjang tubuh. Usus menambah masa penahanan dan
ikan tabingalan memiliki ukuran pencernaan yang sukar dicerna sesuai
panjang yang bervariasi jika dengan pernyataan Bond (1987).

Lambu
ng
Usus

Anus

Gambar 4. Bentuk Saluran Pencernaan Ikan Tabingalan

Jenis Makanan Ikan Tabingalan 2 Chlorophyceae Asterococcus sp.


Berdasarkan analisis isi Geminella sp.
lambung ikan tabingalan yang Osmarium sp.
dilakukan terhadap beragam jenis Phacus sp.
makanan yang ditemukan, yang Rhizoclonium sp.
terdiri dari Bacillariophyceae, Ulothrix sp.
Chlorophyceae, Cyanophyceae, Zygnema sp
Xanthophyceae, sisa Crustacea, 3 Cyanophyceae Anabaena sp.
Oligochaeta, Rotifera dan serasah. 4 Xanthophyceae Goniochloris sp.
Beragam makanan yang terdapat di Tribonema
lambung ikan tabingalan sp.
menunjukkan bahwa ikan tabingalan 7 Serasah
adalah ikan omnivora. 5 Oligochaeta Branchiura sp.
6 Rotifera Argonotholco sp.
Ikan omnivara yaitu ikan Notholca sp.
pemakan tumbuhan dan hewan,
9 Sisa Crustacea
diantaranya tumbuhan, plankton, 8 Detritus
detritus, cacing, larva serangga dan
sebagainya.
Pada Tabel 3 dapat dilihat
Tabel 3. Jenis-jenis Makanan Ikan
jenis makanan ikan tabilangan
Tabingalan
bermacam-macam, yaitu
Bacillariophyceae, Chlorophyceae,
No Kelas Spesies Cyanophyceae, Xanthophyceae,
1 Bacillariophyceae Cyclotella sp. serasah, sisa Crustacea, Oligochaeta,
Frustulia sp. Rotifera dan Detritus.
Pinnularia sp. Keanekaragaman jenis makanan
Rhopalodia sp. tersebut diduga merupakan salah satu
Selenastrum sp. faktor pendukung populasi ikan
tabingalan yang dapat bertahan dan

9
berkembang biak. Keanekaragaman Nilai IP Ikan Tabingalan
makanan yang dimakan ikan Selama penelitian di dapat
tabingalan menandakan bahwa hasil tangkapan sebanyak 65 ikan
ketersediaan jenis makanan yang ada namun hanya 62 ikan sampel yang
di Waduk PLTA Koto mencukupi diamati sedangkan 3 ekor ikan
bagi kehidupan ikan tabingalan. mengalami kekosongan lambung.
Menurut Azmudin et al. (2013) Jenis makanan dalam lambung ikan
menyatakan bahwa bahwa tabingalan secara keseluruhan pada
ketersediaan makanan alami di penelitian ini dapat dilihat pada
Waduk PLTA Koto Panjang masih Gambar 5. Jenis makanan yang
mencukupi bagi ikan dan kualitas paling banyak dijumpai pada ikan
kesuburan perairan pada tingkat tabingalan adalah Crustacea
sedang. sebanyak 39,38460%.

2.96563%
16.52934% Bacillariophyceae
0.00659%
9.37374%
Chlorophyceae
6.27992%
0.00047% Crustacea
Cyanophyceae
Detritus
Olighochaeta
25.39330% Rotifera
0.06641% 39.38460% Serasah
Xanthophyceae
Gambar 5. IP Ikan Tabingalan

Berdasakan hasil pengamatan sebagai makanan pelengkap dan IP <


crustacea termasuk kedalam 4% dikategorikan sebagai makanan
kelompok makanan utama, serasah, tambahan. Kelompok makanan dari
detritus dan Chlophyceae termasuk jenis crustacea di dalam lambung
kelompok makanan tambahan dan ikan tabingalan tergolong tinggi. Hal
Bacillariophyceae, Rotifera, ini disebabkan karena tingginya
Oligochaeta, Cyanophyceae dan kebutuhan nutrisi pada ikan yang
Xanthophyceae termasuk kelompok tinggi dan juga tergantung pada
makanan pelengkap. Hal ini sesuai ketersediaan makanan di perairan.
dengan pendapat Natarajan dan Menurut Welcomme dalam
Jhingran dalam Windarti et al. Meliawati (2014), jenis makanan
(2018) apabila IP > 40%, maka yang akan dimakan ikan tergantung
dikategorikan sebagai makanan pada ketersediaan jenis makanan di
utama, IP 4%-40% dikategorikan alam dan adaptasi fisiologi ikan.

10
Dilihat dari jenis makanan Boyd, C.E. 1979. Biology of Fishes.
yang ditemukan yaitu plankton dan W. E. Saunders Comp.
crustacea, maka ikan tabingalan Philadelphia.
dapat digolongkan sebagai ikan
omnivora. Hal ini didukung oleh Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas
bentuk lambung ikan tabingalan Air Bagi Pengelolaan
memiliki lambung yang membulat, Sumberdaya Lingkungan
seperti kantong dengan usus Perairan. Kasinisius.
berbentuk lilitan. Ukuran saluran Yogyakarta. 258 hal.
pencernaan ikan tabingalan memiliki
panjang total 2 kali dari panjang ------------------.2006. Biologi
tubuh. Sesuai dengan pendapat Bond Perikanan, Yayasan Pustaka
dalam Pulungan (2010) menyatakan Nusantara.
bahwa apabila perbandingan panjang
saluran pencernaan dengan panjang Fardiaz, S. 2001. Polusi Air dan
tubuh 1-2 kali, maka ikan tergolong Udara. Penerbit Kanisius.
sebagai ikan omnivora. Yogyakarta. 18 Hal.

Kesimpulan Harahap, S., Syafriadiman dan E.


Huri. 2010. Identifikasi dan
Ikan tabingalan tergolong
Inventarisasi Ikan-Ikan dari
sebagai ikan omnivora dengan IP
Waduk PLTA Koto Panjang
(Index of Preponderance) tertinggi
Kabupaten Kampar, Riau.
yaitu Crustacea sebanyak
Terubuk, Berkala Perikanan.
39,38460%.
38(1): 39–47.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, I. F. 2012. Hubungan
Alaerts, G. dan S. S. Santika. 1984.
Nitrat dan Fosfat dengan
Metode Pengukuran Kualitas
Kelimpahan Plankton di
Air. Usaha Nasional.
Perairan Rawa Rantau Baru
Surabaya. 309 hal.
Basah Kecamatan Pangkalan
Kerinci Kabupaten Pelalawan
Azmudin., A. H. Simarmata dan M.
Provinsi Riau. Skripsi.
Siagian. 2013. Profil Vertikal
Jurusan Manajemen
Oksigen Terlarut di zona
Sumberdaya Perairan.
Lakustrin dan Transisi
Fakultas Perikanan dan
Waduk PLT Koto Panjang
Kelautan. Universitas Riau.
Kabupaten Kampar Provinsi
Pekanbaru. (Tidak
Riau.
Diterbitkan).
Bond, C.E.(1987). Biology of Fishes.
-------------------, S. Hariyadi dan E.
W.E. Sunders Comp.
M. Adiwilaga. 2017. Status
Philadelphia.
Kualitas Air dan Kesuburan

11
Perairan Waduk PLTA Koto --------------------. 2010. Kajian
Panjang, Provinsi Riau Ekobiologi Ikan Tabingal
(Water Quality State and (Puntioplites bulu Blkr) di
Trophic of PLTA Koto Sungai Siak, Riau. Jurnal
Panjang Reservoir, Riau Perikanan dan Kelautan.
Province), 22(3): 147–155. Universitas Riau. Pekanbaru.
https://doi.org/10.
18343/jipi.22.3.147. Riyadi, A. 2006. Kajian Kualitas Air
Waduk Tirta Shinta di
Kottelat, M., Whitten A. J., Kotabumi Lampug. Hidrosfir.
Kartikasari dan S. 1(2): 75-82.
Wirjoatodjo. 1993.
Freshwater Fishes of Western Sumiarsih, E. 2014. Dampak Limbah
Indonesia and Sulawesi-Ikan Kegiatan Keramba Jaring
Air Tawar Indonesia Bagian Apung (KJA) terhadap
Barat dan Sulawesi. (Edisi Karakteristik Biologis Ikan
Dwi Bahasa). Periplus Endemik di Sekitar KJA
Editions (HK) Ltd. Waduk Koto Panjang, Riau.
Disertasi. Bandung (ID):
Natarajan, A. V. and A. G. Jhingran. Universitas Padjajaran.
1961. Index of Preponderance
a Method of Grading the Susanto, H. 2004. Budidaya Ikan di
Food Element in the Stomach Pekarangan. Penebar
of Fishes. Indian J. Fish. 8(1): Swadaya. Jakarta. 152 hal.
54-59.
Windarti, R.M. Putra, D. Efrizon,
Mudjiman, A. 2004. Makanan Ikan. Efawani, Eddiwan, N. Safrina,
Edisi Revisi. Penerbit I. Mulyani, T. M. Ghazali.
Penebar Swadaya. Jakarta. 2018. Buku Ajar Keterampilan
190 hal. Dasar Laboratorium Biologi
Perairan. Universitas Riau.

12

Anda mungkin juga menyukai