Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS KELAYAKAN GEOMETRI FASILITAS SISI UDARA

(Studi Kasus Bandara Pondok Cabe)


Dwi Esti Intari1, Baehaki 2, Hudan Linas3
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
hudanlinas3@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geometrik fasilitas sisi udara pada Bandara Pondok
Cabe saat ini, serta menganalisis kelayakan geometrik fasilitas sisi udara bandara terhadap keperluan pesawat
rencana yaitu pesawat Boeing 737-800NG. Analisis dilakukan dengan menggunakan standar International
Civil Aviation Organization (ICAO) dan Federal Aviation Administration (FAA). Bagian geometrik fasilitas
sisi udara yang akan direncanakan diantaranya adalah runway, taxiway, dan apron.
Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan standar ICAO lebih ekonomis. Hasil
analisis berdasar standar ICAO yaitu panjang runway yang dibutuhkan pesawat rencana Boeing 737-800NG
senilai 2740 m, sementara panjang runway yang ada saat ini hanya 2126 m. Lebar runway yang dibutuhkan
untuk melayani pesawat rencana yaitu 45 m, tidak berbeda dengan nilai panjang runway existing. Dapat
disimpulkan bahwa geometrik fasilitas sisi udara Bandara Pondok Cabe belum mampu melayani pesawat
rencana. Diperlukan beberapa perubahan dimensi diantaranya perpanjangan runway yang awalnya 2126 m
menjadi 2740 m, kemudian panjang clearway dari 51,6 m menjadi 150 m, panjang stopway dari 50 m menjadi
60 m, dan panjang taxiway dari 160 m menjadi 235 m.

Kata kunci: Boeing 737-800NG, Geometrik Fasilitas Sisi Udara, standar International Civil Aviation
Organization, standar Federal Aviation Administration.

ABSTRACT
This study aims to determine the geometric conditions of the air side facilities at Pondok Cabe Airport
nowadays, as well as analyzing the feasibility of the airport’s geometric air side facilities to the needs of plan
aircraft that is the Boeing 737-800NG. The analysis was performed by using the standards of the International
Civil Aviation Organization (ICAO) and Federal Aviation Administration (FAA). The section of geometric air
side facilities that are planned include runway, taxiway, and apron.
The analysis revealed that the use of ICAO standard is more economical. The results of the analysis are
based on ICAO standards required runway length 737-800NG aircraft Boeing plans worth 2740 m, while the
existing runway length is only 2126 m. The width of the runway is needed to serve the best plan that is 45 m,
no different from the value of the existing runway length. It can be concluded that the geometric air side
facilities Pondok Cabe Airport have not been able to serve the best plan. Required some changes in dimensions
including runway extension that was originally 2126 m to 2740 m, then the length Clearway from 51.6 m to
150 m, stopway length of 50 m to 60 m, and 160 m length of the taxiway to 235 m.

Keywords: Boeing 737-800NG, Geometric Air Side facilities, International Civil Aviation Organization
standard, Federal Aviation Administration.
1. PENDAHULUAN transportasi dan tersedianya kapasitas
Fungsi sektor transportasi fasilitas transportasi. Untuk itu
merupakan peran yang sangat penting diperlukan perencanaan pembangunan
dalam pembangunan sebagai penunjang transportasi yang luas, lintas daerah, serta
terhadap peningkatan kegiatan pada bersifat jangka panjang.
sektor-sektor lain, dan juga sebagai Terbentuknya Rencana Strategis
pendorong untuk membuka Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
keterisolasian daerah-daerah. Tahun 2015 – 2019 (Renstra DJU 2015 –
Pembangunan sektor tranportasi selain 2019), oleh Kementerian Perhubungan,
diarahkan pada terwujudnya Sistem menjadi dasar dari berbagai wacana
Transportasi Nasional (sistranas) yang terhadap Bandar Udara Pelita Air Service
handal dan berkemampuan tinggi, juga yang lebih dikenal dengan Bandara
diarahkan pada terwujudnya Pondok Cabe. Rencana pengembangan
keseimbangan antara permintaan jasa Bandara Pondok Cabe menjadi komersil
adalah salah satu dari rencana tersebut,

1
dengan begitu poin 2.7 Renstra DJU menganalisis apakah komponen fasilitas
2015 – 2019 mengenai Sasaran Ditjen geometri yang telah ada sekarang dapat
Perhubungan Udara yang berbunyi memenuhi kebutuhan pesawat rencana,
“Meningkatnya layanan transportasi kebutuhan yang dimaksud antara lain
udara di perbatasan negara, pulau pesawat lepas landas, pesawat
terluar, dan wilayah non komersil mendarat, kebutuhan ruang parkir dan
lainnya” dapat diwujudkan. sebagainya. Analisis yang dilakukan
Harapannya penerbangan langsung dari berdasarkan standar International Civil
Bandara Pondok Cabe dapat Aviation Organization (ICAO). ICAO
mempercepat pertumbuhan ekonomi sendiri adalah sebuah lembaga
daerah, menjadi jembatan penerbangan perserikatan bangsa-bangsa yang
antar daerah berkembang yang selama mengembangkan teknik dan prinsip
ini tidak terjangkau. navigasi udara internasional. Dewan
Rencana perubahan status Bandara ICAO mengadopsi standar,
Pondok Cabe menjadi bandara merekomendasikan praktik mengenai
komersial bertujuan mengurangi penerbangan, dan memberi kemudahan
kepadatan di Bandara Internasional prosedur lalu lintas untuk penerbangan
Soekarno – Hatta dan Halim Perdana sipil yang diberlakukan secara
Kusuma. Dikarenakan jumlah internasional. Komponen-komonen
penumpang pertahun di Bandara udara yang perlu dianalisis
Internasional Soekarno – Hatta telah kelayakannya yaitu Runway, taxiway,
mencapai 60 juta orang. Berdasarkan dan apron.
Renstra DJU 2015 – 2019, bahwa a. Pengembangan Bandar Udara
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Wasior di Kabupaten Teluk
telah menyiapkan dana APBN kurang Wandonan Propinsi Papua Barat
lebih 61 triliun diantaranya untuk oleh Irwanto L. Pongsipulung (2015)
program pembangunan prasarana Dimensi Runway dapat ditentukan
bandara. dengan penggunaan standar ICAO,
Sehubungan dengan rencana seperti yang dilakukan pada penelitian
pengembangan Bandara Pondok Cabe “Perencanaan Pengembangan Bandar
menjadi komersil, maka penelitian Udara Wasior di Kabupaten teluk
Analisis Kelayakan Geometrik Fasilitas Wondama Propinsi Papua Barat“ oleh
Sisi Udara ini penting untuk dilakukan. Irwanto L. Pongsipulung (2015). Dalam
Salah satu manfaat dari penelitian ini penelitian tersebut peneliti
adalah dapat menjadi referensi menggunakan tabel yang bersumber
pengembangan geometrik fasilitas sisi dari ICAO Aerodromes Annex 14 to the
udara bagi pihak pengelola bandara. Convention on International Civil
Analisis dilakukan berdasarkan standar Aviation Volume 1 untuk perhitungan
International Civil Aviation dimensi runway dengan pesawat
Organization (ICAO) dan standar rencana ATR 42-200. Tabel yang
Federal Aviation Administration (FAA) dimaksud seperti berikut.
dengan pesawat rencana pesawat
Boeing 737-800NG. Penelitian Tabel 1 Klasifikasi Lapangan Terbang
dilakukan untuk mengetahui bagaimana Kode Kode Wing
ARFL (m)
kondisi geometrik fasilitas sisi udara Angka Huruf span (m)
pada Bandara Pondok Cabe saat ini 1 < 800 A < 15
serta mengetahui kelayakan geometri 2 800 - < 1200 B 15 - < 24
fasilitas sisi udara dalam melayani 1200 - <
3 C 24 - < 36
1800
keperluan pesawat rencana.
D 36 - < 52
4 ≥1800 E 52 - < 60
2. TINJAUAN PUSTAKA F 65 - < 80
Analisis kelayakan geometri pada (Sumber: ICAO Aerodromes Annex 14 to the
Convention on International Civil Aviation
penelitian ini dimaksudkan untuk
Volume 1, 2013)

2
pada penelitiannya “Perencanaan
Aeroplane References Field Length Pengembangan Bandar Udara
(ARFL) adalah panjang landasan Melunguane Kabupaten Kepulauan
minimum yang diperlukan pesawat Talaud Provinsi Sulawesi Utara”.
untuk lepas landas. Nilai ARFL yang Analisis dimensi taxiway yang dilakukan
didapatkan dari Tabel 1 kemudian mengacu pada tabel standar ICAO,
digunakan dalam penentuan panjang berikut tabel yang dimaksud.
Runway rencana dengan rumus sebagai Tabel 2 Taxiway
berikut. Item A B C D E
La = Lb x Fe x Ft x Fg …………..… Lebar 18 23
7,5 10,5 23
(1) Taxiway 15 18
dengan : Lebar
total dan - - 25 38 44
La: panjang aktual runway (m)
shoulder
Lb: panjang basic runway atau ARFL
(Sumber: ICAO Aerodromes Annex 14 to the
(m) Convention on International Civil Aviation
Fe: koreksi untuk elevasi Volume 1, 2013)
Ft: koreksi untuk temperatur
Fg: koreksi untuk gradient Nilai lebar taxiway dan shoulder dapat
(kelandaian) langsung diterapkan pada dimensi
perencanaan tanpa harus diolah pada
Dari penelitian yang dilakukan oleh rumus tertentu. Kesimpulan yang dapat
Irwanto dapat disimpulkan diperlukan diambil dari penelitian tersebut adalah
penambahan panjang Runway dari lebar taxiway yang dibutuhkan untuk
panjang sebelumnya 600 m menjadi melayani kebutuhan pesawat existing
1735 m, hal ini dipengaruhi perubahan ATR 72-500 dan pesawat rencana Boeing
pesawat yang akan dilayani bandara 737-800 adalah sama yaitu 15 m, hal ini
tersebut. Pesawat existing adalah Cessna disebabkan kedua pesawat tersebut
Caravan 208A sedangkan pesawat memiliki panjang wheelbase yang kurang
rencana untuk pengembangan bandara dari 18 m. Wheelbase adalah jarak antara
adalah ATR 42-200, perbedaan dimensi as roda depan pesawat dengan as roda
pesawat mempengaruhi panjang landas belakang pesawat.
pacu yang diperlukan pesawat lepas c. Studi Pengembangan Sisi Udara Mali
landas dan mendarat pada bandara Kabupaten Alor untuk Jenis Pesawat
tersebut. Boeing 737-200 oleh Andrew U.R.
b. Perencanaan Pengembangan Bandar Samapaty (2015)
Udara Melunguane Kabupaten Pada perencanaan apron diperlukan
Kepulauan Talaud Provinsi Sulawesi jarak aman antara pesawat dengan benda
bergerak maupun benda tetap yang tidak
Code Letter Clearance (m)
bergerak. Pada “Studi Pengembangan Sisi
A 3 Udara Mali Kabupaten Alor untuk Jenis
Pesawat Boeing 737-200” oleh Andrew
B 3 U. R. Samapaty (2015) digunakan tabel
C 4,5 standar ICAO untuk menentukan nilai
jarak aman tersebut.
D 7,5
Tabel 3 Clearance
E 7,5
(Sumber: ICAO Aerodromes Design Manual
Utara oleh Bryan Barsel Tulungen Part 2, 2005)
(2016)
Dimensi pada taxiway harus Kesimpulan yang dapat diambil dari
ditentukan dengan benar agar pesawat analisis dimensi apron pada penelitian
dapat melintas dengan aman dan tersebut adalah diperlukannya perluasan
nyaman, seperti yang telah dilakukan dimensi apron, dari kondisi existing yang
peneliti Bryan Barsel Tulungen (2016) memiliki luas 4000 m2 menjadi 12096 m2.

3
Perluasan dimensi apron disebabkan d. Tahap selanjutnya mengambil
perubahan pesawat rencana yang akan kesimpulan dari hasil analisis yang
dilayani Bandara Mali. Terdapat telah dilakukan.
perbedaan dimensi yang signifikan
(berarti) antara pesawat existing dengan
pesawat rencana yaitu pesawat existing
Fokker dengan panjang 25,5 m dan
bentang sayap 29 m sedangkan pesawat
rencana Boeing 737-200 memiliki
panjang 29,54 m dan bentang sayap 28,4
m.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam menganalisis kelayakan
geometri fasilitas sisi udara Bandara
Pondok Cabe dengan pesawat rencana
Boeing 737-800NG menggunakan
standar ICAO dan FAA, diperlukan
data-data sebagai berikut:
a. Dimensi pesawat rencana
b. Layout geometri fasilitas sisi udara
eksisting
c. Data temperatur area bandara
d. Elevasi bandara dari permukaan
laut
e. Kecepatan angin permukaan pada Gambar 1 Bagan Alir Penelitian
(Sumber: Dokumen Pribadi)
bandara
Penelitian dilakukan pada Bandara
Pondok Cabe. Berlokasi pada 4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
kelurahan Pondok Cabe Udik Geometri fasilitas sisi udara adalah
kecamatan Pamulang Tangerang bagian dari fasilitas bandara yang
Selatan provinsi Banten. melayani pergerakan pesawat,
Metode pengumpulan data yang penumpang, dan kargo. Komponen dari
dilakukan pada penelitian ini yaitu: geometri fasilitas sisi udara tersebut
a. Tahap pertama adalah meninjau antara lain berupa runway, taxiway, dan
jurnal-jurnal penelitian terdahulu apron yang melayani kebutuhan pesawat
yang memiliki fokus penelitian lepas landas, pesawat mendarat, turun
yang sama atau memiliki hubungan naik penumpang atau kargo, dan lain
dengan penelitian ini. Mengulas sebagainya. Analisis kelayakan geometri
buku, standar, maupun publikasi fasilitas sisi udara ini dilakukan dengan
dari instansi berkaitan yang akan menggunakan standar ICAO dan FAA.
digunakan pada penelitian ini, a. Data Existing Bandara
contohnya standar ICAO atau Sebelum membahas perhitungan
standar FAA. komponen-komponen fasilitas sisi
b. Tahap kedua mengumpulkan data- udara untuk pesawat rencana, berikut
data materi penelitian dari pihak uraian data existing Bandara Pondok
Bandara Pondok Cabe, baik berupa cabe yang telah didapatkan dari
soft copy, wawancara, survei pihak manajemen bandara dan
lapangan, dan foto sebagai Badan Pusat Statistik Provinsi
dokumentasi. Banten.
c. Tahap ketiga melakukan 1) Elevasi dari permukaan laut59,2
perhitungan dan analisis dengan m.
data primer serta data sekunder 2) Kecepatan angin permukaan 8
yang telah dikumpulkan. knot.

4
3) Gradien efektif Runway 0,4 %. Uraian Tahun
4) Layout bandara existing. Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Max
Tabel 4 Fasilitas Geometri Saat ini 29,8 30,0 31,5 31,5 32,0 31,8 30,3 34,3 35,2
(C)
No Min
Karakteristik Nilai (m) 23,3 23,5 24,3 23,6 23,4 23,7 23,5 22,2 24,0
. (°C)
Rata-
Panjang rata 25,9 26,4 27,3 26,7 26,9 27,1 26,3 26,5 27,4
1 2126
Runway (°C)
(Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
2 Lebar Runway 45 Banten, 2017)

Lebar Runway Tanpa Tabel 7 Rekapitulasi Temperatur Maret


3 Tahun 2007 – 2016
shoulder shoulder
Uraian Tahun
Panjang Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16
4 60
Runway strip Max
30,9 32,0 31,9 31,0 31,9 32,6 31,3 35,6 35,6
(C)
Lebar Runway Min
5 150 23,5 23,4 24,5 23,6 23,9 23,6 23,8 23,0 24,0
strip (°C)
Rata-
Panjang
6 51,6 rata 26,3 26,9 27,2 26,5 27,4 27,4 27,0 27,0 27,4
clearway
(°C)
(Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
7 Lebar clearway 150
Banten, 2017)
Panjang Tabel 8 Rekapitulasi Temperatur April Tahun
8 50
stopway 2007 – 2016
Uraian Tahun
9 Lebar stopway 45 Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Max
30,9 32,3 33,2 32,0 31,8 31,9 33,0 35,4 35,4
Panjang (C)
10 160 Min
taxiway 23,4 23,4 24,4 23,6 23,7 24,1 24,2 23,6 23,2
(°C)
Rata-
11 Lebar taxiway 15 rata 26,7 27,1 28,0 27,0 26,9 27,3 28,0 27,5 28,5
(°C)

12 Panjang Apron 363 (Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi


Banten, 2017)

13 Lebar apron 59,9

(Sumber:Bandar Udara Pondok


Cabe, 2017)

5) Temperatur pada bandara Tabel 9 Rekapitulasi Temperatur Mei Tahun


Tabel 5 Rekapitulasi Temperatur Januari 2007 – 2016
Tahun 2007 – 2016 Uraian Tahun
Uraian Tahun Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Max
32,1 32,2 32,8 31,9 32,3 32,1 33,3 35,2 35,8
Max (C)
31,1 30,2 30,9 30,5 31,4 30,6 30,1 33,4 35,8
(C) Min
22,8 23,6 24,5 23,5 23,4 23,8 24,2 22,8 24,0
Min (°C)
23,8 23,6 24,1 23,6 23,7 23,7 23,3 23,0 23,0 Rata-
(°C)
Rata- rata 26,8 27,1 28,6 27,2 27,1 27,3 28,0 28,3 28,5
rata 27,0 26,3 26,9 26,5 27,0 26,8 26,1 26,4 28,1 (°C)
(°C) (Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
(Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, 2017)
Banten, 2017)
Tabel 10 Rekapitulasi Temperatur Juni Tahun
Tabel 6 Rekapitulasi Temperatur Februari 2007 – 2016
Tahun 2007 – 2016

5
Uraian Tahun Oktober Tahun 2007 – 2016
Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Uraian Tahun
Max Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16
31,8 32,6 31,3 32,2 32,4 31,5 32,1 36,1 35,2
(C) Max
32,6 33,7 31,8 32,7 33,2 32,9 34,1 37,4 34,8
Min (C)
22,7 23,3 23,7 23,2 23,3 23,5 23,9 23,0 22,8 Min
(°C) 23,2 23,9 23,3 28,8 23,5 23,2 23,6 23,8 23,2
Rata- (°C)
rata 26,4 27,2 26,7 27,0 27,2 27,0 27,2 28,1 28,0 Rata-
(°C) rata 27,3 28,1 26,6 27,3 27,8 27,3 28,4 29,6 27,4
(°C)
(Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
Banten, 2017) (Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
Banten, 2017)
Tabel 11 Rekapitulasi Temperatur Juli
Tahun 2007 – 2016 Tabel 15 Rekapitulasi Temperatur
Uraian Tahun November Tahun 2007 – 2016
Uraian Tahun
Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Max
32,2 32,6 31,5 31,8 32,4 30,6 31,9 36,0 35,0 Max
(C) 31,5 31,9 31,7 32,3 32,5 32,1 33,3 36,4 34,8
(C)
Min
21,9 22,4 23,4 22,9 22,2 22,9 23,1 23,4 23,0 Min
(°C) 23,6 23,8 23,9 23,6 23,6 23,2 24,0 24,5 23,2
(°C)
Rata- Rata-
rata 26,3 26,9 26,7 26,7 26,6 26,2 27,0 28,3 27,4 rata 26,7 27,2 26,9 27,2 27,2 27,0 27,6 28,8 27,6
(°C) (°C)
(Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi (Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
Banten, 2017) Banten, 2017)

Tabel 12 Rekapitulasi Temperatur Agustus Tabel 16 Rekapitulasi Temperatur


Tahun 2007 – 2016 Desember Tahun 2007 – 2016
Uraian Tahun Uraian Tahun
Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Max Max
32,0 32,8 31,7 32,4 32,7 31,8 32,4 36,4 35,0 30,6 31,8 31,1 32,0 32,1 31,4 31,6 35,5 35,2
(C) (C)
Min Min
22,8 22,8 23,6 22,1 22,2 22,7 22,8 21,0 22,0 23,7 23,8 23,8 24,0 23,9 23,4 24,3 23,0 23,4
(°C) (°C)
Rata- Rata-
rata 26,6 27,1 26,9 26,7 26,8 26,8 27,1 28,4 27,5 rata 26,4 27,3 26,8 27,5 27,3 26,6 27,3 27,9 27,5
(°C) (°C)
(Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi (Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
Banten, 2017) Banten, 2017)

b. Karakteristik Pesawat Rencana


Pengertian karakteristik pesawat
adalah sifat-sifat khas yang dimiliki
pesawat tersebut, seperti dimensi dan
berat pesawat. Karakteristik pesawat
rencana akan berpengaruh dalam hasil
Tabel 13 Rekapitulasi Temperatur
September Tahun 2007 – 2016
perhitungan dimensi komponen fasilitas
Uraian Tahun sisi udara, berikut data karakteristik dari
Suhu 8 9 10 11 12 13 14 15 16 pesawat Boeing 737-800NG.
Max Tabel 17 Dimensi Pesawat Rencana
32,8 34,0 31,4 33,1 33,5 32,6 33,4 36,7 35,0
(C)
Min
22,7 22,1 23,3 22,6 21,9 23,1 22,2 23,2 23,2
(°C)
Rata-
rata 26,9 27,9 26,2 27,2 27,0 27,1 27,3 28,6 27,6
(°C)
(Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi
Banten, 2017)

Tabel 14 Rekapitulasi Temperatur

6
(Sumber : Bandar Udara Pengenalan dan dengan :
Perancangan Geometrik Ft : koreksi untuk temperatur
Runway, Taxiway, dan Apron, Tr : temperatur bandara (⁰C)
2016) h : elevasi bandara (m)
Untuk mencari nilai Tr
c. Perhitungan Fasilitas Bandar menggunakan rumus sebagai
Udara Sisi Udara Berdasar ICAO berikut:
Perhitungan fasilitas bandara dapat Tr = Ta + (1/3) (Tm – Ta) …...…
dilakukan setelah mendapatkan data- (4)
data yang diperlukan. Perancangan dengan :
bandara diklasifikasikan berdasar Tm : Nilai rata-rata suhu
pesawat yang dapat dilayani. maksimum pada bulan terpanas
1) Koreksi untuk elevasi Ta : Nilai rata-rata suhu rata-rata
Saat elevasi Runway pada bulan terpanas
meningkat, maka kerapatan udara Maka,
menurun. Hal ini akan Perhitungan bulan terpanas didapat
mengurangi gaya angkat pada dengan mencari nilai rata-rata suhu
sayap pesawat dan pesawat maksimum dari setiap bulan yang
membutuhkan kecepatan di sama pada tahun 2007 – 2016.
permukaan (ground speed) yang Berikut contoh perhitungan nilai
lebih besar sebelum dapat naik ke rata-rata suhu maksimum bulan
udara. Untuk memfasilitasi Januari:
peningkatan elevasi tersebut, Tjan = ((31,9 + 31,1 + 30,2 + 30,9
dibuat koreksi elevasi dengan + 30,5 + 31,4 + 30,6 + 30,1 +
kenaikan 7 persen setiap setiap 33,4 + 35,8)/10)
300 m (1000 feet) elevasi di atas = 31,59⁰C
muka air laut. Tabel 18 Nilai Rata-rata Suhu
Fe = 1 + 0,07 x (h/300) ……….. Maksimum Setiap Bulan
(2) pada 2007 – 2016)
dengan:
Fe : koreksi untuk elevasi
h : elevasi bandara (m)
maka,
Fe = 1 + 0,07 x (h/300) (Sumber: Hasil analisis penulis, 2017)
= 1 + 0,07 x (59,2 /300)
= 1,014 Dari Tabel 18 dapat diketahui
2) Koreksi untuk temperatur bahwa bulan dengan temperatur
Kenaikan temperatur terpanas adalah bulan Oktober,
referensi bandara (airport maka nilai Tm yang didapatkan
reference temperature) yaitu 33,64⁰C.
menyebabkan pengaruh yang Ta=((27,3+28,1+26,6+27,3+27,8+
sama seperti kenaikan dalam 27,3+28,4+29,6+27,4)/9)
elevasi. Koreksi akibat temperatur = 27,8⁰C
adalah kenaikan 1 persen setiap Tr = Ta + (1/3) (Tm – Ta)
1⁰C temperatur referensi bandara = 27,8 + (1/3) (33,64 – 27,8)
melebihi temperatur atmosfer = 29,747⁰C
(15⁰C) untuk suatu elevasi. Setiap Ft = 1 + 0,01 x [Tr – (15 – 0,0065 x
1000 m kenaikan elevasi bandara h)]
di atas muka iar laut, temperatur = 1 + 0,01 x [29,747 – (15 –
berkurang 5,5⁰C sehingga 0,0065 x 59,2)]
rumusan untuk koreksi untuk = 1,151
temperatur menjadi: 3) Koreksi Kelandaian
Ft = 1 + 0,01 x [Tr – (15 – 0,0065 Effective gradient adalah
x h)] perbedaan elevasi maksimum
……………………...… (3)

7
antara titik tertinggi dan terendah Tabel 19 Lebar Runway
di garis tengah runway dibagi
dengan panjang total Runway.
Pesawat membutuhkan energi
yang lebih ketika take off pada
runway yang lebih curam
sehingga semakin panjang
Runway yang diperlukan untuk (Sumber: ICAO Aerodromes Annex 14 to the
mencapai kecepatan permukaan Convention on International Civil
yang diinginkan. Runway harus Aviation Volume 1, 2013)
dikoreksi 10 persen untuk setiap
kelandaian sebesar 1 persen dari 6) Lebar Runway shoulder
effective gradient. Rumus koreksi Runway shoulders harus dipasang
kelandaian menjadi: secara simetris di masing-masing sisi
Fg = 1 + 0,1 x G ……………….. runway sehingga lebar total runway dan
(5) shoulder (W) harus tidak kurang dari:
dengan : Tabel 20 Lebar Runway Shoulder
Fg : koreksi untuk kelandaian
(gradient)
G : gradient efektif runway (%)
maka, (Sumber: ICAO Aerodromes Annex 14 to the
Fg = 1 + 0,1 x G Convention on International Civil
= 1 + 0,1 x 0,4 Aviation Volume 1, 2013)
= 1,04
4) Panjang runway 7) Panjang Runway strip
Dengan memperhatikan Runway strip harus diperpanjang
koreksi-koreksi di atas, nilai sebelum threshold dan setelah runway
panjang basic Runway yaitu 2256 end atau stopway dengan panjang (Ls)
m yang bersumber dari Peraturan 60 m berdasarkan Tabel 21.
Dirjen Perhubungan Udara KP 39 Tabel 21 Panjang Runway Strip
tahun 2015. Panjang runway
aktual atau panjang runway
rancangan dapat ditentukan
dengan rumus berikut: (Sumber: ICAO Aerodromes Annex 14 to the
La = Lb x Fe x Ft x Fg Convention on International Civil
dengan : Aviation Volume 1, 2013)
La: panjang aktual runway (m)
Lb: panjang basic runway atau 8) Lebar Runway strip
ARFL (m) Runway strip harus memiliki lebar
Fe: koreksi untuk elevasi (Ws) sebesar 150 m berdasarkan Tabel
Ft: koreksi untuk temperatur 22.
Fg: koreksi untuk gradient Tabel 22 Lebar Runway Strip
(kelandaian)
maka,
La = Lb x Fe x Ft x Fg
(Sumber: ICAO Aerodromes Annex 14 to the
= 2256 x 1,014 x 1,151 x
Convention on International Civil
1,04 Aviation Volume 1, 2013)
= 2740 m
5) Lebar runway 9) Panjang Runway End Safety Area
Menurut ICAO lebar dari runway (RESA)
tidak boleh kurang dari dimensi yang RESA dibutuhkan untuk disediakan di
ditentukan seperti pada Tabel 19, maka setiap ujung atau akhir runway strip
didapatkan nilai lebar runway yaitu 45 dengan panjang mengikuti rekomendasi
m. pada Tabel 23, minimal panjangnya 90

8
m. Nilai panjang RESA yang didapat 1) Taxiway yang ditunjukan untuk
dari tabel tersebut adalah 240 m. digunakan oleh pesawat dengan wheel
Tabel 23 Panjang RESA base ≥ 18 m
2) Taxiway yang ditunjukan untuk
digunakan oleh pesawat dengan wheel
base < 18 m
(Sumber: ICAO Aerodromes Annex 14 to 3) Taxiway yang ditunjukan untuk
the Convention on International digunakan oleh pesawat dengan outer
Civil Aviation Volume 1, 2013) main gear wheel span ≥ 9 m
4) Taxiway yang ditunjukan untuk
10) Lebar RESA digunakan oleh pesawat dengan outer
Lebar RESA yang dibutuhkan main gear wheel span < 9 m
setidaknya dua kali lebar runway yang 14) Panjang taxiway
ada. Lebar runway rencana adalah 45 Rumus yang digunakan dalam
m, maka nilai lebar RESA untuk perhitungan panjang taxiway yaitu:
pesawat rencana yaitu 90 m. Panjang taxiway = (R+L) – (x+22,5)
11) Panjang Clearway Keterangan :
Panjang clearway tidak boleh R = Lebar runway strip (m)
melebihi setengah dari panjang TORA. L = Jarak dari runway strip sampai
Nilai TORA rencana yaitu 2740 m. ekor pesawat (m)
Panjang Clearway max = 0,5 x TORA x = Lebar clearance ditambah
= 0,5 x 2740 setengah panjang wingspan
= 1370 m maka,
Panjang clearway max rencana Panjang taxiway = (R+L) – (x+22,5)
adalah 1370 m, diambil nilai panjang = (150+22,5) –
clearway sebesar 150 m. ((3+34,3)+22,5)
= 232,3 m
= 235 m
15) Dimensi apron
Aircraft stand (tempat parkir pesawat)
dirancang dengan mengikuti peraturan
Gambar 2 Take Off Run Available yang direkomendasikan oleh ICAO.
(TORA) Ukuran parking harus dapat melayani
(Sumber: Peraturan Keselamatan arus lalu lintas maksimum yang
Penerbangan Sipil Bagian 139, 2015) diperlukan.
12) Lebar clearway
Lebar clearway merupakan
perpanjangan dari lebar runway yang
besarnya minimal 75 m ke masing-
masing sisi dari garis tengah runway.
13) Lebar taxiway
Bagian penuh dari taxiway harus
memiliki lebar tidak kurang dari
perhitungan berikut.
Tabel 24 Lebar taxiway

(Sumber: ICAO Aerodromes Annex 14 to Gambar 3 Dimensi Apron


the Convention on International (Sumber: Bandar Udara Pengenalan dan
Civil Aviation Volume 1, 2013) Perancangan Geometrik Runway, Taxiway,
dan Apron, 2016)
Keterangan:

9
Tabel 25 Jarak Bebas Minimum di Apron 2) Take off length requirement

(Sumber: ICAO Aerodromes Design


Manual Part 2, 2005)
Gambar 5 Kurva Perfoma Boeing 737-
Tabel 26 Jarak Bersih dari Hidung
Pesawat ke Gedung (E) 800NG Take Off Runway Length
Requirement
(Sumber: 737 Airplane Characteristics
for Airport Planning, 2013)

Panjang runway rekomendasi dari


(Sumber: Federal Aviation Administration hasil kurva tersebut adalah nilai dengan
Planning and Designing Airport panjang terbesar, sehingga panjang
Terminal Facilities, 1988)
runway yang direkomendasikan adalah
2238 m dan dibulatkan menjadi 2240 m.
d. Perhitungan Fasilitas Bandar Udara 3) Taxiway
Sisi Udara Berdasar Standar FAA Berikut adalah tabel yang
FAA dan pabrik pesawat telah digunakan dalam standar FAA untuk
mengembangkan dan mempublikasi merencanakan taxiway. Tabel 27
kurva performa bagi pesawat, sebagai untuk merencankan lebar taxiway
alat untuk merancang panjang runway. dan lebar bahu taxiway, sehingga
Kurva tersebut didapatkan berdasarkan didapatkan nilai lebar taxiway, lebar
uji terbang secara aktual dan juga data- bahu taxiway, dan panjang taxiway
data operasional. Berikut perencanaan adalah 15 m, 6 m, 107 m.
panjang runway menggunakan kurva Tabel 27 Design Standards Based On
perfoma pesawat Boeing. Taxiway Design Group
1) Landing length requirement (TDG)

(Sumber: Federal Aviation


Administration AC No
150/5300-13A, 2014)
4) Apron
Perhitungan perencanaan apron
untuk 10 pesawat rencana sebagai
Gambar 4 Kurva Perfoma Boeing berikut.
737-800NG Landing Field Length Panjang apron = [(2 x jarak dari
(Sumber: 737 Airplane Characteristics tengah aircraft
for Airport Planning, 2013) parking position
taxilane ke objek)

10
+ (pesawat-1) x Gambar 7 Detail Runway ICAO
(wingspan + jarak (Sumber: Dokumen Pribadi, 2017)
dari ujung sayap
pesawat pada
aircraft pasking
position ke
objek)]
= [(2 x 24,5) + ((10 -
1) x (34,3 + 4,5))]
= 398
= 400 m
Lebar apron = Nose building
distance + length of
plane + jarak dari Gambar 8 Detail Taxiway dan Apron
garis tengah apron ICAO
ke objek) (Sumber: Dokumen Pribadi, 2017)
= (9 + 39,5 + 26)
= 74,5
= 75 m
e. Perbandingan Antara Kondisi Existing
dan Hasil Analisis
Tabel 28 Perbandingan Antara
Kondisi Existing dan Hasil Gambar 9 Tampak Atas Fasilitas
Geometri Sisi Udara FAA
Analisis
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2017)

Gambar 10 Detail Runway ICAO


(Sumber: Dokumen Pribadi, 2017)
(Sumber: Analisis Pribadi, 2017)

f. Desain Hasil Perhitungan

Gambar 6 Tampak Atas Fasilitas


Geometri Sisi Udara ICAO
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2017) Gambar 11 Detail Taxiway dan Apron
FAA
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2017)

5. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasan, dapat
disimpulkan bahwa:
11
1) Kondisi geometrik fasilitas sisi udara oleh pihak Bandara
sisi udara pada Bandara Pondok Cabe sebelum
Pondok Cabe saat ini pengoperasian pesawat
memiliki dimensi dengan Boeing 737-800NG.
panjang runway senilai 2126 2) Untuk penelitian sejenis ada
m dan lebar 45 m. Bandara baiknya dilakukan dengan
Pondok Cabe memiliki lebih dari satu metode atau
runway strip dengan panjang standar, agar dapat
60 m serta lebar 150 m dan dipertimbangkan dalam
tanpa runway shoulder. penerapannya.
Clearway yang dimiliki
bandara tersebut dengan
panjang senilai 51,6 m dan 6. DAFTAR PUSTAKA
lebar 150 m, sedangkan
dimensi stopway bandara Boeing Commercial Airplane. 2013.
yaitu dengan panjang 50 m 737 Airplane Characteristics for
dan lebar 45 m. Luas dimensi Airport Planning. Chicago: Boeing
taxiway dan apron pada saat Commercial Airplane.
ini adalah 2400 m2 dan 21744 Direktorat Jendral Perhubungan Udara
m2. Kementerian Perhubungan. 2015.
2) Kondisi geometrik fasilitas Rencana Strategis Direktorat
sisi udara pada Bandara Jenderal Perhubungan Udara Tahun
Pondok Cabe saat ini tidak 2015 – 2019. Jakarta: Direktorat
memenuhi keperluan pesawat Jendral Perhubungan Udara
rencana Boeing 737-800NG. Kementerian Perhubungan.
3) Perlu dilakukan perubahan Horonjeff, Robert. 2010. Planning and
dimensi geometrik fasilitas Design of Airports Fifth Edition. New
sisi udara pada Bandara York: Mc Graw Hill Company.
Pondok Cabe untuk melayani ICAO. 2005. Aerodromes Design
kebutuhan pesawat rencana Manual Part 2. Montreal: ICAO.
sesuai hasil perhitungan yang ICAO. 2013. ICAO Aerodromes Annex
ekonomis yaitu dengan 14 to the Convention on International
standar ICAO. Runway saat Civil Aviation Volume 1. Montreal:
ini diperpanjang dari 2126 m ICAO.
menjadi 2740 m. Clearway Kementrian Perhubungan Direktorat
diperpanjang dari 51,6 m Jenderal Perhubungan Udara. 2015.
menjadi 150 m. Stopway Standar Teknis dan Operasi
diperpanjang dari 50 m Peraturan Keselamatan Penerbangan
menjadi 60 m, begitu pula Sipil Bagian 139. Jakarta: Direktorat
dengan panjang taxiway yang Jenderal Perhubungan Udara.
diperpanjang dari 160 m Pongsipulung, Irwanto L. 2015.
menjadi 235 m. Dimensi Perencanaan Pengembangan Bandar
apron untuk melayani 10 buah Udara Wasior di Kabupaten Teluk
pesawat rencana diubah dari Wandoma Provinsi Papua Barat.
panjang 363 m mejadi 400 m, Papua Barat: Jurnal Sipil Statik ISSN:
dan lebar dari sebelumnya 2337-6732.
59,9 m menjadi 72 m. Sartono, Wardhani. Bandar Udara
b. Saran Pengenalan dan Perancangan
Dari penelitian yang telah Geometrik Runway, Taxiway, dan
dilakukan, dapat penulis Apron. Yogyakarta: Gadjah Mada
sampaikan beberapa saran sebagai University Press.
berikut.
1) Perlu dilakukan peninjauan
terhadap geometrik fasilitas

12

Anda mungkin juga menyukai