Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.

6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SISI UDARA BANDAR UDARA


MUTIARA SIS AL-JUFRI DI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI
TENGAH

Feriska Apriana
Freddy Jansen, Lintong Mieke Elisabeth
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: feriskaapriana@yahoo.co.id

ABSTRAK
Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu memiliki ukuran runway 2.360 x 45 m. Bandara ini
direncanakan pemerintah sebagai bandara embarkasi haji di Indonesia Timur. Oleh karena itu, Bandar
Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu perlu melakukan penngembangan khususnya disisi udara sehingga
dapat melayani pesawat rute luar negeri, seperti Airbus A330-200.
Dalam perencanaan ini, penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder dengan data
ramalan selama 20 tahun kedepan dengan menggunakan 3 metode, yaitu trend linier, logaritma, dan
eksponensial. Data yang diperlukan antara lain data Klimatologi, Data Penumpang, Data Bagasi.
Selanjutnya menghitung ukuran runway, taxiway, dan apron dengan menggunakan data ramalan yang
ada dan data pesawat rencana yaitu A330-200. Perencanaanya mengacu pada standar ICAO, untuk
perencanaan perkerasan mengacu pada standar PCA dan FAA.
Penulisan ini meliputi perencanaan Runway, Taxiway, dan Apron. Untuk bagian sisi darat seperti
terminal penumpang, gudang, dan parkir kendaraan hanya akan dihitung luas.
Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar yang dikeluarkan International Civil
Aviation Organitation (ICAO), maka dibutuhkan ukuran runway 3.143 x 45 meter, taxiway 185 x 23
meter, dan apron 141 x 312,4 meter. Mengingat ukuran apron yang ada masih memadai, maka lebarnya
saja yang perlu dilakukan pengembangan. Sehingga ukuran yang dipakai adalah 141 x 373 meter.
Tebal perkerasan lentur yang diperoleh dengan menggunakan metode Federal Aviation Administration
(FAA) adalah 47 inch, dan tebal perkerasan kaku yang diperoleh dengan menggunakan metode
Portland Cement Asosiation (PCA) adalah 9,5 inch.
Kata Kunci : Apron, Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, Runway, Taxiway

PENDAHULUAN bantuan pengarahan yang cukup untuk melakukan


pendaratan langsung, didukung oleh dokumen
Latar belakang ketinggian minimum untuk mendarat. (Sumber:
Kebutuhan masyarakat akan sarana https://id.wikipedia.org/wiki/Landas_pacu
pelayanan transportasi yang aman dan Tahun: 2016).
mempunyai efisiensi waktu yang tinggi semakin Berada di suatu daerah yang selalu
meningkat. Salah satu jenis transportasi yang mengalami perkembangan penduduk kurang lebih
dapat memenuhinya adalah transportasi udara. sebesar 2% disetiap tahunnya, menjadikan
Dengan meningkatnya lalu lintas udara, maka bandara ini memiliki peranan penting dalam
diperlukan adanya prasarana bandar udara yang pergerakan dan pertumbuhan ekonomi, serta
mampu memberikan pelayanan yang memadai menjadikannya sebagai salah satu pintu gerbang
bagi angkutan udara. menuju Provinsi Sulawesi Tengah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari Sulawesi Tengah memiliki daftar tunggu
Kantor Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri, sebanyak 28.476 jamaah haji hingga tahun 2031
bandara ini merupakan Bandar Udara kelas I yang (Sumber: haji.kemenag.go.id Tahun: 2016), oleh
memiliki ukuran runway 2.360 x 45 m. Dari 3 karena itu pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
(tiga) jenis klasifikasi pengoperasian bandar sedang merencanakan untuk menjadikan Bandar
udara, bandara ini masuk dalam klasifikasi Udara Mutiara Sis Al-Jufri sebagai bandar udara
operasi non presisi, dimana instrument runway embarkasi haji di Indonesia Timur dengan
dilakukan dengan menggunakan bantuan visual harapan dapat mengurangi kepadatan jamaah haji
dan sebuah radio yang dapat menyediakan di Indonesia Timur, karena secara geografis Kota

345
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

Palu sangat strategis untuk menjadi terminal haji informasi bagi para perencana pengembangan
untuk beberapa daerah di Indonesia Timur. bandar udara dimasa yang akan datang.
Oleh karena itu, Bandar Udara Mutiara Sis
Al-Jufri perlu melakukan pengembangan
khususnya disisi udara. Hal ini dilakukan agar LANDASAN TEORI
bandara ini dapat didarati oleh penerbangan yang
melayani ke Arab Saudi. Untuk menentukan Komponen Lapangan Terbang
pesawat rencana, harus diketahui terlebih dahulu Untuk mendukung semua kegiatan yang
maskapai dalam negeri yang melayani berlangsung dalam lapangan terbang tersebut
penerbangan langsung ke Arab Saudi. Dalam maka komponen-komponen lapangan terbang
perencaan ini pesawat milik Garuda Indonesia harus yang memadai dan berfungsi dengan baik.
tipe Airbus A-330 digunakan sebagai pesawat Komponen-komponen dari lapangan terbang
rencana. yang dimaksudkan adalah:
a. Runway atau landas pacu
Rumusan Masalah b. Taxiway atau landas hubung
Dalam penelitian ini penulis merumuskan c. Apron
suatu masalah yaitu bagaimana membuat d. Terminal building atau gedung
perencanaan pengembangan sisi udara di Bandar terminal
Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu? e. Gudang
f. Tower atau menara kontrol
Batasan Masalah g. Fasilitas Keselamatan (Pemadam
Penelitian ini terbatas pada Perencanaan Kebakaran)
Perkembangan Sisi Udara termasuk dengan h. Utility (Fasilitas listrik, telepon, dan
fasilitas-fasilitas yang perlu disediakan pihak bahan bakar)
bandara guna menunjang keamanan pesawat baik
saat lepas landas maupun tinggal landas. Dalam Klasifikasi Lapangan Terbang
perencanaan ini, sisi darat termasuk sistem Untuk menetapkan standar perencanaan dari
drainase bandara tidak dihitung, namun di sajikan Lapangan Terbang, dua badan penerbangan
dalam gambar site plan. internasional yaitu ICAO (International Civil
Perencanaan perkerasan landas pacu akan Aviation Organization) dan FAA (Federal
dihitung dengan menggunakan metode yang Aviation Adminisration) telah menetapkan syarat-
dikembangkan oleh FAA, dan perencanaan syarat dari suatu lapangan terbang.
perkerasan apron akan dihitung dengan
menggunakan metode yang dikembangkan oleh Klasifikasi Menurut ICAO
PCA. ICAO menetapkan klasifikasi lapangan
terbang yang disebut Aerodrome Reference Code
Tujuan Penelitian dengan mengkategorikan dalam dua elemen.
Tujuan dari penelitian ini yaitu Elemen pertama adalah kode nomor yang
Merencanakan Pengembangan Sisi Udara Bandar berdasarkan Aeroplane Reference Field Length
Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu dengan pesawat (ARFL) atau panjang minimum dari Runway yang
rencana Airbus A 330-200, merencanakannya dibutuhkan (panjang pada kondisi standar).
sebagai landas pacu presisi, dan merencanakan Elemen kedua adalah kode huruf yang
peningkatan fasilitas penerangan dan pemarkaan. berdasarkan lebar sayap pesawat (Wingspan) dan
Sehingga diharapkan dengan adanya jarak terluar roda pendaratan dengan ujung sayap.
pengembangan yang dilakukan tingkat pelayanan
yang diberikan kepada pengguna jasa transportasi Tabel 1 Klasifikasi lapangan terbang menurut
udara dapat maksimal. ICAO
Elemen 1 Elemen 2
Kode Kod
Manfaat Penelitian Angka e
Jarak terluar
ARFL Wingspan roda
Dalam penelitian ini diharapkan dapat Huru
f
pendaratan
memberikan manfaat bagi mahasiswa Teknik 1 < 800 m A < 15 m < 4,5 m
2 800 m - < 1.200 m B 15 m - < 24 m 4,5 m - < 6 m
Sipil Universitas Sam Ratulangi dalam 3 1.200 m - < 1.800 m C 24 m - < 36 m 6m-<9m
≥1.800 m D 36 m - < 52 m 9 m - < 14 m
menunjang pembelajaran dalam bidang 4 E 52 m - < 60 m 9m - < 14 m
F 65 m - < 80 m 9 m - < 16 m
transportasi, khususnya transportasi udara. Dan
juga diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan

346
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

Klasifikasi Menurut FAA L2 =Panjang landas pacu setelah dikoreksi


FAA mengklasifikasikan lapangan terbang terhadap temperatur (m)
dalam dua kategori yaitu :
• Pengangkutan udara ( air carrier ) Koreksi Terhadap Slope
• Penerbangan umum (General Aviation) Berdasarkan ICAO, setiap kenaikan slope
1% panjang landas pacu bertambah 10%.
Menentukan Panjang Runway Sehingga dapat dihitung panjang landas pacu
Yang mempengaruhi panjang landasan dari yang dibutuhkan oleh suatu pesawat rencana
suatu bandar udara adalah temperatur, angin dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
permukaan, kemiringan landas pacu, serta L3 = L2 x (1 + 0,1 x slope) (3)
ketinggian landas pacu dari permukaan air laut. Dimana :
Untuk perhitungan landas pacu, dipakai L3 = Panjang landasan yang dibutuhkan oleh
standart Aeroplane Field Length (ARFL). pesawat rencana (m)
Menurut ICAO, ARFL adalah landasan pacu L2 = Panjang landasan setelah dikoreksi terhadap
minimum yang dibutuhkan untuk lepas landas temperetur (m)
padaa kondisi standar atmosfer 15ᵒ F, tidak ada
angin bertiup, elevasi muka laut sama dengan nol, Menentukan Lebar Landas Pacu
landas pacu tanpa kemiringan dan keadaan Dalam menentukan lebar landasan pacu
pesawat maximum sertificated takeoff weight dapat diambil sesuai dengan persyaratan yang di
(MTOW). keluarkan ICAO. Secara umum dapat dilihat pada
Persyaratan ICAO mengoreksi panjang tabel di bawah ini:
pesawat terhadap elevasi, temperatur, dan slope
sesuai dengan kondisi bandara. Tabel 2 Lebar Perkerasan Landasan
KODE Code Letter

Koreksi Terhadap Elevasi ANGKA A B C D E


Berdasarkan persyaratan ICAO, ARFL 1ᵃ 18 m 18 m 18 m
bertambah 7% setiap kenaikan 300 m (1000ft) 2ᵃ 23 m 23 m 23 m
3 30 m 30 m 30 m 45 m
dihitung dari ketinggian muka laut, maka panjang 4 45 m 45 m 45 m
landasan yang harus dikoreksi terhadap elevasi a. Lebar landasan presisi harus tidaak kurang dari 30 m (100 ft)
dapat dirumuskan sebagai berikut: untuk kode angka 1 atau 2
7 𝐻 (Sumber: Heru Basuki, 1984)
L1 = L0 x (1+100 x 300) (1)
Dimana : Perencanaan Landas Hubung (Taxiway)
Lo = Panjang landas pacu minimum pada kondisi Taxiway adalah jalur yang menghubungkan
standar (m) antara Runway dan Apron yang fungsinya
H = Elevasi (m) utamanya adalah sebagai jalan keluar masuk
L1 =Panjang landas pacu setelah dikoreksi pesawat dari Runway ke bangunan terminal dan
terhadap elevasi (m) sebaliknya, atau dari Runway ke Hanggar
pemeliharaan yang dipersiapkan. Taxiway diatur
Koreksi Terhadap Temperatur sedemikian rupa, sehingga pesawat yang baru
Berdasarkan ICAO, panjang landasan harus mendarat tidak mengganggu pesawat lain yang
dikoreksi terhadap temperatur sebesar 1% untuk siap menuju ujung lepas landas.
setiap kenaikan 1ᵒ C, sedangkan setiap kenaikan
1000 m dari muka laut rata-rata temperatur turun Menentukan Lokasi Exit Taxiway
6,5ᵒ C. Dengan dasar ini, ICAO menyarankan Fungsi dari Exit taxiway atau biasa disebut
hitungan koreksi temperatur terhadap panjang turn off adalah menekan sekecil mungkin waktu
landasan yang dapat dihitung dengan rumus penggunaan landasan oleh pesawat yang baru saja
sebagai berikut: mendarat. Exit taxiway dapat ditempatkan dengan
L2 = L1 x [ 1 +0,01x(T(150,0065H))] (2) menyudut siku-siku terhadap landasan atau sudut
Dimana : lain terhadap landas pacu. Apabila sudut ini
T = Temperatur besarnya 30ᵒ, exit taxiway ini disebut exit taxiway
H = Elevasi kecepatan tinggi (high speed exit) yang dirancang
L1 =Panjang landas pacu setelah dikoreksi untuk pesawat yang harus cepat keluar
terhadap elevasi (m) meninggalkan landasan.

347
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

Untuk menentukan lokasi exit taxiway yang R1 = Equivalent Annual Departure pesawat
harus diperhatikan adalah sebagai berikut: rencana
1. Jarak dari threshold ke touchdown R2=Annual departure campuran yang dinyatakan
2. Kecepatan waktu touchdown dalam roda pendaratan pesawat Rencana
3. Jarak dari touchdown sampai titik A W1 = Beban roda dari pesawat rencana
Untuk menentukan exit taxiway digunakan W2=Beban roda dari pesawat yang ditanyakan
rumus sebagai berikut :
Distance to exit taxiway = Touchdown Apron
Distance+ D (4) Apron adalah tempat parkir persawat yang
Dimana : digunakan untuk memuat dan menurunkan
Jarak touchdown = 300 m untuk pesawat group B, penumpang, barang, dan tepat pengisian bahan
sedangkan untuk pesawat group C dan D adalah bakar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
450 m. ukuran apron adalah:
(𝑆1)2 −(𝑆2)²  Jumlah gate position
D = 2𝑎
(5)
 Ukuran gate
S1 = Touchdown speed (m/s)
S2 = Initial Exit Speed (m/s)  Wing tip clearance
a = Perlambatan (m/s²)  Clearance antara pesawat yang sedang
Hasil yang didapat pada perhitungan ini taxiing dan yang sedang parkir di apron
adalah berdasarkan kondisi pada standar sea level.  Konfigurasi bangunan terminal
Jarak yang didapat tersebut harus dikoreksi  Semburan Jet (Efek Jet Blast)
terhadap dua kondisi yaitu elevasi dan temperatur  Kebutuhan jalan untuk gate position
dengan rumus sebagai berikut: setiap kenaikan Jumlah gate position yang diperlukan dipengaruhi
300 m dari muka laut jarak harus ditambah 3%. oleh:
L1 = L0 (1+0,03 x H/300) (6)  Jumlah pesawat pada jam sibuk
Setiap kenaikan 6,5°C kondisi standar ( 15°C =  Jenis dan presentase pesawat terbang
59°F ) jarak bertambah 1% campuran
Tref−T0
L2 = L1 ( 1+1% x ( 5,6 )) (7)  Presentase pesawat yang tiba dan
berangkat.
Jumlah gate position dapat dipakai rumus sebagai
Metode Perencanaan Perkerasan Landas berikut :
Pacu VxT
Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari G= (9)
U
beberapa lapisan dengan tingkat kekerasan dan Dimana :
daya dukung yang berlainan. Perkerasan G = jumlah gate position
berfungsi sebagai tumpuan rata-rata pesawat, V = volume rencana pesawat yang tiba dan
permukaan yang rata menghasilkan jalan pesawat berangkat
yang comfort, dari fungsinya maka harus dijamin U = faktor penggunaan (utility factor)
bahwa tiap-tiap lapisan dari atas ke bawah cukup Untuk penggunaan secara mutual U = 0,6 – 0,8
tingkat kekerasan dan ketebalannya sehingga Untuk penggunaan secara eksklusif = 0,5 - 0,6
tidak mengalami”Distress ” (perubahan karena Gate occupancy time untuk tiap pesawat berbeda.
tidak mampu menahan beban). Untuk pesawat kecil tanpa pelayanan T = 10
Perkerasan dapat di bagi atas dua yaitu: menit, sedangkan untuk pesawat besar dengan
1. Perkerasan Flexible (perkerasan lentur) pelayanan penuh T = 60 menit. Untuk Through
2. Perkerasan Rigid (perkerasan kaku) flight or no serving T = 20 – 30 menit, untuk Turn
Perencanaan tebal perkerasan kaku tanpa around flight (complete serving) T = 40 – 60
tulangan dengan metode FAA dipakai dalam menit. Pengambilan harga T:
desain-desain perkerasan kaku untuk lapangan Pesawat kelas A T = 60 menit
terbang. Selain mudah dalam pelaksanaannya B T = 45 menit
juga aman terhadap bahaya karena banyaknya C T = 30 menit
joint yang digunakan dalam pelaksanaannya. D = E T = 20 menit
Analisa annual departure dari pesawat Menghitung Ukuran Gate
rencana menggunakan konversi pesawat rencana Untuk menghitung ukuran gate tergantung
dimana : ukuran standart pesawat berdasarkan wingspan,
w2
Log R1 = (Log R2) ( ) (8) whell track, forward roll, wing tip clearance.
w1

348
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

Turning radius ( r ) menghitung perkerasa kaku dengan


= ½ (wingspan + whell track) + forward roll menggunakan perkerasan rencana yang sesuia
D = (2 x r) + wing tip clearance (10) dengan tipe roda pesawat,ketebalan yang di
dapat adalah ketebalan betonnya saja,di luar
Menghitung Perkerasan Apron sub base.Ketebalannya adalah untuk daerah
Dalam perencanaan menghitung perkerasaan kritis,sedang untuk daerah tidak kritis dapat di
apron menggunakan dua metode yaitu metode reduksi menjadi 0.9 T ( T=Tebal perkerasan).
FAA (Federal Aviation Administration) dan PCA 10. Ketebalan yang didapat adalah ketebalan
(Portland Cement Afiation). betonnya saja, diluar subbase. Ketebalannya
Langkah-langkah yang digunakan dalam adalah untuk daerah kritis “T” dan untuk
perencanaan perkerasan ini adalah sebagai daerah non-kritis ketebalannya akan direduksi
berikut: 10% menjadi 0,9 T.
1. Buatlah ramalan annual departure dari tiap-
tiap pesawat yang harus dilayani oleh bandara Perkerasan Beton dengan Joint (Sambungan)
itu.Bagi lapangan terbang yang telah Joint dikategorikan berdasarkan fungsinya,
beroperasi beberapa tahun ,ramalan di buat yaitu joint yang berfungsi kembang disebut
dengan memproyeksikan kecendrungan lalu expansion joint, untuk susut disebut contraction
lintas yang ada ke masa depan joint serta untuk perhentian waktu cor disebut
2. Tentukan tipe roda pendaratan untuk setiap construction joint.
pesawat.
3. Maximum take off weight dari setiap pesawat. Gedung Terminal
4. Tentukan pesawat rencana dengan prosedur Gedung terminal adalah tempat untuk
seperti di bawah ini: memberikan pelayanan bagi penumpang maupun
• Perkiraan harga K dari sub grade barang yang tiba dan berangkat. Oleh karena itu
• Tentukan Flexural strength beton. perlu disediakan ruang keberangkatan, ruang
Pengalaman menunjukan bahwa beton kedatangan, ruang tiket, dan lain-lain.
dengan modulus keruntuhan 600-700 psi Tabel 3 Faktor pengali kebutuhan ruang gedung
akan menghasilkan perkerasan yang paling terminal
ekonomis. Fasilitas Ruangan Kebutuhan ruangan 100 m2 untuk
• Gunakan data-data, flexural streght, harga setiap 100 penumpang pada jam
k, MTOW, dan ramalan annual departure sibuk

untuk menentukan tebal slab yang Tiket/check in 1,0


dibutuhkan, yang dapat dengan memakai Pengambilan barang 1,0
Ruang tunggu penumpang 2,1
kurva rencana sesuai tipe pesawat yang Ruang tunggu pengunjung 2,5
diberikan oleh FAA. Bea cukai 3,0
Imigrasi 1,0
• Bandingkan ketebalan yang didapat untuk Restoran 2,0
setiap pesawat dengan ramalan lalu lintas. Operasi airline 5,0
Pesawat rencana adalah yang paling Total ruang domestic 25,0
Total ruang internasional 30,0
menghasilkan perkerasan yang paling tebal.
(Sumber : R. Horonjeff )
5. Konversikan semua model lalu lintas ke dalam
pesawat rencana dengan equivalen annual
Perencanaan Gudang
departure dari pesawat –pesawat campuran
Fungsi utama dari gudang adalah tempat
tadi.
penumpang, barang dan paket-paket pos yang tiba
6. Tentukan Wheel load tiap tipe pesawat,95%
maupun yang akan dikirim. Untuk perencanaan
MTOW di topang oleh roda pendaratan.bagi
gudang standar yang dipakai adalah yang
pesawat berbadan lebar MTOW di batasi
dikeluarkan oleh IAIA yaitu 0,09𝑚2 /ton/tahun
sampai 300.000 lbs (136.100 kg) dengan dual
untuk pergerakan barang ekspor dan
tandem.
0,1m2/ton/tahun untuk barang import.
7. Gunakan rumus:
𝑊 Untuk menghitung luas dari gudang tersebut
Log 𝑅1 = (Log 𝑅2 ) (𝑊2 )1/2 (11) diambil angka 0,1𝑚2 /ton/tahun dikali dengan pos
1
8. Hitung total equivalent annual departure paket + barang.
9. Gunakan harga-harga: Flexural strength,harga
K, MTOW pesawat rencana dengan equivalent
annual departure total sebagai data untuk

349
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

Perencanaan Area Parkir Perencanaan panjang landas pacu (runway),


Untuk merencanakan luas parkir kendaraan, didasarkan pada data pesawat rencana dan
terlebih dahulu dihitung besarnya jumlah dikoreksi terhadap faktor elevasi, slope dan
penumpang pada jam sibuk. Maka diperkirakan temperatur. Peraturan dan persyaratan yang
untuk 2 orang penumpang menggunakan 1 digunakan dalam perencanaan ini mengacu pada
kendaraan. Sedangkan luas rata-rata parkir 1 ICAO (Internasional Civil Aviation
kendaraan adalah (2,6 × 5,5 ) m. Organization).
Perencanaan Taxiway, didasarkan pada data
pesawat rencana dan berpedoman pada syarat
yang dikeluarkan oleh ICAO.
METODOLOGI PENELITIAN
Perencanaan perkerasan (flexibel pavement ),
didasarkan pada data pesawat rencana dan data
Metode Penelitian
tanah. Yang mengacu pada metode yang
Penulisan skripsi ini disusun dengan
dikembangkan oleh FAA (Federal Aviation
didukung oleh data atau informasi yang didapat
Administration).
berdasarkan:
Sedangkan untuk perencanaan terminal area
- Study literatur : Membaca buku dan tulisan
beserta fasilitas yang akan diperlukan didasarkan
ilmiah yang berhubungan dengan penulisan ini.
pada hasil analisa perkembangan arus lalulintas
- Data primer : Data yang dipero leh langsung
udara serta jumlah gerakan pesawat terbang dan
dari hasil observasi penulis di lapangan.
penumpang pada jam sibuk dimasa yang akan
- Data sekunder : Data yang diperoleh dari kantor
datang.
instansi terkait yaitu BPS, BMKG dan Bandar
udara Wamena.
Analisa Data
Dari data-data yang diperoleh, kita dapat
memperkirakan dikemudian hari bagaimana
ramalan dan permintaan (Forecast and demand)
yang akan terjadi. Data-data tersebut dapat
dianalisa dengan menggunakan metode statistik
yang populer seperti analisa regresi. Dimana
dengan mengunakan analisa regresi kita dapat
meramalkan perkembangan arus lalulintas udara
untuk masa yang akan datang.
Pada dasarnya ramalan dapat dibagi menjadi
tiga, yaitu :
a. Ramalan jangka pendek sekitar 5 tahun
b. Ramalan jangka menengah sekitar 10 tahun
c. Ramalan jangka panjang sekitar 20 tahun
Dalam meramalkan atau memperkirakan
arus lalu lintas udara dimasa datang kita dapat
menggunakan perhitungan/analisa statistik yaitu
Analisa Trend ( trend method ). Analisa trend
adalah analisa yang meramalkan kecendrungan
yang terjadi dari data-data yang ada saat ini.
Gambar 1 Bagan Alir
Dengan mengetahui kecendrungan data yang akan
datang berdasarkan garis trend atau garis regresi.
Metodologi Pelaksanaan Penelitian
Analisa trend yang akan digunakan pada
Penelitian dilakukan dengan cara
perencanaan pengembangan ini adalah :
mengumpulkan data yang diperlukan untuk
a. Trend Linear
perencanaan pengembangan Bandar Udara
b. Trend Eksponensial
Mutiara Sis Al-Jufri Palu. Data-data tersebut
c. Trend Logaritma
diambil pada bagian administrasi kantor Bandar
Udara Mutiara Sis Al-Jufri Palu, instansi-instansi
Trend Linear
terkait atau dengan mengadakan tinjauan Bentuk persamaan : Y = a + bx
langsung ke lapangan.
Dimana : a dan b = koef regresi

350
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

x= tahun yang akan ditinjau n   y ln x   ln x   y


r
Y = hasil ramalan n ln x   ln x n   y   y  
2 2 2 2

Rumus untuk menghitung a dan b :


a
 Y  X    X  X .Y 
2 Dimana : -1 ≤ r ≤ 1

n X . X  2 2

n  X .Y    X  Y  HASIL DAN PEMBAHASAN


b
n X . X  2 2

Kondisi Eksisting Bandar Udara Mutiara Sis


Rumus untuk menghitung korelasi : Al-Jufri Palu
r

n   X .Y    X  Y  Nama Kota : Palu
n. X 2
  X  n. Y   Y 
2
 2 2
 Nama Bandara :Mutiara Sis Al-Jufri
Dimana : -1 ≤ r ≤ 1 Kelas Bandara : I (Satu)
Pengelola :Ditjen Perhubungan
Trend Eksponensial Udara
Bentuk persamaan : Y = a . kx . Jam Operasional : 07.00 – 24.00 WITA
Klasifikasi Operasi : Non Presicion
Dimana : a dan k = bilangan tetap, maka Kemampuan Operasi : 40/F/C/X/T
persamaan itu dapat diubah menjadi : Pelayanan : APP
Kordinat Lokasi : S 000.55’ – E 119054.37’
Y = a . ebx
Runway Area ( Daerah Landasan Pacu):
Dimana : Panjang Runway : (2.360 m x 45 m)
e = Bilangan tetap 2,718281828459045 Lebar Runway : 45m
x = Tahun yang akan ditinjau Jenis Konstruksi : Asphalt Concrete
Y = Hasil ramalan Arah Landasan : 15 > < 33
Persamaan ini diubah menjadi : Taxiway (Landas Hubung):
LogY  LogB  LogBX
Panjang x Lebar : 2 x (98 x 23) m
Konstruksi : Asphalt Concrete
Rumus untuk menghitung a dan b : Apron :
Log a 
 LogY  a) 373m x 78m
n b) 260m x 79m

Log b 
 LogY  Analisa Arus Lalu Lintas Udara Tahunan
x2 Analisa Penerbangan
Untuk menghitung r : Data pergerakan pesawat yang tiba dan
n. x log Y    x  log Y  berangkat di Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri
r
n. X 2 2

  X  n. log Y    log Y 
2 2
 adalah sebagai berikut:

Dimana : -1 ≤ r ≤ 1 Tabel 4 Data Penerbangan Tahun 2005-2015


Tahun Pesawat
Trend Logaritma 2005 3.719
Bentuk persamaan : 2006 4.070
y = a + b ln x 2007 5.183
2008 5.046
Dimana : 2009 5.414
a dan b = Koefisien regresi 2010 6.430
X = Tahun yang akan ditinjau 2011 3.616
y = Hasil ramalan 2012 3.622

n  y ln x   y  ln x     2013 4.338
b
n  ln x  .  ln x
2

 2
 2014
2015
3.879
4.204
a
 y  b   ln x (Sumber : Kantor Bandar Udara Mutiara Sis Al-
n Jufri Palu)
Menghitung r :

351
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

Analisa Penerbangan Analisa Penumpang


40000 4000000

20000 2000000

0 2007 0

2014
2005
2006

2008
2009
2010
2011
2012
2013

2015

2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Pesawat Trend Linier Penumpang Trend Linier
Trend Logaritma Trend Exponensial Trend Logaritma Trend Exponensial

Gambar 2. Diagram Pergerakan Pesawat Gambar 3 Diagram Pergerakan Penumpang

Dari tabel perhitungan hasil regresi analisa Dari tabel perhitungan hasil regresi analisa
pesawat diatas menunjukkan bahwa yang pesawat diatas menunjukkan bahwa yang
mempunyai koefisien korelasi terbesar dan yang mempunyai koefisien korelasi terbesar dan yang
mendekati data awal adalah analisa regresi mendekati data awal adalah analisa regresi
Exponensial dengan r =0,967. Jadi untuk Exponensial dengan r =0,982. Jadi untuk
meramalkan jumlah penerbangan dimasa yang meramalkan jumlah penumpang dimasa yang
akan datang maka digunakan persamaan regresi akan datang maka digunakan persamaan regresi
Linier dengan persamaan yang dipakai adalah : Y Linier dengan persamaan yang dipakai adalah : Y
= 6289,27 + 499,01 x. = 670738,27 + 82654,7 x.

Tabel 5 Ramalan Jumlah Penerbangan Tabel 7 Ramalan Jumlah Penumpang


Tahun X Regresi Linier Tahun X Regresi Linier
2020 10 11.279 2020 10 1.497.285
2025 15 13.774 2025 15 1.910.558
2030 20 16.269 2030 20 2.323.832

Analisa Penumpang Analisa Bagasi


Data-data penumpang yang datang dan Data bagasi yang masuk dan keluar pada
berangkat di Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri adalah
adalah sebagai berikut: sebagai berikut.
Tabel 6 Data Penumpang Tahun 2009-2014 Tabel 8 Data Bagasi Tahun 2009-2014
Tahun Penumpang Tahun Bagasi
2005 300.856 2005 3.035.301
2006 364.477 2006 4.081.378
2007 405.141 2007 4.275.260
2008 440.023 2008 4.148.336
2009 509.285 2009 4.537.128
2010 666.871 2010 6.438.358
2011 781.464 2011 8.412.980
2012 891.270 2012 8.711.947
2013 997.448 2013 10.224.765
2014 1.003.819 2014 10.970.118
2015 1.017.467 2015 11.101.633
(Sumber : Kantor Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri ( Sumber : Kantor Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri
Palu) Palu)

352
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

Analisa Bagasi Analisa Cargo


40000000 40000000
20000000 20000000

0 0

2015
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2009
2005
2006
2007
2008

2010
2011
2012
2013
2014
2015
Bagasi Trend Linier Cargo Trend Linier

Trend Logaritma Trend Exponensial Trend Logaritma Trend Exponensial

Gambar 4 Diagram Pergerakan Bagasi Gambar 5 Diagram Pergerakan Cargo

Dari tabel perhitungan hasil regresi analisa Dari tabel perhitungan hasil regresi analisa
pesawat diatas menunjukkan bahwa yang pesawat diatas menunjukkan bahwa yang
mempunyai koefisien korelasi terbesar dan yang mempunyai koefisien korelasi terbesar dan yang
mendekati data awal adalah analisa regresi mendekati data awal adalah analisa regresi Linier
Eksponensial dengan r =0,972. Jadi untuk dengan r =0,204. Jadi untuk meramalkan jumlah
meramalkan jumlah bagasi dimasa yang akan cargo dimasa yang akan datang maka digunakan
datang maka digunakan persamaan regresi Linier persamaan regresi Linier dengan persamaan yang
dengan persamaan yang dipakai adalah : dipakai adalah :
Y = 6267080,2*𝟏, 𝟏𝟒𝒙 . Y = 5002831,3 + 83720,4 x.
Tabel 9 Ramalan Jumlah Bagasi
Tabel 11 Ramalan Jumlah Cargo
Tahun X Regresi Eksponensial Tahun X Regresi Linier
2020 10 6.267.084 2020 10 5.840.036
2025 15 6.267.088 2025 15 6.258.638
2030 20 6.267.096 2030 20 6.677.240
Analisa Cargo Perencanaan Runway
Data cargo yang masuk dan keluar pada Runway adalah jalur perkerasan yang
Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri adalah sebagai dipergunakan oleh pesawat terbang untuk
berikut: mendarat (landing) atau lepas landas (take off).
Ukuran runway yang ada pada Bandara Mutiara
Tabel 10 Data Cargo Tahun 2009-2014
Sis Aljufri sekarang adalah 2.360  45.
Tahun Cargo
2005 4.245.261 Arah Runway
2006 4.471.041 Untuk menentukan runway hal yang sangat
2007 3.914.621 penting diperhatikan adalah arah dan kecepatan
2008 4.090.442 angin. Sesuai dengan data yang telah didapatkan
2009 4.532.984 dari Kantor Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri
2010 6.395.803 Palu, bandara ini memiliki arah runway 15-33.
2011 7.728.856
2012 6.990.807 Panjang Runway
2013 4.141.044 Dalam perencanaan pengembangan Bandar
2014 3.957.580 Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu direncanakan
2015 4.562.706 akan didarati oleh pesawat Airbus A-330 dengan
( Sumber : Kantor Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri kode landasan 4E, yang mempunyai ARFL 2.713
Palu) m. Namun ARFL ini masih harus dikoreksi
terhadap elevaasi, temperatur, dan slope sesuai
dengan kondisi bandar udara bersangkutan.
Adapun data-data yang diperlukan adalah
sebagai berikut:
 Pesawat Rencana = Airbus A 330-200

353
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

 Lo (ARFL) = 2.713 m S1 = 252 km/h


 Elevasi = 86 m = (252  1000)/3600) =70
 Slope =1% m/dt
 Tref = 27,76º C S2 = 32 km/h = 9 m/det
A = 1,5 m/𝑑𝑒𝑡 2 = 2.25 m/dt
Koreksi terhadap elevasi Jarak touchdown = 450 m
7 H Diperoleh:
L1 = L0 x ( 1+ 100 x 300 )
7
= 2713 x (1 + 100 𝑥
86
)
(70) 2  (9) 2
300 D= = 1070,89 m
= 2767.44 m 2  2.25
Distance to Exit Taxiway = 450 + 1070,89 =
Koreksi terhadap temperatur 1520,89 m  1521 m
L2 = L1 x [1+0,01x(Tref–(15-0,0065 H))] Jadi L0 = 1521 m, L0 dihitung berdasarkan
= 2767.44x[1+0,01x(27,76-(15- kondisi standart sea level, lokasi Exit taxiway
0,0065x86))] setelah dikoreksi terhadap elevasi dan
= 3136.035334 m temperature adalah sebagai berikut:
• Koreksi terhadap elevasi:
86
Koreksi terhadap slope L1 = 1520,89  (1  0.03  )
L3 = L2 x (1+0,1 x slope) 300
= 3136.035334 x (1+0,1 x 1) = 1533, 96 m
= 3449.638867 m ≈ 3450 m • Koreksi terhadap temperatur:
Dari hasil perhitungan koreksi terhadap Syarat ICAO setiap kenaikan 5,6º C diukur dari
elevasi, temperatur dan slope maka didapat 15º C, jarak bertambah 1%.
panjang runway yang dibutuhkan pesawat  (27,76  15) 
rencana A 330-200 dengan muatan penuh adalah L2 = 1533, 96  1  0.01 
3143 m, sedangkan Bandar Udara Mutiara Sis Al  5.6 
Jufri yang ada saat ini adalah 2360 m. Sehingga L2 = 1568,91 m  1569 m
untuk dapat didarati oleh pesawat A 330-200, Jadi Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri
maka perlu diadakan pengembangan panjang direncanakan akan membutuhkan jarak dari
runway sebesar 783 m. threshold sampai titik awal exit taxiway dengan
pesawat rencana A 330-200 adalah 1569 m.
Lebar runway Dengan cara perhitungan yang sama untuk
Sesuai dengan Aerodrome Reference Code perhitungan pesawat kecil ( DHC-6) dari arah 33
yang dikeluarkan ICAO untuk ARFL 1.200 - < dengan data Distand to exit taxiway = 300m, S1=
1.800 m, kode angka 2 dan kode huruf C untuk 167 km/jam, S2 = 27 km/jam, dan a = 1,5 m/det
A 330-200 dengan kode landasan 4E, yang di dapat L= 1.191,743571m ≈ 1.192m.
mempunyai ARFL = 2.713 m dengan kriteria
wingspan (60.3 m) dan outer main gear wheel Lebar Taxiway
span (12 m). Dari kategori ini bandar udara Lebar taxiway dan lebar total taxiway termasuk
Mutiara Sis Al Jufri direncanakan mempunyai: shoulder sesuai dengan yang ditetapkan ICAO
• Lebar landasan = 45 m adalah sebagai berikut ;
• Lebar bahu landasan = 7,5 m
• Kemiringan melintang = 1,5% Tabel 12 Lebar Taxiway
Description Code Letter
• Kemiringan Bahu = 2,5% E D C B A
Taxiway width 23 m 23 m 18 m 10,5 m 7,5m
a) c)
Menentukan Lebar Exit Taxiway Overall width of 44 m 18 m 15 m - -
b) d)
Exit taxiway ditentukan berdasarkan jarak taxiway and shoulders
38 m 25 m
yang diperlukan pesawat sejak menyentuh (Sumber : (H. Basuki, 1984)
Threshold sampai pesawat dengan kecepatan
tertentu bisa memasuki taxiway. Berdasarkan pesawat rencana A 330-200
Dalam menentukan exit taxiway di gunakan yang akan mendarat di Bandar Udara Mutiara Sis
data-data sebagai berikut: Al-Jufri termasuk dalam kategoti kelas 4D.
Pesawat rencana A 330-200 dengan design group Lebar taxiway = 23 m
C. Lebar total taxiway dan shoulder = 38 m

354
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

Jarak minimum antara landasan pacu dan landas arah angin dominan yang bertiup pada daerah
hubung dapat diperoleh dengan persamaan: tersebut.
Jrt = 0,5 × ( LS + W1 ) 2. Panjang landas pacu sesuai dengan pesawat
Dimana : rencana yaitu A 330-200 adalah sepanjang
LS = lebar strip area total 3450 meter.
W1 = lebar wingspan pesawat rencana 3. Lebar landas pacu yang dibutuhkan adalah 45
meter, dan lebar bahu landasan adalah 7,5
Tabel 13 Lebar Runway Strip meter kekiri dan 7,5 meter kekanan, sehingga
Kode Jenis Lebar Runway total lebar landas pacu adalah 60 meter.
Angka Pendekat Strip 4. Jarak dari treshold sampai titik awal exit
1 Instrument 150 m taxiway adalah 1569 meter
2 Instrument 150 m 5. Lebar taxiway yang dibutuhkan adalah 23 m
3 dan 4 Instrument 300 m Lebar total taxiway ditambah shoulder adalah
(Sumber : (H. Basuki, 19840) 38 meter.
6. Panjang taxiway yang dibutuhkan 185 meter.
Dari tabel tersebut diperoleh runwaystrip
7. Konstruksi perkerasan untuk perpanjangan
untuk lapangan terbang dengan kode angka 4
landas pacu adalah sebagai berikut:
untuk jenis pendekat instrument adalah 150 m
➢ Daerah kritis :
dengan lebar total 300m. maka klasifikasi bandara
Surface Coarse = 4 inch= 10 Cm
kode angka 4 lebar total 300 m dan W1 = 28,9 m.
Base Coarse = 20 inch= 51 Cm
Jrt = 0,5 × ( LS + W1 )
Sub Base Coarse= 23 inch= 59 Cm
=0,5 × ( 300 + 60,3 )
➢ Daerah non kriris :
=180,15 m
Surface Coarse = 3.5 inch= 9 Cm
Base Coarse = 18 inch= 46 Cm
Perencanaan Fillet
Sub Base Coarse= 20,8 inch= 53 Cm
Fillet merupakan pelebaran sebelah dalam
➢ Daerah pinggir :
pada intersection dari dua atau lebih pada traffic
Surface Coarse =2.75 inch=7 Cm
way, misalnya runway, taxiway, dan apron.
BaseCoarse =14,17inch=36Cm
Persyaratan dari ICAO bahwa radius fillet tidak
Sub Base Coarse= 16,5 inch= 42 Cm
boleh lebih kecil dari lebar taxiway. Sedangkan
8. Luas apron dibutuhkan adalah 141  312,4 m
FAA mensyaratkan bahwa radius fillet antara
= 44.062,5 m2.
runway dan taxiway dapat dilihat pada tabel
9. Tebal perkerasan apron dengan metode PCA
berikut ini :
dengan working stress = 334 Psi adalah 9,5
Tabel 14 Radius fillet pada pertemuan runway dengan inch = 24,13 cm.
taxiway 10. Luas gedung terminal yang dibutuhkan
Radius of Fillet
Small airport serving general Large airport serving transport
minimum seluas 106.074 m 2
Angle of Intersection
11. Luas minimum gudang adalah 627 m 2 .
aviation aircraft category aircraft

(m) (ft) (m) (ft)


0 - 450 7.5 15 22.5 75 12. Luas minimum pelataran parkir yang
45 – 1350 15.0 50 30.0 100 dibutuhkan adalah 18.275,4 m2.
More than 60.0 200 60.0 200
1350
(Sumber : Khana S. K and Aurora, “Airport and Saran
Planning”, hal 146) Berdasarkan hasil survey yang dilakukan
oleh penulis terhadap keadaan Bandar Udara
Mutiara Sis Al-Jufri saat ini, maka penulis ingin
PENUTUP memberikan beberapa saran untuk kepentingan
pengembangan.
Kesimpulan 1. Mengingat rencana pemerintah yang akan
Hasil perhitungan Perencanaan Pengem- menjadikan Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri
bangan Sisi Udara Bandar Udara Mutiara Sis Al- sebagai bandara embarkasi haji, maka
Jufri di Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah pemerintah perlu memasukkan pesawat yang
didapat kesimpulan sebagai berikut: melayani penerbangan luar negeri, sebagai
1. Arah landas pacu dengan azimuth 15-35 telah contoh pesawat Airbus A 330-200.
memenuhi syarat ICAO yaitu minimal 95% 2. Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri perlu
meningkatkan fasilitas perlampuan dan

355
Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.6 Agustus 2017 (345-356) ISSN: 2337-6732

pemarkaan, sehingga layanan penerbangan sampai dengan tahun 2030, sehingga diatas
bisa ditingkatkan baik dimalam hari maupun dari tahun 2030 perlu diadakan evaluasi
disiang hari. kembali untuk pengembangan Bandar Udara
3. Pada perencanaan ini direncanakan untuk 20 Mutiara Sis Al-Jufri
tahun kedepan yaitu mulai dari tahun 2015

DAFTAR PUSTAKA

Ashford, N, J. Mumayiz, S, A dan Wright, P, H. 2011. Airport Engineering. Fourth Edition. New Jersey
Basuki, H. 1986. Merancang Merencana Lapangan Terbang. Alumni Bandung
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 2015. Informasi Data Bandara. Bandar Udara Mutiara Sis Al-
Jufri. Palu
Doda, Yudy. Desei, Frice, L dan Kaharu, Anton. 2013. Perencanaan Runway, Taxiway, dan Apron
Bandar Udara Jalaludin Gorontalo. Universitas Negeri Gorontalo
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. 2015. Informasi Data Bandara. Bandar Udara Mutiara Sis Al-
Jufri. Palu
Data Klimatologi. 2011-2015. Kantor BMKG Stasiun Klimatologi Bandar Udara Mutiara Sis Al-Jufri
Palu
Federal Aviation Administration. 2011. A Quick Reference: Airfield Standards. Second Edition.
Washington, DC
Hidayat, D, R. 2014. Analisis dan Perencanaan Runway dan Alat Bantu Pendaratan Bandar Udara
Nusawiru Kabupaten Pangandaran. Universitas Siliwangi.
Horonjeff, R. 1975. Planning and Design of Airport. Second Edition. New York Mac Graw – Hill Book
Company
https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Mutiara_SIS_Al-Jufrie
https://id.wikipedia.org/wiki/Landas_pacu
https://www.kemenag.go.id/
International Civil Aviation Organization (ICAO). 2013. Aerodromes Annex 14 Volume I Aerodrome
Design and Operations. Sixth Edition. Canada
Permana, S, J dan Hidyastutui, H. 2013. Studi Perencanaan Pengembangan Landas Pacu (Runway)
dan Landas Hubung (Taxiway) Bandara Abdulrachman Saleh Malang. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah. 2010-2020. Badan Pusat Statistik
Pongsipulung, Irwan, L. 2016. Perencanaan Pengembangan Bandar Udara Wasior di Kabupaten Teluk
Wondama Propinsi Papua Barat. Universitas Sam Ratulangi
Wardhani, S, H. 1992. Airport Engineering. Civil Engineering Gadjah Mada University

356

Anda mungkin juga menyukai