PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, perkembangan teknologi semakin meningkat. Salah
satunya adalah dalam bidang transportasi. Transportasi merupakan suatu
kegiatan manusia untuk melakukan suatu perjalanan dengan jarak
tertentu, dari tempat yang satu ke tempat yang lain dengan menggunakan
alat transportasi.
Sistem transportasi nasional menyelenggarakan transportasi guna
memperlancar arus penumpang dan barang dari suatu tempat ke tempat
yang lain di seluruh wilayah tanah air serta untuk pelayanan internasional.
Terselenggaranya sistem transportasi terpadu, tertib, lancar, dan aman
serta terjangkau oleh kemampuan masyarakat sehingga akan tercapai jasa
transportasi yang handal dan berkemampuan tinggi.
Keunggulan alat transportasi udara terletak pada kecepatan yang
tinggi dan kemampuanya untuk menembus daerah yang terisolasi. Tetapi
banyak juga kelemahanya, antara lain kemampuan angkut terbatas, sarana
dan prasarananya mahal, serta biaya operasinya juga mahal. Oleh karena
itu transportasi udara lebih banyak diminati untuk perjalanan jarak jauh.
1.2 Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan Tugas Besar Perencanaan
Terbang adalah:
1. Agar mahasiswa dapat menganalisa dan menentukan arah angin
dominan dalam penetapan arah landasan pacu (runway)
2. Agar mahasiswa dapat mendesain komponen geometrik Bandar udara
(runway, taxiway, apron, terminal dan bangunan pelengkapnya)
3. Agar mahasiswa dapat mendesain tebal perkerasan runway, taxiway,
apron.
BAB II
STANDAR STANDAR YANG DIGUNAKAN DAN LANDASAN
TEORI
2.1Standar Yang Digunakan Dalam Perencanaan
1. Menggunakan standar klasifikasi perencanaan ICAO (International Civil
Aviation Organization) Annex 11 ; 14 Fourth Edition Aerodrome Design
and Operations juli 2004
2. Menggunakan
standar
Perencanaan
FAA
(Federal
Aviation
Analisa Angin
Sebuah analisa angin adalah dasar bagi perencanaan lapangan terbang,
skala arah. Sebagai langkah pertama dalam hal ini adalah memplot
data kecepatan dan arah angin ke dalam mawar angin yaitu
lingkaran yang terdiri dari berbagai sektor arah angin dan kecepatan
angin.
Kemudian masing-masing arah yang ditinjau dijumlahkan, maka
jumlah yang terbesar dijadikan standar untuk menghitung dan
menentukan arah landasan pacu (runway). Dengan demikian maka
diperoleh wind rose untuk masing-masing arah. Peninjauan arah
angin dilakukan pada 4 (empat) arah yaitu:
a) Arah N S.
b) Arah NE SW.
c) Arah W E.
d) Arah NW SE.
Persyaratan ICAO Pesawat Landas Pacu Rencana, diambil Panjang
Landas Pacu Pesawat dengan Komponen Cross Wind tidak melebihi :
20 Knots dengan ARFL 1500 m
13 Knots dengan ARFL diantara 1200 m 1499 m
10 Knots dengan ARFL 1200 m
2.3
Karakteristik Pesawat
Adalah penting untuk menyadari bahwa karakteristik-karakteristik
seperti berat operasi kosong, kapasitas penumpang dan panjang landasan
pacu tidakdapat dibuat secara tepat dalam pentabelan karena terdapat
banyak variabel yang mempengaruhi besaran-besaran tersebut,
baik
apron
Wingspan
Length
MSTOW
(lb)
#
Engines
Avg. #
Seats
Beech 1900c
54'06"
57'10"
16600
19
Runway
required
(ft)
3300
Shorts 360
Dornier 328100
SAAB 340 B
74'10''
70'10"
27100
35
4300
68'10''
68'08"
27557
30
3300
70'04"
64'09"
28500
37
4200
AT-42-300
80'06"
74'05"
36815
45
3600
EMB 120
64'11"
65'7"
26433
30
5200
ERJ 135
Embrear
65'9"
86'5"
41887
35
Runway
required
(ft)
5800
ERJ 140
Embrear
65'9"
93'4"
44313
40
6100
Aircraft
Manufacturer Wingspan
Length
MSTOW
# Engines
(lb)
Avg. #
Seats
ERJ 145
Embrear
65'9"
98'0"
46275
50
7500
CRJ 200
Bombardier
69'7"
87'10"
51000
50
5800
CRJ 700
Bombardier
76'3"
106'8''
72750
70
5500
CRJ 900
Bombardier
81'6"
119'4"
80500
90
5800
Manufacturer Wingspan
Length
MSTOW
# Engines
(lb)
Avg. #
Seats
Runway
required
(ft)
BAe-RJ70
British
Aerospace
86'00"
78'9"
89999
95
4700
BAe-RJ85
British
Aerospace
86'00"
86'11"
92999
110
5400
BAe-RJ100
British
Aerospace
86'00"
94'10"
97449
110
6000
Jet Aircraft Between 100,00 and 250,000 lb MSTOW (Narrow Body Jets)
Aircraft
Manufacturer Wingspan
Length
Wheel
Base
Wheel
Track
MSTOW
# Engines
(lb)
Avg. #
Seats
Runway
required
(ft)
A-319
Airbus
Industrie
111'25''
111'02''
41'33''
24'93''
141095
140
5800
MD-87
McDonnellDouglas
107'10''
130'05''
62'11''
16'08''
149500
135
7600
MD-90-30
McDonnellDouglas
107'10''
152'07''
77'02''
16'08''
156000
165
6800
A-320-200
Airbus
Industrie
111'03"
123'03''
41'05''
24'11''
158730
160
5700
B-737-800
Boeing
112'06''
124'11''
50'09''
18'8''
172445
175
B-727-200
Boeing
108'00''
153'03''
63'03''
18'09''
184800
165
8600
B-757-200
Boeing
124'10''
155'03''
60'00''
24'00''
220000
210
5800
Airbus
Industrie
144'00''
153'01''
49'11''
31'06''
330690
240
7500
B-767-300
Boeing
156'01''
180'03''
74'08''
30'06''
345000
275
8000
A-300-600
Airbus
Industrie
147'01''
175'06''
61'01''
31'06''
363765
310
7600
L-1011-500
Lockheed
164'04''
164'03''
61'08''
36'00''
510000
290
9200
B-777-200
Boeing
199'11''
209'01''
84'11''
36'00''
535000
375
8700
DC-10-40
McDonnellDouglas
165'04''
182'03''
72'05''
35'00''
555000
325
9500
A-340-200
Airbus
Industrie
197'10''
195'00''
62'11''
16'09''
558900
320
7600
DC-10-30
McDonnellDouglas
165'04''
182'03''
72'05''
35'00''
572000
320
9290
MD-11
McDonnellDouglas
170'06''
201'04''
80'09''
35'00''
602500
365
9800
B-747-SP
Boeing
195'08''
184'09''
67'04''
36'01''
630000
315
7000
B-747-400
Boeing
213'00''
231'10''
84'00''
36'01''
800000
535
8800
Avg. #
Seats
Runway
required
(ft)
Jet Aircraft Between 100,00 and 250,000 lb MSTOW (Narrow Body Jets)
Aircraft
Manufacturer Wingspan
Length
Wheel
Base
Wheel
Track
MSTOW
# Engines
(lb)
B-787-8
Dreamliner
Boeing
197'04''
186'02''
74'09''
32'07''
242000
230
9600
A-380
Airbus
Industrie
261'08''
239'03''
99'08''
46'11''
1235000
525
10000
termasuk muatan
parkir
pesawat
ke
pangkal
landasan
pacu.
Selama
(5)
adalah
beban
maksimum
pada
saat
roda
pesawat
Gear
Muata
n
Bahan Bakar
Man T.o Trav.
Ld.
Res.
OWE
Payload
Max.payloa
d
ZFW
+ max.
+ max.
MRW
MTOW
MLW
= Manuver (gerakan)
T.o
Trav
= Travelling (Perjalanan)
Ld
= Landing (Mendarat)
Res
= Reserver (cadangan)
menyerap
gaya-gaya
yang
ditimbulkan
selama
melakukan
jenis-jenis
konfigurasi
roda
pendaratan
utama
10
11
(FAR).
Peraturan-
bandara.
Lingkungan
bandara
yang
berpengaruh
persyaratan-persyaratan
tersebut
harus
dipenuhi
Fe
b) Koreksi temperatur
AGUS DAUD F 111 13
070
12
Ft
: Temperatur di bandara, C
koreksi
kemiringan
runway
dapat
dihitung
dengan
persamaan berikut:
Fs = 1 + 0.1 S
Pers.2.3)
Dengan
Fs
: Kemiringan runway, %
Persentase Pertambahan
Pengurangan Runway
+5
+10
-5
-3
-5
+7
13
Lro
Ft
Fe
Fs
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Tabel 2.11 Taxiway Design standards based on Airplane Design Group (ADG)
23
24
25
26
27
28
29
30
dimensi
pesawat
yang
dilayani.
Untuk
dimensi
yang
untuk
perencanaan taxiway
Tabel 2.22 Jarak touchdown pesawat berdasakan design group
Design
Group
Tipe Pesawat
Kecepatan
towchdown
(Km/Jam)
Jarak
towchdown
(m)
Bristul Freighter
170, DC-3, DC-4,
F-27
300 m ( 1000 ft
)
Bristul Freighter,
DC-6, F-28, MK100, Viscount
800
400 m ( 1500 ft
)
450 m ( 1500 ft
)
II
III
S 12S 22
2a
(Pers.
2.5)
Dimana :
D
taxiway
AGUS DAUD F 111 13
070
31
= perlambatan
32
Gambar 2.8 Holding Bay untuk landasan approach presisi kode angka No.4
Sumber : Gambar 4-10. Merancang, merencana lapangan terbang (Basuki, Heru 2014)
b Dimensi Holding Bay
Dimensi yang diperlukan untuk sebuah holding bay disajikan dalam tabel 2.23:
Tabel 2.23 Dimensi Holding Bay
Panjang pesawat.
33
Noise In
Pesawat diparkir tegak lurus gedung terminal, hidung pesawat menghadap
terminal.
Angied Noise In
Pesawat diparkir menyudut dan hidung pesawat menghadap ke gedung
terminal.
Paralel
Konfigurasi parkir dengan badan pesawat/sayap pesawat menghadap
gedung terminal dengan sudt 90o
Macam-macam tipe parkir tersebut dapat dilihat seperti yang tercantum pada
gambar Berikut:
34
ANGIED NOISE IN
NOISE IN
TERMINAL
BAGIAN DEPAN
35
Tipe Gate A. Pesawat tipe golongan III dengan panjang sayap (wingspan)
antara 79-118 ft
Tipe Gate B. Pesawat tipe golongan IV dengan panjang sayap (wingspan)
Domestic
Through
Turnaround
Flight
Flight
25
45
45
50
45-60
60
60
International
Turnaround Flight
60
120
120-180
36
Turning Radius
Ukuran gate position tergantung dari jenis pesawat dan tipe parkir pesawat
yang digunakan, yaitu sebesar 2 x Turning Rasius + Clearance.
a
Pers. 2.8
Pers. 2.9
Clearance
D
E
ditambah
clearance.
Panjang
apron
diperoleh
dengan
menjumlahkan gate position dari ujung apron. Bisa juga dengan penentuan
berdasarkan FAA, yaitu :
37
38
39
40
41
2.8.4
1 1
x
A B
(Pers 2.10)
Dimana:
W2
42
[ ]
W2
W1
1/2
(Pers 2.11)
Dimana:
R1
R2
43
2.8.7
seperti tepi luar landasan hubung dan tepi luar landasan pacu.
Kurva-kurva Perencanaan Tebal Perkerasan
a Kurva Perencanaan Tebal Perkerasan Total Untuk Pesawat Rencana
Beroda Tunggal
44
45
46
47
Gambar 2.17 Kurva Perencanaa Tebal Perkerasan Untuk Pesawat Dual Tandem
Sumber: Merancang, merencana lapangan terbang (Basuki, Heru 2014)
Langkah -langkah Perhitunga tebal Perkerasan:
1 Memplot nilai CBR subgrade dam MSTOW didapat tebal perkerasan total dari
Grafik 2.14, 2.15 dan 2.16 di atas:
48
Dari grafik yang sama dengan CBR 20, diperoleh Tebalnya, maka subbase = Tebel
total perkerasan tebal yang diperoleh dengan nilai CBR 20.
Annual depature melebihi annual depature yang ada dalam grafik maka tebal
surface aspal ditambah 1 inchi.
Tebal surface untuk daerah kritis
= 4 inchi.
Chek tebal minimum base course dengan CBR tanah dasar dari Tabel 2.27 berikut:
Tabel 2.27 Minimum base course thickness
Design Load Range
Minimum Base
Course Thickness
Design Aircraft
lbs.
(Kg)
In.
(mm)
Single Wheel
30.000 50.000
50.000 75.000
(13.600 22.700)
(22.700 34.000)
4
6
(100)
(150)
Dual Wheel
50.000 100.000
100.000 200.000
(22.700 45.000)
(45.000 90.700)
6
8
(150)
(200)
Dual Tandem
100.000 250.000
250.000 400.000
(45.000 113.400)
(113.400 181.000)
6
8
(150)
(200)
757
767
200.000 400.000
(90.700 181.000)
(150)
DC-10
L1011
400.000 600.000
(181.000 272.000)
(200)
B-747
400.000 600.000
600.000 850.000
(181.000 272.000)
(272.000 385.700)
6
8
(150)
(200)
C-130
75.000 125.000
125.000 175.000
(34.000 56.700)
(56.700 79.400)
4
6
(100)
(150)
Sumber: AC 150/5320-6E
8
Perkerasan Apron
Rigid pavement (perkerasan kaku) terdiri dari slab-slab beton yang digelar di atas
tanah granular atau sub base course yang telah dipadatkan, ditunjang oleh lapisan
tanah asli dipadatkan yang disebut dengan sub grade. Pada kondisi tertentu kadangkadang sub base tidak diperlukan.
49
Harga K
MN/m3
Psi
Sangat jelek
< 40
< 150
Baik
55 68
200 250
Sangat baik
> 82
> 300
Sumber : Merancang, merencana lapangan terbang (Basuki, Heru 2014)
1.
50
51
52
Melintang
15 ft (4,6 m)
Memanjang
12,5 ft (3,8 m)
20 ft (6,1 m)
20 ft (6,1 m)
25 ft (7,6 m)
25 ft (7,6 m)
Sumber: Merancang, merencana lapangan terbang (Basuki, Heru 2014)
Perhitungan Penulangan Arah Memanjang = Arah Melintang.
3.
As
imperial unit
Pers. 2.12
As
metrik unit
Pers. 2.13
Dimana:
As
Luas penampang melintang besi untuk setiap ft atau meter lebar atau
panjang slab beton dalam inchi atau cm2.
4.
Fs
Diameter
Panjang
Jarak
Sumber : Merancang, merencana lapangan terbang (Basuki, Heru 2014) .hal 392
53
dan volume desain ini digunakan untuk menghitung luasan fasilitas pada tingkat
pelayanan tertentu
Ticket Lobby
1,0
0,95
4,8
4,57
Operational Airline
1,0
0,95
Penanganan bagasi (Baggage Claim)
1,8
1,70
Ruang Tunggu
1,6
1,52
Fasilitas Makanan / Kantin
1,6
1,52
Dapur dan Gudang
0,5
0,48
Ruang Pengusahaan lainnya
0,3
0,28
Toilet
Ruang Sirkulasi, Mekanikal,
Pemeliharaan
11,6
11,05
dan Dinding
24,2
23,02
Total
Sumber : SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian
Fasilitas Teknik Bandar Udara.
88)
Tabel 2.33. Fasilitas Ruang Terminal Internasional
Tambahan Kebutuhan Ruang per 100
Fasilitas Ruang Terminal
TPHP
Internasional
1000 ft2
100 m2
Kesehatan Publik
1,5
1,42
1,0
0,95
Bagian Keimigrasian
3,3
3,14
Kepabeanan
0,2
0,19
Tanaman tanaman
1,5
1,42
Ruang Tunggu Pengunjung
7,5
7,12
Total
Ruang Sirkulasi, Perakitan
Bagasi, Utilitas, Dinding7,5
7,12
dinding partisi
15,0
14,24
Total
Sumber : SKEP/77/VI/2005 tentang Persyaratan Teknis Pengoperasian
Fasilitas Teknik Bandar Udara.
55
56
Warna yang dipakai biasanya putih pada landasan yang mempunyai perkerasan
aspal, sedangkan warna kuning untuk taxiway dan apron. Pada dasarnya
warnanya harus mencolok terhadap sekitarnya. Jadi, kalau landasan berwarna
putih (landasan beton) harus diberi warna lain untuk markingnya.
Kedua organisasi penerbangan telah membuat standar marking. FAA dalam
Advisory Circular 150/6340 1E kita pakai edisi tanggal 11-4-1980. ICAO dalam
Annex 14 Chapter 5, 6. 7 dipakai edisi kedelapan Maret 1983. Ada 4 macam tipe
marking:
a
Marking landasan.
Marking taxiway.
a.
Marking Landasan
1) Marking Landasan (runway marking)
57
Banyaknya Strip
18 m
4
23 m
6
30 m
8
45 m
12
60 m
16
Sumber: Merancang, merencana lapangan terbang (Basuki, Heru 2014)
4) Marking untuk jarak-jarak tetap (fixed distance marking).
Berbentuk empat persegi panjang, berwarna menyolok. Biasanya orange.
Ukuran panjangnya 45 m 60 m, lebar 6 m 10 m terletak simetris
kanan kiri sumbu landasan. Marking ini yang terujung berjarak 300 m
dari threshold.
AGUS DAUD F 111 13
070
58
5) Markingtouchdown zone.
Dipasang pada landasan dengan approach presisi, tapi bisa juga
dipasang pada landasan non presisi atau landasan non instrument, yang
lebar landasannya lebih dari 23 m. Terdiri dari pasangan-pasangan
berbentuk segi empat di kanan kiri sumbu landasan lebar 3 m dan
panjang 22,5 m untuk strip-strip tunggal. Untuk strip ganda ukuran 22,5
x 1,8 dengan jarak 1,5 m (Lihat gambar 5.2). Jarak satu sama lain 150 m
diawali dari threshold, banyaknya pasangan tergantung panjang
landasan.
Tabel 2.35. Marking Touchdown
Panjang Landasan
Banyaknya Pasangan
< 90 m
900 1200 m
1200 1500 m
1500 2100 m
> 2100 m
6
Sumber: Merancang, merencana lapangan terbang (Basuki, Heru 2014)
59
60
61
62
2)
3)
Bangunan Pelengkap
Hanggar
Hanggar ialah tempat reparasi pesawat yang terlindung.
Menghitung panjang Hanggar (P)
P= (2xTurning Radius) + (clearancex4)
Pers. 2.14
Lebar hangar
L = (2 x Turning radius) + (2 x clearance)
Pers. 2.15
Control Tower
Ditempatkan pada lokasi yang strategis, yang tugasnya mengatur lalu lintas
udara.
Fasilitas Air Dan Listrik
Kebutuhan air bersih untuk Bandar udara pada sat ini dipenuhi dari sumber
sumur alam yang terdapat di daerah perumahan Bandar udara yang
4)
63
64
2.7
Langkah Kerja
2.7.1. Desain Runway
2.7.1.1. Penentuan Geometrik Runway
65
66
Karak
Tentukan pesawat rencana
Pesawa
Hitung R2
R2 = Forecast annual depart x f.konversi
Hitung W2
W2 = MTOW x 0,95 x
Kemiringan
Runway
Hitung W1
W1 =
Hitung R1
CBR Tanah Dasar
Log R1 = Log R2
Hitung
Elevasi
67
Ya
Kontrol
Tbc min < Tbc
Tidak
Pakai Tbc Minimal
Gunakan Tbc
68
Jarak Threshold
Koreksi Elevasi
Dimensi Taxiway
Gambar 2.30. Flowchart Perencanaan Geometrik Taxiway
2.7.2.2. Perhitungan Tebal Perkerasan Lentur (Taxiway)
69
Hitung Mix Design Kelas Pesawat Dan Jumlah Gate Setiap Kelas / Grup Pesaw
Ri = 0,5 x (w+z+d)
W = Jenis Clear Untuk Setiap Kelas Pesawat
d = Wheel Track
z = Wirstips Clear
Dimensi Apron
Menentukan Harga K
As min = 0,05% x P x L
2.7.3.2. Perhitungan
Luas Tulangan
As20-250 Tebal Perkerasan Kaku /Rigid (Apron)
70
Desain Tebal Plat, Tulangan, dan Subbase
71
72