Anda di halaman 1dari 6

PERENCANAAN BANDAR UDARA DI KOTA SORONG

Putri arya wardhani


Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Sipil, Universitas
Pendidikan Muhammadiyah Sorong
email:putriaryawardhani1402@gmail.com

ABSTRAK
saat ini transportasi melalui udara memegang peranan penting, dimana di beberapa daerah
merupakan daerah pengeboran minyak, batu bara dan lainnya, sehingga memerlukan
mobilitas yang tinggi antar daerah, dalam maupun luar propinsi. Dengan demikian, fungsi
transportasi udara untuk kegiatan tersebut sangat vital.
Dalam merencanakan suatu lapangan terbang harus memperkirakan arus lalu lintas di masa
yang akan datang. Oleh karena itu, penelitian yang akan dilakukan bersifat research.
Dengan menganalisa data lima tahun jumlah pesawat, penumpang, bagasi dan cargo
menggunakan analisa regresi, dapat diramalkan arus lalu lintas di masa yang akan
datang sehingga pengembangan bandar udara dapat diketahui perlu dilakukan atau tidak.
Berdasarkan data-data primer yang diperoleh dari bandara seperti data klimatologi, data
karakteristik pesawat, data tanah, dan data existing bandara digunakan sebagai acuan
merencanakan pengembangan bandar udara.
Berdasarkan hasil perhitungan yang mengacu pada standar International Civil Aviation
Organization (ICAO) dengan pesawat terbang rencana Boeing 747-400 maka dibutuhkan
panjang landasan (runway) 3.949 meter dan lebar landasan 60 meter.Jarak antara sumbu
landasan pacu dan sumbu landasan hubung adalah 185 meter. Lebar total taxiway 38 meter,
dan luas apron yang diperlukan 750,5 × 164 = 123.082 m.
Kata kunci: perencanaan, regresi, pergerakan, runway, taxiway, apron

PENDAHULUAN tersebut beroperasi melayani penumpang.


Desain dan fasilitas yang ditawarkan bandara
Mobilitas yang tinggi telah menjadi gaya hidup juga akan sangat berpengaruh dalam hal ini.
dari manusia jaman sekarang. Hal ini Bandara juga akan menjadi roda penggerak bagi
disebabkan oleh aktivitas manusia yang perekonomian masyarakat sekitar, dengan begitu
dituntut untuk berpindah tempat dengan cepat perekonomian masyarakat akan berkembang
dan dalam waktu yang sesingkatsingkatnya, dengan pesat dikarenakan adanya bandara di
baik untuk pekerjaan maupun untuk daerah tersebut.
kepentingan pariwisata. Sampai saat ini, satu- Tujuan Penelitian
satunya moda transportasi yang bisa memenuhi Maksud dan tujuan penelitian ini adalah
kebutuhan itu adalah transportasi udara dengan merencanakan lapangan terbang dengan
menggunakan pesawat terbang. Dengan adanya pesawat jenis Boeing 747 – 400 sebagai
pesawat terbang, manusia dapat berpindah pesawat rencana,
tempat dengan sangat cepat, tidak seperti
transportasi darat maupun laut yang
memerlukan waktu yang lebih lama. Dengan
hal tersebut maka dibutuhkan bandara untuk
pesawat terbang mendarat maupun untuk
mengudara. Pada era globalisasi ini, bandara
bukanlah sekedar fasilitas bagi transportasi
udara, bandara bisa menjadi sebuah simbol dan
gerbang masuk ke suatu kawasan. Selain itu,
bandara bisa menjadi sebuah ikon daerah
yang membanggakan bagi daerahnya, hal
tersebut dapat dilihat dari cara bandara
270
dan hasil ramalan (forecast) untuk jumlah kode huruf A - F mengklasifikasikan lebar
pengunjung bandara. sayap pesawat (wingspan) dan jarak terluar
pada roda pendaratan dengan ujung sayap.
Manfaat Penelitian Klasifikasi menurut FAA
Penelitian ini diharapkan dapat mem- FAA membagi klasifikasi lapangan
berikan kontribusi yang berharga dalam terbang menjadi dua kategori yaitu:
bidang transportasi, khususnya dalam 1. Pengangkutan udara (Air Carrier)
mendisain dan merencanakan pengem- Perencanaan didasarkan pada karakte-
bangan suatu bandar udara. ristik fisik dari pesawat. Klasifikasi ini
didasarkan pada wingspan dan
Batasan masalah wheelbase.
Penelitian ini hanya terbatas pada 2. Pengangkutan umum (General Aviation).
perencanaan runway, taxiway, apron, serta
terminal area yang terdiri dari gedung Menentukan Panjang Runway
terminal, dan pelataran parkir dimana yang Standar yang digunakan untuk
akan dihitung hanya luas yang dibutuhkan perhitungan panjang landasan pacu disebut
untuk masa yang akan datang. Aeroplane Reference Field Length (ARFL).
Meski lokasi bandar udara berada di Menurut persyaratan ICAO, panjang
pinggir pantai tapi untuk pembahasan pada landasan harus dikoreksi terhadap elevasi,
penulisan ini tidak dihitung tentang temperatur, dan slope.
perencanaan Break Water.
Koreksi terhadap Elevasi
7 H (1)
L1 L0 (1 )
100 300
TINJAUAN PUSTAKA Dimana:
L0 = Panjang landas pacu minimum pada
Komponen-Komponen Lapangan kondisi standar (m)
Terbang H = Elevasi ( m)
Lapangan terbang berfungsi bukan L1 = Panjang landas pacu setelah dikoreksi
hanya sebagai tempat tinggal landas pesawat terhadap elevasi (m)
namun dalam sistem transportasi udara Koreksi terhadap Temperatur
meliputi kegiatan-kegiatan yang luas dimana
didalamnya terdapat arus penumpang dan L2 L1 1 0,01 (T (15 0,0065 H ))] (2)
barang. Adapun komponen-komponen dari Dimana:
kedua sistem lapangan terbang di atas adalah T = Temperatur (ºC)
sebagai berikut: L2 = Panjang landas pacu setelah dikoreksi
a. Runway (R/W) atau landas pacu terhadap temperatur (m)
b. Taxiway (T/W) atau landas hubung Koreksi terhadap Slope (kemiringan)
c. Apron slope
L3 L2 (1 0,1 ) (3)
d. Terminal building atau gedung terminal 1%
e. Gudang Dimana:
f. Tower atau menara pengontrol L3 = Panjang landasan yang dibutuhkan
g. Fasilitas keselamatan (pemadam oleh pesawat rencana (m)
kebakaran)
h. Utility (fasilitas listrik, telepon, dll) Menentukan Lebar Landasan Pacu
Dalam menentukan lebar landasan pacu
Klasifikasi Lapangan Terbang dapat diambil sesuai dengan persyaratan
Klasifikasi Menurut ICAO yang dikeluarkan ICAO. Secara umum dapat
ICAO mengklasifikasikan lapangan dilihat pada Tabel 1.
terbang dengan kode yang disebut
Aerodrome Reference Code dengan Apron
mengkategorikan dalam dua elemen. Kode Apron merupakan bagian dari lapangan
nomor 1 - 4 mengklasifikasikan panjang terbang yang disediakan untuk memuat, dan
landas pacu minimum atau Aerodrome menurunkan penumpang maupun barang
Reference Field Length(ARFL). Sedangkan dari pesawat, pengisian bahan bakar, parkir

271
pesawat serta pengecekan alat mesin untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Data-
pengoperasian selanjutnya. data tersebut diambil pada instansi-instansi
terkait seperti PT. Angkasa Pura Cab.
Tabel 1. Lebar Perkerasan Landasan Bandara sorong, Kantor Badan Meteorologi,
Code Code Letter Klimatologi dan Geofisika serta kantor
Number A B C D E F Badan Pusat Statistik papua barat daya.
- Perencanaan panjang landas pacu
1ª 18 m 18 m 23 m - -
-
(runway), didasarkan pada pesawat rencana
2ª 23 m 23 m 30 m - - dan dikoreksi dengan faktor elevasi
3 30 m 30 m 30 m 45 m -
- landasan, suhu dan slope.
Perencanaan taxiway, menentukan exit
60 taxiway, kemiringan dan jarak pandang,
4 - - 45 m 45 m 45m
m
a. The width of a precision approach runway should be
lebar taxiway, kurva taxiway, perencanaan
notless than 30 m where the code number is 1 or 2 fillet didasarkan pada data pesawat rencana
dan berpedoman pada persyaratan yang
Sumber: (ICAO, 2006) dikeluarkan ICAO.
Untuk perencanaan terminal area beserta
Jumlah gate position dapat dipakai rumus fasilitas-fasilitas yang diperlukan, didasar-
sebagai berikut (Horonjeff. 1975) : kan pada hasil analisa perkembangan arus
V T lalu-lintas udara serta jumlah gerakan
G (4) pesawat terbang dan penumpang pada jam
U sibuk di masa yang akan datang.
Dimana : G = Jumlah gate position
V = Volume rencana pesawat
Analisa Data
yang tiba dan berangkat
Pengembangan bandar udara didasarkan
U = Faktor penggunaan
pada ramalan dan permintaan (forecasting
(utility factor)
and demand). Metode peramalan (fore-
Untuk penggunaan mutual U = 0,6 – 0,8.
casting) terdiri dari beberapa metode
Untuk penggunaan eksklusif U = 0,5 – 0,6.
peramalan yang salah satunya adalah
Gate occupancy time untuk tiap pesawat
metode kecenderungan (trend method).
berbeda.
Analisa trend adalah analisa yang
Pesawat kelas A T = 60 menit
meramalkan kecenderungan yang terjadi
B T = 45 menit
dari data-data yang ada saat ini. Analisa
C T = 30 menit
trend yang digunakan adalah:
D = E T = 20 menit a. Trend Linier
Menghitung Ukuran Gate
Turning radius = TR = ½ (wingspan + a b (7)
whell track) + forward roll (5) b. Trend Logaritma
D = (2 × TR) + wing tip clearance (6) a b ln (8)
c. Trend Exponensial
Tabel 2. Wing Tip Clearance (9)
Code Letter Clearance Y a.k x
A 3m Kuat tidaknya korelasi diukur dengan suatu
nilai yang disebut koefisien korelasi (r)
B 3m
dimana -1≤ r ≤ 1. Semakin besar harga r,
C 4,5 m
maka makin kuat korelasinya.
D 7,5 m
E 7,5 m
Sumber: (ICAO, 2006) HASIL PENELITIAN

Panjang Runway
METODOLOGI PENELITIAN Dalam perencanaan pengembangan
Bandar Udara direncanakan akan didarati
Penelitian dilakukan dengan cara meng- oleh pesawat Boeing 747-400 : Kode
adakan peninjauan langsung ke lokasi dan landasan = 4E dan ARFL = 3.383m

272
Namun ARFL ini masih harus dikoreksi Menghitung Lebar Runway
terhadap elevasi, temperatur, dan slope Sesuai dengan Aerodrome Reference
sesuai dengan kondisi bandar udara Code yang dikeluarkan ICAO untuk ARFL
bersangkutan. Adapun data-data yang ≥1.800 m, kode angka 4 dan kode huruf E
diperlukan adalah sebagai berikut: untuk pesawat B 747 – 400 dengan kriteria
• Pesawat rencana = Boeing 747-400 wingspan (64,9 m) dan outer main gear
• Lo (ARFL) = 3.383 m wheel span (12,4 m). Dari kategori ini
• Elevasi = 12 feet MSL = 3,75 m Bandar Udara direncanakan mempunyai:
• Efektif slope = 0,5 % • Lebar landasan = 45 m, lebar total
termasuk bahu landasan paling kurang
60 m untuk kode D dan E
(Wardhani, 1992)
• Lebar bahu landasan = 7,5 m
di kedua sisi landasan
• Kemiringan melintang = 1,5 %
• Kemiringan bahu = 2,5 %

Menentukan Exit Taxiway


Dalam menentukan exit taxiway diguna-
kan data-data sebagai berikut:
Pesawat rencana Boeing 747-400 dengan
design group D.
S1 = 259 km/jam
= (259 1000)/3600) = 72 m/dt

Tempr.reference = 22,31, 33,54 22,31 S2 = 32 Km/jam = 9 m/dt


3
Tref = 26,05º C a = 1,5 m/det 2
Untuk perhitungan landas pacu harus Jarak touchdown = 450 m
dikoreksi terhadap elevasi, temperatur,dan
Diperoleh:
slope sebagai berikut:
(72) 2 (9) 2
Koreksi terhadap elevasi: D= = 1.701 m
3,75 2 1,5
L1 = 3.383 (1 0,07 ) L0 = 450 + 1.701 = 2.151 m
300
= 3.385,96 m Jadi, L0 = 2.151 m, L0 dihitung berdasarkan
Koreksi terhadap temperatur: kondisi standart sea level, lokasi exit
taxiway setelah dikoreksi terhadap elevasi
L2 = 3.385,96 1 0,01 (26,05 (15 0,0065 3,75))] dan temperatur adalah sebagai berikut :
= 3.760,93m • Koreksi terhadap elevasi:
3,75
L =2.151 (1 0,03 )= 2.151,81 m
1
Koreksi terhadap slope (kemiringan): 300
• Koreksi terhadap temperatur:
L3 = 3.760,93 (1 0,1 0,5) Syarat ICAO setiap kenaikan 5,6º C diukur
=3.948,98 m 3.949 m dari 15º C, jarak bertambah 1%.
(26,05 15)
Dari perhitungan panjang landas pacu L2 = 2.151,81 1 0,01
yang dibutuhkan oleh pesawat Boeing 747- 5,6
400 dengan muatan penuh adalah L = 3.949 L2 = 2.194,27 m 2.194,5 m
m, maka panjang landasan pacu yang ada, Jadi jarak dari ujung treshold sampai titik
yaitu 2.500 m, harus diperpanjang sepanjang awal exit taxiway (Distance to Exit Taxiway)
1.449 m. adalah 2.194,5 m.

273
Lebar Taxiway Diameter (D)= (2 × TR) + Wing tip
Lebar taxiway dan lebar total taxiway clearance
termasuk shoulder sesuai dengan yang = (2 × 23) + 4,5= 50,5 m
ditetapkan ICAO. B 747-400 mempunyai
kode huruf E sehingga: Menghitung luas apron
⮚ Lebar taxiway = 23 m Lebar apron
⮚ Lebar total taxiway dan shoulder L = (2 Pb) + (3 C) (10)
= 23 + (2 x 7,5) = 38 m Dimana: L= Lebar apron
Pb = Panjang badan pesawat (m)
Perencanaan terminal area C= Wing Tip Clearence (m)
Jumlah gate position untuk tahun 2026: Untuk lebar apron diperhitungkan dari
pesawat yang paling panjang dalam hal ini
Tabel 3. Gate Position pesawat Boeing 747 – 400 = 70,4 m
Kelas Jlh. Pesawat Jlh. Gate Sehingga L = (2 70,4) + (3 7,5)L
A 4 3 = 163,3 m 164 m
B 1 1 Panjang apron untuk tahun 2026 adalah:
C 20 8 Kode E = 3 buah
Kode D = 1 buah
Menghitung ukuran gate diambil ukuran Kode C = 8 buah
C ]
standar pesawat yang meliputi: P= (3 D E) (1 D ) D(8 D ) 7,5
P= (3 89,5) (1 70,5) (8 50,5) 7,5]
B 747-400 E
B 767-300 D
B 737-900ER C P= 743 + 7,5 = 750,5 m
▪ Untuk pesawat kode E : Luas apron tahun 2026 = (750,5 164) m2
Wingspan(WS) = 64,9 m
Wheel track(WT) = 11 m Dalam perencanaan ini diambil luas
Forward roll(FR) = 3,048 m apron untuk tahun 2026 mengingat umur
Wing tip clearance = 7,5 m rencana adalah 15 tahun. Jadi ukuran yang
Turning Radius(TR) = ½(WS+WT)+FR dipakai adalah 750,5 164 m = 123.082
= ½(64,9+11)+3,048 m2. Luas apron Bandar Udara Sepinggan
= 40,998 m ≈ 41 m saat ini adalah 709,5 × 110 m = 78.45 m2
Diameter (D) = (2×TR+Wingtip
clearance
= (2 × 41) + 7,5 m PENUTUP
= 89,5 m
▪ Untuk pesawat kode D : Kesimpulan
Wingspan(WS) = 47,6 m Dari hasil analisa data Bandar Udara
Wheel track(WT) = 9,3 m Domine Edwar Osok , maka dapat diambil
Forward roll(FR) = 3,048 m kesimpulan sebagai berikut:
Wing tip clearance = 7,5 m a. Peramalan pesawat, penumpang, bagasi,
Turning Radius(TR) = ½(WS+WT)+FR dan cargo untuk 15 tahun mendatang,
= ½(47,6+9,3)+3,048 tahun 2026:
= 31,498 m ≈ 31,5m Pesawat = 219.936 psawat per tahun
Diameter (D) = (2×TR)+Wingtip Penumpang = 15.525.446 pnumpang per
clearance tahun
= (2 × 31,5) + 7,5 m Bagasi = 75.664 kg per tahun
= 70,5 m Cargo = 370.258 kg per tahun
▪ Untuk pesawat kode C : b. Hasil perhitungan untuk pengembangan
Wingspan(WS) = 34,3 m ▪ Panjang landas pacu yang dibutuhkan
Wheel track(WT) = 5,7 m untuk pesawat rencana Boeing 747-
Forward roll(FR) = 3,048 m 400 adalah 3.949 meter.
Wing tip clearance = 4,5 m
▪ Lebar landas pacu yang dibutuhkan
Turning Radius(TR) = ½(WS+WT)+FR
adalah 45 meter. Lebar landas pacu
= ½(34,3+5,7)+3,048
= 23,098 m ≈ 23 m

274
ditambah bahu landasan adalah 60 Saran
meter. Penelitian ini merupakan ramalan dan
▪ Jarak dari treshold sampai titik rencana yang belum tentu dapat terealisa-
awal exit taxiway adalah 2.194,5 sikan, namun dapat menjadi acuan untuk
meter. pengembangan Bandar Udara DEO ke
▪ Lebar taxiway yang dibutuhkan depan. Sebaiknya diadakan penelitian
adalah 23 m. Lebar total taxiway lebih lanjut tentang perencanaan
ditambah shoulder adalah 38 meter. pengembangan Bandar Udara DEO dengan
▪ Jarak antara sumbu landasan dan melihat kebutuhan dan faktor- faktor
taxiway yang dibutuhkan 185 lainnya yang dapat mendukung kualitas
meter. bandara sendiri maupun daerah yang
▪ Luas apron dibutuhkan adalah direpresentasikannya.
750,5 164 m = 123.082 m2.

DAFTAR PUSTAKA

Horonjeff, R., 1975. Planning and Design of Airport, Second Edition, MacGraw–Hill Book
Company, New York.
International Civil Aviation Organization (ICAO), 2006. Aerodrome Design Manual Part 1,
Runways. 3rd Edition, Canada.
Wardhani, S.H., 1992. Air Port Engineering, Civil Engineering, Gajah Mada University,
Yogyakarta.

275

Anda mungkin juga menyukai