Anda di halaman 1dari 15

METODE PERENCANAAN

LANDASAN PACU

Oleh Kelompok 7

Akmal Putra
1910003433230
Aldi Ghazali
1910003433211
Adam Hendryan
1910003433211
Dosen : Cut Dona Kordelia, ST, MT, MH

PRODI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS EKASAKTI
Tahun 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang


Landas pacu (runway) adalah suatu bidang persegi panjang tertentu di dalam lokasi
Bandar udara yang berupa suatu perkerasan yang disiapakan untuk pesawat melakukan
kegiatan pendaratan dan tinggal landas.
Elemen dasar runway meliputi perkerasan yang secara struktural cukup untuk
mendukung beban pesawat yang dilayaninya.Untuk penyelenggaraan sebuah lasdas pacu
dapat memiliki konfigurasi tertentu yaitu :
 Ruway tunggal

 Runway sejajar

 Runway berpotongan

 Runway bersilangan

 Runway dengan konvigurasi open V

Pembuatan sebuah landas pacu harus memenuhi persyaratan teknis maupun


persyaratan operasional yang telah ditentukan oleh ICAO (International Civil Aviation
Organization) yang tertuang dalam Annexs 14 dari konvensi Chicago. Dipandang dari aspek
keselamatan persyaratan yang bersifat mutlak dan harus dipenuhi dalam perencanaan Bandar
udara, yaitu :
1. Persyaratan teknis
Kemiringan slope yang terdiri dari :

a. Kemiringan memanjang efektif maximum 1%

b. Kemiringan melintang efektif maximum 1,5%

c. Jarak perubahan antar kemiringan /slope runway, minimum 45m, disarankan jarak
direncanakan 100-300 m, agar tidak bergelombang, berubahan kemiringan lebih halus
(smooth) dan nyaman.

2. Persyaratan operasional

a. Sudut pendaratan pesawat udara :

2% untuk pesawat udara jenis jet.

4% untuk pesawat udara jenis baling-baling.


b. Bidang transisi (transisional slope) :

1:7 untuk pesawat udara jenis jet.

1:5 untuk pesawat udara jenis baling-baling.

c. Bidang batas halangan (obstruction limitation surface) merupakan ruang udara diatas
Bandar udara yang dikontrol Bandar udara, tempat pesawat udara
menunggu giliran untuk mendarat.

B. Permasalahan
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah tentang
perencanaan salah satu komponen Lapangan Terbang yaitu Landas Pacu / Runway (R/W).
BAB III
PEMBAHASAN
 
Landas pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang untuk lepas
landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam bahasa Inggris disebut
runway.

Gambar. Landas pacu 1 di Bandara Internasional El Dorado, Bogotá, D.C.

Panjang landasan pacu bergantung pada suhu, kecepatan dan arah angin, serta
tekanan udara di sekitarnya. Di daerah gurun dan di dataran tinggi, umumnya landas pacu
yang digunakan lebih panjang daripada yang umum digunakan di bandara-bandara bahkan
bandara internasional, karena tekanan udara yang lebih rendah. Sebagai contoh, landas pacu
di kota Doha, Qatar memiliki ukuran panjang sampai lebih dari 5.000 meter.
Faktor dasar perencanaan runway :
a. Azimuth landas pacu guna penulisan Nomor Landas Pacu.
b. Panjang landas pacu.
c. Lebar landas pacu.
d. Perencanaan tebal perkerasan landas pacu.
e. Kemiringan melintang dan memanjang landas pacu.
f. Jenis kekerasan landas pacu.
g. Kekuatan dan daya dukung landas pacu.

I. Menentukan Arah Runway


Runway itu memiliki kode angka 2 digit diikuti dengan simbol R, L, dan C, dimana
angka tersebut merupakan penyingkatan/pemangkasan angka dari angka heading compass
dan simbol R, L dan C merupakan posisi Runway itu berada (R=Right, L=Left, C=Center)
dan biasanya simbol tersebut digunakan di bandara yang memiliki paralel runway atau
runway lebih dari satu.
Misal Runway 15R. Berarti runway tersebut berada di Heading 150 sebelah kanan
dari posisi sang pilot/pesawat, dan di ujung runway akan memiliki kode 33L atau heading
330 on left. Jika Heading untuk runway berangka puluhan, maka angka pertama adalah 0
dan diikuti bilangan puluhan, misal runway 03 untuk heading 30.

Untuk contoh, kita coba lihat runway yang ada di Soekarno-Hatta International
Airport (CGK/WIII) yang memiliki paralel runway sebanyak 2 buah runway. Runway
tersebut berkodekan 07R/25L dan 07L/25R, dari kode tersebut dapat disimpulkan bahwa
posisi runway berada di Heading 70 dan Heading 250 dari arah berlawanan.
Kode runway telah mengalami pembulatan mendekati pecahan 10, misalkan runway
dengan heading 227 akan memiliki kode runway 23 atau heading 242 akan memiliki kode
runway 24. Lalu bagaimana jika headingnya 245? maka akan memiliki kode runway 24.

II. Menentukan Lebar Landasan Pacu


Ukuran pesawat terbang menentukan lebar landasan pacu yaitu wingspan (bentang
sayap), wheel tread (jarak antar roda pendaratan utama), whell base dan fuselage (panjang
badan). Lebar landasan pacu ditentukan dengan standar ICAO sebagai berikut
Apabila
landasan

dilengkapi dengan bahu landasan lebar total dan bahu landasannya paling kurang 60 m ( 200
ft ) (sumber : Basuki, 1986)

III. Kemiringan Memanjang (Longitudinal Slope)


1. Effective gradient (kelandaian efektif)
Kelandaiaan dihitung dengan membagi selisih antara elevasi maksimum dan
minimum sepanjang garis tengah runway dengan panjang runway dan dikenal effective
gradient (G).

Dengan:
G = gradient efektif landas pacu (%)
Elevasi maksimal bandara (m)
Elevasi minimal bandara (m)
Panjangrunway.(m)
Tabel 3. 5 Effective gradient ICAO

ICAO Aerodrome Refrence Code Number

1 2 3 4

Gmax 2% 2% 1% 1%

(Sumber: Sartono, dkk, 2016).

2. Longitudinal slope per section (kelandaian memanjang per bagian)


Pembagian porsi kelandaian memanjang runway tidak boleh melebihi
ketentuan yang sudah ada dari ICAO, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. 6 Longitudinal slope per section ICAO

ICAO Aerodrome Refrence Code Number

1 2 3 4

G1 2% 2% 0,8% 0,8%

G2 2% 2% 1,5% 1,25%

Gambar 3. 1 Longitudinal slope per section

3. Longitudinal slope changes (perubahan kelandaian memanjang)


Apabila perubahan kelandaian tidak dapat dihindari maka perubahan kelandaian
antara dua kelandaian antara dua kelandaian beruntun, ∆G tidak boleh melebihi:
Tabel 3. 7 Longitudinal slope changes ICAO

ICAO Aerodrome Refrence Code Number

1 2 3 4

∆G 2% 2% 1,5% 1,5%

Gambar 3. 2 Longitudinal slope changes


IV. Kemiringan Melintang (Transverse Slope)
Transverse slope (kelandaian melintang) bertujuan untuk mengalirkan
drainase air dengan cepat. Besarnya kelandaian melintang maksimum ditunjukan
pada tabel 3.6.

V. Jarak Pandang Pada Landasan


Apabila perubahan kemiringan tidak bisa dihindari maka perubahan harus
sedemikian hingga garis pandangan tidak terhalang dari :
 Suatu titik setinggi 3 m (10 ft) dari permukaan landasan ke titik lain sejauh paling
kurang setengah panjang landasan yang tingginya 3 m (10 ft) dari permukaan
landasan bagi landasan-landasan berkode huruf C, D atau E;
 Suatu titik setinggi 2 m (7 ft) dari permukaan landasan ke titik lain sejauh paling
kurang setengah panjang landasan yang tingginya 2 m (7 ft) dari permukaan
landasan bagi landasan-landasan berkode huruf B;
 Suatu titik setinggi 1. 5 m (5 ft) dari permukaan landasan ke titik lain sejauh paling
kurang setengah panjang landasan yang tingginya 1.5 m (5 ft) dari permukaan
landasan bagi landasan-landasan berkode huruf A.

VI. Stopway/ Overrun (Jalur Untuk Berhenti)


Daerah Henti ( Stopway) adalah bidang persegi panjang yang terletak pada
ujung landasan yang disediakan sebagai tempat yang aman untuk berhenti bagi pesawat
yang gagal lepas landas.

9
Stopway dipersiapkan untuk dapat menampung pesawat apabila pesawat gagal
melaksanakan take-off dan tidak dapat berhenti di runway (keluar dari landasan), sehingga
tidak dapat mengakibatkan kerusakan yang berat.

10
VII. Runway End Safety Area (RESA)
RESA adalah suatu daerah simetris yang merupakan perpanjangan dari garis
tengah landas pacu dan membatasi bagian ujung runway strip yang merupakan daerah rawan
kecelakaan , daerah ini mutlak harus dikuasai oleh Bandara dan harus disiapkan untuk
kondisi yang terburuk yang mungkin terjadi

11
VIII. Clearway
Clearway adalah suatu bidang persegi panjang yang membentang dari ujung
landasan pacu dan simetris terhadap perpanjangan garis tengah landasan, bebas dari
rintangan tetap dan berada dibawah pengawasan Otoritas Bandar Udara .

12
Yang perlu mendapat perhatian pada area clearway adalah :
1. Declared Distances, adalah bentang jarak yang dinyatakan dan tersedia
untuk operasi pesawat udara (take-off dan landing)
2. Take off Run Available (TORA), adalah panjang landas pacu (R/W)
yang tersedia dan aman untuk percepatan pada waktu pesawat akan lepas
landas.
3. Take off Distance Available (TODA), adalah panjang (jarak) take off
run available, ditambah panjang dari clearway (bila landasan tersebut
memiliki clearway)
4. Accelerate Stip Distance Available (ASDA), adalah panjang (jarak) take off
run available, ditambah panjang dari stopway (bila landasan tersebut
memiliki stopway)
5. Landing Distance Available (LDA), adalah panjang (jarak) landasan
yang disediakan untuk pendaratan pesawat udara.

IX. Runway Strip (Jalur Landas Pacu)


Suatu daerah yang ditentukan termasuk runway dan stopway (jika ada)
dipersiapkan :
1.Untuk mengurangi kerusakan apabila pesawat keluar dari landasan.
2.Untuk melindungi pesawat selama take-off dan landing.

13
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

14
Landasan pacu adalah sepetak lahan yang digunakan oleh pesawat terbang
untuk lepas landas atau pendaratan yang dapat berupa aspal atau rumput. Dalam
bahasa Inggris disebut runway.

B.    Saran
Adapun saran saya adalah agar Makalah ini dapat diterima dan dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Basuki Heru. 1986. Merancang, Merencana Lapangan Terbang.Bandung: PT. Alumni


http://dokumen.tips/documents/tugas-lapangan-terbangdoc.html

15

Anda mungkin juga menyukai