Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR PERPAJAKAN

INSENTIF PAJAK KENDARAAN LISTRIK

Dosen Pengajar : Ni Ketut Sukasih, S.E,MM

Nama Kelompok :

Desak Putu Devi Widiantari 2215644006

I Gusti Agung Ayu Mayuni Citra Dewi 2215644018

I Ketut Pasek Raditya Putra Yadnya 2215644108

PROGRAM STUDI D4 AKUNTANSI MANAJERIAL

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang
berjudul "Insentif Pajak Kendaraan Listrik". Makalah ini telah kami susun semaksimal dan
sebaik mungkin sebagai tanggung jawab kami dalam menyelesaikan tugas pengantar perpajakan
yang diberikan. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan paper ini. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan
dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan
kami. Oleh karena itu kami terbuka dan mengharapkan segala saran dan kritik yang membangun
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki paper ini menjadi lebih baik lagi kedepannya. Akhir
kata kami berharap semoga makalah tentang penggunaan kendaraan listrik dan pengaruh
pemberian insentif ini dapat bermanfaat maupun menginsinpirasi pembaca.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
D. Manfaat.................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
B. Tarif Insentif Pajak KBLBB.................................................................................................6
C. Manfaat Peralihan Penggunaan Kendaraan Listrik di Indonesia..........................................8
D. Tantangan Indonesia Dalam Peralihan Penggunaan Kendaraan Listrik...............................9
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................................12
B. Saran...................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang banyak
dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, memiliki tingkat emisi gas rumah kaca yang
cukup tinggi. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), tingkat pencemaran udara di beberapa kota di Indonesia telah melampaui
ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia. Hal tersebut
menunjukkan bahwa pemerintah harus segera mengambil tindakan untuk mengurangi
emisi gas buang dari kendaraan agar tingkat pencemaran udara di Indonesia dapat
berkurang. Kendaraan menjadi salah satu penyumbang terbesar dalam emisi gas rumah
kaca tersebut. Dengan populasi kendaraan yang semakin meningkat, penting untuk
mencari alternatif transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, salah satunya
adalah kendaraan listrik.

Salah satu kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mengendalikan perekonomian


adalah melalui kebijakan fiskal. Salah satu instrumen kebijakan fiskal yang berhubungan
dengan penerimaan adalah perpajakan. Upaya pemerintah guna transformasi ekonomi
adalah melalui pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Di Tanggung
Pemerintah (DTP) atas pembelian kendaraan listrik roda empat dan bus. Insentif tersebut
mulai berlaku pada masa pajak April sampai dengan masa pajak Desember 2023. Hal ini
tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023 tentang PPN
atas penyerahan KBLBB roda empat tertentu dan KBLBB bus tertentu yang ditanggung
pemerintah tahun anggaran 2023.

Kebijakan insentif PPN DTP tersebut diluncurkan dalam rangka mengakselerasi


transformasi ekonomi untuk meningkatkan daya tarik investasi dalam ekosistem
kendaraan listrik, perluasan kesempatan kerja, percepatan peralihan dari penggunaan
energi fosil ke energi listrik sehingga kedepan diharapkan akan mempercepat
pengurangan emisi sekaligus efisiensi subsidi energi. Program ini sejalan dengan
roadmap (peta jalan) percepatan KBLBB dan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor
55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program KBLBB (Kendaraan Bermotor Listrik

1
Berbasis Baterai) untuk Transportasi Jalan. Pemberian insentif PPN DTP terhadap
pembelian KBLBB kendaraan roda empat dan bus dinilai akan berdampak luas bagi
industrialisasi tidak hanya hilir, tetapi juga di hulu. Peningkatan permintaan akan
memacu produsen mobil listrik di dalam negeri yang berimbas pada penyerapan tenaga
kerja dan penerimaan negara.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terurai di atas maka dapat disimpulkan rumusan
masalah dalam makalah ini, sebagai berikut:

1. Berapa tarif insentif pajak terhadap kendaraan listrik berbasis baterai?

2. Bagaimana pengaruh pemberian insentif pajak terhadap penggunaan kendaraan


listrik berbasis baterai ?

3. Bagaimana kesiapan Indonesia terhadap penggunaan kendaraan listrik berbasis


baterai ?

C. Tujuan

Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat memberi tahukan
tujuan dari penulisan makalah ini, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tarif insentif pajak terhadap kendaraan listrik berbasis baterai.

2. Untuk mengetahui pengaruh pemberian insentif pajak terhadap penggunaan


kendaraan listrik berbasis baterai.

3. Untuk mengetahui bagaimana kesiapan Indonesia terhadap penggunaan kendaraan


listrik berbasis baterai.

D. Manfaat

Manfaat makalah ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan serta


informasi bagi masyarakat luas mengenai insentif pajak kendaraan berbasis listrik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemberian Insentif Pajak Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai

Pengembangan dari infrastruktur jalan bisa mendorong tumbuhnya produk domestik


bruto. Menurut Plt Deputi Kemenkomarves (Ayodhia Kalake), stok jalan sebesar 1% bisa
menaikkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8,8%. Oleh karena itu, pemerintah
berkomitmen dalam membangun infrastruktur transportasi. Pemerintah Indonesia terus
melakukan upaya terobosan untuk mempercepat pertumbuhan industri kendaraan listrik
nasional. Hal ini sejalan dengan tren dunia yang bergerak ke arah penggunaan kendaraan
yang hemat energi dan ramah lingkungan.

Pemerintah mengembangkan penggunaan mobil listrik dengan memberikan


dukungan seperti insentif. Pemerintah sudah memproyeksikan agar kendaraan listrik ini
bisa menjadi salah satu pilihan utama, sehingga secara bertahap akan berlangsung
konversi dari bahan bakar berbasis fosil ke kendaraan listrik.

1. Pengertian Insentif Pajak

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung yang digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Pajak diidentikkan dengan pengeluaran, Wajib Pajak (WP)
menginginkan agar jumlah kewajiban pembayaran pajaknya serendah mungkin. Berbagai
cara dilakukan untuk menekan besarnya beban pajak, baik dengan cara yang
diperkenankan dalam undang-undang perpajakan maupun dengan cara yang melanggar
peraturan perpajakan. Guna meningkatkan kesadaran Wajib Pajak dalam melunasi
kewajiban perpajakannya, pemerintah mengeluarkan kebijakan insentif pajak.

Insentif pajak adalah kebijakan pemerintah yang diberikan kepada individu atau
organisasi tertentu hingga investor asing yang bersedia mendukung pemerintah, dari
sektor sosial hingga penelitian dan pengembangan, yang mana kebijakan insentif tersebut

3
diberikan untuk memudahkan dan mendorong wajib pajak untuk patuh dalam
melaksanakan kewajiban perpajakannya di masa sekarang dan yang akan datang.

2. Peraturan yang mengatur Insentif Pajak Kendaraan Listrik

Insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terhadap pembelian kendaraan listrik roda empat
dan bus telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun
2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023 (PMK PPN DTP
Kendaraan Listrik). Insentif PPN DTP ini berlaku untuk Tahun Anggaran 2023 dengan
mulai berlaku masa pajak April 2023 sampai dengan masa pajak Desember 2023.

Perpres no 55 tahun 2019, mengenai pemberian insentif ada pada pasal Pasal 17

(1) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah memberikan insentif untuk mempercepat
program KBL Berbasis Baterai untuk transportasi jalan.

(2) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa insentif fiskal dan insentif
nonfiskal.

(3) Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikankepada:

a. perusahaan industri, pergurLlan tinggi, dan/atau lembaga penelitian dan pengembangan


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) yang melakukan kegiatan penelitian,
pengembangan, dan inovasi teknologi serta vokasi industri KBL Berbasis Baterai;

b. perusahaan industri yang mengutamakan penggunaan prototipe dan/atau komponen


yang bersumber dari perusahaan industri dan/atau lembaga penelitian dan pengembangan
yang melakukan kegiatan penelitian, pengembangan, dan inovasi teknologi serta vokasi
industri KBL Berbasis Baterai dalam negeri;

c. perusahaan industri yang memenuhi TKDN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan
yang melakukan produksi KBL Berbasis Baterai dalam negeri sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9;

4
d. perusahaan industri komponen KBL Berbasis Baterai sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10;

e. perusahaan industri KBL Berbasis Baterai Bermerek Nasional sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 14; f. perusahaan yang menyediakan penyewaan Baterai (battery swap)
sepeda Motor Listrik;

g. perusahaan industri yang melakukan percepatan produksi serta penyiapan sarana dan
prasarana untuk penggunaan KBL Berbasis Baterai;

h. perusahaan yang. melakukan pengelolaan limbah Baterai;

i. perusahaan yang menyediakan SPKLU danlatau instansi atau hunian yang


menggunakan instalasi listrik privat untuk melakukan pengisian listrik KBL Berbasis
Baterai;

j. perusahaan angkuta.n umum yang menggunakan KBL Berbasis Baterai; dan

k. orang perseorangan yang menggunakan KBL Berbasis Baterai.

3. Tujuan Pemberian Insentif Pajak Kendaraan Listrik

Kebijakan insentif pajak yang dikeluarkan oleh pemerintah diharapkan dapat


meningkatkan tingkat investasi di Indonesia mulai dari investor dalam negeri maupun
investor asing. Kemudahan perpajakan ini akan meningkatkan minat Wajib Pajak untuk
mengembangkan usahanya di Indonesia. Berikut tujuan pemberian insentif pajak
kendaraan listrik yang diupayakan pemerintah Indonesia, yakni:

a. Mendorong agar penggunaan mobil atau motor listrik bisa semakin cepat. Tujuan
utama dari pemberian insentif adalah guna memicu dan meningkatkan perhatian
masyarakat untuk melakukan pembelian terhadap kendaraan listrik, barulah
peralihan transportasi dapat terlaksana secara bertahap.
b. Memanfaatkan Sumber Daya Alam yang dimiliki Indonesia. Indonesia memiliki
nikel dengan jumlah cadangan terbesar di dunia. Sehingga, Indonesia dapat
mengembangkan baterai kendaraan listrik dengan nikel sebagai bahan bakunya.
c. Peningkatan kendaraan listrik dapat membantu negara secara fiskal karena akan
mengurangi subsidi bahan bakar fosil.

5
d. Insentif ini akan ‘memaksa’ produsen mobil/motor listrik untuk mempercepat
realisasi investasi di Indonesia.
e. Sebagai bagian dari komunitas global, Indonesia dapat membuktikan komitmen
dalam mengurangi emisi karbon.

Dengan demikian dari adanya insentif pajak kendaraan listrik ini dapat membantu
meringankan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya dan tidak lagi
dirasakan sebagai beban. Penerimaan negara pun akan bertambah dan akan berdampak
pada kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pembangunan nasional akan berjalan dengan
lancar, berbagai fasilitas umum dapat disediakan dengan layak oleh pemerintah demi
kemakmuran rakyat.

B. Tarif Insentif Pajak KBLBB

Pemerintah telah menetapkan target bahwa pada tahun 2025 produksi kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) mencapai 400 ribu unit untuk roda empat dan
1,76 juta unit roda dua. Target produksi ini akan terus meningkat hingga pada tahun 2030
yang akan mencapai 600 ribu unit roda empat dan 2,45 juta unit roda dua," kata Direktur
Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE)
Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier. sasaran tersebut ditetapkan dalam rangka
mendukung pencapaian target pemerintah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca
(GRK) sebesar 29 persen pada tahun 2030. Selain itu juga menjadikan Indonesia sebagai
salah satu pemain utama produsen otomotif dunia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun 2023 tentang


Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus Tertentu
yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023.

1. Pertama, Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda empat dan
bus dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) lebih besar atau sama dengan
40 persen (TKDN ≥ 40%). Ini akan diberikan PPN ditanggung pemerintah (DTP)
sebesar 10 persen sehingga PPN yang harus dibayar tinggal satu persen.

6
2. Kedua, KBLBB dengan TKDN di atas atau sama dengan 20 persen serta di bawah
40 persen (20% ≤ TKDN < 40%). Ini akan diberikan PPN DTP sebesar 5 persen
sehingga PPN yang harus dibayar sebesar 6 persen.

Model dan tipe kendaraan yang memenuhi syarat TKDN ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Perindustrian (Kepmenperin) Nomor 1641 Tahun 2023. Sementara,
kriteria nilai TKDN memperhatikan keselarasan dengan Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis
Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan serta roadmap program
percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dari Kementerian Perindustrian
(Kemenperin).

Berikut ini merupakan contoh perhitungan PPN atas penyerahan KBL Berbasis
Baterai Roda Empat tertentu dan KBL Berbasis Baterai Bus tertentu yang ditanggung
pemerintah.

Perusahaan Transportasi PT Laras Tika membeli KBL Berbasis Baterai Bus Tertentu
dari dealer Astuti seharga Rp2.000.000.000,00. Jenis kendaraan tersebut memenuhi nilai
TKDN 20% dan masuk dalam penetapan KBL Berbasis Baterai Bus Tertentu yang
ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang
perindustrian.

Ketentuan:

1. Pembelian KBL Bus Tertentu oleh PT Laras Tika dapat memanfaatkan Pajak
Pertambahan Nilai ditanggung Pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan ini yaitu sebesar 5%.
2. Dealer Astuti menerbitkan 2 (dua) Faktur Pajak, dengan ketentuan:
a. Memungut Pajak Pertambahan Nilai kepada PT Laras Tika dan membuat
Faktur Pajak dengan kode transaksi O1 (nol satu) untuk bagiah ~ (enam 11 per
sebelas) dari Harga Jual yang tidak mendapatkan Pajak Pertambahan Nilai
ditanggung Pemerintah yaitu:
1) Harga Jual = 6/11 x Rp2.000.000.000,00 = Rpl.090.909.091,00

7
2) Mencantumkan Nilai Harga Jual pada kolom "Harga Jual/Penggantian"
sebesar Rpl.090.909.091,00
3) Pajak Pertambahan Nilai = 11% x Rpl.090.909.091,00 = Rp120.000.000,00

b. Membuat Faktur Pajak dengan kode transaksi 07 (nol tujuh) untuk bagian ~
(lima per sebelas) dari Harga Jual yang mendapatkan Pajak 11 Pertambahan
Nilai ditanggung Pemerintah yaitu:
1) Harga Jual = 5/11 x Rp2.000.000.000,00 = Rp909.090.909,00
2) Mencantumkan Nilai Harga Jual pada kolom "Harga Jual/Penggantian"
sebesar Rp909.090.909,00
3) Pajak Pertambahan Nilai = 11% x Rp909.090.909,00 = Rpl00.000.000,00

3. Mencantumkan keterangan pada kolom "Nama Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak"
yang memuat paling sedikit informasi berupa merk, tipe, varian, dan nomor rangka
kendaraan.

Contoh: PINUS#NR123#LUXURY#l2345678901234567#

4. Mencantumkan keterangan pada kolom "Referensi" berupa "PPN DITANGGUNG


PEMERINTAH SESUAI PMK NOMOR . . . TAHUN 2023 SENILAI Rp... ".

5. Kedua Faktur Pajak tersebut harus dilaporkan pada surat pemberitahuan masa Pajak
Pertambahan Nilai pada Masa Pajak yang sama.

C. Manfaat Peralihan Penggunaan Kendaraan Listrik di Indonesia

1. Ramah Lingkungan
Mobil listrik memang diklaim lebih ramah lingkungan. Pasalnya, mekanisme gerak
kendaraan tersebut menggunakan daya listrik pada prosesnya. Dengan begitu, mesin
tidak menghasilkan pembuangan residu emisi CO2 (karbondioksida) dan CO (karbon
monoksida).

2. Bayar Pajak Lebih Murah

Hal tersebut telah dibuktikan dengan adanya pemberian insetif pajak kendaraan
listrik oleh pemerintah.

8
3. Hemat Biaya Perawatan

Kendaraan listrik untuk perawatannya tidak memerlukan perlakukan seperti ganti oli,
radiator, dan seterusnya. Ini mengingat onderdil-onderdil kendaraan listrik tidak
membutuhkannya, sehingga menjadi lebih praktis.

4. Suara Mesin Tidak Berisik

Suara mesinnya lebih halus, senyap, dan bebas berisik. Sehingga pengendara dapat
menyetir dengan lebih nyaman dan berkonsentrasi di berbagai kondisi lalu-lintas atau
jalan.

5. Pengisian Daya

Kendaraan listrik telah ditanamkan daya penampungan arus listrik yang besar.
Pengisian daya ke dalam kendaraan listrik dapat dilakukan dengan mencharge nya di
rumah atau tempat-tempat pengisian baterai yang telah disediakan/ SPKLU (Stasiun
Pengisian Kendaraan Listrik Umum).

D. Tantangan Indonesia Dalam Peralihan Penggunaan Kendaraan Listrik

1. Penggunaan sumber daya tak terbarukan

Baterai merupakan komponen kunci untuk kendaraan listrik dan berkontribusi sekitar
35-40% dari harga mobil listrik pada saat ini. Industri kendaraan listrik diprediksi akan
tumbuh cepat pada tahun-tahun yang akan datang. Indonesia dapat memainkan peranan
yang strategis ke depan karena memiliki bahan baku primer untuk baterai kendaraan
listrik, khususnya nikel, kobalt, alumunium, tembaga dan mangan, serta pasar domestik
mobil dan kendaraan bermotor yang cukup besar.

Menurut data Mineral Commodity Summaries 2019 dari United State of Geological
Survei (USGS) tahun 2019, Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia
yaitu sebesar 21 juta ton nikel ekivalen pada 2018 dan tingkat produksi tambang pada
tahun tersebut sebesar 560.000 ton nikel ekivalen. Meskipun ketersediaan nya yang
sangat banyak sampai saat ini, apabila Indonesia menjadi pusat utama penyediaan bahan
baku baterai kendaraan listrik, maka tidak menutup kemungkinan ketersediaannya aku

9
menipis dan menjadi langka. Solusinya adalah dengan merangsang daya inovasi dan
kreativitas generasi muda Indonesia untuk menemukan trobosan baru.

2. Limbah Baterai

Kendaraan merupakan suatu benda yang pada saatnya tiba dapat mengalami
kerusakan, sama halnya dengan kendraan listrik berbasis baterai, jika baterainnya rusak
maka harus diganti dan kemudian berubah menjadi limbah. Limbah baterai termasuk
kepada limbah B3 (Bahan Berbahaya & Beracun). Kandungan logam berat di dalam
baterai seperti kobalt, kadmium, lithium, mangan, timbal, dan nikel dapat mencemari
lingkungan dan berbahaya untuk kesehatan manusia. Solusi yang dapat dilakukan
adalah dengan mengolah atau mendaur ulang limbah baterai secara tepat, di bawah
pengawasan pemerintah, jika perlu dibuatkan peraturan resmi yang mengatur terkait
dengan pengolahan limbah baterai tersebut.

3. Harga masih tergolong mahal

Alasan utama yang mendasari mahalnya harga mobil listrik adalah karena biaya
baterainya. Sebagai komponen paling penting alias sumber energi utama kendaraan,
harga baterai mobil listrik memang tergolong tinggi karena masih harus diimpor.
Minimnya peminat terhadap mobil listrik membuat para produsen belum terlalu serius
untuk terjun ke dalam pasar ini. Memberikan edukasi terhadap masyarakat mengenai
tujuan dan manfaat adanya kendaraan listrik, sehingga ketika paham akan
kepentingannya yang ditujukan untuk kebaikan jangka panjang maka keinginan untuk
membeli akan tumbuh. Selain itu menjangkau sasaran yang tepat, dengan
memperhatikan kondisi perekonomian masyarakat di berbagai daerah, pemerintah bisa
mendahulukan transportasi umum sebagai target peralihan penggunaan ke kendaraan
listrik, dibandingkan dengan orang pribadi.

4. Fasilitas SPKLU

Ketersediaan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan


Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) masih minim. Hal ini
dibuktikan lewat Kajian Cepat (Rapid Assesment) tentang Pengawasan Pelayanan
Publik Penggunaan Kendaraan Listrik Berdasarkan Regulasi dan Implementasi yang

10
telah diselesaikan Ombudsman RI, yang dipublikasikan pada Selasa (14/2/2023). Solusi
yang dapat dilakukan adalah dengan membangun dan menyediakan fasilitas SPKLU
yang memadai di berbagai kawasan yang mudah dijangkau berbagai kalangan dari
beberapa wilayah.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang


banyak dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, memiliki tingkat emisi gas rumah kaca
yang cukup tinggi. Berdasarkan data dari BMKG , tingkat pencemaran udara di beberapa
kota di Indonesia telah melampaui ambang batas baku mutu yang ditetapkan oleh
Organisasi Kesehatan Dunia. Sehingga untuk menanggulangi permasalahan tersebut,
pemerintah Indonesia mengambil langkah mencari alternatif transportasi yang ramah
lingkungan dan berkelanjutan, salah satunya adalah kendaraan listrik. Begitu juga dengan
kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mengendalikan perekonomian adalah melalui
kebijakan fiscal yang berhubungan dengan penerimaan perpajakan.
Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 38 Tahun
2023 tentang Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik
Berbasis Baterai Roda Empat Tertentu dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai
Bus Tertentu yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023. Selain itu pemerintah
juga mengatur tarif pajak untuk KBLBB roda empat dan bus dengan tingkat komponen
dalam negeri (TKDN) lebih besar atau sama dengan 40 persen (TKDN ≥ 40%) maka PPN
nya akan ditanggung oleh pemerintah sebesar 10% sehingga PPN yang harus dibayar
tinggal 1%. Sedangkan untuk KBLBB dengan TKDN di atas atau sama dengan 20 persen
serta di bawah 40 persen (20% ≤ TKDN < 40%) akan diberikan PPN DTP sebesar 5%
sehingga PPN yang harus dibayar sebesar 6%.
Dari langkah tersebut mengartikan pemerintah Indonesia serius dalam hal
transformasi kendaraan listrik di Indonesia ini, karena adanya kendaraan listrik di
Indonesia memberi banyak manfaat khususnya untuk lingkungan dan juga untuk
masyarakat . Akan tetapi pemerintah dalam hal ini memiliki beberapa tantangan seperti
keterbatasan bahan baku , munculnya limbah baterai , dan Ketersediaan infrastruktur
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai
Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) yang masih minim.
B. Saran

Untuk mensukseskan transformasi kendaraan listrik ke Indonesia maka pemerintah


dapat melakukan beberapa hal seperti :
1. Melakukan edukasi atau penyuluhan tentang kendaraan listrik ke daerah – daerah di
Indonesia.

12
2. merangsang daya inovasi dan kreativitas generasi muda Indonesia untuk
menemukan trobosan baru.
3. Memikirkan cara penanggulangan limbah baterai seperi mengolah atau mendaur
ulang limbah baterai secara tepat, di bawah pengawasan pemerintah.
4. Menambah fasilitas atau insfrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum
( SPKLU) dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU ).

13
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Perindustrian. 2021. Upaya Pemerintah pada Pertumbuhan Industri Kendaraan


Listrik. https://kemenperin.go.id/artikel/22304/Upaya-Pemerintah-pada-Pertumbuhan-
Industri-Kendaraan-Listrik. 22 Februari 2021.
Ayu Asri Dewi, Ida. 2020. Pengaruh Insentif Pajak PPh Badan terhadap Kenaikan Dunia
Usaha dan Investasi.
https://www.pajakku.com/read/5da003d5b01c4b456747b71a/Pengaruh-Insentif-Pajak-
PPh-Badan-terhadap-Kenaikan-Dunia-Usaha-dan-Investasi.
Humas. 2023. Pemerintah Luncurkan Insentif Pembelian Kendaraan Listrik Roda Empat dan
Bus. https://setkab.go.id/pemerintah-luncurkan-insentif-pembelian-kendaraan-listrik-
roda-empat-dan-bus/. 6 April 2023.
Salam, Hidayat. 2023. Peralihan ke Kendaraan Listrik Butuh Waktu.
https://www.kompas.id/baca/humaniora/2023/02/07/peralihan-ke-kendaraan-listrik-
butuh-waktu. 7 Februari 2023.
Permana, Adi. 2020. Melihat Peluang Penyediaan Bahan Baku Baterai Kendaraan Listrik di
Indonesia. https://www.itb.ac.id/news/read/57384/home/melihat-peluang-penyediaan-
bahan-baku-baterai-kendaraan-listrik-di-indonesia. 9 Januari 2020.
Irsyad, Muhammad. 2022. Penyebab Utama Mengapa Mobil Listrik Mahal, Banyak Faktor.
https://jalantikus.com/kendaraan-listrik/mengapa-mobil-listrik-mahal/#:~:text=Alasan
%20utama%20yang%20mendasari%20mahalnya,tinggi%20karena%20masih%20harus
%20diimpor. 19 Oktober 2019.
Republik Indonesia. 2023. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2023 tentang
Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis
Baterai Roda Empat Tertentu Dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Bus
Tertentu Yang Ditanggung Pemerintah Tahun Anggaran 2023. Kementrian Keuangan.
Jakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai