Seperti yang kita ketahui bahwa sekarang kelangkahan energi menjadi masalah yang sangat
serius tidak hanya di wilayah regional tetapi juga di wilayah internasional, khususnya
kelangkahan energi fosil (BBM) maka dari dari pada itu kami sebagai tim pro setuju dan
mendukung Langkah konkrit yang di ambil oleh pemerintah untuk “penggunaan kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) sebagai kendaraan dinas instansi
pemerintah pusat dan daerah sesuai inpres no7 tahun 2022 melalui skema pengadaan atau
sewa menggunakan APBN & APBD” mengapa demikian, karena menurut kami isu
lingkungan merupakan hal yang fundamental karena berkaitan langsung dengan ketahanan
pangan Indonesia, pemanasan global selama ini mengakibatkan banyak petani gagal panen
tidak hanya di sektor pertanian juga di sektor perikanan, karena kedua hal tersebut saling
berkaitan dengan pencemaran emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak, sedangkan
kita tahu harga minyak sendiri sedang tidak stabil dengan adanya perang antara Rusia dan
Ukraina. Penggunaan APBN dan APBD terhadap pengimplementasian inpres ini semata-
mata untuk menggantikan anggaran yang digunakan untuk membeli kendaraan konvensional
sejalan dengan upaya pengurangan emsisi karbon dunia. Dikutip dari laman
dunia telah sepakat untuk menurunkan kadar emisi sebesar 29 persen di tahun 2030
cnnindoneisa.com ada 346 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) yang
bermotor listrik berbasis baterai,dan ada tiga skema yang sudah dilakukan dan akan
terus dikembangkan perseroan yaitu penyediaan SPKLU, sistem home charging, dan
Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) Sepereti yang kita
ketahui grab merupakan salah satu perusahaan yang sudah menggunakan kendaraan
listrik, dan saya rasa pemerintah juga perlu melakukan hal yang sama melalui
kebijakan ini. Mengapa demikian hal ini merupakan Langkah untuk melopori
transformasi energi dari energi yang tak terbarukan ke energi terbarukan dan
listrik, penggunaan APBN dan APBD pada skema ini hanya sebagai pengganti
jika hal ini teralisasi maka akan turut membantu menekan anggaran sudisidi BBM
yang kita tahu telah membengkak akibat adanya kenaikan harga minyak dunia dan
faktor lainnya. Melalui inpres ini mengindikasikan bahwasanya hal ini termasuk
kedalam proyek jangka Panjang pemerintah mengenai komitmen pengurangan emisi
karena hal ini akan erat kaitannya dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini. Kita
semua tahu bahwa perubahan iklim sendiri membawa dampak yang serius tidak hanya
pada kerusakan materil tetapi juga pada ketahanan pangan Indonesia mengutip dari
tanaman tomat dan cabai rusak akibat terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Ini tentu
membuat para petani gagal panen. Hal ini semakin memperjelas bahwasanya
Pembicara 3
Seperti yang telah disampaikan oleh pembicara 1 dan pembicara 2 saya mengafirmasi.
Bahwasanya memang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai itu memang
cukup baik. Berdasarkan data yang sudah kami kumpulkan bahwasanya dalam undang-
undang negara republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 itu perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
dan penegakan hukum dan dalam undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang pokok agraria
bahwasanya hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak atas tanah, air, dan udara sehingga sangat
penting dilakukan perencanaan kegiatan-kegiatan penggunaan atas tanah, air, dan udara
secara tertib,efektif, dan efesien. Maka langkah yang telah dilakukan pemerintah itu sudah
sangat tepat dengan melakukan perencanaan mengenai perubahan kendaraan dinas berbahan
bakar minyak menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sesuai dengan arahan
inpres nomor 7 tahun 2022. Penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini lebih
menguntungkan jika kita kaitkan dengan polusi udara yang sudah sangat parah khususnya di
daerah Jakarta. Kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini tidak akan menimbulkan
masalah terkait dengan polusi udara dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini
menggunakan energi terbarukan sehingga tidak akan pernah habis dan memang benar
bahwasanya biaya yang dikeluarkan untuk membeli kendaraan bermotor listrik berbasis
baterai ini lebih mahal dari kendaran berbahan bakar minyak, namun mari kita analogikan
terkait hal ini, kita ambil contohnya seperti kartu sim, pada jaman dahulu kartu sim card itu
harganya sangatlah mahal sehingga masyarakat menegah dan masyarakat menengah kebawah
pun kesulitan untuk membeli kartu sim, namun dengan perkembangan jaman yang diiringi
dengan perkembangan terknologi harga sim card pun turun yang sebelumnya seharga 1jutaan
sekarang harga 5ribu saja sudah bisa membeli simcard, jadi tidak menutup kemungkinan jika
mengikuti perkembangan jaman dan banyaknya permintaan akan membuat harga kendaraan
bermotor listrik berbasis baterai ini turun harganya sehingga tidak hanya masyarakat tingkat
atas yang bisa membelinya namun masyarakat tingkat menengah dan menegah kebawah juga
sanggup membelinya dan saya ingatkan Kembali bahwa proyek ini merupakan proyek jangka
Panjang sehingga kita tidak bisa melihat hasilnya 1 sampai 2tahun kedepan namun kita bisa
melihatnya setelah di tahun 2030 karena Indonesia sendiri mempunyai target pengurangan
emisis sebesar 31,89% ditahun 2030 nanti. Jadi berdasar data yang sudah tim kami
sampaikan kami menawarkan solusi untuk penggantian kendaraan bermotor berbahan bakar
minyak menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai karena bahan bakar minyak
sendiri merupakan bahan bakar yang tak terbarukan sehingga seiring berjalannya waktu
bahan bakar tersebut pasti akan habis namun dengan menggunakan kendaraan bermotor
listrik berbasis baterai ini akan menggunakan energi terbarukan dan dapat mengurangi polusi
sehingga akan ramah lingkungan hal ini sesuai dengan perpres no 55 tahun 2019.
Kesimpulan
Penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas
untuk mencapai target pengurangan emisi sebesar 31,89 % di tahun 2030, hal ini
merupakan bagian dari revolusi energi yang semula masih menggunakan energi tak
terbarukan diubah ke energi yang terbarukan, dimana jika tidak segera dilakukan akan
mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia imbas dari isu lingkungan yang
sedang kita hadapi saat ini, penggunaan APBN & APBD sendiri dalam inpres no 7
sesuai dengan PERPRES No. 55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan
bermotor listrik berbassis baterai yang dimana diharapkan dapat menarik minat
masyarakat untuk melakukan hal yang sama sehingga transformasi energi tak