Anda di halaman 1dari 6

Materi debat dengan mosi

Seperti yang kita ketahui bahwa sekarang kelangkahan energi menjadi masalah yang sangat

serius tidak hanya di wilayah regional tetapi juga di wilayah internasional, khususnya

kelangkahan energi fosil (BBM) maka dari dari pada itu kami sebagai tim pro setuju dan

mendukung Langkah konkrit yang di ambil oleh pemerintah untuk “penggunaan kendaraan

bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) sebagai kendaraan dinas instansi

pemerintah pusat dan daerah sesuai inpres no7 tahun 2022 melalui skema pengadaan atau

sewa menggunakan APBN & APBD” mengapa demikian, karena menurut kami isu

lingkungan merupakan hal yang fundamental karena berkaitan langsung dengan ketahanan

pangan Indonesia, pemanasan global selama ini mengakibatkan banyak petani gagal panen

tidak hanya di sektor pertanian juga di sektor perikanan, karena kedua hal tersebut saling

berkaitan dengan pencemaran emisi yang dihasilkan oleh bahan bakar minyak, sedangkan

kita tahu harga minyak sendiri sedang tidak stabil dengan adanya perang antara Rusia dan

Ukraina. Penggunaan APBN dan APBD terhadap pengimplementasian inpres ini semata-

mata untuk menggantikan anggaran yang digunakan untuk membeli kendaraan konvensional

yang dipakai untuk kendaraan dinas.


Narasi penguat untuk materi sebelumnya pembicara 2

- penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle)

sejalan dengan upaya pengurangan emsisi karbon dunia. Dikutip dari laman

Dephub.go.id pada 4 Oktober 2022 bahwa menhub mengungkapkan, negara-negara di

dunia telah sepakat untuk menurunkan kadar emisi sebesar 29 persen di tahun 2030

dan zero emisi di tahun 2060,Adapun menurut website ww.ekon.go.id Indonesia

mendukung komitmen tersebut , Indonesia baru-baru ini mendeklarasikan target

penurunan emisi. Dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC)

terbaru, Indonesia menaikkan target pengurangan emisi menjadi 31,89% di tahun

2030 mendatang dengan target dukungan internasional sebesar 43,20%. Berdasarkan

cnnindoneisa.com ada 346 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) yang

tersebar di 295 lokasi di Indonesia yang dapat menunjang penggunaan kendaraan

bermotor listrik berbasis baterai,dan ada tiga skema yang sudah dilakukan dan akan

terus dikembangkan perseroan yaitu penyediaan SPKLU, sistem home charging, dan

Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) Sepereti yang kita

ketahui grab merupakan salah satu perusahaan yang sudah menggunakan kendaraan

listrik, dan saya rasa pemerintah juga perlu melakukan hal yang sama melalui

kebijakan ini. Mengapa demikian hal ini merupakan Langkah untuk melopori

transformasi energi dari energi yang tak terbarukan ke energi terbarukan dan

diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk ikut mengguunakan kendaraan

listrik, penggunaan APBN dan APBD pada skema ini hanya sebagai pengganti

anggaran untuk membeli kendaraan konvensional yang menggunkan BBM, dimana

jika hal ini teralisasi maka akan turut membantu menekan anggaran sudisidi BBM

yang kita tahu telah membengkak akibat adanya kenaikan harga minyak dunia dan

faktor lainnya. Melalui inpres ini mengindikasikan bahwasanya hal ini termasuk
kedalam proyek jangka Panjang pemerintah mengenai komitmen pengurangan emisi

karena hal ini akan erat kaitannya dengan perubahan iklim yang terjadi saat ini. Kita

semua tahu bahwa perubahan iklim sendiri membawa dampak yang serius tidak hanya

pada kerusakan materil tetapi juga pada ketahanan pangan Indonesia mengutip dari

Laman mpr.go.id menyebutkan sekitar 578,5 hektare lahan padi gagal panen

akibat curah hujan yang tinggi di daerah Jambi. Di Kabupaten Garut, ratusan hektare

tanaman tomat dan cabai rusak akibat terjadi curah hujan yang cukup tinggi. Ini tentu

membuat para petani gagal panen. Hal ini semakin memperjelas bahwasanya

transformasi energi sangat diperlukan.

Pembicara 3

Seperti yang telah disampaikan oleh pembicara 1 dan pembicara 2 saya mengafirmasi.

Bahwasanya memang penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai itu memang

cukup baik. Berdasarkan data yang sudah kami kumpulkan bahwasanya dalam undang-

undang negara republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 itu perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan

fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan

hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan,

dan penegakan hukum dan dalam undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang pokok agraria

bahwasanya hal-hal yang berkaitan dengan hak-hak atas tanah, air, dan udara sehingga sangat

penting dilakukan perencanaan kegiatan-kegiatan penggunaan atas tanah, air, dan udara

secara tertib,efektif, dan efesien. Maka langkah yang telah dilakukan pemerintah itu sudah

sangat tepat dengan melakukan perencanaan mengenai perubahan kendaraan dinas berbahan

bakar minyak menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sesuai dengan arahan

inpres nomor 7 tahun 2022. Penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini lebih

menguntungkan jika kita kaitkan dengan polusi udara yang sudah sangat parah khususnya di
daerah Jakarta. Kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini tidak akan menimbulkan

masalah terkait dengan polusi udara dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai ini

menggunakan energi terbarukan sehingga tidak akan pernah habis dan memang benar

bahwasanya biaya yang dikeluarkan untuk membeli kendaraan bermotor listrik berbasis

baterai ini lebih mahal dari kendaran berbahan bakar minyak, namun mari kita analogikan

terkait hal ini, kita ambil contohnya seperti kartu sim, pada jaman dahulu kartu sim card itu

harganya sangatlah mahal sehingga masyarakat menegah dan masyarakat menengah kebawah

pun kesulitan untuk membeli kartu sim, namun dengan perkembangan jaman yang diiringi

dengan perkembangan terknologi harga sim card pun turun yang sebelumnya seharga 1jutaan

sekarang harga 5ribu saja sudah bisa membeli simcard, jadi tidak menutup kemungkinan jika

mengikuti perkembangan jaman dan banyaknya permintaan akan membuat harga kendaraan

bermotor listrik berbasis baterai ini turun harganya sehingga tidak hanya masyarakat tingkat

atas yang bisa membelinya namun masyarakat tingkat menengah dan menegah kebawah juga

sanggup membelinya dan saya ingatkan Kembali bahwa proyek ini merupakan proyek jangka

Panjang sehingga kita tidak bisa melihat hasilnya 1 sampai 2tahun kedepan namun kita bisa

melihatnya setelah di tahun 2030 karena Indonesia sendiri mempunyai target pengurangan

emisis sebesar 31,89% ditahun 2030 nanti. Jadi berdasar data yang sudah tim kami

sampaikan kami menawarkan solusi untuk penggantian kendaraan bermotor berbahan bakar

minyak menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai karena bahan bakar minyak

sendiri merupakan bahan bakar yang tak terbarukan sehingga seiring berjalannya waktu

bahan bakar tersebut pasti akan habis namun dengan menggunakan kendaraan bermotor

listrik berbasis baterai ini akan menggunakan energi terbarukan dan dapat mengurangi polusi

sehingga akan ramah lingkungan hal ini sesuai dengan perpres no 55 tahun 2019.
Kesimpulan
Penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai sebagai kendaraan dinas

instansi pemerintahan pusat dan daerah merupakan langkah konkret pemerintah

untuk mencapai target pengurangan emisi sebesar 31,89 % di tahun 2030, hal ini

merupakan bagian dari revolusi energi yang semula masih menggunakan energi tak

terbarukan diubah ke energi yang terbarukan, dimana jika tidak segera dilakukan akan

mempengaruhi segala aspek kehidupan manusia imbas dari isu lingkungan yang

sedang kita hadapi saat ini, penggunaan APBN & APBD sendiri dalam inpres no 7

tahun 2022 presiden mengintstruksikan kepada Menteri keuangan untuk membuat

kebijakan moratorium pengadaan kendaraan konvensional untuk percepatan

pengadaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di Indonesia secara bertahap

sesuai dengan PERPRES No. 55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan

bermotor listrik berbassis baterai yang dimana diharapkan dapat menarik minat

masyarakat untuk melakukan hal yang sama sehingga transformasi energi tak

terbarukan ke energi yang terbarukan dapat segera berjalan.

Anda mungkin juga menyukai