Anda di halaman 1dari 5

1.

Bahasa
2. Siste pengetahuan

Suku Minangkabau adalah salah satu suku yang sangat istimewa. Sistem pengetahuan dan
sistem religi suku Minangkabau memang  unik jika dibandingkan yang lain. Budaya
Indonesia adalah satu-satunya budaya di Indonesia yang menganut sistem matrilineal.
Dimana harta akan diwariskan dari ibu kepada anak perempuannya.

Suku Minangkabau memiliki sistem pengetahuan yang unik. Dimana anak usia 7 tahun
biasanya akan tinggal di surau dan belajar agama maupun adat Minangkabau. Di usia remaja
inilah pemuda Minag ditempa untuk menimba ilmu sebanyak mungkin. Barulah setelah
mendapatkan ilmu mereka akan kembali untuk membangun kampung mereka. Mereka akan
pulangs ebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dan lebih matang lagi. Mereka harus
menjadi sosok yang bertanggung jawa terhadap keluarga dan apapun yang dilakukannya.

Selain pandai berdagang, masyarakan Minangkabau juga berhasil melahirkan beberapa


penyair, ahli fikir, negarawan, ulama, penyair, dan sebagainya. Ini terjadi karena memang
budaya masyarakan Minang yang menitikberatkan pada ilmu pengetahuan.

Minangkabau berhasil melahirkan orang ternama, diantaranya Abdul Muis,Chairil Anwar,


Buya Hamka, Haji Agus Salim, Mohammad Hatta, Tuanku Imam Bonjol, dan sebagainya.
Merekalah orang asli Minang yang berhasil mengharumkan nama Indonesia dan nama
mereka akan terus dikenang.

Selain menitikberatkan pada ilmu pengetahuan,  masyarakat Minang juga tidak lupa akan
Tuhan. Sistem pengetahuan dan sistem religi suku Minangkabau mengharuskan mereka
mengingat Tuhan.  Mereka selalu mengingat Allah. Rata-rata masyarakat Minang menganut
agama Islam. Namun, beberapa masyarakat Minang juga masih percaya akan adanya hantu
dan hal yang berbau ghaib.

Selain itu, sistem matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau sangat bertentangan
dengan aturan Islam yang lebih menekankan sistem patrilineal. Padahal sebenarnya paham
Minang dan Islam memiliki beberapa persamaan lho. Mari kita lihat persamaannya,
diantaranya adalah :
1. Dalam paham Islam wajib hukumnya bagi seseorang untuk menuntut ilmu setinggi
mungkin, sedangkan dalam budaya Minang, seorang anak laki-laki akan
meninggalkan rumah mereka untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya atau bahkan
belajar di masjid untuk memperdalam ilmu agama. Dengan ilmu inilah pemuda
Minang diharapkan dapat membangun kampungnya saat kembali nantu.
2. Dalam paham islam, seorang wanita juga harus menikah atas kemauannya dan tidak
boleh dipaksa. Apalagi dipaksa menikah dengan wanita yang tidak ia cintai. Begitu
pula paham Minang dimana wanita lah yang menentukan dengan siapa ia akan
menikah nantinya.
3. Dalam paham Islam, seorang ibu juga harus dihormati 3 kali lebih tinggi
dibandingkan bapak. Hal ini juga sejalan dnegan paham Minang dimana pemimpin
dan pengambil keputusn dalam Rumah gadang adalah Bundo Kanduang.

Ciri Islam begitu melekat pada masyarakat Minang. Sistem pengetahuan dan sistem religi
suku Minangkabau yang unik membuat masyarakat Minang harus mengamalkan ajaran
agama. Jika tidak, maka ia telah dianggap keluar dari masyarakat minang. Jangan heran jika
melihat masyarakat Minang yang gigih berjuang plus orang yang religius. Semangat orang
Minang yang tinggi inilah yang membuat mereka pandai dan berjaya dalam berdagang. Lihat
saja, banyak sekali orang yang telah sukses menjalankan usaha rumah makan Padangnya. Hal
ini terjadi karena mereka gigih berjuang dan tak lupa berdoa.

3. Masyarakat suku Minangkabau tidak mengenal organisasi masyarakat lainnya yang


bersifat adat kecuali kelompok kekerabatan : paruik, kampueng dan suku. Karena itu
instruksi/praturan pemerintah, soal administrasi pedesaan, sering disalurkan kepada
penduduk desa melalui panghulu sukunya dan panghulu andiko. Sebuah suku dengan
panghulu aukunya juga dibantu oleh seorang dubalang dan manti yang tugasnya
menjaga keamanan suku.

Ada suatu masyarakat yang panghulu sukunya dipilih, dan ada juga yang hanya menjadi hak
suatu keluarga tertentu saja, kalau keluarga itu telah habis, baru pindah kepada keluarga
lainnya.

Stratifikasi sosial masyarakat Minangkabau pada daerah tertentu (terutama Padang Pariaman)
masih mengenal 3 tingkatan, yaitu : lapisan bangsawan, orang biasa dan lapisan terendah
(para budak.
Golongan bangsawan
Memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat dan sering mendapat kemudahan dalam
segala urusan, misalnya : memperolah uang jemputan yang tinggi jika menikah, boleh tidak
memberi belanja kepada isterinya dan anaknya, memperoleh gelar kebangsawanan juga. Ia
boleh kawin dengan/dari kelas mana saja.

Sebaliknya seorang wanita bangsawan dilarang kawin dengan seorang laki-laki biasa, apalagi
kelas terendah. Yang termasuk golongan bangsawan ialah orang-orang yang mula-mula
datang dan mendirikan desa-desa di daerah Minangkabau. Karena itu mereka disebut sebagai
urang asa (orang asal).

Golongan orang biasa


Adalah orang-orang yang datang kemudian dan tidak terikat dengan orang asal, tetapi mereka
bisa memiliki tanah dan rumah sendiri dengan cara membeli.

Golongan terendah
Adalah orang-orang yang datang kemudian dan menumpang pada keluarga-keluarga yang
lebih dulu datang dengan jalan menghambakan diri. Oleh karena itu golongan ini menduduku
kelas yang terbawah.

Menurut konsepsi orang Minangkabau, perbedaan lapisan sosial ini dinyatakan dengan
sitilah-istilah sebagai berikut :

Kamanakan tali pariuk, yaitu keturunan langsung dari keluarga urang asa.
Kamanakan tali budi, yaitu para pendatang tetapi kedudukan ekonomi dan sosialnya sudah
baik, sehingga dianggap sederajad dengan urang asa.
Kamanakan tali ameh, yaitu para pendatang baru yang mencari hubungan keluarga dengan
urang asa, tetapi telah dapat hidup mandiri.
Kamanakan bawah lutuik yaitu orang yang menghamba pada orang asa.

4. SISTEM MATA ekonomi

Sebagian suku Minangkabau hidup bercocok tanam. Ada yang di sawah-sawah


dengan menanam padi dan palawija, di lereng-lereng bukit dengan menanam sayuran
dan buah-buahan, dan di pesisir dengan tanaman kelapa. Sebagian lagi berdagang
(merantau), dan membuat barang-barang kerajinan, berupa perak bakar dan kain
songket Silungkang, sebagian lagi bekerja di sektor jasa dan buruh.
5. Kesenian

Adapun kesinian tradisional Minangkabau adalah sebagai berikut :

• Randai, suatu teater yang berisi music, tarian, drama, dan pencak silat.

• Talempong

• Saluang Jo Dendang

• Tari Piring

• Tari Payung

• Tari Indang

• Pidato Adat (Sambah Manyambah)

• Pencak SIlat

Perayaan dan upacara MInagkabau :

• Turun mandi - pemberkatan bayi

• Sunat rasul - upacara sunatan

• Baralek – upacara pernikahan

• Batagak pangulu – pelantikan penghulu (pemimpin suku atau desa)

• Turun ka sawah – gotong royong

• Hari rayo – idul fitri dan idul adha

• Maanta pabukaan – mengantar makanan untuk ibu mertua pada saat Ramadan

• Tabuik – perayaan di pariaman


• Tanah ta sirah – pelantikan datuak

• Mambangkik batang tarandam – pelantikan datuak

Kesenian kerajinan tangan Minangkabau :

• Kain Songket

Tenun dengan corak rumit yang ditenun dengan tangan dari benang emas atau perak.
Dipakai oleh bangsawan.

• Sulaman

• Pahatan emas dan perak

• Ukiran kayu

6. Religi
7. Sistem teknologi

Contoh sistem teknologi yang ada dalam suku Minangkabau terdapat pada bentuk
tempat tinggal dan bentuk desa. Nigari adalah nama desa dalam bahasa Minangkabau.
Nigari merupakan kediaman utama yang biasa dianggap sebagai pusat desa. Rumah
Gadang adalah rumah adat Minangkabau. Berbentuk memanjang dan mempunyai atap
yang mirip dengan tanduk kerbau.

Tidak boleh menikah sesama suku di minang bertentangan dengan hukum positif di Indonesia yaitu
undang-undang republic Indonesia nomor 1 tahun 2019 tentang perkawinan

Anda mungkin juga menyukai