BARAT
• Bahasa Minangkabau (bahasa Minang: baso Minang) adalah salah satu bahasa dari
rumpun bahasa Melayu yang dituturkan oleh Orang Minangkabau sebagai bahasa ibu
khususnya di provinsi Sumatra Barat. Bahasa Minang dihipotesiskan sebagai bahasa
Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, dan Bahasa Iban. Bahasa Minang
masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakat Minangkabau,
DIALEK
• Bahasa Minang memiliki banyak dialek, bahkan antarkampung yang dipisahkan oleh sungai sekali pun dapat
mempunyai dialek yang berbeda. Menurut Nadra, di wilayah Sumatra Barat bahasa Minang dapat dibagi dalam
tujuh dialek, yaitu:[7]
• Rao-Mapat Tunggul
• Muara Sungai Lolo
• Pangkalan Lubuak Alai
• Payakumbuh
• Agam-Tanah Datar
• Pancung Soal
• Koto Baru
SISTEM PENGETAHUAN DI SUMATERA BARAT
• Suku Minangkabau memiliki sistem pengetahuan yang unik. Dimana anak usia 7 tahun
biasanya akan tinggal di surau dan belajar agama maupun adat Minangkabau. Di usia remaja
inilah pemuda Minang ditempa untuk menimba ilmu sebanyak mungkin. Barulah setelah
mendapatkan ilmu mereka akan kembali untuk membangun kampung mereka. Mereka
akan pulang sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dan lebih matang lagi. Mereka
harus menjadi sosok yang bertanggung jawa terhadap keluarga dan apapun yang
dilakukannya.
• Selain pandai berdagang, masyarakat Minangkabau juga berhasil melahirkan beberapa
penyair, ahli fikir, negarawan, ulama, penyair, dan sebagainya. Ini terjadi karena memang
budaya masyarakan Minang yang menitikberatkan pada ilmu pengetahuan.
BENTUK ORGANISASI SOSIAL DI SUMATERA
BARAT
• Sistem sosial masyarakat Padang yang matrilineal, yaitu suatu sistem sosial yang mengikuti
garis keturunan dari pihak ibu. Suatu sistem sosial yang termasuk langka didunia ini
sehingga menarik minat para ahli dan peneliti.
Sistem matrilineal menurut ahli antropologi merupakan suatu sistem sosial masyarakat
tertua yang telah lahir jauh sebelum lahirnya sistem patrilineal yang berkembang sekarang.
SISTEM KEKERABATAN DI PADANG
(MINANGKABAU) ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
1. Keturunan dihitung menurut garis ibu
2. Suku dibentuk menurut garis ibu
3. Pembalasan dendam merupakan tata kewajiban bagi seluruh suku
4. Kekuasaan di dalam suku, menurut teori terletak di tangan ibu tetapi jarang dipergunakan.
5. Tiap-tiap orang diharuskan kawin dengan orang luar suku
6.Yang sebenarnya berkuasa adalah saudara laki-lakinya.
7. Perkawinan bersifat matrilokal yaitu suami mengunjungi rumah istri
PEMBAGIAN SISTEM PERALATAN HIDUP DAN
TEKNOLOGI
KERAMBIK KARIH
KALEWANG RUDUIH
PIARIK SUMPITAN
WADAH
MAKANAN
PAKAIAN
SISTEM MATA PENCAHARIAN
• Masyarakat Minang merupakan penduduk yang 100% menganut agama islam, mereka
mempunyai dasar hidup rukun beragama. Orang Minang boleh dikatakan tidak mengenal
unsur kepercayaan lain selain apa yang diajarkan oleh Islam, misalnya percaya pada hantu
yang dapat mendatangkan bencana kemudian pergi ke dukun untuk mengusirnya. Banyak
juga yang percaya tentang keberadaan orang dengan kekuatan gaib tertentu, misalnya
kepercayaan tentang perempuan yang suka menghisap darah bayi.
KESENIAN