Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

DASAR DASAR OTOMOTIF


TENTANG BAHAN BAKAR GAS ALAM

DOSEN PEMBIMBING

Dwi Jatmoko, S.Pd.T, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Lutfi Anhar Izudin (182170036)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
2021
MAKALAH
DASAR DASAR OTOMOTIF
TENTANG BAHAN BAKAR GAS ALAM

DOSEN PEMBIMBING

Dwi Jatmoko, S.Pd.T, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Lutfi Anhar Izudin (182170036)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
2021

i
Abstrak

Secara garis besar pemanfaatan gas alam dibagi atas 3 kelompok yaitu : Gas alam
sebagai bahan bakar, antara lain sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Gas/Uap,
bahan bakar industri ringan, menengah dan berat, bahan bakar kendaraan bermotor
(BBG/NGV) . Kendaraan ber-BBG mengalahkan Hybrid dalam segi ramah lingkungan.
Mitos ini kurang lengkap. Gas, yang komposisinya berasal dari 90 persen Metana, memiliki
tingkat Oktan yang lebih tinggi dari bensin, sehingga efisiensi pada mesin lebih terjaga. Gas
juga memiliki pembakaran yang sangat bersih sehingga mobil ber-BBG dianggap menyaingi
kendaraan hybrid dalam segi ramah lingkungan. Seperti yang telah dikemukakan di atas,
tahun 2001, AS Environmental Protection Agency (EPA-Badan Perlindungan Lingkungan
Amerika Serikat) mengumumkan bahwa mesin di Honda Civic GX adalah “Mesin dengan
pembakaran internal terbersih di dunia”. Meskipun begitu, kendaraan ber-BBG cenderung
mengeluarkan lebih banyak emisi gas rumah dibanding hybrids. Honda Civic ber-BBG,
misalnya, menghasilkan hampir 30 persen gas rumah dibandingkan dengan Honda Civic
hybrid dalam pemakaian normal.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas Berkat Rahmat Allah SWT,dan ridho Nyalah
sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun sebagai tugas
Semester Pendek dalam mata kuliah Teknik Otomotif Dasar.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan banyak rasa terima kasih kepada
Bapak Dwi Jatmoko, S.Pd.T, M.Pd. selaku Dosen mata kuliah Teknik Otomotif Dasar yang
telah membantu mengarahkan, membina dan memberi batasan dalam penyusunan materi
makalah.
Penulis sangat menyadari bahwa di dalam penulisan dan penyusunan makalah ini
masih kurang dari sempurna sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan sehingga
dapat memotivasi dan berbuat lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat memberikan berbagai informasi,dapat memberikan
manfaat bagi rekan-rekan para pembaca.

Kebuem, 14 Agustus 2021

Penulis

iii
Daftar Isi

Cover
Judul .............................................................................................................. i
Abstrak .......................................................................................................... ii
Kata Pengantar ............................................................................................. iii
Daftar Isi ....................................................................................................... iv
BAB I Pendahulan ........................................................................................ 1
BAB II Landasan Teori ............................................................................... 3
BAB III Isi ..................................................................................................... 5
BAB IV Analisis............................................................................................. 9
BAB V Penutup ............................................................................................ 10
Daftar Pustaka .............................................................................................. 11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pertumbuhan permintaan energi untuk sektor transportasi dari tahun ke tahun terus
meningkat diberbagai kawasan, dimana bahan bakar minyak merupakan jenis energi
yang masih sangat dominan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Perkembangan perekonomian yang terjadi di suatu negara secara signifikan
berdampak kepada naiknya konsumsi bahan bakar minyak untuk sektor transportasi.
Berbagai kendala masih menjadi hambatan dalam pengembangan pemanfaatan energi
non minyak di sektor transportasi di berbagai negara yang pada akhirnya menjadikan
harga energi non minyak untuk sektor ini menjadi tidak kompetitif dibandingkan dengan
harga bahan bakar minyak.
Salah satu energi alternatif yang dikembangkan untuk sektor transportasi adalah
bahan bakar CNG (Compressed Natural Gas) yang berasal dari gas alam.
Pengembangan teknologi CNG ini merupakan salah satu upaya untuk melakukan
diversifikasi dan konservasi energi mengingat semakin menipisnya cadangan minyak
bumi. Beberapa keuntungan dari pemanfaatan CNG, disamping ramah lingkungan; mesin
lebih awet dan bersih, harga BBG murah dengan oktan mencapai 120. Namun, didalam
perkembangannya, pemanfaatan CNG yang syarat dengan teknologi menjadi hambatan
bagi kemajuan pemanfaatan CNG sehingga program ini belum dapat berjalan
sebagaimana yang diharapkan.
Hambatan tersebut diterima baik oleh produsen/supplier gas maupun konsumen.
Dari sisi produsen/supplier gas, masalah yang muncul antara lain investasi peralatan
kompresor yang relatif mahal dan masih diimport, jumlah SPBG terbatas,
margin yang kurang menarik bagi investor. Sedangkan disisi konsumen hambatan
yang timbul antara lain keterbatasan SPBG, harga conversion kit BBG yang relatif mahal
dan import, kapasitas ruang bagasi kendaraan menjadi berkurang dengan adanya tangki
BBG dan kekhawatiran terjadinya ledakan dari tangki BBG.
Pengembangan CNG merupakan salah satu alternatif penyelarasan Program
Kebijakan Pemerintah yang tertuang dalam Program Perencanaan Nasional (Propenas)
2000 – 2004. Namun, untuk mensukseskan program tersebut maka pemerintah harus
secara konsekuen menghilangkan subsidi BBM secara bertahap dan melakukan
sosialisasi pemakaian CNG dengan dukungan kebijakan energi yang terpadu. Dengan
demikian, diharapkan usaha pemerintah ini akan didukung oleh masyarakat Indonesia
sehingga ketergantungan terhadap BBM di sektor transportasi dapat dikurangi dan polusi
yang dihasilkan oleh kendaraan dapat direduksi.
Hasil analisis dengan menggunakan alat kromatografi gas sangat diperlukan untuk
mengetahui komposisi gas. Dari komposisi gas dapat ditetapkan sifat-sifat fisik gas alam
lainnya antara lain methane number, motor octane number, nilai kalor dan Relatif
density.

2. Identifikasi masalah.
Penulis mengidentifikasikan beberapa masalah diantaranya:
1. Bahan bakar CNG yang merupakan bahan bakar alternatif pada kendaraan

1
2. Komponen dalam kendaraan CNG
3. Cara mendapatkan suplai CNG dan perawatannya bagai si pengguna

3. Permasalahan.
Penggunaan methanol murni sebagai bahan bakar, mempunyai kesulitan dalam
penyimpanan, pengisian bahan bakar, dan modifikasi mesin bis. Gas alam atau CNG
mempunyai kesulitan juga dalam penyimpanan karena berbentuk gas yang mudah
terbakar, dan bisa meledak sehingga lebih memerlukan tenaga terdidik dalam
menanganinya. Sedang biodiesel mempunyai kelebihan kurang mudah menyala
dibanding solar, lebih mudah dalam penyimpananya, dan dapat dicampur dengan solar.
Penggunaan minyak goreng langsung mempunyai kelebihan lebih murah namun
mempunyai kekurangan kekentalan, dan mengganggu ketersediaan untuk konsumsi
masyarakat.

2
BAB II
Landasan teori

Tidak ada keraguan lagi jika kita menggunakan gas sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor, dunia akan menjadi lebih bersih dan hijau. Hal ini tidak seperti ketika ide
tentang pemanfaatan gas alam sebagai BBG (Bahan Bakar Gas) utk pertamakalinya
disuarakan. Saat ini, BBG adalah sebuah kenyataan dan telah digunakan selama beberapa
tahun terakhir. BBG yang juga sering disebut CNG (Compressed Natural Gas) dibuat
dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG ini
kemudian disimpan dan didistribusikan dalam bejana tekan, biasanya berbentuk silinder.
Dibandingkan dengan bensin atau solar, biaya produksi BBG tidak lebih dari
separuhnya. Emisi BBG juga lebih rendah dibanding BBM. Dari segi dampak lingkungan
dan emisi, BBG lebih bersahabat dibanding BBM. Emisi karbon monoksida dan dioksida
dari BBG berturut-turut adalah setengah dan lebih kecil 15% dari pemakaian BBM. BBG
juga mengeluarkan lebih sedikit benzan, mengeluarkan kali lebih sedikit partikel dan
nitrogen oksida (Nox) daripada BBM. Calor Automotive mengklaim bahwa perusahaan
dapat menghemat running cost sampai 40% dengan menggunakan BBG sebagai bahan
bakar.Dan sebetulnya semua kendaraan bermotor bisa diubah menjadi kendaraan
berbahan bakar gas. Lantas, akankah BBG pada akhirnya mampu menghapus pemakain
bensin dan solar? Hanya waktu yang akan menjawabnya.
Pengisian BBG dapat dilakukan dari sistem bertekanan rendah maupun bertekanan
tinggi. Perbedaannya terletak dari biaya pembangunan stasiun vs lamanya pengisian
bahan bakar. Idealnya, tekanan pada jaringan pipa gas adalah 11 bar, dan agar pengisian
BBG bisa berlangsung dengan cepat, diperlukan tekanan sebesar 200 bar, atau 197 atm,
197 kali tekanan udara biasa. Dengan tekanan sebesar 200 bar, pengisian BBG setara 130
liter premium dapat dilakukan dalam waktu 3-4 menit.
Tentunya penanganan BBG dengan tekanan 200 bar ini perlu dilakukan secara hati-
hati. Antara lain dengan menggunakan tangki gas yang memenuhi persyaratan dan
dipasang di bengkel yang direkomendasi. Tangki BBG dibuat dengan menggunakan
bahan-bahan khusus yang mampu membawa BBG dengan aman. Desain terbaru tangki
BBG menggunakan lapisan alumunium dengan diperkuat oleh fiberglass. Karena BBG
lebih ringan dari udara, kebocoran tidak menjadi terlalu beresiko bila sirkulasi udara
terjaga dengan baik. Jika gas terbakar, mesh logam atau keramik akan mencegah tangki
agar tidak meledak. Sama sekali tidak diperkenankan untuk memodifikasi tangki
tersebut. Jika dilakukan, daya tahan tangki tersebut terhadap tekanan tinggi menjadi tidak
terukur.Jika dianggap tangki yang dibeli volumenya terlalu kecil, lebih baik membeli
tangki yang volumenya lebih besar daripada memodifikasinya sendiri.
BBG saat ini menjadi salah satu bahan bakar alternatif pengganti BBM dan mulai
banyak digunakan di beberapa negara termasuk Indonesia. Hampir semua taxi di Tokyo
berbahan bakar gas. Di Itali, lebih dari satu juta kendaraan berbahan bakar gas, hampir
setengah juta kendaraan di Australia dan 360.000 di Belanda memakai gas sebagai bahan
bakar. Di Amerika latin, Argentina dan Brazil adalah dua negara dengan jumlah
kendaraan pengguna BBG terbesar. Konversi ke BBG difasilitasi dengan pemberian
harga yang lebih murah bila dibandingkan dengan bahan bakar cair (bensin dan solar),
peralatan konversi yang dibuat lokal dan infrastruktur distribusi BBG yang terus
berkembang. Sejalan dengan semakin meningkatnya harga minyak dan kesadaran
lingkungan, BBG saat ini mulai digunakan juga untuk kendaraan penumpang dan truk
barang berdaya ringan hingga menengah.

3
Di Indonesia sendiri, BBG bukanlah barang baru. Pencanangan penggunaan BBG
yang harganya lebih murah dan lebih bersih lingkungan daripada bahan bakar minyak
(BBM) sudah dilakukan sejak tahun 1986. Pada saat itu ditetapkan bahwa 20 persen dari
armada taksi harus memakai BBG. Namun, karena pada saat itu harga BBM masih
dianggap terjangkau dan stasiun pengisian BBM terdapat di mana-mana, maka minat
untuk menggunakannya tidak sempat membesar.
Saat ini di Jakarta hanya terdapat 14 Stasiun Pengisi Bahan Bakar Gas (SPBG),
tetapi yang berfungsi tak lebih dari enam SPBG. Untuk mendorong penggunaan BBG,
Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengharuskan bus TransJakarta yang melayani rute 2,
rute 3, dan rute selanjutnya untuk menggunakan BBG. Akan sangat baik jika 10 sampai
15 tahun kedepan, pemerintah Indonesia mulai menerapkan pajak bagi kendaraan yang
tidak bersahabat dengan lingkungan sehingga diharapkan bisa mendorong peningkatan
pemakaian BBG di Indonesia dan menekan pemakaian BBM sambil mencari solusi
jangka panjang pengganti BBG yang lebih bersahabat dengan lingkungan. Banyak ahli
pergas-an berpendapat bahwa trend dunia saat ini menunjukkan demand terhadap
penggunaan LPG sebagai bahan bakar kendaran bermotor akan meningkat dengan pesat
sejalan dengan tingginya tingkat kompetisi diantara car makers dalam memproduksi
engine yang lebih bersahabat dengan lingkungan.
Meningkatnya harga BBM beberapa tahun terakhir dan sempat mencapai level
$80/barel karena krisis cadangan minyak dunia yang makin menipis, seharusnya
membuat kita sadar akan pentingnya pemakaian BBG. Menurut data world oil fact,
cadangan minyak dunia saat ini hanya 1,29 trilyun barel. Sementara konsumasi BBM
dunia rata2 mencapai 28,460 milyar barel per tahun. Dalam kurun waktu tidak lebih dari
50 tahun kedepan, cadangan minyak yang ada tidak akan mampu memenuhi kebutuhan
minyak dunia lagi. Akhir2 ini, perusahaan pembuat kendaraan bermotor telah mulai
memproduksi kendaraan berbahan bakar gas. Vauxhall, BMW, Mercy, Volvo, Toyota,
Honda dan Ford serta car maker lainnya telah memproduksi kendaraan jenis dual-fuel
(berbahan bakar ganda) dan menurut Richard Child, editor LPG World, sebuah industri
newsletter terkemuka dunia, kendaraan dual-fuel mempunya performa yang tidak kalah
dengan kendaraan berbahan bakar minyak.
Tetapi, banyak analis mengatakan bahwa BBG tidak lebih hanya akan menjadi menu
sampingan bagi para pemakai kendaraan bermotor dan industri mobil dunia. BBG untuk
pertamakalinya diperkenalkan di Australia pada sekitar tahuan 70 –an sebagai bahan
bakar alternatif ketika krisis minyak mulai melanda. Tetapi, setelah hampir 30 tahun
berlalu, jumlah kendaraan berbahan bakar gas masih tidak lebih dari 10% pasar otomotif
dunia. Professor Garel Rhys, yakin bahwa BBG hanya sebuah solusi sementara sebelum
teknologi fuel-cell yang bekerja dengan kombinasi hydrogen dan oxygen akan
menggantikannya. Hal ini mengingat cadangan gas alam yang juga tidak akan berumur
lama seperti halnya minyak. BBG memang hanya akan menjadi solusi antara, bukan
solusi jangka panjang.

4
BAB III
ISI

1. Perbedaan alat yang terdapat di mesin yang menggunakan bahan bakar gas alam (CNG)
dengan mesin yang menggunakan bahan bakar bensin
Pada mesin yang menggunakan cng tedapat beberapa komponen yang tidak terdapat pada
mesin bensin, diantaranya :
a. Regulator
Regulator ini berfungsi untuk menurunkan tekanan dari tangki penyimpanan BBG
yang bertekanan tinggi sampai ke tingkat tekanan kerja injeksi. Pada prototipe jenis
regulator yang digunakan adalah regulator oksigen, karena regulator tersebut mampu
menahan tekanan gas sampai 200 bar. Pada regulator tersebut terdapat 2 buah
barometer yaitu satu untuk penunjuk tekanan di dalam tangki BBG dan satu lagi
untuk menunjukan tekanan didalam tangki output yang diinginkan.
b. Solenoid valve
Pada prototipe ini digunakan solenoid valve yang mampu berkerja pada berbagai
macam fluida, seperti gas, uap, air, udara dan lain-lain.
c. Injektor atau nazzle
Pada prototipe ini digunakan nazzel yang terpisah dari solenoid valve dan terbuat daru
kuningan. Injektor tersebut berupa silinder berlubang dan mempunyai sebuah lubang
pada ujung dalam manifold dimana lubang tersebut mengarah pada sebuah
percabangan menuju kemasing-masing silinder sehingga pada saat katub masuk
terbuka maka bahn bakar yang diinjeksikan dapat tertarik oleh kevakuman dalam
silinder dan menutup katub masuk silinder.
d. Blower
Dasar penggunaan blower dikarenakan pertimbangan utama yaitu debit udara yang
mampu di suplai, juga pertimbangan dimensi dari blower ini.
e. Inverter

5
2. Pengisian kendaraan berbahan bakar gas
Kurangnya SPB adalah salah satu unsur penting untuk memasarkan kendaraan
berbahan bakar gas dengan lebih luas. Namun, beberapa tahun belakangan ini sejumlah
SPB telah tumbuh di seluruh negara Eropa, misalnya di Italia 300, di Jerman 130*.
Informasi lokasi SPB dapat diperoleh dari Asosiasi Gas Nasional dan sering
dipublikasikan pada homepage organisasi ini
Satu SPB LNG terdiri dari pipa masukan saluran bahan bakar gas yang memberim
tekanan 1-30 bar. Bagian utama SPB adalah kompresor, pengering gas, sistem bertekanan
tinggi (200-250 bar) dengan sistem penyimpanan (opsi pengisian cepat), instrumen listrik
untuk mengukur dan mengontrol, pompa gas dan penutup (bungkus, bangunan). Dua jenis
sistem pengisian telah dipasarkan: system pengisian cepat dan lambat
Pengisian lambat adalah suatu kemungkinan jika armada digunakan sepanjang hari
dan diparkir di pul pada malam hari (atau sebaliknya). Dalam kondisi diam, kendaraan
langsung diisi oleh kompresor. Pengisian cepat dilakukan jika pengisian harus diselesaikan
dalam beberapa menit, misalnya untuk suplai ke pelanggan eksternal, dan besarnya
permintaan bahan bakar gas menentukan biaya investasi tertinggi.
a. Pengisian cepat
Pengisian cepat dengan CNG tidak memerlukan waktu lebih lama dibandingkan
pengisian bahan bakar konvensional seperti diesel atau bensin. Hal ini biasanya
diperlukan jika kendaraan harus diisi ulang dalam jangka waktu yang sama dengan
bensin, kira-kira 3-7 menit untuk mobil dan truk ringan. Pada SPB pengisian cepat, bahan
bakar gas dimampatkan oleh kompresor dan disimpan dalam sistem penyimpanan
bertekanan tinggi, contohnya riam / ‘cascades’ silinder penyimpan gas. Jika kendaraan
diisi ulang dan tekanan suplai bahan bakar di dalam sistem penyimpanan mulai turun,
kompresor secara otomatis diaktifkan, sehingga suplai bahan bakar gas di dalam silinder
penyimpanan mengisi kembali. Sistem lain bekerja dengan sistem hidrolik piston yang
menjaga tekanan di dalam sistem penyimpanan selalu pada tingkat yang sama. Satu
dispenser kemudian menghantar dan mengukur bahan bakar gas ke dalam silinder
penyimpan bahan bakar pada badan kendaraan.
b. Pengisian Lambat
Pengisian bahan bakar kendaraan di SPB lambat adalah langsung dari kompresor
melalui dispense pengisian lambat khusus. Ini menghilangkan kebutuhan akan sistem
penyimpan bertekanan tinggi yang mahal dan memperlama proses pengisian pada setiap
kendaraan hingga beberapa jam. Kompresor pengisian lambat hanya perlu
meningkatkan tekanan agak lebih tinggi dari pada tekanan penyimpan pada
kendaraan. Pengisian lambat biasanya direkomendasikan untuk armada dimana
kendaraan kembali ke lokasi pusat selama 6 sampai 8 jam atau untuk mobil pribadi yang
dapat diisi ulang semalaman di rumah. Komponen stasiun pengisian lambat adalah:
Akses ke sistem pipa bahan bakar gas Kompresor Dispenser pengisian lambat.

6
7
3. Kontribusi pemanasan global kendaraan BBG
Banyak orang merasa khawatir mengenai kemungkinan pemanasan global (GWP)
kendaraan BBG karena kendaraan-kendaraan ini memancarkan sejumlah gas metana
yang tidak terbakar (hidrokarbon pembentuk non-ozon) yang biasanya lebih dari standar
total hidrokarbon (THG) untuk kendaraan bensin. Namun, kenyataannya, gas metana,
suatu gas pemanas global, jika dibandingkan dengan kendaraan dan bensin, dengan
mempertimbangkan CO2 metana, GWP dari kendaraan BBG adalah sekitar 20% lebih
kecil daripada kendaraan bensin dan hampir sama atau sedikit lebih kecil dari mesin
diesel. Sumber alami dari emisi metana - ternak, sawah, anai-anai, dan lain lain -
menghasilkan lebih banyak metana dibandingkan dengan yang akan ditimbulkan oleh
ratusan ribu kendaraan BBG di jalan. Sebagai contoh, kementerian lingkungan hidup
Jerman memperkirakan bahwa jika 10% bahan bakar diesel digantikan dengan bahan
bakar gas, kontribusi emisi total metana di Jerman adalah berkisar antara 0,0004% dan
0,0017%, tergantung pada jenis mesin yang sedang digunakan.

8
BAB IV
Analisis

Perbaikan dan perawatan.


CNG (Commpressed Natural Gas) atau Gas Alam Padat merupakan gas bumi yang
telah dimurnikan dan dimampatkan pada tekanan 250 bar sehingga aman, bersih dan
murah untuk dipakai sebagai bahan bakar yang bisa menggantikan Premium, Solar
(HSD), Diesel Fuel (MDF), LPG, atau Minyak Bakar (MFO). Secara umum CNG
mengandung komponen utama berupa metana (CH4) dan etana (C2H8) dengan fraksi
sekitar 90 persen. CNG merupakan bahan bakar ramah lingkungan, mengurangi emisi
CO2 sekitar 60% dibanding Premium, bebas dari emisi Pb, Sox dan Nox.
Gas alam lebih ringan dari udara, jika terjadi kebocoran maka gas alam akan
bergerak keatas. Kemungkinan terbakar gas alam yang lebih relatif rendah 5 -15% gas
alam terhadap udara – membuatnya sulit untuk terbakar jika terdapat ventilasi yang
memadai.
Peraturan keselamatan untuk semua bahan bakar baik yang cair maupun gas alam,
secara umum akan menjamin kecilnya resiko kebakaran dibawah kondisi pengoperasian
normal. Maka situasi berbahaya hanya timbul bila terjadi tabrakan, atau kerusakan
peralatan.
Silinder gas alam yang di mampatkan dilengkapi dengan alat pelepas tekanan, yang
secara otomatis menghentikan supply gas jika pipa pecah atau motor mati (misal dalam
kecelakaan). Untuk menghindari ledakan jika terjadi kebakaran, sebuah “burst- disc” dan
sebuah sumbu “melt-fuse” memastikan pelepasan dan nyala gas bertekanan terkontrol
sebelum pecah karena panas yang berkelebihan.
Tangki bahan bakar gas alam jauh lebih kuat ketimbang tangki bahan bakar bensin.
Pada uji coba dengan benturan pada kecepatan 80km/jam, berarti rusak total, tidak
didapat kerusakan pada tabung silinder gas alam.
Berdasarkan berbagai statistik kecelakaan tampak jelas bahwa kendaraan yang
bergerak dengan gas alam yang dipadatkan sama amannya atau lebih aman daripada
kendaraan yang bergerak dengan bahan bakar tradisional.

9
BAB V
Penutup

Keuntungan dari mesin berbahan bakar gas alam yaitu : Irit bahan bakar,Sampai 65%
berdasarkan penelitian dari Mazda Cronos 2000 yang bensin 1 liter mencapai 8,9 km dan
yang gas bisa 10 km , dan 1 liter bensin Rp 4500,- kalau gas Rp 3000,-. Pembakaran hampir
sempurna(polusi udara dapat ditekan). Masih dapat menggunakan bahan bakar bensin
sebagai bahan bakar cadangan. Sedangkan kerugiannya yaitu tempat pengisian CNG
diindonesia sampai saat ini hanya sedikit.

10
Daftar Pustaka

http://www.artiku.com/2008/06/01/
http://www.petra.ac.id
http://www.gatra.com/2006-01-23/artikel.php?id=91708
https://adoc.pub/makalah-dasar-dasar-otomotif-kendaraan-berbahan-bakar-gas-al.html

11

Anda mungkin juga menyukai