Anda di halaman 1dari 56

PENGARUH PENAMBAHAN ECO RACING

TERHADAP LAJU KONSUMSI BAHAN BAKAR


PADA MESIN COMMON RAIL
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat ahli

Madya (Amd) pada program Studi Perawatan dan Perbaikan

Mesin

Jurusan Teknik Mesin

Politeknik Negeri Samarinda

Oleh :

WIRANDA PRATAMA

NIM : 19611053

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,


RISET DAN TEKNOLOGI
POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA JURUSAN
TEKNIK MESIN
PROGRAM STUDI PERAWATAN DAN PERBAIKAN
SAMARINDA
2022

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Wiranda Pratama

NIM : 19611053

Jurusan : Teknik Mesin

Program Studi : Perawatan Dan Perbaikan Mesin

Jenjang : Diploma III

Judul : Pengaruh Penambahan Eco Racing Terhadap Laju


Konsumsi Bahan Bakar Pada Mesin Common Rail

Dengan ini menyatakan bahwa Laporan ini adalah hasil karya saya sendiri
dan semua sumber baik yang dikutip dan dirujuk telah saya nyatakan dengan
benar.

Jika di kemudian hari ini ditemukan unsur plagiasrisme dalan Laporan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi seusai peraturan perundang – undangan yang
berlaku.

Samarinda , Juli 2022

Wiranda Pratama

Nim : 19611053

ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH PENAMBAHAN ECO RACING


TERHADAP LAJU KONSUMSI BAHAN BAKAR
PADA MESIN COMMON RAIL

NAMA : WIRANDA PRATAMA

NIM : 19611053

JURUSAN : TEKNIK MESIN

PROGRAM STUDI : PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN

JENJANG STUDI : DIPLOMA III

PROPOSAL INI TELAH DISAHKAN

PADA TANGGAL, JULI 2022

Menyetujui

Pembimbing I, Pembimbing II

Surianto,ST.,MT Ir. Mimin Rihotimawati,MT


NIP. 19620421 199003 1 003 NIP. 19630911 199303 2 001
Mengesahkan :
Ketua Program Studi
Jurusan Teknik Mesin,

Anni Fatmawati.ST,.MT
NIP. 19630714 198903 2 002

iii
ABSTRAK
Mesin Common Rail adalah meisn yang menggunakan sistem penyaluran
bahan bakar dari tanki menuju ke ruang bakar dengan bertekanan tinggi yang
dikontrol secara elektronik. Sehingga untuk pengontrolan aliran bahan bakar
diesel dan timmingnya diatur oleh komputer mobil atau yang disebut ECU (
Electronic Control Unit ). Dengan teknologi Common Rail ini memungkinkan
tekanan pada ruang bakar menjadi fleksibel ( dapat dirubah ) menyesuaikan
dengan output yang diinginkan. Teknologi Common Rail ini juga
menyempurnakan akurasi volume bahan bakar yang masuk ke ruang bakar.
Pemakaian bahan bakar diesel sebagai salah satu sumber energi mengalami
peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang disertai
dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang tentunya berdampak pada
makin meningkatnya kebutuhan akan sarana transportasi dan aktivitas industri.
Minyak bumi merupakan sumber bahan bakar yang tidak dapat diperbarui, maka
meningkatnya penggunaan bahan bakar ini akan mengakibatkan cadangan minyak
bumi terus berkurang dan suatu saat pasti akan habis. Keterbatasan sumber bahan
bakar minyak bumi tersebut menjadi alasan utama mengapa kita bersama harus
menghematnya. Bahan bakar memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Bahan bakar minyak (BBM) merupakan kebutuhan pokok
bagi masyarakat desa maupun perkotaan baik untuk keperluan rumah tangga
maupun pengusahaan, selain itu bahan bakar juga sangat penting bagi sektor
industri maupun transportasi. Adapun tujuan penulis yang akan dicapai dalam
penulisan Proposal Tugas Akhir ini untuk mengetahui pengaruh Eco Racing
terhadap laju konsumsi bahan bakar Menyiapkan peralatan dan bahan uji yang
akan dipakai, lalu siapkan Bio Solar yang sdh bercampur dengan Eco Racing
dengan percampuran 15 liter Bio Solar dicampurkan dengan Eco Racing 0,3 g.
lalu tuangkan Bio Solar yang Dicampur Eco Racing Ke dalam teko ukur dan
lakukan penelitian. Siapkan pula Dexlite, ketika sudah selesai meneliti Bio Solar
yang dicampur dengan Eco Racing ,maka lanjut meneliti Dexlite.tuangkan Dexlite
di dalam teko lalu lakukan penelitian. Menghidupkan mesin dan mengatur putaran
hingga mencapai posisi rpm yang diinginkan. Pengujian dengan RPM 1.000,
1500, dan 2.000 dengan waktu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Pengujian
menggunakan Bio Solar yang bercampur dengan Eco Racing dan Dexlite.
Pengujian dilakukan sebanyak 7 kali. Berdasarkan hasil penelitian,Bio Solar yang
di campur Eco Racing dengan percampuran 15 liter Bio Solar dan Eco Racing 0,3
g dibandingkan dengan Dexlite tersebut dapat disimpulkan bahwa konsumsi
bahan bakar Dexlite lebih Irit dari Bio Solar yang dicampur Eco Racing di
karenakan Dexlite memiliki Cetane Number lebih tinggi daripada Bio Solar.
Kata Kunci : Common Rail, Bahan Bakar, Eco Racing

iv
ABSTRACT
The Common Rail engine is a machine that uses an electronically controlled
high-pressure fuel distribution system from the tank to the combustion chamber.
So for controlling the flow of diesel fuel and its timing is regulated by the car
computer or what is called the ECU (Electronic Control Unit). With this Common
Rail technology allows the pressure in the combustion chamber to be flexible (can
be changed) according to the desired output. This Common Rail technology also
improves the accuracy of the volume of fuel entering the combustion chamber.
The use of diesel fuel as an energy source has increased significantly in line with
population growth accompanied by an increase in people's welfare, which of
course has an impact on the increasing need for transportation facilities and
industrial activities. Petroleum is a non-renewable source of fuel, so the increase
in the use of this fuel will result in oil reserves continuing to decrease and one day
it will definitely run out. The limited sources of petroleum fuel are the main
reason why we together must save it. Fuel has a very important role in human life.
Fuel oil (BBM) is a basic need for rural and urban communities for both
household and business purposes, besides that fuel is also very important for the
industrial and transportation sectors. The author's goal to be achieved in writing
this Final Project Proposal is to determine the effect of Eco Racing on the rate of
fuel consumption. Prepare equipment and test materials to be used, then prepare
Bio Solar which has been mixed with Eco Racing with a mixture of 15 liters of Bio
Solar mixed with Eco. Racing 0.3 g. then pour Bio Solar mixed with Eco Racing
into a measuring jug and do some research. Also prepare Dexlite, when you have
finished researching Bio Solar mixed with Eco Racing, then continue researching
Dexlite. Pour Dexlite in a teapot and do research. Turn on the engine and adjust
the rotation until it reaches the desired rpm position. Tests with 1,000, 1500, and
2,000 RPM with 5 minutes, 10 minutes, and 15 minutes. Testing using Bio Solar
mixed with Eco Racing and Dexlite. The test was carried out 7 times. Based on
the results of the study, Bio Solar mixed with Eco Racing with a mixture of 15
liters of Bio Solar and Eco Racing 0.3 g compared to Dexlite, it can be concluded
that Dexlite fuel consumption is more efficient than Bio Solar mixed with Eco
Racing because Dexlite has a Cetane Number higher than Bio Solar.
Keywords: Common Rail, Fuel, Eco Racing

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena atas segala


rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan
tugas akhir dengan judul “Pengaruh Penambahan Eco Racing Terhadap Laju
Konsumsi Bahan Bakar Pada Mesin Common Rail”. Kemudian sholawat dan
salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad
Shalallahu A’laihi Wasallam. Laporan tugas akhir ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mengerjakan tugas akhir pada Program Pendidikan Diploma III
Jurusan Teknik Mesin Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin Politeknik
Negeri Samarinda.

Pada dasarnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan tugas


akhir ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan yang dilakukan oleh penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna dan
bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini, penulis mengalami beberapa


masalah atau kendala, serta mendapatkan banyak pengalaman, bantuan, dan
bimbingan keluarga, serta bimbingan dari dosen dan teman-teman yang sangat
membantu bagi penulis. Tanpa adanya semua itu penulis tidak dapat berbuat
banyak dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

Dalam kesempatan ini pula, penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya atas upaya, jasa-jasa, bimbingan serta dukungan yang telah
diberikan oleh berbagai pihak terutama :

1) Bapak Budi Nugroho, ST., M.Eng selaku Direktur Politeknik Negeri


Samarinda.
2) Bapak Suparno,ST.,MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik
Negeri Samarinda.
3) Ibu Anni Fatmawati, ST.,MT selaku Ketua Program Studi D3 Perawatan dan
Perbaikan mesin.

vi
4) Bapak Wajilan, ST.,MT selaku Kepala Laboraturium Teknik Mesin dan
Koordinator Tugas Akhir
5) Bapak Surianto,ST,MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dalam penyusunan tugas akhir
tahun ini.
6) Ibu Ir. Mimin Rihotimawati, MT selaku Dosen pembimbing II yang penuh
kesabaran membimbing, memberikan saran dan kritik yang membantu
penulis menyelesaikan penyusunan tugas akhir.
7) Bapak dan Ibu Dosen serta Staff Administrasi Jurusan Teknik Mesin.
8) Serta Orang tua dan Istri beserta keluarga tercinta yang telah memberikan
bantuan baik moral serta do’a restunya, dan semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu karena telah membantu penulis di dalam
menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala
selalu meberikan rahmat atas amal kebaikan yang telah diberikan.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga laporan


tugas akhir ini dapat di terima dan memberi manfaat baik, kepada penulis
khususnya maupun kepada pembaca pada umumnya.

Samarinda, Juli 2022

Penulis

Wiranda Pratama

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS...................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................iii

ABSTRAK.............................................................................................................iv

ABSTRACT.............................................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi

DAFTAR TABEL................................................................................................xii

DAFTAR GRAFIK.............................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3 Batasan Masalah........................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................3

1.6 Sistematika Penulisan................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6

2.1 Pengertian Mesin Common Rail................................................................6

2.2 Sejarah Mesin Common Rail.....................................................................6

2.3 Kelebihan dan Kekurangan Mesin Common Rail.....................................7

2.4 Pengertian Sistem Bahan Bakar Pada Mesin Common Rail.....................8

2.5 Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Pada Mesin Common Rail.....................8

2.6 Komponen Pada Sistem Bahan Bakar Pada Mesin Common Rail............9

viii
2.6.1 Tangki Bahan Bakar...........................................................................9

2.6.2 Fuel Filter..........................................................................................9

2.6.3 High Pressure Pump........................................................................10

2.6.4 Common Rail atau Fuel Rail............................................................10

2.6.5 Injector.............................................................................................11

2.6.6 Electronic Control Unit...................................................................11

2.6.7 Sensor MAF (Mass Air Flow Sensor.).............................................12

2.6.8 Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)......................................12

2.6.9 Sensor CMP (Camshaft Position Sensor)........................................13

2.6.10 Sensor Pedal Gas (Accelerator pedal position sensor)....................13

2.6.11 Sensor IAT (Intake Air Temperatur)...............................................14

2.6.12 Sensor Tekanan Bahan Bakar (Fuel Pressure Sensor)....................14

2.6.13 Sensor ECT atau WTS (Water Coolant Temperature Sensor)........15

2.6.14 Bio Solar..........................................................................................15

2.6.15 Dexlite..............................................................................................16

2.6.16 Eco Racing.......................................................................................17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................19

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan..............................................................19

3.2 Objek Penelitian......................................................................................19

3.3 Alat dan Bahan........................................................................................19

3.3.1 Alat...................................................................................................19

3.3.2 Bahan...............................................................................................22

3.4 Tahap Penelitian......................................................................................23

3.5 Diagram Alir/ Flow Chart.......................................................................25

3.6 Teknik Pengumpulan Data......................................................................26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................27

ix
4.1 Hasil Penelitian........................................................................................27

4.2 Hasil Pengambilan Data..........................................................................27

4.3 Grafik Perbandingan Bahan Bakar..........................................................34

BAB V PENUTUP................................................................................................37

5.1 Kesimpulan..............................................................................................37

5.2 Saran........................................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39

LAMPIRAN..........................................................................................................41

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1Rangkaian Sistem Bahan Bakar Common Rail....................................8


Gambar 2. 2 Tangki Bahan Bakar............................................................................9
Gambar 2. 3 Fuel Filter...........................................................................................9
Gambar 2. 4 High Pressure Pump.........................................................................10
Gambar 2. 5 Common Rail atau Fuel Rail.............................................................10
Gambar 2. 6 Injector..............................................................................................11
Gambar 2. 7 Electronic Control Unit.....................................................................11
Gambar 2. 8 Mass Air Flow Sensor.......................................................................12
Gambar 2. 9 Crankshaft Position Sensor...............................................................12
Gambar 2. 10 Camshaft Position Sensor...............................................................13
Gambar 2. 11 Accelerator pedal position sensor...................................................13
Gambar 2. 12 Intake Air Temperatur.....................................................................14
Gambar 2. 13 Fuel Pressure Sensor......................................................................14
Gambar 2. 14 Water Coolant Temperature Sensor................................................15
Gambar 2. 15 Bio Solar.........................................................................................15
Gambar 2. 16 Dexlite.............................................................................................16
Gambar 2. 17 Eco Racing......................................................................................17

Gambar 3. 1 Teko Ukur/ Gelas Ukur.....................................................................19


Gambar 3. 2 Stopwatch..........................................................................................20
Gambar 3. 3 Tachometer.......................................................................................20
Gambar 3. 4 Toolsbox............................................................................................20
Gambar 3. 5 Majun................................................................................................21
Gambar 3. 6 Timbangan Digital............................................................................21
Gambar 3. 7 Bio Solar...........................................................................................22
Gambar 3. 8 Dexlite...............................................................................................22
Gambar 3. 9 Eco Racing........................................................................................23

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1000 RPM..........27
Tabel 4. 2 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1000 RPM..........28
Tabel 4. 3 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1000 RPM..........28
Tabel 4. 4 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1500 RPM..........28
Tabel 4. 5 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1500 RPM..........29
Tabel 4. 6 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1500 RPM..........29
Tabel 4. 7 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 2000 RPM..........29
Tabel 4. 8 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 2000 RPM..........30
Tabel 4. 9 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 2000 RPM..........30
Tabel 4. 10 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1000 RPM...............................30
Tabel 4. 11 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1000 RPM...............................31
Tabel 4. 12 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1000 RPM...............................31
Tabel 4. 13 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1500 RPM...............................31
Tabel 4. 14 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1500 RPM...............................32
Tabel 4. 15 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1500 RPM...............................32
Tabel 4. 16 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 2000 RPM...............................32
Tabel 4. 17 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 2000 RPM...............................33
Tabel 4. 18 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 2000 RPM...............................33

xii
DAFTAR GRAFIK

Grafik 4. 1 Grafik Perbandingan Dalam Waktu 5 Menit.......................................34


Grafik 4. 2 Grafik Perbandingan Dalam Waktu 10 Menit.....................................35
Grafik 4. 3 Grafik Perbandingan Dalam Waktu 15 Menit.....................................36

xiii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Mesin diesel adalah mesin yang sistem pembakarannya di dalam
(internal combution engine ) menjadi pilihan banyak pengguna motor bakar
untuk kendaraannya karena keunggulan effisiensi bahan bakar. Sebagai efek
dari semakin ketatnya peraturan terhadap pencemaran lingkungan hidup,
mesin diesel menjadi salah satu pilihan dalam pemakaian sistem internal-
combustion engine. Internal combustion engine ini kita temui dalam sistem
mobil, kapal, alat pembangkit listrik portable, bus, traktor dan lain-lain. Salah
satu keunggulan mesin diesel adalah sistem pembakarannya menggunakan
Compression-ignition ( pembakaran-tekan), yang tidak memerlukan busi.
Pada Motor Bakar Diesel salah satu sistem terpenting adalah sistem aliran
Bahan Bakar Sistem bahan bakar adalah proses mengalirnya bahan bakar dari
dalam tangki hingga masuk kedalam sistem. Oleh karena itu perlunya
pemahaman tentang jalur aliran bahan bakar tersebut dan cara kerja dari
komponen yang ada Pada Sistem bahan bakar juga terdapat beberapa
komponen-komponen penting yang menunjang kelancaran aliran bahan
bakar. Apabila terdapat masalah pada sistemnya maka dapat mengganggu
kerja dari mesin, maka penting juga untuk dapat menganalisis, memperbaiki
dan melakukan pengujian terhadap proses kerja dari masing-masing
komponen sistem bahan bakar motor diesel terbagi menjadi tiga yaitu yang
pertama yaitu sistem injeksion in-line,yang kedua sistem injeksion
distributor,dan yang terakhir yaitu sistem yang terbaru yaitu dengan sistem
Common Rail yaitu menggunkan sistem Elektronik Control Unit (ECU)
sistem ini banyak digunakan pada engine diesel yang baru karna sistem
elektronik yang lebih menjamin keakuratan untuk mendapatkan daya mesin
yang optimum,pemakain bahan bakar yang hemat serta tingkat emisi yang
rendah. Pengaturan injeksion yang sangat akurat menjamin proses
pembakaran lebih sempurna dengan tingkat emisi yang lebih rendah

1
dibandingkan sistem konvensional. Common rail layaknya seperti konsep
hidup 2 bersama. Dalam hal ini, semua injektor yang bertugas memasok solar
langsung ke dalam mesin, menggunakan satu wadah atau rel yang sama dari
Pompa Injektor.

Pemakaian bahan bakar diesel sebagai salah satu sumber energi


mengalami peningkatan yang signifikan sejalan dengan pertumbuhan
penduduk yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang
tentunya berdampak pada makin meningkatnya kebutuhan akan sarana
transportasi dan aktivitas industri. Minyak bumi merupakan sumber bahan
bakar yang tidak dapat diperbarui, maka meningkatnya penggunaan bahan
bakar ini akan mengakibatkan cadangan minyak bumi terus berkurang dan
suatu saat pasti akan habis. Keterbatasan sumber bahan bakar minyak bumi
tersebut menjadi alasan utama mengapa kita bersama harus menghematnya.
Bahan bakar memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Bahan bakar minyak (BBM) merupakan kebutuhan pokok bagi
masyarakat desa maupun perkotaan baik untuk keperluan rumah tangga
maupun pengusahaan, selain itu bahan bakar juga sangat penting bagi sektor
industri maupun transportasi.

Eco racing salah satu produk dimana diproduksi dengan bentukan


berupa tablet/pil yang berfungsi unuk menjaga mesin dan unuk menambah
kinekrja suatu mesin kendaraan. Eco Racing dapat menghemat pemakaian
suatu bahan bakar dan juga dapat mengurangi polusi udara. Eco racing ini
juga digunakan pada kendaraan sesuai dengan jenis bahan bakarnya antara
lain: kendaraan dengan jenis bahan bakar bensin maupun mesin dengan jenis
bahan bakar solar. Eco racing ini juga mengandung Detergent Chemical
Organic Function, Corrosion Inhibitor, De emulsion dipercaya dapat
mengoptimalkan kinerja mesin.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis termotivasi untuk mengangkat


judul “ Pengaruh Penambahan Eco Racing Terhadap Laju Konsumsi Bahan
Bakar Pada Mesin Common Rail” sebagai judul Tugas Akhir pada jenjang
Pendidikan Diploma III di Politeknik Negeri Samarinda dikarenakan banyak

2
masyarakat yang bertanya apakah Bio Solar yang memakai Eco Racing lebih
Irit daripada Dexlite.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang, Adapun rumusan masalah berdasarkan
judul yang akan diajukan adalah sebagai berikut :

Apakah Bio Solar yang di campurkan Eco Racing bisa lebih hemat dari
Dexlite.

I.3 Batasan Masalah


Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran dan untuk
meminimalasir meluasnya permasalahan, adapun batasan masalah sebagai
berikut :

1. cara kerja sistem bahan bakar pada mesin common rail

2.Alat yang digunakan pada saat penelitian

3.Tahapan Penelitian dalam menghitung konsumsi bahan bakar menggunakan


Bio Solar yang di campurkan Eco Racing dengan Dexlite.

I.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penulis yang akan dicapai dalam penulisan Proposal Tugas
Akhir ini adalah sebagai berikut :

Mengetahui perbandingan konsumsi bahan bakar Bio Solar yang di


campurkan Eco Racing dengan Dexlite.

I.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis
a. Sebagai inovasi untuk menambah pengetahuan dan wawasan.
b. Sebagai syarat untuk menyelesaikan Studi D3 Perbaikan dan Perawatan
mesin.
c. Sebagai pembelajaran kedepannya dan melengkapi ilmu di bidang teknik.

3
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan referensi untuk melakukan pengembangan dan penelitian
yang lebih lanjut pada sistem bahan bakar pada mesin Common Rail.

3. Bagi Masyarakat

Untuk mengenali dan mengetahui dampak atau pengaruh penambahan Eco


Racing pada bahan bakar diesel Mesin Common Rail.

I.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam Laporan Tugas Akhir ini
dibagi dalam beberapa bab,yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, sistematika penulisan dari penulisan laporan penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang pengertian mesin Common Rail, sejarah mesin
Common Rail, kelebihan dan kekurangan mesin Common Rail, pengertian sistem
bahan bakar,cara kerja sistem bahan bakar, dan komponen-komponen sistem
bahan bakar.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian serta pengambilan data
dengan metode literature yang bersumber dari buku buku, jurnal, serta internet
dan metode observasi langsung dengan pengamatan terhadap pengujian alat.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang berupa dalam bentuk tabel dan
grafik beserta dengan pembahasannya.

4
BAB 5 PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran sebagai hasil penelitian
“Pengaruh Penambahan Eco Racing Terhadap Laju Konsumsi Bahan Bakar Pada
Mesin Common Rail”

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Pengertian Mesin Common Rail


Mesin Common Rail adalah meisn yang menggunakan sistem
penyaluran bahan bakar dari tanki menuju ke ruang bakar dengan bertekanan
tinggi yang dikontrol secara elektronik. Sehingga untuk pengontrolan aliran
bahan bakar diesel dan timmingnya diatur oleh komputer mobil atau yang
disebut ECU ( Electronic Control Unit ). Dengan teknologi Common Rail ini
memungkinkan tekanan pada ruang bakar menjadi fleksibel ( dapat dirubah )
menyesuaikan dengan output yang diinginkan. Teknologi Common Rail ini
juga menyempurnakan akurasi volume bahan bakar yang masuk ke ruang
bakar.

II.2 Sejarah Mesin Common Rail


Mesin diesel adalah mesin yang pembakarannya menggunakan panas
kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang
telah diijeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin diesel pertama kali ditemukan
pada abad ke-19. Pencipta mesin diesel tersebut adalah Rudolf Diesel. Rudolf
Diesel adalah seorang insinyur asal Jerman yang lahir pada tahun 1858 di
Paris, Prancis. Kemudian dirinya diangkat sebagai pencetus lahirnya mesin
diesel. Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang
menerima hak paten pada tanggal 23 Februari 1893. Kemudian pada tahun
1897 di Universitas Munich, ia berhasil membuat sebuah mesin diesel
pertamanya yang berkerja dengan baik.

Sistem Common Rail yang dikembangkan pada akhir tahun 1960 oleh
Robert Huber dari Swiss dan teknologi ini di kembangkan lebih lanjut oleh
Dr Marco Ganser di Institut Teknologi Federal Swiss di Zurich , kemudian
Ganser-Hydromag AG. Penggunaan pertama yang berhasil di dalam
kendaraan produksi dimulai di Jepang pada tahun 1990-an. Dr Shohei Itoh
dan Masahiko Miyaki dari Perusahaan Denso , sebuah produsen otomotif
Jepang bagian, mengembangkan sistem kereta api bahan bakar umum untuk

6
kendaraan berat dan mengubahnya menjadi penggunaan praktis tentang ECD-
U2 sistem Common Rail yang dipasang di truk Hino Ranger Meningkat dan
dijual untuk penggunaan umum pada tahun 1995.

Sistem Common Rail, bekerja pada prinsip yang sama, diatur oleh
computer mobil yang disebut ECU ( Electronic Control Unit ) yang
membuka setiap injector secara elektronik bukan mekanis. Setelah penelitian
dan pengembangan oleh Fiat Group , desain diakuisisi oleh perusahaan
Jerman Robert Bosch GmbH untuk penyelesaian pembangunan dan perbaikan
untuk produksi massal. Sebagai teknologi baru terbukti sangat
menguntungkan. Pada tahun 1997 mereka memperluas penggunaannya untuk
mobil penumpang. Mobil penumpang pertama yang menggunakan sistem
Common Rail adalah tahun 1997 Model Alfa Romeo 156 2.4 JTD, dan
kemudian pada tahun yang sama Mercedes-Benz C 220 CDI. Sistem common
rail cocok untuk semua jenis mobil jalan dengan mesin diesel, mulai dari
mobil-mobil kota seperti Panda Nuova Fiat untuk mobil eksekutif seperti
Audi A6 .

II.3 Kelebihan dan Kekurangan Mesin Common Rail


Mesin Common Rail adalah versi modern dari mesin berbahan bakar
solar. Common rail menggunakan sistem injeksi yang bertekanan tinggi untuk
menyalurkan bahan bakar ke ruang bakar.

Pada Mesin Common Rail memberikan Kelebihan seperti berikut :

1. Emisi gas buang menjadi lebih rendah dan ramah lingkungan.

2. Daya performa meningkat.

3. Tingkat kebisingan menurun atau suara mesin lebih tenang.

4. Mesin lebih efisien.

5. Konsumsi bahan bakar lebih irit.

6. Suplly bahan bakar lebih ideal karena dikontrol oleh ECU.

7
Adapun Kekurangan pada Mesin Common Rail seperti berikut :

1. Harga kendaraan lebih tinggi.

2. Suku cadang mahal.

3. Memerlukan keahlian dan skil yang lebih tinggi.

4. Biaya perawatan yang mahal.

II.4 Pengertian Sistem Bahan Bakar Pada Mesin Common Rail


Sistem bahan bakar pada mesin common rail adalah suatu sistem yang
berfungsi untuk menyuplai bahan bakar dari tanki ke masing ruang bakar
sehingga menghasilkan pembakaran yang sempurna untuk mendapatkan
tenaga yang maksimal yang diatur oleh ECU ( Electronic Control Unit ).

II.5 Cara Kerja Sistem Bahan Bakar Pada Mesin Common Rail

Gambar 2. 1Rangkaian Sistem Bahan Bakar Common Rail


Cara kerja dari sistem bahan bakar Common Rail adalah pada saat
kunci kontak on fuel pump yang ada di dalam tangki akan memompa bahan
bakar untuk menaikkan tekanan awal bahan bakar setelah mesin mati. Pada
saat mesin mati dalam waktu yang lama tekanan bahan bakar didalam saluran
bahan bakar bisa menurun. Ketika tekanan bahan bakar menurun akan
berpotensi masuk angin. Dari fuel tank solar akan menuju ke fuel filter untuk
proses penyaringan bahan bakar dari kotoran, kemudian dari fuel filter akan
menuju ke high pressure pump, di high pressure pump tekanan bahan bakar
akan dinaikkan, dari high pressure pump, bahan bakar akan menuju ke
Common Rail, disini bahan bakar bertekanan tinggi akan disimpan yang akan

8
di salurkan ke injector, kemudian bahan bakar akan menuju di injector, di
injector ini bahan bakar akan disemprotkan dalam bentuk kabut ke dalam
ruang bakar yang diatur oleh ECU ( Electronic Control Unit ).

II.6 Komponen Pada Sistem Bahan Bakar Pada Mesin Common


Rail
Komponen – komponen sistem bahan bakar pada mesin Common Rail
sebagai berikut :

II.6.1 Tangki Bahan Bakar

Gambar 2. 2 Tangki Bahan Bakar


Tangki bahan bakar berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan
bakar

II.6.2 Fuel Filter

Gambar 2. 3 Fuel Filter


Fuel Filter berfungsi untuk menyaring bahan bakar dari kotoran dan
sebelum dialirkan high pressure pump.

9
II.6.3 High Pressure Pump

Gambar 2. 4 High Pressure Pump


High Pressure Pump berfungsi untuk menaikkan tekanan bahan bakar
menjadi tekanan tinggi untuk disalurkan ke injector.

II.6.4 Common Rail atau Fuel Rail

Gambar 2. 5 Common Rail atau Fuel Rail


Common Rail atau Fuel Rail berfungsi untuk menyimpan dan
menyalurkakn bahan bakar bertekanan tinggi dari high pressure pump.

10
II.6.5 Injector

Gambar 2. 6 Injector
Injector berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang
bakar dalam bentuk pengabutan.

II.6.6 Electronic Control Unit

Gambar 2. 7 Electronic Control Unit


ECU (Electronic Control Unit) komponen yang berfungsi sebagai
prosesor utama pada mesin untuk melakukan berbagai perhitungan khususnya
menghitung jumlah bahan bakar yang masuk ke dalam mesin sesuai data
sensor yang masuk.

11
II.6.7 Sensor MAF (Mass Air Flow Sensor.)

Gambar 2. 8 Mass Air Flow Sensor


Sensor MAF berfungsi untuk mendeteksi seberapa besar massa udara
yang akan masuk ke dalam mesin.

II.6.8 Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)

Gambar 2. 9 Crankshaft Position Sensor


Sensor ini merupakan sensor yang penting sekali pada teknologi
common rail. Sensor CKP memiliki fungsi mengirimkan data posisi sudut
poros engkol. Data tersebut akan memiliki terjemahan bahwa piston sedang
berada pada titik mati atas atau titik mati bawah. Sensor CKP juga sekaligus
untuk mengetahui putaran mesin yang sedang terjadi

12
II.6.9 Sensor CMP (Camshaft Position Sensor)

Gambar 2. 10 Camshaft Position Sensor


Fungsi dari sensor ini adalah mengetahui posisi sudut camshaft atau
noken as. Data hasil dari sensor kemudian akan melalui proses pengolahan
data pada ECU. Dari sensor CMP kita dapat mengetahui langkah yang sedang
berlangsung pada tiap silinder yakni langkah hisap, kompresi, usaha dan
langkah buang. Sensor CMP terletak pada kepala silinder mobil.

II.6.10 Sensor Pedal Gas (Accelerator pedal position sensor)

Gambar 2. 11 Accelerator pedal position sensor


Sensor ini berfungsi mengetahui berapa besar sudut pedal gas saat
pengemudi melakukan injakan pedal gas sehingga data dapat dikirimkan ke
ECU.

13
II.6.11 Sensor IAT (Intake Air Temperatur)

Gambar 2. 12 Intake Air Temperatur

Sensor ini berfungsi untuk mengetahui seberapa tinggi temperatur


udara yang akan masuk ke dalam bakar. Sensor ini terletak pada intake
manifol atau pada saluran udara masuk.

II.6.12 Sensor Tekanan Bahan Bakar (Fuel Pressure Sensor)

Gambar 2. 13 Fuel Pressure Sensor


Fungsi sensor tekanan bahan bakar adalah untuk mengetahui seberapa
besar tekanan bahan bakar pada common rail.

14
II.6.13 Sensor ECT atau WTS (Water Coolant Temperature Sensor)

Gambar 2. 14 Water Coolant Temperature Sensor


Sensor ini mendeteksi seberapa tinggi temperatur air radiator dalam
sistem pendinginan mesin. Biasanya terletak pada block cylinder atau head
cylinder dan langsung terhubung dengan galeri air atau coolant sistem
pendingin.

II.6.14 Bio Solar

Gambar 2. 15 Bio Solar


Sejak awal Januari 2009, Pertamina semakin memperluas jaringan
SPBU yang memasarkan atau hanya diberi opsi untuk menjual Biosolar saja,
tidak lagi menjual Solar murni. Dari pantauan penulis, mulai di Bodetabek
semua SPBU Pertamina menjual (hanya menjual) Biosolar. Begitu pula di

15
SPBU sepanjang jalur Pantura Jawa Barat juga tulisan Solar telah ganti
menjadi Biosolar. Opsi mengalihkan konsumsi energy dari jenis energy fosil
yang tidak bisa diperbarui (unrenewable energy) ke jenis energy hayati non
fosil yang bisa diperbarui (renewable energy) bisa dipertangungjawabkan
secara ilmiah. Karena asumsi yang ada sudah tak terbantahkan, yaitu energy
fosil akan habis pada saatnya.

II.6.15 Dexlite

Gambar 2. 16 Dexlite
Setelah meluncurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis terbaru,Pertalite.
Pada akhir juli 2015 lalu. Pertengahan April 2016, Pertamina kembali akan
meluncurkan varian BBM terbaru di Indonesia yang diberi nama Dexlite.
Jenis BBM terbaru ini merupakan varian baru bagi konsumen yang
menginginkan kualitas BBM yang lebih bagus dari solar, namun harga lebih
rendah dari BBM diesel noon subsidi yaitu, Pertamina Dex.

16
II.6.16 Eco Racing

Gambar 2. 17 Eco Racing


Eco Racing sendiri digagas oleh  Febrian Agung Budi Prasetyo
dengan nama perusahaan PT Bandung Eco Sinergy Teknologi (BEST). Zat
fuel booster ini merupakan sebuah produk baru yang berbentuk pil dengan
kandungan zat aditif yang dibuat dengan bahan organik. Zat pada Eco Racing
ini nantinya menyatu dengan bahan bakar sehingga dapat meningkatkan
oktane atau cetane dan meningkatkan performa pada mesin dan menghemat
bahan bakar. Eco racing salah satu produk dimana diproduksi dengan
bentukan berupa tablet/pil yang berfungsi unuk menjaga mesin dan unuk
menambah kinekrja suatu mesin kendaraan. Eco Racing dapat menghemat
pemakaian suatu bahan bakar dan juga dapat mengurangi polusi udara. Eco
racing ini juga digunakan pada kendaraan sesuai dengan jenis bahan
bakarnya antara lain: kendaraan dengan jenis bahan bakar bensin maupun
mesin dengan jenis bahan bakar solar. Eco racing ini juga mengandung
Detergent Chemical Organic Function berfungsi meyempurnakan
pembakaran, Corrosion Inhibitor berfungsi mencegah korosi/karat pada
saluran bensin dan mesin pembakaran, serta membuang sisa karat, De
emulsion berfungsi memisahkan zat murni bahan bakar dengan emulsi
pengotor seperti air hujan dll. Sehingga tak berpengaruh pada proses
pembakaran dan dipercaya dapat mengoptimalkan kinerja mesin.

17
Kelebihan Eco Racing

 Melindungi Mesin
 Menghemat Bahan Bakar
 Menambah Oktan/ Cetane
 Memperhalus suara mesin
 Memperpanjang umur kelayakan mesin
 Mengoptimalkan proses pembakaran pada mesin
 Mengurangi emisi gas CO (karbon monoksida) dan abu knalpot
 Mengurangi polusi udara
 Memerawat mesin kendaraan
 Membersihkan kerak di tangki, selang bahan bakar, dan mesin
 Mengurangi secara signifikan biaya perawatan mesin
 Meningkatkan Tenaga

Kekurangan Eco Racing

 Selang bahan bakar bisa tersumbat


 Saringan bahan bakar tersumbat
 Injektor tersumbat

18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Seluruh kegiatan penelitian dan perencanaan laju konsumsi bahan bakar
dengan mencampurkan Eco Racing pada mesin common rail ini di lakukan di
bengkel Politeknik Negeri Samarinda. Dan akan dilakukan mulai dari
penyusunan proposal sampai dengan selesai membutuhkan waktu ± 3 bulan.

III.2 Objek Penelitian


Objek penelitian yang saya gunakan adalah unit Toyota Hilux 2kd VNT
2011 dimana saya melakukan penelitian di bengkel Politeknik Negeri
Samarinda

III.3 Alat dan Bahan

III.3.1 Alat
a) Teco Ukur/ Gelas Ukur

Gambar 3. 1 Teko Ukur/ Gelas Ukur


Teko ukur/ Gelas ukur berfungsi untuk mengukur volume bahan bakar
agar dalam pengambilan data laju konsumsi bahan bakar akan lebih mudah.

19
b) Stopwatch

Gambar 3. 2 Stopwatch
Stopwatch berfungsi untuk mengukur waktu laju konsumsi bahan
bakar.

c) Tachometer

Gambar 3. 3 Tachometer
Tachometer berfungsi untuk mengetahui putaran mesin ( rpm ).

d) Toolsbox

Gambar 3. 4 Toolsbox
Toolsbox berfungsi untuk membongkar dan memasang komponen-
komponen mesin.

20
e) Majun

Gambar 3. 5 Majun
Majun berfungsi untuk membersihkan atau mengelap bio solar dan
dexlite yang tumpah atau berceceran di lantai atau di unit.

f) Timbangan digital

Gambar 3. 6 Timbangan Digital


Timbangan Digital berfungsi untuk menimbang Eco Racing yang akan di
campurkan ke dalam Bio Solar

21
III.3.2 Bahan
a.) Bio Solar

Gambar 3. 7 Bio Solar


b.) Dexlite

Gambar 3. 8 Dexlite

22
c.) Eco Racing

Gambar 3. 9 Eco Racing


III.4 Tahap Penelitian
Tahapan yang dilakukan dalam pengujian adalah sebagai berikut :

a. Tahapan Persiapan Pengujian

Menyiapkan peralatan dan bahan uji yang akan dipakai, lalu siapkan Bio
Solar yang sdh bercampur dengan Eco Racing dengan percampuran 15 liter
Bio Solar dicampurkan dengan Eco Racing 0,3 g. lalu tuangkan Bio Solar
yang Dicampur Eco Racing Ke dalam teko ukur dan lakukan penelitian.
Siapkan pula Dexlite, ketika sudah selesai meneliti Bio Solar yang dicampur
dengan Eco Racing ,maka lanjut meneliti Dexlite.tuangkan Dexlite di dalam
teko lalu lakukan penelitian..

b. Tahapan Pengujian

1. Menghidupkan mesin dan mengatur putaran hingga mencapai posisi rpm


yang diinginkan. Pengujian dengan RPM 1.000, 1500, dan 2.000 dengan
waktu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Pengujian menggunakan Bio Solar
yang bercampur dengan Eco Racing dan Dexlite.

2. Mulai pengujian menggunakan Bio Solar yang bercampur Eco Racing


dengan Rpm 1.000 dengan waktu 5, 10, dan 15 menit. Kemudian lanjut
dengan Rpm 1.500 dengan waktu 5, 10, dan 15 menit. Lanjut pengujian
dengan Rpm 2.000 dengan waktu 5, 10, dan 15 menit. Pengujian ini di
lakukan sebanyak 7 kali.

23
3. Lanjut pengujian menggunakan Dexlite dengan Rpm 1.000 dengan waktu
5, 10, dan 15 menit. Kemudian lanjut dengan Rpm 1.500 dengan waktu 5, 10,
dan 15 menit. Lanjut pengujian dengan Rpm 2.000 dengan waktu 5, 10, dan
15 menit. Pengujian ini dilakukan sebanyak 7 kali.

c. Akhir pengujian

Setelah proses pengujian dan pengambilan data selesai, langkah


selanjutnya adalah :

1. Mematikan Engine dan melepas serta merapikan alat yang telah dipakai.

2. Mengembalikan alat yang telah di pakai ke tempatnya/ tools store

24
III.5 Diagram Alir/ Flow Chart

Mulai

Observasi Lapangan Studi Pustaka

Persiapan Alat dan


Bahan

Bio Solar yang


dicampurkan ECO Dexlite
Racing

Konsumsi Bahan Bakar pada putaran mesin


(1000,1500,2000) RPM

Tidak
Pengujian

Ya
Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3. 10 Diagram Alir Penelitian

25
III.6 Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah yang digunakan untuk prosedur pengambilan dan
pengumpulan data adalah sebagai berikut :

A. Metode Observasi Langsung

Dalam melaksanakan pembuatan dan penelitian tidak lepas dari faktor-


faktor pengaman terhadap suatu alat yang di teliti menggunakan observasi
langsung, mulai dari proses persiapan pengujian sampai dengan akhir
pengujian.

B. Metode Literature

Dalam metode ini, pengambilan data dengan cara membaca dan


mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang dibahas serta
mengumpulkan beberapa artikel atau jurnal dari internet.

26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian yang di teliti. Pada penelitian ini
berfokus pada laju konsumsi bahan bakar menggunakan Bio Solar yang di
campur dengan Eco Racing dan menggunakan Dexlite.

IV.1 Hasil Penelitian


Data hasil penelitian ini diperoleh dari eksperimen yang dilakukan di
Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Samarinda. Engine yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Engine Toyota Hilux 2kd VNT 2011 dengan fokus
pengujian pada sistem bahan bakar saja.

Pengujian pada laju konsumsi bahan bakar dilakukan dengan menggunakan


Bio solar yang di campur dengan Eco Racing dan menggunakan Dexlite.

Pengukuran konsumsi bahan bakar menggunakan teko ukur. Waktu


pengambilan data dilakukan selama waktu 5 menit, 10 menit, 15 menit dengan
berbagai variasi putaran engine mulai 1000 rpm, 1500 rpm dan 2000 rpm.
Setiap putaran rpm dilakukan percobaan sebanyak 7 kali. Pengambilan data
kemudian diambil data rata-ratanya.

IV.2 Hasil Pengambilan Data


Data hasil pengujian dengan menggunakan Bio Solar yang di campur
Eco Racing, dapat diliat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. 1 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1000 RPM

NO PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


. (MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 60
2. PERCOBAAN 2 60
3. PERCOBAAN 3 60
4. PERCOBAAN 4 5 MENIT 80
5. PERCOBAAN 5 80
6. PERCOBAAN 6 60
7. PERCOBAAN 7 60
8. RATA-RATA 65,7

27
Tabel 4. 2 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1000 RPM

NO PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


. (MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 140
2. PERCOBAAN 2 140
3. PERCOBAAN 3 140
4. PERCOBAAN 4 10 MENIT 140
5. PERCOBAAN 5 140
6. PERCOBAAN 6 140
7. PERCOBAAN 7 140
8. RATA-RATA 140

Tabel 4. 3 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1000 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 200
2. PERCOBAAN 2 200
3. PERCOBAAN 3 200
4. PERCOBAAN 4 15 MENIT 220
5. PERCOBAAN 5 220
6. PERCOBAAN 6 220
7. PERCOBAAN 7 220
8. RATA-RATA 211,4

Tabel 4. 4 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1500 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 100
2. PERCOBAAN 2 120
3. PERCOBAAN 3 120
4. PERCOBAAN 4 5 MENIT 120
5. PERCOBAAN 5 120
6. PERCOBAAN 6 120
7. PERCOBAAN 7 120
8. RATA-RATA 117,1

28
Tabel 4. 5 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1500 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 220
2. PERCOBAAN 2 240
3. PERCOBAAN 3 240
4. PERCOBAAN 4 10 MENIT 240
5. PERCOBAAN 5 240
6. PERCOBAAN 6 240
7. PERCOBAAN 7 240
8. RATA-RATA 237,1

Tabel 4. 6 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 1500 RPM

NO PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


. (MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 340
2. PERCOBAAN 2 360
3. PERCOBAAN 3 360
4. PERCOBAAN 4 15 MENIT 360
5. PERCOBAAN 5 360
6. PERCOBAAN 6 360
7. PERCOBAAN 7 360
8. RATA-RATA 357,1

Tabel 4. 7 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 2000 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 160
2. PERCOBAAN 2 180
3. PERCOBAAN 3 160
4. PERCOBAAN 4 5 MENIT 180
5. PERCOBAAN 5 160
6. PERCOBAAN 6 180
7. PERCOBAAN 7 160
8. RATA-RATA 168,5

29
Tabel 4. 8 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 2000 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 340
2. PERCOBAAN 2 340
3. PERCOBAAN 3 340
4. PERCOBAAN 4 10 MENIT 360
5. PERCOBAAN 5 340
6. PERCOBAAN 6 340
7. PERCOBAAN 7 340
8. RATA-RATA 342,8

Tabel 4. 9 Konsumsi Bahan Bakar Bio Solar Eco Racing pada 2000 RPM

NO PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


. (MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 520
2. PERCOBAAN 2 520
3. PERCOBAAN 3 520
4. PERCOBAAN 4 15 MENIT 520
5. PERCOBAAN 5 520
6. PERCOBAAN 6 520
7. PERCOBAAN 7 520
8. RATA-RATA 520

Tabel 4. 10 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1000 RPM

NO PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


. (MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 80
2. PERCOBAAN 2 80
3. PERCOBAAN 3 80
4. PERCOBAAN 4 5 MENIT 60
5. PERCOBAAN 5 60
6. PERCOBAAN 6 60
7. PERCOBAAN 7 60
8. RATA-RATA 68,5

30
Tabel 4. 11 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1000 RPM

NO PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


. (MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 120
2. PERCOBAAN 2 140
3. PERCOBAAN 3 140
4. PERCOBAAN 4 10 MENIT 140
5. PERCOBAAN 5 140
6. PERCOBAAN 6 140
7. PERCOBAAN 7 140
8. RATA-RATA 137,1

Tabel 4. 12 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1000 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 200
2. PERCOBAAN 2 200
3. PERCOBAAN 3 200
4. PERCOBAAN 4 15 MENIT 200
5. PERCOBAAN 5 200
6. PERCOBAAN 6 200
7. PERCOBAAN 7 200
8. RATA-RATA 200

Tabel 4. 13 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1500 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 100
2. PERCOBAAN 2 100
3. PERCOBAAN 3 120
4. PERCOBAAN 4 5 MENIT 120
5. PERCOBAAN 5 120
6. PERCOBAAN 6 120
7. PERCOBAAN 7 120
8. RATA-RATA 114,2

31
Tabel 4. 14 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1500 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 240
2. PERCOBAAN 2 240
3. PERCOBAAN 3 240
4. PERCOBAAN 4 10 MENIT 240
5. PERCOBAAN 5 240
6. PERCOBAAN 6 240
7. PERCOBAAN 7 240
8. RATA-RATA 240

Tabel 4. 15 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 1500 RPM

NO PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


. (MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 340
2. PERCOBAAN 2 340
3. PERCOBAAN 3 340
4. PERCOBAAN 4 15 MENIT 340
5. PERCOBAAN 5 340
6. PERCOBAAN 6 340
7. PERCOBAAN 7 340
8. RATA-RATA 340

Tabel 4. 16 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 2000 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 140
2. PERCOBAAN 2 140
3. PERCOBAAN 3 160
4. PERCOBAAN 4 5 MENIT 160
5. PERCOBAAN 5 160
6. PERCOBAAN 6 160
7. PERCOBAAN 7 160
8. RATA-RATA 154,2

32
Tabel 4. 17 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 2000 RPM

NO. PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


(MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 320
2. PERCOBAAN 2 320
3. PERCOBAAN 3 320
4. PERCOBAAN 4 10 MENIT 320
5. PERCOBAAN 5 320
6. PERCOBAAN 6 320
7. PERCOBAAN 7 320
8. RATA-RATA 320

Tabel 4. 18 Konsumsi Bahan Bakar Dexlite pada 2000 RPM

NO PERCOBAAN WAKTU KONSUMSI


. (MENIT) BAHAN
BAKAR
(ML)
1. PERCOBAAN 1 500
2. PERCOBAAN 2 500
3. PERCOBAAN 3 500
4. PERCOBAAN 4 15 MENIT 500
5. PERCOBAAN 5 500
6. PERCOBAAN 6 500
7. PERCOBAAN 7 500
8. RATA-RATA 500

33
IV.3 Grafik Perbandingan Bahan Bakar
Grafik 4. 1 Grafik Perbandingan Dalam Waktu 5 Menit

Grafik Perbandingan Bio Solar Eco Racing dan


Dexlite
Dalam Waktu 5 menit
180 Konsumsi Bahan Bakar (ml) 168.5
160
140 117.1 154.2
120
100 114.2
80 65.7
60 68.5
40
20
0
1000 1500 2000

Bio Solar Eco Racing Dexlite

Berdasarkan hasil grafik perbandingan konsumsi dari Bio Solar yang


dicampur dengan Eco Racing dan Dexlite diatas maka dapat disimpulkan bahwa
bahan bakar Dexlite lebih boros 2,8 ml di banding Bio Solar yang dicampurkan
Eco Racing pada putaran 1000 RPM dalam waktu 5 Menit. Pada putaran 1500
RPM, Dexlite lebih irit 2,9 ml di banding Bio Solar yang dicampurkan Eco
Racing pada putaran 1500 RPM dalam waktu 5 Menit dan pada putaran 2000
RPM, Dexlite lebih irit 14,3 ml di banding Bio Solar yang dicampurkan Eco
Racing pada putaran 2000 RPM dalam waktu 5 Menit.

34
Grafik 4. 2 Grafik Perbandingan Dalam Waktu 10 Menit

Grafik Perbandingan Bio Solar Eco Racing dan


Dexlite
Dalam Waktu 10 menit

400
350 342.8
Konsumsi Bahan Bakar (ml)

320
300
250 237.1 240
200
150 140 137.1
100
50
0
1000 1500 2000

Bio Solar Eco Racing Dexlite

Berdasarkan hasil grafik perbandingan konsumsi dari Bio Solar yang


dicampur dengan Eco Racing dan Dexlite diatas maka dapat disimpulkan bahwa
bahan bakar Dexlite lebih irit 2,9 ml di banding Bio Solar yang dicampurkan Eco
Racing pada putaran 1000 RPM dalam waktu 10 Menit. Pada putaran 1500 RPM,
Dexlite lebih boros 2,9 ml di banding Bio Solar yang dicampurkan Eco Racing
pada putaran 1500 RPM dalam waktu 10 Menit dan pada putaran 2000 RPM,
Dexlite lebih irit 22,8 ml di banding Bio Solar yang dicampurkan Eco Racing
pada putaran 2000 RPM dalam waktu 10 Menit.

35
Grafik 4. 3 Grafik Perbandingan Dalam Waktu 15 Menit

Grafik Perbandingan Bio Solar Eco Racing dan


Dexlite
Dalam Waktu 15 menit

600
520
500
500
Konsumsi Bahan Bakar (ml)

400 357.1

300 340
211.4
200
200

100

0
1000 1500 2000

Bio Solar Eco Racing Dexlite

Berdasarkan hasil grafik perbandingan konsumsi dari Bio Solar yang


dicampur dengan Eco Racing dan Dexlite diatas maka dapat disimpulkan bahwa
bahan bakar Dexlite lebih irit 11,4 ml di banding Bio Solar yang dicampurkan Eco
Racing pada putaran 1000 RPM dalam waktu 15 Menit. Pada putaran 1500 RPM,
Dexlite lebih irit 17,1 ml di banding Bio Solar yang dicampurkan Eco Racing
pada putaran 1500 RPM dalam waktu 15 Menit dan pada putaran 2000 RPM,
Dexlite lebih irit 20 ml di banding Bio Solar yang dicampurkan Eco Racing pada
putaran 2000 RPM dalam waktu 15 Menit.

36
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian dan analisa data yang diperoleh dari pengaruh
penambahan Eco Racing terhadap laju konsumsi bahan bakar pada mesin
Common Rail, bahwa konsumsi bahan bakar rata-rata pada variasi putaran
mesin (RPM) 1000,1500,2000 dalam waktu 5, 10, 15 menit yaitu:

 Bio Solar Eco Racing 5 menit :65,7 ml (1000 RPM)


117,1 ml (1500 RPM)
168,5 ml (2000 RPM)
 Bio Solar Eco Racing 10 menit :140 ml (1000 RPM)
237,1 ml (1500 RPM),
342,8 ml (2000 RPM)
 Bio Solar Eco Racing 15 menit :211,4 ml (1000 RPM)
357,1 ml (1500 RPM)
520 ml (2000 RPM)
 Dexlite 5 menit :68,5 ml (1000 RPM)
114,2 ml (1500 RPM)
154,2 ml (2000 RPM)
 Dexlite 10 menit :137,1 ml (1000 RPM)
240 ml (1500 RPM)
320 ml (2000 RPM)
 Dexlite 15 menit :200 ml (1000 RPM)
340 ml (1500 RPM)
500 ml (2000 RPM)
Total seluruh konsumsi Bio Solar Eco Racing 2.159,7 ml
Total seluruh konsumsi Dexlite 2.074 ml
Bio Solar Eco Racing – Dexlite = 2.159,7-2.074= 85,7 ml
Maka, Bio Solar yang di campur Eco Racing dengan percampuran 15 liter Bio
Solar dan Eco Racing 0,3 g dibandingkan dengan Dexlite tersebut dapat
disimpulkan bahwa konsumsi bahan bakar Dexlite lebih Irit 85,7 ml dari Bio

37
Solar yang dicampur Eco Racing di karenakan Dexlite memiliki Cetane
Number lebih tinngi daripada Bio Solar.

V.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
diberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Hendaknya mempertimbangkan langkah-langkah pengambilan data saat


melakukan penelitian, terutama terhadap bahan-bahan yang mudah
terbakar dan menghindari kecerobohan yang dapat merugikan.
2. Saat melakukan suatu pengambilan data, hendaknya meminta bantuan
beberapa orang untuk melakukan penelitiannya demi mendapatkan nilai
keakuratannya.
3. Disaran dari penulis agar penelitian seperti ini selanjutnya dapat
dikembangkan lebih kedepannya lagi seperti dengan menggunakan engine
yang berbeda atau engine yang lebih baru.

38
DAFTAR PUSTAKA

Adam, R.(2009). Bahan Ajar Motor Diesel I. Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Anonim, Injector/Nozzle Motor Diesel Commonrail.

Arismunandar, W. (2005). Motor Bakar Torak, Penerbit Institut Teknologi


Bandung, Bandung.

Augustynus, Tambah Tenaga Diesel Common Rail, Munson,B.R,Dkk. (2006).


Mekanika Fluida Jilid 1. PT Penerbit Erlangga, Jakarta

CD RM Fortuner. (2011). Toyota Global Sercive Information Center. Toyota astra


Motor Rabiman & Arifin, Zainal. (2011). Sistem Bahan Bakar Motor Diesel,
Graha Ilmu, Yogyakarta

Dodok Wayan, S.pd. Perawatan dan Perbaikan Sistem Bahan Bakar Diesel
Konvensional dan Common Rail, KITTO BOOK

Tugas Akhir Ari Budi Setiawan 15 611 054

Tugas Akhir I Gusti Ngurah Anom Rai Sudana 14 611 120

Tugas Akhir Sandy Satrya Chan 18 611 016

http://repository.unmuhjember.ac.id/7740/3/c.%20BAB%20I.pdf

http://repository.unmuhpnk.ac.id/401/2/BAB%201%20-%202-3%20-
4%20%26%205.pdf

https://mypertamina.id/dexlite#:~:text=Dexlite%20%2D
%20MyPertamina&text=Merupakan%20varian%20bahan%20bakar
%20diesel,lingkungan%20serta%20pemakaian%20yang%20irit.

https://otomotifnet.gridoto.com/read/231151548/asal-mula-kata-common-rail-di-
mesin-diesel-dilihat-dari-cara-kerjanya

https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/1133/1/SKRIPSI%20RANA
%20BERLIAN%20-%20Perpustakaan%20IAIN%20Metro%20%281%29.pdf

39
40
LAMPIRAN

41
42
43

Anda mungkin juga menyukai