Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERPAJAKAN
DOSEN PENGAJAR : ADE SAMSINAR, SE., M.AK

KELOMPOK 8:
Ahmad Erwinsyah 11012100115
Akhmad Gufron 11012100000
Agraa 11012100000
Fauzul 11012100000
Lukmanul Hakim 11012100000

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM SARJANA
UNIVERSITAS BINA BANGSA
2022 -2023
Jl.Raya Serang – Jakarta,KM.03 No.1B,Panancangan,Kec.Cipocok Jaya,Kota
Serang,Banten 4212
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah Perpajakan, yang
membahas tentang dua jenis pajak yang sangat penting dalam penerimaan
negara, yaitu Bea Materai dan Bea Cukai.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna dan pasti masih terdapat
kekurangan di sana-sini, namun kami berusaha semaksimal mungkin untuk
menyajikan informasi yang akurat dan bermanfaat. Kami berharap makalah ini
dapat menjadi sumber referensi yang berguna bagi pembaca yang ingin
memahami tentang Bea Materai dan Bea Cukai secara lebih mendalam.
Kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen
kami, yang telah memberikan banyak ilmu dan bimbingan dalam menyusun
makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami dalam menyusun makalah ini, termasuk teman-teman yang
memberikan dukungan dan motivasi.
Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
masyarakat pada umumnya, serta dapat memberikan sumbangsih yang positif
bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
DAFTAR ISI
Kata pengantar...............................................................................................i
Daftar isi.........................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan..................................................................2
BAB II Konsep Dasar
A. Definisi Bea Materai..................................................................................3
B. Definisi Bea Cukai.......................................................................................3
C. Perbedaan Antara Bea Materai dan Bea Cukai.........................................4
D. Fungsi dan Tujuan dari Bea Materai dan Bea Cukai..................................5
BAB III Kebijakan Bea Materai
A. Sejarah dan Perkembangan Bea Materai..................................................6
B. Jenis-jenis Bea Materai..............................................................................6
C. Tarif Bea Materai.......................................................................................7
D. Objek Pajak dan Subjek Pajak....................................................................7
E. Penetapan, Pembayaran, dan Pengawasan Bea Materai..........................7
BAB IV Kebijakan Bea Cukai
A. Sejarah dan Perkembangan Bea Cukai......................................................8
B. Jenis-jenis Bea Cukai..................................................................................8
C. Tarif Bea Cukai...........................................................................................9
D. Objek Pajak dan Subjek Pajak....................................................................9
E. Penetapan, Pembayaran, dan Pengawasan Bea Cukai..............................9
BAB V Implementasi dan Pelaksanaan
A. Pelaksanaan Bea Materai..........................................................................10
B. Pelaksanaan Bea Cukai..............................................................................10
C. Kendala dalam Pelaksanaan......................................................................20
D. Strategi untuk Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan.............................11
BAB VII Dampak Bea Materai dan Bea Cukai
A. Dampak Ekonomi.......................................................................................12
B. Dampak Sosial............................................................................................12
C. Dampak Politik...........................................................................................12
BAB VIII Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan................................................................................................13
B. Saran .........................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bea Materai dan Bea Cukai adalah dua jenis pajak yang dikenakan
oleh pemerintah dalam rangka mengumpulkan pendapatan negara. Bea
Materai dikenakan pada dokumen atau surat-surat yang memiliki nilai
nominal tertentu, sedangkan Bea Cukai dikenakan pada barang impor
yang masuk ke dalam wilayah negara. Kedua jenis pajak ini memiliki
peran yang sangat penting dalam penerimaan negara dan pengaturan
kebijakan perdagangan internasional.

Di Indonesia, Bea Materai dan Bea Cukai telah dikenakan sejak lama, dan
telah mengalami berbagai perubahan seiring dengan perkembangan
ekonomi dan sosial di Indonesia. Meskipun begitu, masih banyak
masyarakat yang belum memahami secara lengkap tentang kedua jenis
pajak ini, termasuk sejarah dan perkembangan, jenis-jenis, tarif, objek
pajak, subjek pajak, serta penetapan, pembayaran, dan pengawasan.

Selain itu, pelaksanaan Bea Materai dan Bea Cukai masih menghadapi
berbagai kendala, termasuk masalah administrasi, transparansi, dan
efektivitas. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih serius dan
komprehensif dari pemerintah dan masyarakat dalam mengoptimalkan
penerimaan negara melalui Bea Materai dan Bea Cukai, serta
meningkatkan efektivitas dan transparansi pelaksanaannya.

Makalah ini disusun sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang


lebih jelas dan mendalam tentang Bea Materai dan Bea Cukai. Diharapkan
makalah ini dapat menjadi sumber referensi yang bermanfaat bagi
pembaca yang ingin memahami tentang Bea Materai dan Bea Cukai
secara lebih mendalam.
B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan
pemahaman yang lebih jelas dan mendalam tentang Bea Materai dan Bea
Cukai, serta memberikan saran-saran yang berguna bagi pemerintah dan
masyarakat dalam meningkatkan efektivitas kedua jenis pajak ini.
Makalah ini juga bertujuan untuk menjelaskan sejarah dan
perkembangan Bea Materai dan Bea Cukai di Indonesia, jenis-jenis pajak,
tarif, objek pajak, subjek pajak, serta penetapan, pembayaran, dan
pengawasan.
Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Memberikan pemahaman yang lebih jelas dan mendalam tentang Bea
Materai dan Bea Cukai kepada pembaca, khususnya mahasiswa dan
masyarakat umum.
2. Memberikan sumber referensi yang bermanfaat bagi pembaca yang
ingin memahami tentang Bea Materai dan Bea Cukai secara lebih
mendalam.
3. Memberikan saran-saran yang berguna bagi pemerintah dan
masyarakat dalam meningkatkan efektivitas pelaksanaan Bea Materai
dan Bea Cukai.
4. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam
membayar Bea Materai dan Bea Cukai.
5. Memberikan sumbangsih yang positif bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi di Indonesia, khususnya dalam bidang
Ekonomi Publik.
6. Diharapkan penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat dan
menjadi bahan pembelajaran yang berguna bagi pembaca.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Definisi Bea Materai
Bea materai adalah pajak yang dikenakan pada dokumen resmi
yang digunakan dalam proses transaksi, seperti surat perjanjian, akta
notaris, kwitansi, dan sebagainya. Pajak ini diatur dalam Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai. Tujuan dari bea materai
adalah untuk meningkatkan penerimaan negara dan sebagai pengendali
inflasi.
Pengenaan bea materai tergantung pada jenis dokumen yang digunakan.
Misalnya, untuk dokumen surat perjanjian, bea materai yang harus
dibayar adalah 0,6% dari nilai perjanjian. Sedangkan untuk dokumen akta
notaris, bea materai yang harus dibayar tergantung pada jenis akta
notaris yang dibuat.

B. Definisi Bea Cukai


Bea cukai adalah pajak yang dikenakan pada impor dan ekspor
barang. Pajak ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995
tentang Kepabeanan. Tujuan dari bea cukai adalah untuk melindungi
industri dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat, serta
meningkatkan penerimaan negara.
Pengenaan bea cukai tergantung pada jenis barang yang diimpor atau
diekspor. Barang-barang yang masuk ke Indonesia harus membayar bea
masuk, sedangkan barang-barang yang diekspor dari Indonesia harus
membayar bea keluar. Besarnya bea cukai yang harus dibayar tergantung
pada jenis barang, volume, dan nilai barang tersebut.
Dampak dari pengenaan bea cukai adalah meningkatkan penerimaan
negara dari sektor perdagangan internasional.

C. Perbedaan Bea Materai Dan Bea Cukai


1. Objek Pajak: Bea Materai dikenakan pada dokumen atau surat-surat
yang memiliki nilai nominal tertentu, sedangkan Bea Cukai dikenakan
pada barang-barang impor yang masuk ke dalam wilayah negara.
2. Tarif: Tarif Bea Materai ditetapkan berdasarkan nilai nominal
dokumen yang dikenakan pajak, sedangkan tarif Bea Cukai ditetapkan
berdasarkan nilai barang yang dikenakan pajak. Tarif Bea Materai
ditetapkan dalam jumlah tetap, sedangkan tarif Bea Cukai bisa
berubah-ubah tergantung pada jenis barang yang diimpor dan asal
negara pengirim.
3. Subjek Pajak: Subjek pajak untuk Bea Materai bisa berupa pihak yang
membuat dokumen atau yang menerima dokumen, sedangkan subjek
pajak untuk Bea Cukai bisa berupa pengimpor, agen pengiriman, atau
penerima barang.
4. Tujuan Utama: Tujuan utama dari Bea Materai adalah untuk
mengumpulkan penerimaan negara dan mencegah penyalahgunaan
dokumen atau surat-surat resmi, sedangkan tujuan utama dari Bea
Cukai adalah untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
yang tidak sehat dan memastikan bahwa produk-produk yang diimpor
memenuhi persyaratan standar kualitas dan keselamatan yang telah
ditetapkan.
Dalam hal pelaksanaannya, Bea Materai dan Bea Cukai diawasi oleh
lembaga yang berbeda. Bea Materai diawasi oleh Direktorat Jenderal
Pajak, sedangkan Bea Cukai diawasi oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai.
D. Fungsi dan Tujuan dari Bea Materai dan Bea Cukai
Berikut ini adalah fungsi dan tujuan dari Bea Materai dan Bea
Cukai:
1. Bea Materai
Fungsi Bea Materai adalah sebagai sumber penerimaan negara.
Dengan adanya Bea Materai, pemerintah dapat mengumpulkan
penerimaan dari dokumen-dokumen atau surat-surat resmi yang
terbit di Indonesia. Selain itu, Bea Materai juga berfungsi untuk
mencegah penyalahgunaan dokumen atau surat-surat resmi.
Dokumen atau surat-surat yang diwajibkan memakai materai tidak
dapat digunakan atau dianggap sah apabila tidak dilengkapi dengan
materai.
Tujuan dari Bea Materai adalah untuk mengumpulkan penerimaan
negara dari pengenaan pajak materai yang dikenakan pada dokumen
atau surat-surat yang memiliki nilai nominal tertentu. Selain itu,
tujuan dari Bea Materai adalah untuk melindungi kepentingan pihak-
pihak yang menggunakan dokumen atau surat-surat resmi dengan
menjamin keabsahan dan keaslian dokumen atau surat-surat
tersebut.
2. Bea Cukai
Fungsi Bea Cukai adalah sebagai pengaman dan pelindung industri
dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat. Bea Cukai berperan
dalam mengontrol masuknya barang-barang impor yang masuk ke
dalam wilayah negara untuk mencegah terjadinya dumping atau
penyelundupan barang yang dapat merugikan industri dalam negeri.
Selain itu, Bea Cukai juga berfungsi untuk memastikan bahwa produk-
produk yang diimpor memenuhi persyaratan standar kualitas dan
keselamatan yang telah ditetapkan.
Tujuan dari Bea Cukai adalah untuk mengatur lalu lintas barang yang
masuk ke dalam wilayah negara dan mengumpulkan penerimaan
negara dari pengenaan pajak Bea Cukai yang dikenakan pada barang-
barang impor. Selain itu, Bea Cukai juga bertujuan untuk melindungi
industri dalam negeri dari persaingan yang tidak sehat dengan
mengontrol masuknya barang-barang impor yang dapat merugikan
industri dalam negeri.
BAB III
KEBIJAKAN BEA MATERAI
A. Sejarah dan Perkembangan Bea Materai
Bea Materai merupakan pajak yang dikenakan atas dokumen-
dokumen atau surat-surat resmi tertentu. Sejarah pengenaan pajak ini
dimulai sejak masa pemerintahan Belanda di Indonesia pada tahun 1870.
Pada saat itu, pemerintah Hindia Belanda memperkenalkan sistem
materai yang ditujukan untuk mengumpulkan penerimaan negara dari
pengenaan pajak pada dokumen-dokumen atau surat-surat resmi.
Setelah Indonesia merdeka, sistem materai tetap diterapkan sebagai
sumber penerimaan negara. Namun, pada tahun 1985, sistem materai
mengalami perubahan dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1985 tentang Pajak Penghasilan dan Bea Materai. Dalam undang-
undang tersebut, Bea Materai dinyatakan sebagai salah satu jenis pajak
yang harus dipungut dan disetor kepada negara.
B. Jenis-jenis Bea Materai
Jenis-jenis Bea Materai dibedakan berdasarkan objek pajaknya.
Berikut ini adalah jenis-jenis Bea Materai yang berlaku di Indonesia:
1. Bea Materai yang dikenakan pada dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan keuangan dan perbankan, seperti dokumen perbankan, surat-
surat berharga, dan dokumen-dokumen kredit.
2. Bea Materai yang dikenakan pada dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan hukum, seperti akta notaris, surat kuasa, dan kontrak.
3. Bea Materai yang dikenakan pada dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan perdagangan, seperti dokumen ekspor, dokumen impor, dan
dokumen pengangkutan.
C. Tarif Bea Materai
Tarif Bea Materai ditetapkan berdasarkan nilai nominal dokumen
atau surat-surat resmi yang dikenai Bea Materai. Tarif Bea Materai juga
dapat berbeda-beda tergantung dari jenis dokumen atau surat-surat
resmi yang dikenai.
D. Objek Pajak dan Subjek Pajak
Objek pajak Bea Materai adalah dokumen-dokumen atau surat-
surat resmi tertentu yang memiliki nilai nominal tertentu. Sedangkan,
subjek pajak Bea Materai adalah pihak-pihak yang mengeluarkan
dokumen atau surat-surat resmi tersebut.
E. Penetapan, Pembayaran, dan Pengawasan Bea Materai
Penetapan, pembayaran, dan pengawasan Bea Materai dilakukan
oleh Direktorat Jenderal Pajak. Penetapan tarif Bea Materai dilakukan
berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah yang berlaku. Pembayaran Bea Materai dilakukan
oleh pihak-pihak yang mengeluarkan dokumen atau surat-surat resmi
tersebut. Pengawasan Bea Materai dilakukan oleh Direktorat Jenderal
Pajak untuk memastikan bahwa pihak-pihak yang wajib membayar Bea
Materai telah memenuhi kewajibannya.
BAB IV
Kebijakan Bea Cukai
A. Sejarah dan Perkembangan Bea Cukai
Bea Cukai adalah pajak yang dikenakan pada barang yang akan
masuk ke dalam suatu negara atau yang akan diekspor ke luar negara.
Sejarah Bea Cukai dimulai sejak zaman Mesir kuno, dimana pemerintah
Mesir memberlakukan pajak untuk setiap kapal yang keluar masuk
pelabuhan. Di Indonesia, Bea Cukai mulai diterapkan sejak masa
penjajahan Belanda, dimana pada tahun 1927, pemerintah Hindia
Belanda memberlakukan Bea Cukai untuk mengatur kegiatan
perdagangan antara Indonesia dan negara-negara lain.
Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1946 dibentuklah Jawatan
Bea dan Cukai, kemudian pada tahun 1949 dibentuk Departemen
Keuangan yang juga meliputi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Pada
tahun 1983, terjadi perubahan kebijakan pemerintah dalam rangka
reformasi ekonomi, dimana Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berubah
menjadi lembaga negara yang lebih independen dengan nama Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Namun, pada tahun
1997, BPKP kembali diganti namanya menjadi Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai (DJBC) yang saat ini masih berfungsi sebagai lembaga
pengawas dan pemungut pajak.
B. Jenis-jenis Bea Cukai
Jenis-jenis Bea Cukai dibedakan berdasarkan objek pajaknya, yaitu
sebagai berikut:
1. Bea Masuk
Bea masuk adalah pajak yang dikenakan pada barang impor yang
akan masuk ke dalam wilayah Indonesia. Tarifnya berbeda-beda
tergantung pada jenis barang dan negara asal barang tersebut.
2. Bea Keluar
Bea keluar adalah pajak yang dikenakan pada barang ekspor yang
akan keluar dari wilayah Indonesia. Pajak ini biasanya lebih rendah
atau bahkan bebas tergantung pada jenis barang dan tujuan negara
tujuan ekspor.
3. Bea Serta-Merta
Bea serta-merta adalah pajak yang dikenakan pada barang yang
masuk ke dalam wilayah Indonesia tanpa melalui proses kepabeanan.
Contoh barang yang terkena pajak ini adalah barang bawaan
penumpang atau barang kiriman.
4. Bea Cukai lainnya
Bea cukai lainnya meliputi pajak-pajak yang dikenakan pada
kegiatan ekonomi selain impor dan ekspor, seperti bea penjualan atas
barang mewah, bea masuk kendaraan bermotor, dan bea keluar
kendaraan bermotor.
C. Tarif Bea Cukai
Tarif bea cukai ditetapkan berdasarkan jenis barang yang
dikenakan bea cukai, negara asal barang tersebut, dan nilai barang
tersebut. Tarif bea cukai atas barang yang sama dapat berbeda-beda
antara satu negara dengan negara lainnya.
Tarif bea cukai atas barang yang diimpor ke Indonesia juga dapat
berubah sewaktu-waktu tergantung dari kebijakan pemerintah dan
kondisi ekonomi global. Tarif bea cukai dapat diatur sedemikian rupa
untuk melindungi industri dalam negeri dan mengatur arus impor.
D. Objek Pajak dan Subjek Pajak
Objek pajak dari bea cukai adalah barang-barang yang diimpor
atau diekspor. Subjek pajak bea cukai terdiri dari pengusaha atau
perusahaan yang melakukan kegiatan impor atau ekspor barang, serta
agen pabean atau kepala kantor pabean yang bertanggung jawab atas
penerimaan dan pengawasan bea cukai.
E. Penetapan, Pembayaran, dan Pengawasan Bea Cukai
Penetapan tarif bea cukai dan pengawasan dilakukan oleh
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) sebagai lembaga yang
berwenang dalam bidang bea cukai di Indonesia. Pihak yang melakukan
kegiatan impor atau ekspor wajib membayar bea cukai sesuai dengan
tarif yang telah ditetapkan.
BAB V
Implementasi dan Pelaksanaan
A. Pelaksanaan Bea Materai:
Pelaksanaan Bea Materai di Indonesia diatur oleh Undang-Undang
No. 13 Tahun 1985 tentang Bea Materai. Bea Materai adalah pungutan
atas dokumen atau surat-surat penting yang memerlukan materai sebagai
bukti telah dibayarnya bea materai sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pelaksanaan bea materai dilakukan oleh Kantor Pos Indonesia,
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), dan tempat-tempat
lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Pemerintah juga menetapkan tarif
bea materai yang berlaku untuk setiap dokumen dan surat penting yang
memerlukan materai.
B. Pelaksanaan Bea Cukai:
Pelaksanaan Bea Cukai di Indonesia diatur oleh Undang-Undang
No. 17 Tahun 2006 tentang Cukai. Bea Cukai adalah pungutan atas
barang-barang yang masuk ke Indonesia dari luar negeri atau barang-
barang yang diperdagangkan di dalam negeri. Pemerintah menetapkan
tarif bea cukai yang berlaku untuk setiap jenis barang yang masuk ke
Indonesia.
Pelaksanaan bea cukai dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai (DJBC) yang berada di bawah Kementerian Keuangan. DJBC
memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pengawasan,
pemantauan, dan penindakan terhadap pelanggaran bea cukai di
Indonesia.
C. Kendala dalam Pelaksanaan:
Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan bea materai dan
bea cukai di Indonesia antara lain:
1. Tingginya tingkat korupsi di lembaga pemerintah terkait pelaksanaan
bea materai dan bea cukai.
2. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk melakukan
pengawasan dan pemantauan terhadap barang-barang yang masuk
ke Indonesia.
3. Tingginya angka penyelundupan barang-barang yang masuk ke
Indonesia secara ilegal, yang menyebabkan kerugian negara akibat
penghindaran pembayaran bea cukai.
4. Masih adanya kebijakan-kebijakan yang kurang efektif dalam
mengatur pelaksanaan bea materai dan bea cukai di Indonesia.
D. Strategi untuk Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan:
Beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
efektivitas pelaksanaan bea materai dan bea cukai di Indonesia antara
lain:
1. Memperketat pengawasan dan pemantauan terhadap barang-barang
yang masuk ke Indonesia, termasuk melalui pemanfaatan teknologi
canggih seperti sistem informasi dan jaringan komputer.
2. Mengoptimalkan kerja sama antar lembaga terkait dalam
pelaksanaan bea materai dan bea cukai, termasuk kerja sama dengan
lembaga pemerintah di negara asal barang-barang yang masuk ke
Indonesia.
3. Meningkatkan pengawasan dan pemantauan terhadap lembaga-
lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan bea materai
BAB VII
Dampak Bea Materai dan Bea Cukai
A. Dampak Ekonomi:
Bea materai dan bea cukai memiliki dampak ekonomi yang
signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Di Indonesia,
penerimaan bea cukai menjadi salah satu sumber pendapatan negara
yang cukup besar. Penerimaan bea cukai digunakan untuk membiayai
kegiatan pembangunan nasional dan program-program pemerintah.
Selain itu, pengenaan bea materai dan bea cukai dapat
mempengaruhi harga barang dan jasa yang dikenakan bea tersebut.
Pengenaan bea cukai dapat meningkatkan harga barang impor,
sedangkan pengenaan bea materai dapat meningkatkan biaya
pengurusan dokumen atau surat-surat penting. Hal ini dapat berdampak
pada inflasi dan daya beli masyarakat.
B. Dampak Sosial:
Bea materai dan bea cukai juga memiliki dampak sosial yang dapat
mempengaruhi kehidupan masyarakat. Pengenaan bea cukai dapat
mempengaruhi harga barang-barang impor yang dikenakan bea tersebut.
Hal ini dapat mempengaruhi kebutuhan hidup masyarakat, khususnya
masyarakat dengan tingkat penghasilan rendah.
Sementara itu, pengenaan bea materai dapat mempengaruhi
biaya pengurusan dokumen atau surat-surat penting yang memerlukan
materai. Hal ini dapat membebani masyarakat, terutama masyarakat
yang sering menggunakan dokumen atau surat-surat penting tersebut,
seperti dalam pengurusan administrasi keluarga atau bisnis.
C. Dampak Politik
Bea materai dan bea cukai juga memiliki dampak politik yang
signifikan. Dalam konteks politik, pengenaan bea cukai dapat menjadi alat
proteksi terhadap produk-produk dalam negeri dan meningkatkan daya
saing produk-produk dalam negeri di pasar domestik. Hal ini dapat
mempengaruhi hubungan politik antara negara-negara yang melakukan
perdagangan.
Sementara itu, pengenaan bea materai juga dapat mempengaruhi
hubungan politik antara pemerintah dan masyarakat. Jika biaya
pengurusan dokumen atau surat-surat penting yang memerlukan materai
terlalu tinggi, hal ini dapat memicu protes dan ketidakpuasan masyarakat
terhadap pemerintah, dan dapat mempengaruhi stabilitas politik negara.
BAB VIII
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bea
materai dan bea cukai memiliki peran yang penting dalam perekonomian
suatu negara. Pengenaan bea cukai dapat mempengaruhi harga barang
impor dan menjadi sumber pendapatan negara yang cukup besar,
sementara pengenaan bea materai dapat mempengaruhi biaya
pengurusan dokumen atau surat-surat penting.
Namun, pengenaan bea materai dan bea cukai juga memiliki
dampak sosial dan politik yang signifikan. Pengenaan bea cukai dapat
mempengaruhi kebutuhan hidup masyarakat, khususnya masyarakat
dengan tingkat penghasilan rendah, sedangkan pengenaan bea materai
dapat mempengaruhi stabilitas politik negara jika biaya pengurusan
dokumen atau surat-surat penting terlalu tinggi.
B. Saran
Untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan bea materai dan bea
cukai, perlu dilakukan berbagai strategi, seperti meningkatkan
pengawasan dan penegakan hukum terhadap penyelundupan barang,
mengoptimalkan sistem informasi dan teknologi, dan meningkatkan
kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Selain itu, perlu juga dilakukan evaluasi dan perbaikan atas
kebijakan pengenaan bea materai dan bea cukai untuk mengurangi
dampak negatif terhadap masyarakat. Sebagai contoh, pemerintah dapat
melakukan pengurangan atau penghapusan bea materai untuk dokumen
atau surat-surat penting tertentu yang sering digunakan masyarakat,
seperti akta kelahiran atau surat nikah, sehingga masyarakat tidak
terbebani dengan biaya yang tinggi.
Dengan melakukan berbagai upaya perbaikan dan evaluasi
kebijakan, diharapkan pengenaan bea materai dan bea cukai dapat
memberikan manfaat yang lebih besar bagi perekonomian dan
masyarakat secara keseluruhan.

Anda mungkin juga menyukai